JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU
Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.
Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.
Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .
Wanita ****** dari mana kamu berasal?
Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?
Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.
Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 1 JENNAIRA
JENNAIRA atau kerap disapa Jenna, gadis berusia 23th itu tengah memasukkan beberapa baju yang menurutnya layak pakai kedalam tas yang terlihat usang.
Ia hanya memiliki beberapa stel baju karena tak pernah punya uang untuk membeli baju. untuk makan saja dia masih kesusahan , hidup dengan kakaknya yang sudah berkeluarga membuatnya enggan merepotkan mereka lebih jauh lagi dengan meminta ini itu. Diberi makan dan tempat tinggal pun itu sudah cukup.
Beberapa hari yang lalu ia didatangi tetangga nya yang bekerja dikota, Mbak Isna mengajaknya untuk ikut bekerja dikota karena merasa kasihan melihatnya menganggur dirumah.
" Udah semua nya dek? " tanya Isna memastikan barang bawaan gadis itu tak tertinggal. walaupun ia yakin yang dibawa pun mungkin hanya beberapa baju.
Jenna mengangguk sembari menenteng tas nya yang tak terlalu besar keluar menuju halaman rumah, " Udah mbak. "
" Mbakmu dimana? " Isna menanyakan keberadaan kakak ipar gadis itu yang tak terlihat sejak tadi.
" Lagi ngelonin Reza mbak, lagian tadi udah pamitan kok. Mbak Ratna nggak mau ngeliat aku pergi, takut nangis katanya " lirih Jenna diujung kalimat , ujung matanya melirik rumah sederhana yang semakin jauh di pandangannya.
" Udah gak papa, kita harus berjuang untuk hidup yang lebih baik walaupun harus berjauhan dengan keluarga, " Isna paham kesedihan yang mendera gadis muda di sampingnya itu.
Dulu awal dirinya kerja dikota juga seperti itu, rasa ingin pulang selalu memenuhi otaknya. Apa lagi hidup diperantauan bukanlah hal yang mudah. Tapi seiring berjalannya waktu, ia mulai terbiasa hidup dikota bahkan saat pulang kampung hanya bertahan seminggu paling lama karena sudah rindu keadaan kota.
Jenna mengangguk, menarik napas dalam agar beban di pundaknya sedikit berkurang . Ia tak ingin larut dari kesedihan meninggalkan halaman tercinta.
Beberapa jam menempuh perjalanan dengan menggunakan bis, Jenna akhirnya bisa merebahkan tubuhnya dikasur milik mbak Isna. Ya, untuk hari ini ia masih menumpang dikontrakan mbak Isna. Karena keberangkatannya mendadak mbak Isna belum sempat mencarikan kontrakan untuk gadis tersebut.
Besok mungkin akan mencarikan kontrakan didekat perusahaan yang akan menjadi tempat Jenna bekerja.
****
Sedangkan di sebuah perusahaan besar tengah kedatangan seorang wanita yang dikenal sebagai tunangan pemilik D&W corporation.
Dengan angkuh wanita tersebut melangkah tanpa membalas sapaan para karyawan yang melintas disekitarnya. Baginya itu semua tak diperlukan jika hanya ingin membangun image baik dimata mereka. Menjadi tunangan seorang KAFINDRA NARAIN DEWANDARU sudah cukup membuat mereka menghormati dirinya.
" Kafindra didalam? " tanya nya pada seorang sekertaris wanita yang duduk di depan pintu ruangan kekasihnya .
" Ada Nona Briel, " sekertaris tersebut berdiri lalu menunduk singkat , mempersilahkan kekasih bosnya untuk masuk. Tamu satu ini tak perlu izin dari pemilik ruangan untuk bisa masuk .
Pintu ruangan yang terbuka membuat sang pemilik ruangan menatap kearah pintu, siapa yang berani masuk tanpa izin darinya? pikir Kafindra.
Luluh sudah rasa kesalnya begitu tubuh semok itu berlenggak lenggok berjalan menuju kearahnya , bahkan senyum lebar pun turut terbit diwajahnya menyambut datangnya wanita yang sudah dua minggu ini pergi meninggalkannya karena sebuah pekerjaan.
" Sayang.... "
Wanita bernama BRIELA tersebut langsung menyerang tubuh kekasihnya dengan sebuah pelukan. Saking rindunya membuat wanita tersebut tidak sadar dengan posisinya saat ini, duduk dipangkuan prianya.
