NovelToon NovelToon
Reany

Reany

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aerishh Taher

Selama tujuh tahun, Reani mencintai Juna dalam diam...meski mereka sebenarnya sudah menikah.


Hubungan mereka disembunyikan rapi, seolah keberadaannya harus menjadi rahasia memalukan di mata dunia Juna.

Namun malam itu, di pesta ulang tahun Juna yang megah, Reani menyaksikan sesuatu yang mematahkan seluruh harapannya. Di panggung utama, di bawah cahaya gemerlap dan sorak tamu undangan, Juna berdiri dengan senyum yang paling tulus....untuk wanita lain.

Renata...
Cinta pertamanya juna
Dan di hadapan semua orang, Juna memperlakukan Renata seolah dialah satu-satunya yang layak berdiri di sampingnya.

Reani hanya bisa berdiri di antara keramaian, menyembunyikan air mata di balik senyum yang hancur.


Saat lampu pesta berkelip, ia membuat keputusan paling berani dalam hidupnya.

memutuskan tidak mencintai Juna lagi dan pergi.

Tapi siapa sangka, kepergiannya justru menjadi awal dari penyesalan panjang Juna... Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aerishh Taher, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Perdebatan

Lorong lantai direktur masih dipenuhi karyawan yang pura-pura sibuk saat Reani membuka pintu ruangannya dan menatap Juna dan Renata. Aura dinginnya membuat suasana segera membeku.

Juna berdiri kikuk, wajahnya masih kusut dan panik. Sementara Renata berusaha berdiri tegak, meski jelas terlihat tangannya gemetar kecil.

Reani melangkah perlahan—heels-nya mengetuk lantai dengan irama tegas, seperti menghitung detik sampai ledakan dimulai.

Ia berhenti tepat di depan Juna.

Tatapan matanya menusuk.

“Kau tau Juna, awalnya aku ingin meninggalkanmu diam-diam menghilang. Tapi siapa sangka, aku malah diberi kejutan yang... sangat menyedihkan. Surat nikah palsu! Hahhh, kau pikir siapa dirimu! Berani-beraninya kau mempermainkan ku. Belum lagi kenyataan yang lainnya, kau berselingkuh dengan wanita murahan ini.”

Beberapa karyawan di belakang menahan napas. Ada yang langsung mundur pelan-pelan, takut terseret badai.

Wajah Juna menegang, namun suaranya tetap memelas.

“Reani, dengar… aku minta maaf. Aku tau aku salah. Mau kan kamu maafin aku.”

Reani tertawa pendek, tanpa humor—lebih seperti ejekan dingin yang merobek harga diri Juna.

“Kau! Memang gila!”

Tiba-tiba ponsel Reani bergetar. Ia mengangkatnya tanpa mengalihkan tatapan dari Juna.

Layarnya menampilkan nama Doroti.

Singkat. Tegas.

“Dimana?”

“Perusahaan Juna.”

Reani memutus telepon.

Juna menelan ludah, sementara Renata mulai gelisah berdiri di sampingnya.

Reani menoleh cepat ke arah Renata, suaranya tajam seperti pisau.

“Renata! Apa kamu tak memiliki pria lain untuk kau jadikan kekasihmu? Mengapa harus Juna! Katakan!!!”

Renata terlonjak sedikit, namun Juna buru-buru maju selangkah.

“Reani, Renata tak bersalah. Aku yang salah, aku sangat mencintainya.”

Gemuruh bisik-bisik karyawan makin keras.

Renata memanfaatkan momen itu—wajahnya ditata sedemikian rupa menjadi tampak rapuh dan penuh penyesalan.

“Juna, tak apa. Aku emang salah. Tak seharusnya aku kembali kepadamu setelah aku meninggalkan mu tujuh tahun lalu. Tapi... Aku sangat mencintaimu. biarkan dia melampiaskan amarahnya.”

Renata menggenggam perutnya seolah butuh perlindungan.

“Reani, sekarang aku sudah mengandung anak Juna. Aku tidak ingin anakku tak memiliki papa saat dia lahir.”

Lorong itu langsung gempar.

Beberapa karyawan menutup mulut dengan tangan, ada pula yang refleks mundur, seakan sedang menonton skandal terbesar abad ini.

Juna menatap Renata dengan mata membesar.

“Apa kamu hamil, Rere?”

Panggilan sayang itu menusuk telinga Reani, membuatnya meremas tasnya lebih keras.

