Mencintai setulus hati serta menyokong dana untuk seluruh keluarga sang suami. Siapa sangka hal itu tak bisa membuat Zeline mendapatkan balasan kebaikan. Wanita itu justru harus menerima kenyataan pahit bahwa Delon suaminya diam-diam berselingkuh. Dan parahnya lagi,mertua serta ipar-iparnya yang selama ini hidup bergantung dengannya bersekongkol untuk menutupi perselingkuhan sang suami.
Penasaran dengan isi ceritanya? yuk silahkan disimak kelanjutannya ...... happy reading 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
"Jangan sentuh aku! Kalian siapa berani-beraninya menarik ku?" Ucap Berti penuh kemarahan saat para orang suruhan Zeline menariknya dengan kasar karena ingin mendorong bos mereka. Ya,tanpa diketahui oleh keluarga Delon,selama ini Zeline membayar beberapa bodyguard khusus untuk melindungi dirinya di saat tertentu.
"Zeline!" Teriak Berti dengan keras. Wanita itu ingin melepaskan diri dari cengkraman para bodyguard tapi tak bisa.
"Aku akan melaporkan kelakuan mu ini kepada Delon anak ku. Dasar menantu kurang ajar. Durhaka kamu."
"Laporkan saja Bu. Aku tidak takut. Memangnya apa yang akan dilakukan oleh pria pengkhianat sepertinya ? Uang saja dia tak punya." Balas Zeline dengan sengit. Hilang sudah rasa segan nya terhadap sang mertua.
"Dasar wanita gila. Pantas saja anak ku berselingkuh dan memilih wanita lain. Ternyata kau sangat kejam! Lepaskan aku!!!" Berti berteriak histeris dan tak bisa melawan tenaga pria-pria yang memegangnya.
"Kalianlah yang terlebih dulu berlaku kejam. Makanya sekarang ku balas!" Balas Zeline sambil menatap tajam pada mertuanya.
"Kamu hanya berani dengan membawa para anjing-anjing mu ini ketika aku sendiri di rumah."
"Kami bukan anjing. Dengar ya wanita tua,jika sekali lagi berkata kasar,aku akan mematahkan tulangmu. Tak perduli meskipun kau adalah orang tua. Mulut kasar mu ini akan ku remas-remas hingga tak berbentuk nantinya." Bentak salah satu bodyguard yang merasa kesal dengan perkataan Berti. Hal ini membuat Berti merasa ketakutan dan tak lagi banyak bicara.
Melihat sang mertua sudah mulai tenang,Zeline pun memerintahkan para bodyguard untuk melepaskan wanita itu.
"Aku tak ingin menggunakan cara kasar Bu. Tolong rapikan semua barang-barang kalian dan tinggalkan rumah ini. Aku akan menjualnya dengan segera."
"Kalau kamu menjual rumah ini,kami tinggal di mana nanti Zel ?" Suara Berti terdengar seperti ingin menangis. Untuk pertama kalinya wanita itu merasa lemah dihadapan menantunya.
"Terserah kalian. Aku tidak perduli." Balas Zeline dengan cuek. Hatinya tak sedikitpun merasa iba melihat mata ibu mertuanya yang kini mulai berkaca-kaca.
"Kenapa kamu tega Zel ? Apa kamu tidak merasa kasihan pada kami ?" Tanya Berti sedih. Zeline justru tertawa lucu dengan pertanyaan sang mertua yang menurutnya sangat aneh.
"Kasihan ? Saat Mas Delon berselingkuh apa ibu punya rasa kasihan sedikit saja pada ku ? Justru ibu semakin mendukung kelakuan bejat pria itu. Tidak kah kalian berpikir sebelum ikut andil dalam hubungan terlarang Mas Delon ?"
"Semuanya juga adalah salah mu Zel. Kamu yang tak bisa memberikan anak pada Delon." Bukannya merasa bersalah dan minta maaf,Berti justru mencari alasan untuk menyalahkan Zeline. Hal ini membuat Zeline meradang marah.
"Oh jadi karena anak ? Apa ibu yakin aku tak bisa memberikan anak ? Satu hal yang harus ibu sadari, semua itu rahasia Tuhan. Kapan diberikan keturunan kita tidak tahu. Sebagai manusia ciptaannya kita hanya perlu bersabar. Tapi sayangnya suami ku dan keluarganya tak memiliki kesabaran." Zeline tertawa sinis setelah berkata. kini baru ia tahu ternyata ibu mertuanya mendukung pernikahan suaminya karena menginginkan seorang cucu dan melupakan segala kebaikannya selama ini. Sungguh miris pikir Zeline.
