"Tolong, lepaskan aku Anthonio. Kau tak seharusnya ada disini." Maria Ozawa
"Tidak, sampai kapanpun aku tak akan melepaskan mu. Aku tak akan membiarkan mu terluka lagi, Maria." Anthonio Vanders
"Apa yang mereka lakukan di dalam sana?" Marimar Ozawa
Tujuh tahun lamanya menikah, namun tak membuat hati Anthonio tergerak sama sekali. Bahkan hanya sekedar membuka hati pun, tak dapat lelaki itu lakukan. Hatinya benar-benar membeku, menciptakan sikap dinginnya yang kian meledak. Sementara Marimar yang sangat mencintai suaminya, Anthonio. Merasa lelah tatkala mendengar sebuah fakta yang begitu menusuk hatinya.
Lantas, fakta seperti apakah yang membuat sikap Marimar berubah tak hangat seperti dulu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergilah!
Ozawa tiba di mansion bersama Marimar kecil dengan hati yang hancur. Bayangan Luis bersama wanita lain masih terngiang di dalam kepalanya. Ozawa tergugu meratapi nasib buruk yang menimpa dirinya. Sungguh dia tak menyangka bila hal ini terjadi pada dirinya.
Sementara di tempat lain tampak Luis yang tengah mengemudikan mobilnya menuju arah pulang. Membawa Letizia dan Maria kecil pulang ke rumah yang telah Luis berikan pada mereka.
"Luis, sudah berkali-kali aku mengatakan padamu untuk menceritakan tentang hubungan kita kepada Ozawa. Tapi ...."
"Untuk apa aku harus memberitahukan kepadanya. Aku mengenalnya dengan baik, dia tidak akan pernah menerimamu!"
"Nak, sudahlah jangan menangis." Letizia menoleh ke kursi bagian belakang dimana Maria yang tengah tertidur.
"Dengar Luis, walau apapun yang dikatakan oleh Ozawa ... kau harus diam dan mendengarkan nya. Walaupun ... dia ingin kau berpisah dengan ku, terima saja. Karena dia yang berhak atas dirimu lebih dariku."
"Tapi kau juga berhak sepenuhnya. Aku akan membuat Ozawa menerima hubungan kita apa adanya. Karena aku tidak bisa berpisah denganmu ataupun dengannya." Luis menoleh sekilas menatap pada Letizia yang duduk di sampingnya sembari mengemudikan mobilnya.
"Luis, kau tahu apa yang kau katakan itu tidak benar," ujar Letizia mengingatkan.
"Ya, aku tahu kau menghormatinya. Tetapi dia ...." Luis kembali menatap Letizia dan perdebatan pun terjadi diantara keduanya. Kemudian tiba-tiba muncul sebuah truck tepat di depan mobilnya.
Tin ... tin ... tin ....
"Aaaah, Luis awas!"
BRUK ... BRUK ... BRUK .... (Anggap saja suara mobil yang terjatuh ke sebuah jurang)
🥕🥕🥕
Setelah menerima telpon dari pihak rumah sakit yang mengabarkan perihal suaminya mengalami kecelakaan, Ozawa pun bergegas menuju rumah sakit diantar oleh sopir pribadinya. Setibanya di rumah sakit, Ozawa segera turun dari mobil kemudian dia melangkahkan kakinya menuju ruangan dimana Luis berada setelah bertanya pada resepsionis.
Dengan langkah berat, Ozawa berjalan melewati lorong rumah sakit bersamaan dia melihat beberapa perawat mendorong brankar dimana ada sosok wanita yang telah menorehkan luka di hatinya. Ya, wanita itu adalah Letizia yang saat ini telah terbujur kaku di atas brankar tersebut. Lama Ozawa menatap wajah itu, lalu dia melanjutkan kembali langkahnya menuju ruang Melati dimana Luis berada.
"Aaaarrgghh ...." Terdengar suara Luis yang mengerang kesakitan di dalam ruangannya.
"Luis ...." Ozawa berjalan mendekati Luis yang tengah terbaring tak berdaya di atas brankar. Terdapat beberapa selang infus yang menjalar ke tubuhnya, juga perban yang membalut luka di kepalanya.
Seketika hati Ozawa terenyuh melihat keadaan Luis saat ini. Sungguh ada rasa tidak tega dengan apa yang terjadi pada suaminya itu. Meskipun hatinya hancur karena di khianati, tapi tak bisa dipungkiri bila dirinya pun sedih melihat tubuh lemah Luis.
Kini, Ozawa tengah duduk tepat disamping brankar menatap sendu pada Luis yang sedang menahan rasa sakit di tubuhnya. Perlahan tangannya terulur menyentuh tangan besar Luis dengan erat. Seketika mata Ozawa pun mengembun, menahan rasa sesak yang menggerogoti hatinya. Kembali Ozawa mendekatkan wajahnya menatap Luis yang tengah menatapnya dengan wajah melas.
"A- aku t- telah mem buatmu s- sedih b- bukan?" tanya Luis dengan terbata. Kedua netranya masih setia menatap wajah Ozawa yang kini berada tepat di hadapannya.
"Oleh karena itu, aku selama ini menyembunyikannya darimu. Aku sangat berhutang budi pada Daddy mu, oleh karena itu, aku tidak bisa menolak pernikahan ini."