“Iya Jun, aku hamil anak kita.”

Reani memutar bola mata. “Cih, aku mual. Pasangan yang sangat menjijikan.”

Tiba-tiba suara langkah cepat terdengar dari ujung lorong.

Doroti muncul dengan napas sedikit terengah, namun ekspresinya garang.

“HAMIL?! Wah, wanita murahan dan pria bajingan bersatu. Kalian akan menghasilkan keturunan seperti apa, aku sangat penasaran.”

Renata tersentak, jelas tak menyangka gadis kecil itu berani frontal.

Juna menatap Doroti penuh ketakutan.

“Doroti, kau sangat cepat sekali sudah sampai disini saja.”

Doroti mendengus, memutar matanya dengan elegan.

“Rea, aku memang sudah ada di jalan saat menelponmu. Kupikir mereka hanya tidak tahu malu dan menjijikan. Ternyata mereka lebih buruk dari yang kupikir.

Kamu menikah dengannya dari umur dua puluh dua tahun, tujuh tahun lalu. Sekarang kamu telah berumur 29 tahun. Tapi dia bahkan tidak meresmikan pernikahan kalian, Rea. Apa perlu aku lenyapkan dia dari dunia ini?”

Renata tersentak panik. “Hei! Apa-apaan—”

Reani mengangkat tangan, menghentikan Doroti.

“Diamlah, Doroti. Jangan sembarang bicara. Kita berbeda dengannya.”

Renata menatap keduanya dengan tajam, lalu mencoba meraih harga dirinya yang tersisa.

“Reani, tolong bicara dengan gadis kecil ini, jangan ikut campur. Aku tau dia sepupumu. Tapi dia tidak berhak berbicara lancang tentang aku dan Juna. Memang betul kita tidak satu level. Kalian berdua hanya orang miskin. Berbeda dengan aku dan Juna. Jadi berhati-hatilah dalam berbicara.”

Beberapa karyawan langsung menutup mulut mereka.

Ada yang terlihat kesal, ada yang ingin tertawa tapi menahan.

Doroti mengangkat alis tinggi, tidak tersinggung sedikit pun—justru tampak sangat terhibur.

“Rea, kurasa dia mulai gila. Jika kita miskin, lalu mereka berdua apa?! Budak?”

Doroti tertawa keras, membuat Renata semakin merah padam.

Dan Juna…

Juna hanya berdiri di tengah-tengah, terlihat paling payah di antara semuanya.

Reani memandang mereka satu per satu.

Pasangan selingkuh, pembohong, dan

Seorang wanita yang pura-pura polos.

Doroti menyeringai, matanya menatap Renata dari ujung kepala sampai kaki, penuh jijik.

“Ngomong-ngomong, Rea… kau tahu apa yang paling menarik dari perempuan murahan ini?”

Ia mengangkat alis, lalu tertawa pendek.

“Dia jatuh tidak jauh dari pohonnya. Persis seperti ibunya.”

Renata tersentak, wajahnya langsung pucat.

“A-apa maksudmu?! Jangan sembarangan bicara!”

Juna menoleh cepat, kebingungan. “Renata, ada apa? Doroti maksudnya apa?”

Renata menggigit bibir, tubuhnya mulai bergetar. “Dia hanya bicara omong kosong! Jangan dengarkan dia, Juna!”

Rea melirik ke Doroti, matanya menyipit penuh kecurigaan.

“Doroti… apa kau menyelidiki perempuan murahan ini?”

Doroti mengangkat bahu santai.

“Iya lah. Banyak sekali rahasia yang aku tahu.”

Renata langsung melangkah maju, panik. “Berhenti bicara! Kau tidak tahu apa-apa! Jika kau terus—”

Doroti mendekat selangkah, menatap Renata dari atas.

“Jika aku terus apa? Hah?”

Senyumnya berubah dingin.

“Kau pikir kau bisa melawanku? Kau bahkan tidak bisa melawan masa lalu keluargamu sendiri.”

Renata mundur selangkah, wajahnya memucat seketika.

“Doroti, tenanglah,” Reani memperingatkan, meski sorot matanya jelas ingin tahu lebih banyak.

Doroti mendengkus. “Hmm ya ya ya… baiklah. Untuk sementara.”

Reani duduk, mengabaikan drama itu, lalu membuka map berisi surat sahamnya.

Suasana langsung menegang.

