NovelToon NovelToon
Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Pelakor jahat
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

Thalia Puspita Hakim, perempuan berusia 26 tahun itu tahu bahwa hidupnya tidak akan tenang saat memutuskan untuk menerima lamaran Bhumi Satya Dirgantara. Thalia bersedia menikah dengan Bhumi untuk melunaskan utang keluarganya. Ia pun tahu, Bhumi menginginkannya hanya karena ingin menuntaskan dendam atas kesalahannya lima tahun yang lalu.

Thalia pun tahu, statusnya sebagai istri Bhumi tak lantas membuat Bhumi menjadikannya satu-satu perempuan di hidup pria itu.

Hubungan mereka nyatanya tak sesederhana tentang dendam. Sebab ada satu rahasia besar yang Thalia sembunyikan rapat-rapat di belakang Bhumi.

Akankah keduanya bisa hidup bahagia bersama? Atau, justru akhirnya memilih bahagia dengan jalan hidup masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DOMINASI RASA KEBENCIAN

"Kamu di sini, Tha?" Adelia menyapanya dengan ramah. Ia lalu tanpa sungkan memeluk lengan Bhumi. "Sama Julian juga? Waah, kebetulan sekali."

Thalia sama sekali tidak memasang wajah ramah pada kakak tirinya itu. Alih-alih cemburu pada tingkah dua manusia yang ia benci itu, Thalia justru mengabaikan keberadaan mereka. Setelah mengambil satu pot kaktus kecil, ia segera menggandeng tangan Julian dan berjalan menuju kasir.

Di depan mereka terdapat beberapa orang yang ikut mengantri.

Julian lalu mendekatkan wajahnya ke Thalia, sembari berkata, "Kamu tunggu di mobil. Ini biar aku yang bayar."

Julian mengambil alih pot kecil tersebut. Senyum lembut pria itu membuat Thalia ikut tersenyum sebelum akhirnya mengangguk.

"Nanti aku transfer uangnya. Thanks, Jul." Thalia kemudian berjalan keluar dengan santai.

Ia benar-benar tidak menganggap keberadaan Adelia dan Bhumi. Namun, tepat saat ia akan segera membuka pintu mobil, lengannya lebih dulu ditarik seseorang dengan paksa.

Bhumi.

Sialan memang. Pria itu bahkan menarik Thalia menjauh dari mobil Julian dengan kasar.

"Jangan teriak kalau kamu nggak mau saya melakukan hal nekat di sini, Thalia!" katanya, rendah dan penuh penekanan.

"Bajingan!" umpat Thalia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Bhumi.

"Berhenti mengumpat Thalia!"

Thalia berdecih. Menatap Bhumi semakin tajam. "Brengsek! Bajingan!"

Langkah Bhumi semakin cepat hingga akhirnya mereka sampai di sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari toko bunga.

"Masuk!"

"Nggak!"

Rahang Bhumi mengetat. Kemudian membuka pintu mobil dengan cepat dan mengangkat tubuh Thalia untuk dimasukkan ke dalam mobil.

Bhumi memberi kode lewat matanya untuk Aji agar keluar lebih dulu.

"Aku mau keluar!" Thalia hendak membuka pintu sebelahnya, tetapi tubuhnya lebih dulu di tarik Bhumi hingga membuatnya terhuyung membentur sandaran kursi.

Bhumi segera mengukung tubuh mungil itu dengan tubuhnya yang besar. "Jangan bertingkah, Thalia! Kamu tahu sendiri bagaimana hukumannya jika kamu berani melawan."

"Bertingkah bagaimana maksudmu? Aku hanya pergi bekerja." Ingin rasanya Thalia mengumpat tepat di depan wajah Bhumi. Atau minimal berteriak di telinga pria angkuh itu bahwa ia tidak pernah macam-macam selama menjadi istri Bhumi.

"Bekerja? Pergi ke toko bunga berdua dengan pria itu kamu sebut bekerja? Ah, saya tahu. Kamu habis melayani dia. Iya, kan?"

Bhumi selalu menuduhnya seperti jalang. Cukup aneh, sebab Bhumi bertingkah seperti tidak suka suka jika Thalia dekat dengan pria lain.

Thalia mendorong dada Bhumi dengan kuat. Namun, percuma, sedikit pun pria itu tidak menggeser dari posisinya. Thalia akhirnya pasrah terpojok di sudut kursi mobil dan jendela, sementara Bhumi berada di atas tubuhnya.

"Sudah tahu jawabannya kenapa malah bertanya lagi? Mau mendengar langsung dari mulutku kalau aku baru saja selesai mela-hmmph!" Mata Thalia membesar saat Bhumi membungkam mulutnya dengan bibirnya.

Bhumi brengsek!

Pria itu terus memaksa untuk mencumbu Thalia. Satu tangannya menarik tengkuk wanita itu dan satu tangan yang lainnya mengunci tangan Thalia agar tidak lagi berontak. Sampai akhirnya Bhumi merasa Thalia mulai kehabisan napas, barulah Bhumi melepaskan pagutannya.

