Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30.kencan?!.
Anandita mengikuti Gavin masuk ke toko pakaian dengan merk ternama yang ada di mall besar itu.
"Ayo pilih"perintah Gavin menyuruh Anandita untuk memilih pakaian yang ingin dibelinya,tapi saat Anandita mengambil satu lembar pakaian dan melihat kelebel harga,Anandita terkejut'diatas satu juta' batinnya ,Anandita langsung mengembalikan lagi baju yang dipegangnya dan mencoba mencari yang lain, tapi ternyata harganya lebih mahal dari baju yang pertama diambilnya tadi.
Anandita menatap kearah Gavin yang duduk sambil menatap kearahnya.
Segera Anandita menghampiri Gavin dan mendekatkan wajahnya kearah Gavin.
"Vin kita belanja ditempat lain aja ya,disini harga bajunya mahal mahal nanti uang kamu habis",bisik Anandita ditelinga Gavin karena takut kalau sampai penjaga toko mendengar apa yang diucapkannya.
"Tidak papa pilih saja mana yang kamu suka".ucap Gavin menyuruh Anandita kembali memilih deretan baju yang ada dietalase toko itu.
Tapi Anandita tidak bergerak dari tempatnya,dia tetap bersikeras tidak mau untuk memilih baju ditoko itu.
"An...,aku yang membayarnya jadi kau tak perlu khawatir",ucap Gavin mulai sebal dengan sikap Anandita yang masih bersikeras tidak mau memilih baju yang ada ditoko itu.
"Kalau kau tidak mau memilih aku akan membatalkan kencan kita hari ini!"ancam Gavin.
Mendengar ancaman Gavin dengan berat hati Anandita mengambil baju yang ada dideretan pajangan itu dan membawanya kekamar pas.
Melihat itu Gavin bnagkit dari kursinya dan langsung memilih beberapa baju yang menurutnya cocok dipakai Anandita,lalu membawanya kekamar pas tempat Anandita mencoba baju tadi.
Toko yang dimasuki Gavin itu dulu adalah toko langganan sang bunda waktu masih hidup, jadi petugas toko itu sudah sangat kenal dengan Gavin.
Gavin berdiri didepan kamar pas sambil membawa beberapa baju yang diambilnya dari pajangan.
Lama menunggu akhirnya Anandita keluar dari dalam kamar pas dengan memakai baju yang dibawanya tadi,melihat Gavin ada didepannya Anandita langsung minta pendapat Gavin.
"Bagaimana?"tanya Anandita dengan tidak bersemangat.
Gavin menatap penampilan Anandita yang memakai baju lengan panjang warna hijau Zamrud itu.
"Coba yang lain" ucap Gavin sambil menyodorkan beberapa baju kearah Anandita untuk dicoba.
"Sebanyak ini!"tanya Anandita sambil menatap baju yang disodorkan Gavin padanya.
"Hanya mencoba tidak ada salahnya"
Melihat ekspresi Gavin yang sangat berharap itu ,akhirnya Anandita setuju untuk mencobanya.
Didalam kamar pas Anandita menatap baju baju yang diminta Gavin untuk dicobanya, Anandita menghela nafas dengan berat sambil melepas baju yang dicobanya tadi dan menggantungnya lagi.
Baju pertama yang dicoba Anandita sebuah Gaun putih lengan panjang dengan potongan sederhana tapi terlihat manis ditubuhnya.
setelah selesai memakainya Anandita langsung keluar dari kamar pas dan menemui Gavin.
"Bagaimana?" tanya Anandita.
Gavin menatap penampilan Anandita dengan gaun putih sederhana itu.
"Cantik"ucapnya sambil menarik tubuh Anandita keluar dari ruang ganti dan mengajaknya berjalan ke kasir untuk membayar gaun yang dipakai Anandita.
"Vin kau yakin akan membelikan gaun ini untukku"tanya Anandita.
"Iya,kau cantik sekali memakainya"jawab gavin.
"Tapi...,Anandita bermaksud mencegah Gavin untuk membelikannya gaun itu karena Anandita tau harganya tidak murah.
Tapi sepertinya Gavin tidak perduli dengan protes yang dikeluarkan oleh Anandita.
Bahkan Gavin meminta pada pelayan toko untuk mencarikan sepatu dan tas yang cocok dipakai dengan gaun itu.
Anandita hanya bisa melongo melihat pelayan itu mengeluarkan sepatu dan tas dengan harga fantastis.