“Aku akan mengambil posisiku di perusahaan ini mulai hari ini,” ucapnya tenang namun tajam.

“Jika salah satu dari kalian tidak setuju… maka aku akan menjual saham ini ke orang lain.”

Juna membeku. “Reani… bagaimana bisa kamu memiliki 25% saham?!”

Belum sempat Reani menjawab, Doroti mengibaskan tangan malas.

“Wah, jika kamu ingin menjualnya, jual saja padaku, Rea.”

“Doroti, diamlah. Jangan terus menyelaku,” Reani menegur tanpa menoleh.

Doroti mendecakkan lidah.

“Ah… iya, iya. Menyebalkan sekali. Harus diam dan hanya melihat.”

Ia bergeser ke samping, menyilangkan tangan.

“M-e-m-b-o-s-a-n-k-a-n.”

Reani menutup map saham itu perlahan, lalu berdiri.

“Aku akan mengadakan RUPS dua hari lagi. Semua keputusan final akan diumumkan di sana.”

Juna langsung menegang. “RUPS? Dua hari lagi? Reani… bagaimana bisa kau mendapatkan saham itu?! Itu tidak masuk akal!”

Reani menatapnya datar, lalu menghela napas panjang seakan muak.

“Ckk… kau benar-benar tidak tahu apa pun!”

Ia mendekat selangkah, menatap Juna dari bawah ke atas.

“Jadi tolong… berhenti berteriak seperti bebek minta dikawini. Jelas-jelas kau jantan, bukan betina.”

Doroti langsung meledak tertawa. “HAHAHA! Ya ampun Rea… itu jahat sekali!”

Juna memerah karena malu dan marah sekaligus. “Reani! Kau tidak bisa bicara seperti itu—”

“Tentu aku bisa,” potong Reani dingin.

“Kau tidak resmi menikahiku… kau memalsukan surat nikah… dan sekarang kau terkejut aku punya 25% saham?”

Ia mengangkat alis, sinis.

“Kau pikir siapa dirimu sebenarnya?”

Renata hanya bisa memeluk perutnya, gemetar.

Doroti menyeringai, menatap Juna seperti menatap sampah.

“Juna… jantan apa bebek, sih? Aku juga bingung. Suara teriakmu tadi… mirip sekali betina rebutan pejantan.”

“DOROTI!” Juna membentak, wajahnya merah padam.

Doroti makin tertawa keras.

Reani mengabaikan mereka, suaranya kembali datar namun menohok.

“Kau tidak perlu mengerti bagaimana aku mendapatkan saham itu. Yang penting…”

Ia menepuk map itu pelan.

“Dua hari lagi… Aku akan mengambil alih kursi yang kau banggakan.”

Ia menatap Renata sebentar—dingin.

“Dan kuharap… kalian bersiap untuk kehilangan segalanya.”

bersambung....

1
Noor hidayati
wah saingan juna ga kaleng kaleng
Noor hidayati
ayahnya juna tinggal diluar kota kan,waktu ayahnya meninggal juna balik kampung,ibunya juna itu tinggal dikampung juga atau dikota sama dengan juna,ibunya juna kok bisa ikut campur tentang perusahaan dan gayanya bak sosialita,aku kira ibunya juna tinggal dikampung dan hidup bersahaja
drpiupou: balik Lampung bukan kampung beneran kak, maksudnya kita kecil gitu.
ibunya Juna itu sok kaya kak 🤣
total 1 replies
Noor hidayati
mereka berdua,juna dan renata belum mendapatkan syok terapi,mungkin kalau juna sudah tahu reani anak konglomerat dia akan berbalik mengejar reani dan meninggalkan renata
drpiupou: bener kak
total 1 replies
Noor hidayati
lanjuuuuuuuut
Aulia
rekomended
drpiupou
🌹🕊️🕊️👍👍👍👍
Noor hidayati
apa rambut yang sudah disanggul bisa disibak kan thor🙏🙏
drpiupou: makasih reader, udah diperbaiki/Smile/
total 2 replies
Noor hidayati
juna berarti ga kenal keluarga reani
drpiupou: bener kak, nanti akan ada di eps selanjutnya.
total 2 replies
Noor hidayati
definisi orang tidak tahu diri banget,ditolong malah menggigit orang yang menolongnya,juna dan renata siap siap saja kehancuran sudah didepan mata
Noor hidayati
lanjuuuuuuut
Noor hidayati
kok belum up juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!