Permainan anak kecil yang berujung menjadi malapetaka bagi semua murid kelas 12 Ips 4 SMA Negeri Bhina Bhakti.
Seiring laporan dari beberapa orang tua murid mengenai anaknya yang sudah berhari-hari tidak pulang ke rumah. Polisi dan tim forensik langsung bergegas untuk mencari tahu, tidak ada jejak sama sekali mengenai menghilangnya para murid kelas 12 yang berjumlah 32 siswa itu.
Hingga dua minggu setelah laporan menghilangnya mereka tersebar, tim investigasi mendapat clue mengenai menghilangnya para siswa itu.
"Sstt... jangan katakan tidak jika kamu ingin hidup, dan ikuti saja perintah Simon."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cakefavo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
- Let's Play A Game Called Simon Says [END]
Dokumentasi, hari ke 2.
Axel bersandar di kusen jendela, dia terlihat begitu bosan. Dia melihat sekeliling sekolahnya dari lantai dua, lingkungan yang biasanya selalu ramai kini seperti ada yang hilang karena lingkungan tersebut menjadi sepi dan tidak berpenghuni. Axel menghela nafas dan mendongakkan kepalanya untuk melihat langit yang sudah berubah warna menjadi jingga, bahkan entah di sengaja atau tidak, ruang kelas terlihat gelap karena lampu yang padam.
Axel menoleh kebelakang saat mendengar suara jeritan Alin, dia dapat melihat beberapa temannya yang sedang mengambil posisi, dia mengerutkan keningnya karena merasa bingung dengan apa yang akan di lakukan oleh teman-temannya itu.
Reygan memutar sebuah lagu k-pop di ponselnya lalu kembali ke posisi semula saat setelah dia menaruh ponselnya di atas meja. Lalu, lagu Darararararari pun terdengar.
"Baby ne deokbune ssodajineun aidieo, gamume bi odeut nega naege isseo pressure.." Yahezkael mulai bernyanyi dan menari sesuai dengan koreo yang dia hapal sendiri.
"Jogeum seotun nae pyohyeon..." kini Reygan yang mulai bernyanyi sambil memberi wink kepada teman-teman perempuannya.
"Norael billyeo i give you love," sahut Denzzel sambil menari.
"Modu neol hyanghae heulleo..." Yahezkael kembali bernyanyi dengan begitu pedenya.
"Ttatteuthameul neukkyeo ne yeopeseo nan hoppang gateun ttakkeunhan sarangi chajawasseo.." Axel tersenyum dan mulai bernyanyi sambil menghampiri ketiga temannya, membuat para perempuan yang menontonnya tertawa.
"Uh ummm... Excuse me miss, I L.O.V.E Y.O.U!" lanjut Denzzel sambil menunjuk Michael yang sedang menontonnya.
Hanni, Alin dan juga Naira yang melihatnya sontak berteriak sambil mengguncangkan tubuh Michael.
"Ne nunbichi heundeullyeo you already know..." Yahezkael kembali bernyanyi sambil tersenyum, mencoba memperlihatkan pesonanya sendiri.
"Neodo wonhandaneun geol ne ipga misoga beonjinikka, geugeol bonikka bonita-nita nega~" Yaksa mulai ikut bernyanyi dan menari.
"Darararararari, Neol bogo isseum eumagi bebe," Mason melanjutkan.
"Neoreul wihan mellodi mellodi yeah, Nega myujeunikka jal deureobwa play it!" kini San lah yang melanjutkannya sambil mengetuk-ngetuk meja yang ada di sampingnya.
Saat Axel ingin melanjutkan, suara musik di ponsel Reygan berhenti. Lantas semua pandangan kini tertuju kepada Kanin yang sedang memegang ponsel Reygan sambil memperlihatkan ekspresi dinginnya, beberapa detik kemudian dia pun tersenyum lebar.
"Waktunya para cewek, let's go girl!"
Kanin mulai mencari lagu k-pop dan akhirnya memutarkan lagu ETA New Jeans, Hanni langsung menarik tangan Michael untuk ikut bernyanyi dan menari bersama-sama.