" shhh___ kau mau menyiksaku hem? " desisan kecil yang keluar dari bibir pria itu membuat Briella segera menyingkir . Ia tak sengaja karena terlalu exaeted .
" Hehehe.... Maaf sayang " ucap Briella penuh sesal. " Apa masih sakit? " ia berdiri dibelakang kursi yang diduduki oleh Kafindra. memeluk leher pria tersebut sembari memberikan beberapa kecupan sayang dipucuk kepala.
Rambutnya yang wangi serta lembut, membuatnya merasa nyaman saat mencium harumnya.
" Kenapa? Mau membuatnya tenang? " tanya Kafindra , memutar kursi menghadap belakang dimana wanitanya berada.
Ditariknya tubuh tersebut untuk kembali duduk diatas pangkuannya .
" Tidak masuk kan? " tanya Briella memastikan, Kafindra menggelengkan kepalanya, " Tidak untuk disitu, sayang " ucapnya dengan senyum lembut yang mampu membuat Briella mabuk setiap kali melihatnya.
" Baiklah "
Hingga pagutan panas pun terjadi, dua insan yang tengah terbakar api asmara itu tampak menikmati apa yang mereka lakukan sekarang. Melepaskan satu persatu kain yang melekat di tubuh mereka . Setelah terlepas, Kafindra duduk disofa dengan wanitanya yang tengah berjongkok beralaskan lutut dilantai marmer yang dingin . berusaha membuat tenang salah satu bagian yang ada ditubuhnya.
Hingga kegiatan panas itu berakhir , Briella duduk diatas pangkuan Kafindra yang bersandar pada sofa. Walaupun hanya melakukan sentuhan fisik membuat napas keduanya ngos-ngosan.
Kafindra mengelus punggung wanitanya dengan lembut, kepalanya ia sandarkan pada bahu yang langsung menghadap leher jenjang yang beberapa menit lalu ia tinggalkan jejak cinta disana.
" Mau mandi? " tanya Kafindra , menarik kepala sang kekasih agar menghadap wajahnya.
Briella mengangguk dengan senyum lebar, " Gendong " ucapnya dengan mengeratkan pelukan.
Selalu selesai membersihkan tubuh nya, Wanita tersebut pamit untuk pergi menemui seorang teman. Berjanji akan segera pulang begitu selesai.
" Baiklah hati-hati , " ucap Kafindra sebelum wanitanya masuk kedalam mobil.
" Padahal kau tak perlu mengantarku , sayang " ucap Briella, " aku jadi gak enak sama karyawan kamu, takut mereka berpikir yang tidak-tidak tentang aku, "
Kafindra langsung menatap tajam beberapa karyawan yang terpergok menatap kearahnya.
hanya dengan tatapan tajam itu membuat karyawan tersebut menunduk takut hingga memilih pergi dari sana.
" Jangan pedulikan mereka, " ucapnya merengkuh tubuh kekasihnya sebelum benar-benar membiarkan mobil itu membawa wanitanya pergi.
Kafindra masih berdiri ditempatnya sembari memandangi mobil yang perlahan menghilang itu, ia tersenyum saat tangan kekasihnya melambai di sela-sela kaca mobil yang dibuka setengah.
Setelah itu ia benar-benar pergi masuk kembali kedalam gedung , melanjutkan setumpuk pekerjaan yang sempat tertunda .
" Siapa itu mbak? " bisik Jenna, yang menyaksikan adegan romantis beberapa saat lalu.
" Itu pemilik perusahaan ini, orangnya galak dan tak ramah dengan siapapun kecuali wanita yang tadi naik mobil. Dia kekasih atau tunangannya , Pak Dewandaru, " jelas mbak Isna.
Jenna hanya mengangguk paham, ia merasa tak keberatan dengan sifat yang dijelaskan mba Isna mengenai bos nya. Toh... dirinya bekerja hanya sebagai OB yang sangat mustahil bekerja langsung dengan boss utama. Seorang CEO tak akan mengurusi hal sepele seperti pekerjaanya.
Setelah menyerahkan Jenna pada temannya yang bekerja juga sebagai OB disana, Isna memilih pulang untuk menyiapkan kontrakan yang akan ditempati oleh Jenna, sekaligus mengisi barang-barang penting seperti kasur , peralatan mandi serta masak.
Dirinya masih punya waktu cuti dua hari lagi sebelum disibukkan kembali dengan pekerjaannya sebagai penjaga toko di mall besar di salah satu kota yang ia tempati .
*********************************
Menurut kalian Mas Kafindra dan Nona Briella romantis nggak? 🤓😁