Ibu jarinya mengusap lembut bibir Thalia yang membengkak. Dada wanita itu kembang kempis dengan mulut terkatup rapat. Sorot kemarahan netra pekat itu membuat Banyu terkekeh manis.

"Jangan menatap saya seperti itu. Amarahmu itu bisa membangkitkan gairah saya."

"Bangsat!" umpat Thalia dengan tajam.

"Kamu yang membuat saya seperti ini. Kamu yang memulai semuanya, Thalia. Dasar gadis kecil! Berani-beraninya kamu memainkan perasaan saya!" Banyu melonggarkan ikatan dasinya.

Tiba-tiba terdengar deringan dari tas kecil Thalia. Tanpa menghiraukan lirikan tajam Bhumi, Thalia segera meraih ponselnya.

"Iya, Jul. Tunggu ya. Sebentar lagi." Panggilan tersebut ia putuskan secara sepihak. Thalia pun segera merapikan penampilannya yang berantakan akibat ulah Bhumi.

Saat tangannya hendak menggapai handel pintu mobil, tangan Bhumi lebih dulu berada di sana.

"Kamu pulang bersama saya." Nada rendah nan tegas itu adalah isyarat bahwa keputusan itu sama sekali tidak bisa dinego.

"Gila! Yang ada selingkuhan kamu itu bakal ngamuk!" Thalia tersenyum tipis, begitu sinis dan terlihat angkuh. "Untuk sekarang, urus saja urusan kita masing-masing, ya, Tuan Bhumi yang terhormat."

Sial! Bhumi melupakan bahwa tadi ia datang bersama Adelia

Thalia kemudian mendorong tubuh Bhumi dengan mudah. Wanita itu jelas tahu bahwa Adelia adalah kelemahan Bhumi. Ah, pria itu bahkan tidak pernah membiarkan Adelia terluka sedikitpun. Sekalipun sosok berwajah malaikat itu memiliki sifat kejam seperti iblis.

Tapi mereka memang cocok. Iblis dengan iblis, pantas saja hubungan mereka awet.

***

"Are you okay?"

Thalia berdeham, lalu mengangguk. "Santai Jul. Jangan tegang begitu. Kayak nggak pernah lihat Bhumi ngamuk aja," kekehnya ringan.

Julia menghela napasnya. Matanya jelas menatap Thalia dengan cemas. Apalagi saat matanya menangkap bekas kemerahan di pergelangan tangan Thalia serta pakaiannya yang tidak serapi tadi. Apalagi bibirnya yang terlihat bengkak dan pucat.

Tiba-tiba Julian menginjak rem. Thalia menatapnya bingung seiring dengan tatapan Thalia yang kemudian menyapu area sekitarnya. Posisi mereka masih jauh dari tempat putrinya berada.

"Rapikan riasanmu. Jemia bisa khawatir Mamanya datang sepucat ini," saran Julian dengan nada cemas.

"Aah, iya. Sebentar." Thalia kemudian merogoh lipstik dari tas kecilnya. Menggunakan cermin kecil yang selalu ia bawa, Thalia kemudian merapikan riasannya. "Gimana? Udah cantik belum?" Wanita itu menoleh ke arah Julian.

Julian hendak mengusap kepala Thalia, tetapi dengan cepat wanita itu menghindar. Julian tertawa pelan. Kemudian menggaruk kepalanya yang tak benar-benar gatal.

"Semenjak jadi istri Bhumi kamu menghindar kontak fisik denganku, ya?"

Mata Thalia menyipit ke arah Julian. Tangannya menepuk lengan Julian pelan.

"Baper banget sih Jul," gurau Thalia.

Julian pura-pura merajuk. Namun, tak urung ia kembali melajukan mobil membelah jalanan.

"Bhumi masih belum tahu tentang Jemia?"

Thalia menghela napasnya. Lalu menggeleng pelan. "Dia nggak perlu tahu. Toh dia sebenarnya nggak mau punya anak. Dia hanya mau pewaris keluarganya. Cukup aku yang dijadikan alat untuk harta dan kekuasaan. Anakku jangan. Jemia terlalu berharga untuk dijadikan alat Bhumi sebagai syarat dia naik tahta."

Bayangan tentang Bhumi yang menghibur Adelia lima tahun lalu masih begitu Thalia ingat. Tentang bagaimana niat licik pria itu untuk menjadikan calon anak mereka sebagai syarat Bhumi menjadi CEO perusahaan keluarganya. Kalau saja Thalia tidak mengetahui itu, mungkin Thalia tidak akan menciptakan skenario yang membuat Bhumi sangat membencinya hingga sekarang.

"Kamu tidak cemburu melihat Bhumi dengan Adelia? Yaa, terbersit sedikit rasa mungkin."

Thalia tertawa keras. "Jangan membual, Jul. Nggak ada cinta di antara kami berdua. Dia lebih cocok dengan perempuan ular itu daripada aku."

Akhirnya mereka pun sampai di rumah minimalis yang tampak asri. Di sekitar perkarangan, terdapat banyak tanaman yang begitu memanjakan mata. Thalia segera turun, begitu pula Julian.

"Mamaa!"