Melihat benda benda yang dikeluarkan
pelayan itu Gavin langsung mengiyakannya,membuat Anandita terbelalak melihatnya.
Rasanya saat ini dia tidak tega untuk memakai sepatu itu dikakinya, karena harga sepasang sepatu itu lebih mahal dari gajihnya selama dua bulan,belum lagi tas yang dibelikan Gavin membuat Anandita benar benar takut untuk memakainya karena harganya lebih dari tiga digit dengan angka nol enam,sebuah harga yang sangat fantastis bagi Anandita yang biasa beli barang dipasar tradisional.
Saat Gavin akan membelikan beberapa lembar baju lagi dari toko itu Anandita langsung menarik Gavin untuk segera keluar dari sana.
"Ayo kita jalan ketempat lain"Ajak Anandita.
"Tapi An.."
"Lain kali lagi"ucap Anandita tanpa memperdulikan protes Gavin.
"Baiklah,ucap Gavin sambil menggandeng tangan Anandita,berjalan di dalam Mall itu.
Kau tidak berganti baju"tanya Anandita karena melihat Gavin masih memakai seragam sekolahnya dibalik hoddy hitam yang dipakainnya.
Gavin hanya menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?"tanya Anandita dengan bingung.
"Seperti ini lebih asik benar benar berasa kita sedang kencan pertama"bisik Gavin ditelinga sang istri.
"Tapi ini memang kencan pertama kita"
"Ya dan kau apa tidak merasa ini menyenangkan,berkencan dengan memakai seragam sekolah,seperti Anak remaja lainnya".
"Tapi aku bukan remaja lagi Vin"
"Lihat dirimu"ucap Gavin mengajak Anandita berdiri depan kaca sebuah toko yang dapat memantulkan bayangan mereka berdua.
"Bukankah kita seperti sepasang Abg lainnya".
Anandita memperhatikan penampilannya dan Gavin,ternyata benar seperti yang dikatakan Gavin mereka benar benar mirip pasangan Abg.
"Kau cantik sekali hari ini"ucap Gavin dengan tiba tiba langsung mengecup pipi mulus Anandita, membuat wajah Anandita seketika langsung bersemu merah.
"Vin,banyak orang!",tegur Anandita sambil langsung menyentuh pipinya.
"Kau ingin kita pergi ketempat sepi berarti"goda Gavin mendengar teguran Anandita.
"Nggak,kau jangan berpikir yang aneh aneh"ucap Anandita.
Gavin hanya menggelengkan kepala sambil menggandeng tangannya dengan mesra.
"Kita akan kemana Vin?"Tanya Anandita karena Gavin terus menggandengnya tanpa mau melepaskan tangannya,meski banyak orang yang melihat kearah mereka membuat Anandita merasa sedikit risih, tapi Gavin tidak perduli.
"Kita nonton"ucap Gavin menarik Anandita masuk kedalam bioskop untuk mengajaknya nonton film.
Gavin memilih menonton film bergenre horor,sebenarnya Anandita ingin protes tapi sebelum dia bersuara Gavin lebih dulu memberinya penjelasan.
"Film ini lagi booming,jadi kita nonton yang ini saja ya".
Anandita terpaksa menganggukkan kepala meskipun tidak terlalu suka dengan jenis film seperti itu.
Gavin memilih duduk dikursi bagian belakang dibioskop yang tidak terlalu dekat dengan layar.
"Pakai ini"ucap Gavin sambil melepas hoddy yang dipakainya, karena melihat Anandita menggosokkan tangannya akibat Ac diruang bioskop itu.
sepanjang film berlangsung Gavin tidak melepaskan genggamannya ditangan Anandita.
Bahkan sekali kali Gavin mencium tangan Anandita yang berada dalam genggamannya.
Membuat pipi Anandita menjadi hangat karenanya,apalagi saat film sudah mulai Gavin semakin mendekatkan tubuhnya kearah Anandita sambil sesekali mencium pipi Anandita.
Anandita ingin protes dengan apa yang dilakukan Gavin tapi takut mengganggu penonton yang lain.
Melihat Anandita tidak menolak dengan apa yang dilakukannya Gavin semakin berani,diselusupkannya tangannya kedalam hoddynya yang dipakai Anandita dan mencoba menyentuh gundukan kenyal milik sang istri dibalik baju yang dipakainya.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