Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
Retta meletakkan pakaian ganti Vanno di atas tempat tidur. Dia segera mengambil keranjang kotor dan membawanya ke ruang laundry. Ketika hendak memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci, mbak Asih, yang bertugas untuk mencuci seluruh pakaian kotor di rumah itu, menghentikannya.
"Biar saya saja yang mencuci, Non."Kata mbak Asih sambil berniat mengambil pakaian kotor dari tangan Retta.
"Nggak usah mbak, mulai sekarang untuk pakaian mas Vanno biar saya yang cuci." Jawabnya Retta sambil tersenyum.
Melihat Retta sangat gigih menolak, akhirnya mbak Asih membiarkannya melakukan pekerjaan itu. Setelah memasukkan semua pakaian kotor ke mesin cuci, Retta segera menuju meja makan untuk melihat apakah mertua dan suaminya sudah disana apa belum.
"Sayang, ini tadi kamu yang masak?" Tanya Mommy sambil keluar dari dapur dan membawa segelas susu.
"Ti-tidak semua kok Mom, Retta hanya membantu bi Mar sedikit." Jawabnya sambil menyiapkan sarapan. Retta melirik mertuanya yang sedang membawa segelas susu. "Mommy biasa minum susu di pagi hari?" tanyanya.
"Iya sayang. Kata dokter keluarga ini bagus buat tulang, mommy kan maunya sehat selalu. Biar bisa main sama cucu terus." Jawabnya sambil mengedipkan mata kepada Retta. Sementara Retta salah tingkah mendengar kata-kata mertuanya. "Suami kamu belum bangun?" sambungnya lagi.
Belum sempat Retta menjawab, Vanno sudah menyahut dari belakang sang Mommy. "Vanno sudah bangun dari subuh kali Mom, sudah lari pagi keliling komplek juga." Jawabnya sambil mendudukkan diri di kursinya.
"Emang kamu bisa bangun subuh-subuh jika tidak dibangunin?. Atau, jangan-jangan semalaman kamu tidak tidur ya Van?" Kata sang Mommy sambil tersenyum jahil.
Mendengar perkataan mommynya Vanno mendengus. "Mommy apaan sih, bisa nggak pikirannya jangan aneh-aneh. Ini masih pagi Mom." Kata Vanno kesal.
Mommy hanya manggut-manggut mendengar jawaban putranya. "Oke, mommy tidak akan berpikiran yang aneh-aneh karena masih pagi, mommy akan pikirkan saja nanti kalau sudah siang," goda mommy.
"Moommm!!" Vanno menggeram kesal.
Melihat putra semata wayangnya terlihat kesal, mommy tersenyum dan berkata, "Iya, iya. Mommy akan diam. Sudah, sekarang sarapan. Setelah ini mommy mau bicara dengan kalian." Vanno dan Retta segera mengangguk.
Ketika Retta hendak mengambilkan nasi untuk mertuanya, mommy melarangnya. Mommy meminta Retta melayani suaminya saja. Retta segera mengambilkan makanan untuk suaminya. Mereka menikmati sarapan pagi itu sambil sedikit bercerita.
"Tumben masakan bi Mar beda Mom, perkedel ini rasanya tidak seperti biasanya. Gurih dan pedasnya pas." Kata Vanno sambil terus mengunyah.
Mommy tersenyum bahagia melihat putranya menyukai masakan istrinya. "Tentu saja rasanya beda, bumbunya saja beda kok," sahut mommy.
Vanno dan Retta menoleh ke arah mommy, terutama Retta. Dia sedikit bingung dan khawatir. Jangan-jangan dia memasukkan bumbu yang tidak seharusnya.
"Lhah, memang apanya yang beda, bumbunya ya pasti itu-itu saja." Jawab Vanno.
"Ya beda lah, perkedel ini ada bumbu rahasianya." Kata mommy.
"Apa bumbu rahasianya?" tanya Vanno.
"Bumbu cinta dan kasih sayang." Jawab mommy dengan santainya. "Perkedel dan sambal goreng ati ini yang buat istri kamu." Lanjut mommy.
Vanno hampir tersedak mendengar perkataan sang mommy. Bisa-bisanya mommynya mengatakan hal seperti itu. Sementara Retta hanya bisa menunduk sambil memainkan sendoknya.
"Ma-maaf jika rasanya kurang pas. Saya masih belajar, dulu cuma bantu ibuk menyiapkan bumbunya saja, tidak pernah mencoba memasaknya." Kata Retta masih sambil menunduk.
"Nggak apa-apa sayang, ini sudah cukup enak kok. Lihat itu perkedelnya sudah hampir dihabiskan oleh suami kamu." Kata mommy sambil menunjuk piring Vanno.
Mendengar mommynya menyindir, Vanno berdehem dan berkata, "Enak kok perkedel dan sambal gorengnya. Aku suka" Katanya sambil berusaha untuk menyembunyikan senyumannya. Dia merasa malu.
Mendengar perkataan mommy dan suaminya, Retta tersenyum bahagia. Sarapan pagi itu dilanjutkan dengan diselingi obrolan ringan.
\=\=\=\=\=
Mau up next part nya nggak nih…
Kasih comment dong biar semangat upnya..😉😉