Thalia baru saja turun dari mobil saat mendengar suara riang anak perempuan memanggilnya dari dalam rumah.

Thalia segera berjongkok menyambut putri kecilnya itu.

"Mia kangen...." lirih anak itu sembari memeluk Thalia. Tangan mungilnya memeluk leher Thalia dengan erat.

Wajah sumringah Thalia mendadak pudar, bergantikan wajah cemas. Satu tangannya lalu mendarat di kening Jemia.

Tak lama kemudian, seorang perempuan paruh baya ikut keluar dari rumah. "Non Mia sakit, Bu. Dari subuh badannya panas. Tadinya dia lagi istirahat, tapi pas dengar suara mobil dia langsung lari ke sini."

Julian ikut memeriksa kondisi Jemia. "Mau dibawa ke rumah sakit, Tha?"

"Mia nggak mau ke sana. Maunya disini aja. Tapi sama Mama." Anak dengan surai ikal panjang hingga pinggang itu menggeleng cepat. Dekapannya semakin mengerat di leher Thalia.

Thalia dan Julian saling melempar tatap. Saat Julian mengangguk, barulah Thalia ikut mengangguk.

"Mia dengan Bibi dulu, ya. Mama mau bicara dengan Om Julian."

Anak itu sebenarnya enggan. Namun, melihat kode dari Julian akhirnya ia mengangguk. Kemudian segera beralih ke dekapan Bi Asih.

Ponsel Thalia tiba-tiba berdering. Awalnya Thalia ingin mengabaikan itu. Namun, deringan itu semakin gencar terdengar.

Kontak dengan nama Pria Iblis muncul. Deringan itu berhenti. Namun, sebuah pesan muncul di notifikasi.

Pulang sekarang atau saya benar-benar akan mengurungmu di rumah setelah ini.

*

*

*

Mohon dukungannya ya. Menurut kalian, Bhumi bagusnya diapain? 🤣

1
partini
cara nya ya hamil lagi itu paling di antara yg paling
Teti Hayati
weh weh weh... ada yg ketar-ketir... 😄
Teti Hayati
Ini udh ngaku...?? udah gak gengsi lagi ceritanya....??
Rahayu Ayu
Enak banget jadi Bhumi,
selalu menghina Thalia dengan menyebut JALANG, tapi tetep doyan tubuh Thalia, sampai fitnah punya anak hasil hubungan dengan Julian, giliran udah tau kl anak itu anak kandungnya sok pengin di akui ayah.
preet, bergaya mau mengumumkan pernikahan, Kemarin " otaknya ngelayap kemana aja Broo.
Rahayu Ayu: he he he...esmosi kak...🤭
total 2 replies
Teti Hayati
Rekomended..!!
Yuu mampir, nyesel dh kalo gak baca..
maksa bgt yaa, tapi emang ceritanya bagus ko.. diksinya bagus, emosi alur sesuai porsinya, gak lebay gak menye-menye...
Edelweis Namira: kamu jugaa😍
total 3 replies
Bunda
Ga rela banget kalo jalannya bhumi mulus gitu 😤
Edelweis Namira: Gaaak. aku juga gak relaaa
total 1 replies
Suhainah Haris
lalu bagaimana dengan Adelia Bumi,kamu mau poligami?
Teti Hayati
Heeeyyy....
enteng sekali pengakuan anda Tuan,
amnesia kah apa yg kau lakukan sebelum tau tentang Jemia..??
Masiih ingat gak kata ja lang yg sering kau sematkan untuk Thalia..?? dan dg tanpa beban setitikpun bilang Thalia dan Jemia hal yg "paling berharga" dihidupmu.. 😏
Arga Putri Kediri
lanjut kak thor💪💪💪😍😍😍
Arga Putri Kediri
like
partini
mau lovely doply ❤️❤️❤️
sabarrrr
Bunda
untuk bhumi thor....cuma 1.kata " MAMPUS "
Suhainah Haris
siapkan berbagai trik dan usaha ya Bumi, karena gak mudah kayaknya mengambil hati Jemia🤭
Edelweis Namira: Ayahnya udah punya pacar🤣
total 1 replies
Teti Hayati
😄😄..
kurang ka,
Edelweis Namira: Ngakak aku🤣
total 1 replies
Sur Tini
nah lho bhumi gimana tuh🤣🤣
Bunda
ini apk.dr kemarin susah bener dibukanya...giliran kebuka...kebuka,episodnya ga ada...🤣
Suhainah Haris
bisalah bonusnya di double kak😄
Suhainah Haris
jalanmu pasti gak akan mudah Bumi,Mia jelas"gak suka sama kamu,selamat berjuang,dan pastinya Adel gak akan diam
Suhainah Haris
ini baru awal Bumi, siapkan hatimu
Teti Hayati
Eeet... tidak semudah yang kau bayangkan Tuan.. 🤭
coba gimana rasanya ntar pas ketemu langsung, Jemia menolak km sebagai Papanya.. atau reaksimu saat Jemia malah berdoa untuk Papa yg katanya udah di Surga... 🤭
Edelweis Namira: Shock banget deh tu. hahahha
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!