Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MIMPI RAGIL
Arfan terkejut ketika Adele bicara seperti itu kepada Ragil. Dan Ragil sendiri pun menjadi semakin salah tingkah kepadanya hingga akhirnya dia memilih diam tanpa banyak berbicara lagi kepada Adele.
Karena tidak dipedulikan oleh Ragil, Adele pun akhirnya tidak bicara lagi.
"Baru kali ini aku dibuat salah tingkah dengan seseorang," gumam batin Ragil.
"Aku yakin jika yang bicara seperti itu bukan Adele, pasti tuan Ragil akan langsung mencekiknya," batin Arfan.
Akhirnya mobil yang mereka naiki sampai juga di rumah mewah milik Ragil.
"Om Galak. Terimakasih atas tumpangannya. Adele pulang dulu," ucap Adele sambil mencium tangan Ragil.
"Eh. Apa yang kamu lakukan?" terkejutlah Ragil ketika tiba-tiba tangannya dicium oleh Adele.
"Kata mama, Adele harus hormat dan sopan sama orang tua," jawab Adele membuat Arfan tersenyum tertahan.
Ragil terdiam mendengar jawabannya Adele. "Daaaa, Om. Sampai jumpa nanti malam," ucap Adele sambil ke luar dari dalam mobil.
Adele lalu ingin ke luar dari pintu gerbang. Hanya saja di saat dia akan melangkah dibuat terkejut karena ada banyak anak buah yang berjaga.
Ragil yang sudah ke luar dari dalam mobil dan melihat Adele tidak jadi pergi langsung berbisik kepada Arfan. "Kenapa dia tidak jadi pergi?"
"Sepertinya Adele takut sama anak buah Anda, Tuan Ragil," jawab Arfan.
"Coba kamu tanya dia," kata Ragil.
"Baik, Tuan," jawab Arfan.
"Lho, Adele kenapa tidak jadi pulang?" tanya Arfan.
"Mereka siapa, Om?" Adele menunjuk para anak buah yang sedang memperhatikannya.
"Adele takut," jawabnya.
Arfan tersenyum mendengar Adele ketakutan seperti itu. "Mereka wajahnya menyeramkan sekali," ujarnya.
"Adele kira Om Galak sudah menyeramkan, ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka," jujur Adele membuat Ragil melotot di balik kaca mata hitamnya.
"Dia bilang apa? Saya menyeramkan?" gumam Ragil masih didengar oleh Arfan.
"Pulanglah, Adele. Mereka tidak akan menyakitimu, percayalah," kata Arfan.
Adele menggelengkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca ingin menangis. Dan akhirnya dia menangis juga.
"Huwwaaaaa, mama ... " ucapnya.
"Mama, Adele takut pulang. Mama ... " tangisnya cukup kencang.
"Eh, kenapa kamu menangis. Diam nggak! berisik!" marah Ragil akhirnya Adele diam.
"Kalian. Jangan pernah menyakiti Adele. Biarkan dia sesuka hatinya, mengerti!" tegas Ragil kepada para anak buahnya.
"Mengerti, Tuan," jawab serempak dari anak buah.
"Sekarang bukain pintu gerbangnya, Adele mau pulang," perintah Ragil.
"Baik, Tuan," jawab sang anak buah.
Anak buah itu lalu membukakan pintu gerbangnya untuk Adele. Dan Adele berjalan perlahan pulang ke rumahnya setelah berhasil ke luar dari situ.
Setelah Adele sudah pergi, Ragil langsung melepaskan kaca mata hitamnya. "Huh ... "
"Baru kali ini saya dibuat tidak berdaya oleh seseorang. Dan orang itu adalah Adele," gumam Ragil.
"Tapi dia lucu, Tuan."
"Selain wajahnya yang cantik dan imut, Adele mirip bocah SD," ujar Arfan.
"Apalah dia terserahlah. Sekarang dia sudah pergi dari rumah saya," ucap Ragil.
"Saya mau mandi. Kamu terus awasi si Clara dan mamanya," perintah Ragil.
Arfan menganggukkan kepalanya lalu berpamitan pergi untuk mengambil mobilnya yang masih dia tinggal di toko buku.
Sedangkan Ragil langsung masuk ke dalam kamarnya lalu berendam di dalam bathtub miliknya.
Ragil memejamkan matanya menikmati sentuhan air yang merendam tubuhnya, lalu sekilas ingatan seorang anak kecil berjenis kelam1n perempuan sedang bermain dengan seorang laki-laki yang Ragil perkirakan itu ayahnya.
"Ayo sini," ucap sang ayah kepada putrinya dan sang putri pun langsung berlari kearahnya dengan perasaan senang.
Hap!
Sang ayah menangkapnya dan di saat sang ayah menggendongnya ke atas jepretan kamera pun mengabadikannya.
"Haaaaahhhh ... " Ragil terbangun dari tidurnya sesaat. Nafasnya terengah-engah.
Sekarang terlihat ada sebuah bingkai foto yang gambarnya mirip persis seperti yang tadi Ragil mimpikan.
"Non Adele ... " panggil sang bibi sambil masuk ke dalam kamarnya.
Ternyata foto itu fotonya Adele dan papanya waktu sang papa masih hidup.
"Ini semua bukunya dari pak Riyan," ujarnya memberikan semua buku yang Adele beli tadi.
"Taruh di atas ranjang saja, Bibi. Adele mau mandi," jawab Adele yang sedang melepaskan hijabnya.
Sang bibi pun mengangguk lalu dia pergi dari dalam kamar Adele.
"Kenapa aku selalu memimpikan gadis kecil itu dan ayahnya," gumam Ragil.
"Sudah tiga tahun ini aku selalu melihat mereka berdua di dalam mimpiku. Apa jangan-jangan mataku ini salah satunya milik mereka?" ucap Ragil.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