"Aku sudah berkali-kali mencoba untuk melupakan Letizia, tapi waktu mempertemukan kami kembali dan membuatku menginginkannya menjadi istri keduaku," lanjut Luis. Dengan susah payah lelaki itu berusaha menjelaskan apa yang selama ini dia sembunyikan.
"Maafkan aku, Ozawa. Tolong, maafkan aku ...."
"Tidak ...," lirih Ozawa sembari menggelengkan kepalanya, lalu menyentuh bahu Luis dengan lembut. Tanpa Ozawa sadari air mata pun jatuh membasahi wajah cantiknya.
"Ozawa, aaaarrrghh ...." Untuk sekian kalinya Luis pun kembali mengerang kesakitan sembari salah satu tangan besarnya memegang kepalanya yang terasa sakit.
Reflek Ozawa pun menyentuh kepala Luis, kemudian Ozawa menarik tangannya untuk menutup mulutnya. Sungguh Ozawa tidak tega melihat keadaan Luis yang terbaring lemah seperti itu.
"Ozawa, satu hal lagi ... anakku Maria tidak memiliki siapapun di dunia ini," ujar Luis dengan terbata.
"Aku mohon jagalah dia, Ozawa. Karena tidak ada orang lain yang mengasuhnya seperti seorang ibu, Ozawa." pinta Luis dengan wajah melasnya berharap sang istri mengabulkan keinginannya. Bersamaan dengan itu, perlahan genggaman tangan Ozawa pun mengendur lalu terlepas dari genggaman Luis.
Meskipun sudah terlepas dari genggaman tangan Ozawa, namun tak membuat Luis menurunkan tangannya. Tangan besar Luis tetap menengadah ke udara seolah meminta Ozawa untuk berjanji padanya.
"Ozawa, aku mohon padamu Ozawa ...."
"Ozawa, kumohon berjanjilah padaku ... Ozawa ... kumohon, Ozawa ...." Terdengar suara Luis yang begitu tercekat di tenggorokan, tapi sebisa mungkin lelaki itu terus memohon pada Ozawa. Tentu saja hal itu membuat Ozawa terenyuh, lalu kembali menyentuh tangan besar Luis dan disambut oleh salah satu tangan Luis satunya. Dengan susah payah, Luis berusaha bangun dan mencium tangan Ozawa.
"Aaaarrrgghh ...." Tubuh Luis pun terjatuh ke atas brankar yang dia tempati dan perlahan genggamannya pun terlepas dari tangan Ozawa.
DEG!
Seketika Ozawa membeliakkan matanya melihat Luis yang sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya.
"Luis! Luis ...."
FLASHBACK OFF
"Mommy ...," Terdengar suara yang berhasil membuyarkan lamunan Ozawa saat itu.
Ozawa tersentak kaget kala mendengar suara yang cukup familiar di indra pendengarannya. Wanita paruh baya itu menoleh ke asal sumber suara, lalu raut wajahnya pun berubah seketika.
"Ada apa?" tanya Ozawa dingin, tampak wajah nya yang begitu datar tanpa ekspresi.
"A- aku ...."
"Bicara yang jelas! Agar aku bisa mendengarnya," seru Ozawa tanpa menoleh sedikitpun pada Maria yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya.
"Aku pamit, Mom. Aku sudah mengajukan resign dan ini surat pengunduran diriku, Mom. Terima kasih atas kasih sayangmu selama ini yang telah membesarkan dan juga merawat ku, memberiku tempat tinggal, keluarga, kasih sayang dan tentunya telah memberikan namamu untuk diriku."
"Maaf, bila keberadaanku selama ini telah membuat Mommy merasa tidak nyaman. Tapi jauh dalam lubuk hatiku, aku sangat menyayangimu m, Mom."
"Bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kalinya? Aku berjanji setelah ini aku tidak akan muncul lagi di hadapanmu. Dan aku juga tidak akan mengganggu Mommy lagi," pinta Maria dengan nada memohon, berharap sang Mommy mengijinkan dirinya untuk melakukan hal yang begitu diinginkan oleh Maria.
Satu menit, dua menit hingga tiga menit pun sama sekali tidak ada jawaban dari Ozawa. Wanita paruh baya itu terdiam membisu, tak ada sepatah kata pun yang terlontar di bibirnya.
"Mom ...," lirih Maria menatap sendu wajah Mommy nya yang begitu dingin tak tersentuh.
"Pergilah, jika kau ingin pergi. Aku tidak ada waktu untuk meladenimu."
.
.
.
🥕Bersambung🥕
Visual "Suamiku Bukan Milikku"
Marimar Ozawa
Anthonio Vanders
Maria Ozawa
Nyonya Ozawa
Untuk visualnya bila tidak sesuai dengan kriteria kalian, boleh di bayangin sendiri ya sesuai imajinasi kalian semua 😊🙏
d saat sadar gk ada yg nungguin.
semoga mommy mau merawat nya
d lihat dar cara dia khawatir
trus klo soal maria
mungkin merasa bersalah aja.kyak nya ya😁😁😁
biar bahagia sama mommy nya
kasian dia
km msih d beri kesempatan utk memperbaiki dri
semoga dia bisa bahagia dengan caran nya sendri
kyak nya maria sangat sayang sama kaamu juga mama mu mar.terlepas dia anak sp.
dia kan juga gk mau lahir dr rahim siyap🫢😁😁