"Nangbihaji ma ne shiganun unheng sodulloso jongnihe gyenun real bad.." Naira yang pertama bernyanyi dan menari, sedangkan para murid laki-laki mulai mundur beberapa langkah untuk memberi mereka ruang.
"Bada jumyon andwe no you better trust me dapda pesso gure~" Alin melanjutkan liriknya sambil ikut menari.
"Jobo nedo bwat jiman no opsul te gyen yogi jogiye nunbichul purine..." kini Kanin yang mulai bernyanyi dengan begitu centil, mereka terlihat seolah-olah menjadi idol sungguhan.
"Aju nunbu shigye, honestly uri saiye, he's been totally lying, yeah~" Hanni bernyanyi dan mulai memberi kode kepada Michael untuk melanjutkan liriknya.
"Ne sengil patie noman mot on gunal, hyeji niga omchong honnatdon gunal, jiwo niga yochi nirang heeojin gunal gyenun onjena nega opshi gunal nomu moshinnun opsul ipgo gunal, heard him say~" saat Michael mulai bernyanyi, fokus Denzzel tertuju kepadanya. Baru kali ini dia melihat sahabatnya tertawa seperti itu setelah sekian lama, lebih tepatnya saat orang tua Michael terus bertengkar, hal itu membuat hatinya membengkak karena bahagia.
Rean, Chaiden dan yang lainnya pun langsung tersenyum tipis saat melihat semuanya bernyanyi dan menari seperti itu.
"We can go wherever you like.. baby, say the words and i'm done!" Kanin dengan bersemangat melanjutkan liriknya.
"All i need is you on my side~" Alin begitu sangat aktif saat sedang menari.
"We can go whenever you like..." Naira melirik Hanni untuk memberi kode agar melanjutkan liriknya.
"Now, where are you?!" saat Hanni bernyanyi, dengan cepat para laki-laki ikut menari di tengah-tengah kelas, Reygan segera menarik tangan Rean dan juga Chaiden untuk ikut bergabung, sedangkan Yahezkael mulai menyala-mematikan lampu kelas.
"What's your ETA? What's your ETA?!" Michael kembali bernyanyi sambil tertawa, baru kali ini dia merasa bahagia saat berkumpul bersama dengan teman-teman sekelasnya.
"Mmm... Mhm.. mm!" sahut yang lainnya sambil menyalakan senter ponselnya masing-masing.
"What's your ETA? What's your ETA?" lanjut Michael sambil menari.
"Mmm... Mhm.. mm!"
"What's your ETA? What's your ETA?"
"I'll be there right now, lose that boy on her arm..." lanjut Kanin sambil menari dengan Naira dan juga Alin.
Disisi lain, Shaerin yang hanya diam menonton kini terlihat tersenyum tipis, diam-diam dia mulai mengabdikan momen tersebut melalui ponselnya.
Michael membuka kedua matanya saat merasakan sakit yang begitu luar biasa di kepalanya, dia mengerutkan keningnya saat melihat Denzzel yang tertidur di sampingnya, dia pun melihat ke sekeliling dan melihat teman-teman sekelasnya yang sedang bercanda. Beberapa detik kemudian, dia tersadar saat ponselnya berdering, dengan cepat ia pun memeriksanya.
085545252887777:
Let's play a game called Simon says...
Apa ini? bukankah seharusnya ia berada di ruang guru bersama Chaiden? ia ingat betul saat dirinya pingsan karena merasakan seperti ada sesuatu yang menghantam kepalanya, Michael juga ingat betul dengan ledakan yang ia dengar, dan seharusnya Denzzel tidak bersamanya, ada apa ini? kenapa dia menjadi bingung sekarang.
Beberapa saat kemudian, Denzzel ikut terbangun, dia langsung menatap Michael dengan lembut, terlihat senyuman tipis yang tersungging di sudut mulutnya, tetapi Michael tidak terlalu memperhatikan itu semua karena kepalanya terasa sakit.