Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keduapuluh Enam Penemuan Mayat
Dari sekian kabar berhembus desas desus di desa Sendayu dihebohkan dengan berita tentang penemuan sosok mayat perempuan di sebuah rumah pinggir kampung sebelah , awalnya mereka mengetahui perempuan itu sebagai pembantu di rumah tersebut namun mereka tidak tahu siapa pemilik rumah tersebut ,
Polisi dan tenaga medis saling bekerjasama menangani kasus mayat perempuan tersebut dugaan sementara adalah karena bunuh diri tapi di tempat kejadian ada jejak kegiatan orang lain mereka masih menyelidiki ,
Pintu rumah Dewina di ketuk oleh seseorang , Lastri yang sedang menyiapkan sarapan mendengar lalu berjalan ke ruang tamu membuka pintu , alangkah terkejut melihat Yanto berdiri di depan pintu rumahnya dalam keadaan berantakan .
Lastri menatap curiga tidak begitu saja menerima Yanto masuk ke dalam rumah . "Duduk di luar saja kita bicara di teras ," Lastri berjalan ke teras dan duduk berseberangan dengan Yanto . "Maaf Bu de aku ke sini mau bertemu dengan Wina boleh ?" Yanto dengan yakin kalau Dewina akan menemuinya .
Lastri merasa ada yang disembunyikan oleh Yanto . "Katakan saja nanti aku sampaikan ," jawab Lastri dengan ekspresi tidak suka melihat Yanto . “Tapi ,,,, ini sangat penting Bu de aku mohon ,agar hidupku tenang ," jawabnya meneteskan airmata .
Dewina ke luar dan duduk di sebelah ibunya menatap Yanto dengan tajam tanpa berkedip . “Win , aku minta maaf atas kejadian waktu itu sesungguhnya aku cinta sama kamu tapi aku malu mengatakannya sampai aku gelap mata dan membuatmu terluka , maafkan aku Win ," jelas Yanto menghapus air matanya menatap Dewina .
Dewina menghembuskan napas panjang . "Aku tidak peduli perasaanmu terhadapku dan perbuatanmu harus dipertanggungjawabkan , aku ingin menjalani hidup dengan tenang tanpa ada orang jahat di sekelilingku apalagi orang sepertimu memang harus di berantas , apa kamu mau mengakui kesalahanmu pada orang lain ? "ungkap Dewina yang sebenarnya sudah tahu siapa Yanto sebenarnya .
"Maksudmu apa Win , aku tidak punya masalah apapun dengan orang lain aku hanya melakukan itu hanya sama kamu ," bohong Yanto menutupi perbuatannya pada pembantunya karena masalah pribadi .
"Kalau kamu tidak mengakui biar karma yang menjawab jadi kamu hanya perlu waktu sampai malam ini selanjutnya kamu tidak akan pernah mengenali dirimu sendiri ," kali ini Dewina dengan serius dan menekan katanya .
Yanto di buat bungkam dengan perkataan Dewina , ia tidak menyangka jika Dewina ternyata seperti orang peramal handal Yanto hendak pergi di tahan oleh Lastri . "Yanto ,,, bertaubatlah sebelum kematianmu menghampiri karena penyesalanmu akan menyakitkan jika sampai taubatmu belum kamu laksanakan ," Lastri menasehati Yanto .
Yanto semakin yakin jika ibu dan anak bukan manusia ia bergidik ngeri menatap keduanya beranjak pergi sambil berlari semakin menjauh ia masuk ke dalam hutan tempat ia tinggal jauh dari perkampungan .
Dewina dan Lastri saling pandang lalu tertawa bersama . "Kenapa wajah ibu di buat seram gitu gak lucu ,Bu ,“ kata Dewina beranjak dari tempat duduk berangkat bekerja sambil mengayuh sepeda .
"Kamu juga kenapa serius sekali sampai Yanto lari sangat kenceng ," balas Lastri memulai beres-beres rumah lalu bekerja .
Waktu Dewina sampai di perbatasan desa melihat seorang pemuda tampan bersama seorang ibu-ibu sedang berbincang serius , hatinya merasa berdesir ketika sudah melewati jarak jauh pemuda tersebut melihat Dewina sambil tersenyum , hampir saja sepedanya jatuh karena Dewina fokus pada pemuda tersebut