Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Setelah kejadian Fadli datang ke rumah malam itu, Fadli menghindari ku. Setiap hari kami bertemu gak pernah lagi bertegur sapa. Bahkan pesan yg aku kirimin malam itu gak pernah dibaca.
Sehabis sholat maghrib, Aku mengajar mengaji seperti biasanya.
Hari ini aku gak melihat Fadli, ada temannya yg mengajar menggantikannya.
Setelah isya aku pulang bareng sifa teman ku, "Yg tadi ustadz baru Nay"
Aku gak tau Sifa baru lihat juga sih.
Ustadz Fadli kemana ya Nay kok gak ngajar lagi? Mana aku tau Sifa.
Aku delima aku merasa kehilangan dan aku merasa rindu akan dirinya. Walaupun kami gak pernah berkomunikasi lagi, melihat wajahnya dari kejauhan sudah menjadi pengobat rindu untuk ku.
Enam bulan Fadli menghilang dari hidup ku, Aku pun berusaha untuk melupakannya. Aku patah hati., aku menutup hati untuk laki-laki yg mendekati ku. hati ku masih terluka.
Malam itu di mesjid kami mengadakan acara maulid nabi. Aku di ruangan konsumsi,
"ustadz Fadli sekarang kurusan ya? "
Aku dengar obrolan Sifa dan Vani.
Tapi gantengnya masih seperti dulu 😊
Jantung ku berdetak kencang ketika mereka menyebut nama Fadli. Aku berusaha untuk bersikap biasa saja.
Nay kamu kok melamun? tanya vani pada ku.
Hemm gak ah aku capek aja kerja tadi Van.
Nay ayok kita antar kue seru Sifa, ayok jawab ku.
Kami menarok piring yg berisi kue dan minuman,
Kerjaan kita sudah selesai kita duduk dalam mesjid aja yok sambil dengerin ceramah.
Kami semua duduk di dalam mesjid.
Nay tengok itu ustadz Fadli lihatin kamu mulu, Aku melihat ke depan, Benar Fadli tersenyum ke arah ku, aku memalingkan wajah ku. Hati ku terasa sakit melihat senyuman itu. Senyuman yg selalu ku rindukan.
Acara sudah selesai setelah beres-beres kami bergegas pulang.
Aku melihat Fadli berdiri di pintu mesjid, kami balik ustadz kata teman-teman ku.
Ya hati-hati.
Kemana selama ini ustadz? tanya Sifa.
Di kampung ortu saya sakit.
Sekarang gimana keadaan ortu ustadz?
Ortu saya gak menahan sakit lagi. Ortu saya sudah dipanggil Allah.
Innalillahi wainna ilaihi roji'un.
Kami turut berduka cita ustadz maaf kami gak bisa datang ke kampung ustadz.
Ya gak apa-apa dan terimakasih.
Dia melirik ku dan tersenyum pada ku.
Aku membalas senyumannya dan melangkah pergi.
Sifa : Nay ustadz Fadli kayanya suka sama kamu.
Aku : ngaco kalian, suka darimana coba.
Vani : Dari lirikan matanya itu lho hehehe.
Kalau misalkan itu benar Nay kami mah senang dan mendukung kamu, seloroh Vani dan Sifa.
Aku cuma tersenyum.
Aku duluan kalian gak mampir? kata ku.
Sudah malam Nay.
Adek ku Fikri menunggu ku di teras rumah sembari main gitar,
Kak ustadz Fadli kembali ya kak?
Iya dek jawab ku.
Tinggal di sini lagi ustad Fadli kak?
Kakak gak tau dek.
Kak, apa kakak gak punya rasa kepada bang Fadli?
Hemm, tidur gih dek besok kerja kan, kakak sudah ngantuk nih.
Pukul 09.00 pagi aku siap-siap berangkat kerja.
Ma, Nay berangkat kerja ya?
Ya nak hati-hati
Assalamu'alaikum ma,
Wa'alaikumussalam.
Kak bareng yok bilang Silvi.
Ayok bilang ku kebetulan tempat kerja kami satu arah.
Pulang jam berapa kak? main ke pantai yok kak ntar sore.
Tengok dulu ya dek kalau kerjaan kakak gak banyak.
Ya kak kita bareng pulangnya ya kak.
Ya dek.
Aku mengantarkan Silvi ke tempat kerjanya.
Di parkiran mm, Nay ada yg minta no HP mu kata Rifki.
Siapa Rif? itu sambil nunjuk orang di seberang jalan, pemilik bengkel di depan mm kami.
Aku diam aja dan berlalu masuk ke dalam.
Aku mulai kerja, hari ini mm kami ramai pengunjung. Karna sekarang hari libur.
Nay gantiin aku di kasir,
Oke sahut ku.
Pukul 17.00 sore aku siap-siap pulang.
Nayla tunggu, aku melepas helm lagi,
Ada apa bang kata ku?
Boleh abang minta no Nayla?
Hemmm, minta sama Rifki aja bang.
Oke, terimakasih Nay.
Aku melirik Rifki dan melakukan motor ku. Aku menjemput Silvi karna kami pengen nongkrong di pantai.
Aku : Ayok Sil kita otw,
Silvi naik gas kun kak , 😊
Sore itu kami jja dan nongkrong di pantai makan jagung bakar.
Silvi : kak nanti kita makan mie ayam bakso yok.
Ayok dek.
Tiba-tiba hp ku berdering aku lihat no baru nelpon,
Assalamu'alaikum, siapa ya?
Wa'alaikumussalam Nay ini bang Ari.
Oh ada apa bang?
Abang mau main ke rumah Nay.
Aku lagi di luar bang.
Oh dimana Nay, sama siapa? boleh bang ke sana.
Di pantai bang sama adek.
Gak enak bang sama adek.
Kami menghabiskan sore itu dengan jalan-jalan di pinggir pantai dan foto-foto.
Sil sudah maghrib kita ke mesjid yok sholat habis itu kita makan dan pulang.
Ayok kak.
Kami pergi ke mesjid untuk sholat habis itu kami makan mie ayam.
Kak Mama dan Fikri kita beliin apa?
Kita bungkusin mie ayam aja dek.
Kakak juga mau beli martabak.