"Sudah lah. Apapun alasannya,aku sudah tidak perduli lagi. Aku perintahkan segera kosongkan rumah ini selama dua hari aku memberikan kesempatan. Jika masih tak mau pergi dari sini,maka aku akan lapor ke polisi atau aku akan meminta bantuan bodyguard untuk mengusir kalian dari sini secara paksa."
"Ayok Bi kita pergi. Semuanya juga ayok kita pergi. Biarkan mereka berkemas selama dua hari. Nanti jika ada yang membangkang,aku akan menghubungi kalian." Titah Zeline kepada para bodyguard nya.
"Baik Bu. Kalau begitu,kamu pamit pulang." Ucap Salah satu bodyguard yang sepertinya adalah ketua tim.
Zeline mengangguk dan di ikuti oleh para bodyguard nya keluar dari rumah meninggalkan Berti yang duduk terdiam.
Sepeninggalan menantu dan para bodyguard nya,Berti terduduk sedih meratapi nasibnya. Ia bingung harus ke mana bersama keluarganya nanti. Rumah sudah tidak punya. Bahkan tanah warisan dari orang tuanya sudah di jual saat pernikahan Delon bersama Talita karena tak ingin terlihat miskin. Selama ini ia lupa bahwa keluarganya sangat bergantung dengan pemberian uang dari Zeline. Kini wanita itu marah dan menarik semua fasilitas yang ia berikan.
Berti menangis sesenggukan di ruang tamu. Pikirannya sangat kalut saat ini. Apalagi memikirkan ke mana harus pergi setelah dua hari.
"Bu,ada apa ? Kenapa menangis ?" Tanya Toni yang baru saja pulang dari memancing. Pria itu terkejut saat melihat istrinya yang biasanya galak dan selalu happy kini terlihat menangis pilu seorang diri.
"Pa,kita harus ke mana setelah ini ? Rumah ini akan di jual oleh Zeline. Ia memberikan kita waktu selama dua hari untuk membereskan semua barang-barang."
"Kurang ajar!" Toni menggertakkan giginya penuh amarah. Tubuhnya gemetar saking emosinya.
"Tahu dari mana kalau ia akan menjual rumah ini ?"
"Tadi dia ke sini bersama para bodyguard yang badannya sangat besar. Lihat ini,tangan ku sampai memerah karena dicengkeram dengan kuat oleh pria-pria itu." Adu Berti memperlihatkan tangannya yang masih tampak merah.
"wanita kurang ajar. Berani-beraninya memperlakukan mertuanya seperti ini." Toni merasa geram dengan cerita sang istri. Ia merasa bahwa menantunya itu pasti menyiksa istrinya dengan menyuruh para bodyguard nya untuk bertindak kasar.
"Biar aku ke rumahnya dan memberikan pelajaran pada wanita itu. Kamu tunggu di sini."
"Jangan Pa, bodyguard yang di bawa Zeline sangat menakutkan. Biarkan saja. Ibu tak apa-apa. Tangan ku hanya merah sebentar juga sembuh." Berti merasa menyesal karena sudah membuat suaminya marah dan ingin memberikan pelajaran pada Zeline. Ia takut akan ada masalah baru jika suaminya itu pergi ke rumah menantunya. Apalagi dengan Zeline yang tampaknya sudah tak bisa lagi ditindas seperti dulu. Wanita itu terlihat lebih berani saat ini.
"Tidak! Aku harus memberikan pelajaran agar ia tak lagi menindas keluarga kita. Jangan mentang-mentang punya banyak duit seenaknya berlaku kasar. kamu tunggu di sini biar aku yang akan membereskannya."
"Jangan Pa,tolong dengarkan ibu. jangan bertindak gegabah seperti ini." Mohon Berti ketakutan. Namun Toni tak mendengarkan perkataan istrinya. Pria itu berjalan keluar dari rumah tanpa menghiraukan jeritan istrinya yang menyuruhnya tinggal. Dengan cepat menghidupkan motor dan langsung melaju meninggalkan rumah.
"Melihat suaminya tetap ngotot,Berti sangat ketakutan. Sudah bisa ia tebak,masalah besar setelah ini akan datang menghampiri keluarganya.
Di tengah kepanikan yang melandanya,Berti segera menghubungi Delon. Ya,Delon adalah sosok yang tepat untuk menghentikan suaminya. Namun hingga beberapa kali panggilan justru tak diangkat oleh sang anak. Berti semakin panik dan kebingungan harus melakukan apa. Berbagai pikiran buruk pun mulai bermunculan di pikirannya. Ia sangat tahu bagaiman karakter sang suami yang mudah terpancing amarahnya. Ia merasa menyesal karena sudah melaporkan kejadian yang terjadi secara berlebihan.
hati2 Rey jangan2 itu makanan di kasih apa gitu ...