Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagimana jika kamu dibunuh?
Untuk ketiga kalinya, ia berhasil! Kilatan petir biru-putih menghantam kepala zombie tepat.
Chen Wei mematung, tangan kecilnya basah oleh keringat saking gugupnya.
Chen Lin segera mengangkatnya. "Wei Wei luar biasa! Apakah Wei Wei takut?"
Chen Wei memeluk leher kakaknya. "Wei Wei hanya sedikit gugup. Wei Wei tidak takut!"
"Oke bagus, teruslah berlatih," puji Chen Lin. Chen Wei mengangguk.
Terakhir adalah Wen Tao. Chen Lin melepaskan zombie perempuan muda. Wen Tao pucat pasi, tangannya yang memegang pisau dapur gemetaran.
"Ayo, Sepupu, pasti bisa!" seru Chen Wei menyemangati.
Chen Lin menampar lengan Wen Tao. "Wei Wei yang lima tahun saja tidak takut, masa kamu takut?"
Harga diri Wen Tao diinjak “A—aku nggak takut!”
Percobaan pertama… meleset.
Kedua… meleset.
Ketiga… meleset.
Dia gagal menyerang kepala zombie sebanyak tujuh kali. Kakinya meleset, pisaunya hanya mengiris bahu, lengan, dan dada, membuat zombie itu sudah terlihat buruk rupa dan tidak berbentuk, tetapi belum mati.
Akhirnya, pada percobaan kedelapan, pisaunya menembus tepat di kepala zombie.
CRAAAK!
Akhirnya tepat di kepala.
Wen Tao berdiri tegap dengan bangga. “Aku berhasil…!”
Ia menoleh siap menerima pujian.
Chen Lin memandang zombie yang sudah tidak bisa dikenali itu dengan kasihan dan berkata dengan senyum yang dipaksakan, "Bagus. kembangkan."
Chen Wei memujinya, "Sepupu luar biasa, teruslah berlatih!"
Sisa dua zombie dan beberapa yang ditarik Chen Lin dari luar, ia serahkan kepada Chen Wei dan Wen Tao untuk terus berlatih.
Setelah seharian berlatih, akhirnya mereka ada kemajuan. Chen Wei kadang-kadang sudah bisa membunuh dengan sekali tembakan. Wen Tao setidaknya tidak membuat zombie itu seburuk rupa, meskipun tidak bisa langsung sekali tebas.
Seharian mereka telah membunuh 37 zombie.
Chen Lin segera menyerahkan tugas menggali inti kristal kepada Wen Tao. Wen Tao merasa mual melihat tumpukan zombie.
Dia membelah otak zombie dengan jijik dan hampir muntah, tetapi tidak menemukan inti kristal. Zombie kedua tidak ada.
Hingga zombie kelima, baru ada inti kristal. Inti kristal itu sangat lengket, jadi ia memakai sarung tangan sekali pakai.
Setelah melihat inti kristal—sebuah batu kecil yang bersinar lembut, dengan bentuk seperti permata—rasa jijiknya berubah jadi kagum. Ini indah!
Dengan semangat, Wen Tao menggali inti kristal lainnya. Chen Wei yang penasaran ikut membantunya. Dari 37 zombie yang mereka bunuh, mereka hanya mendapat 20 inti kristal biasa.
Chen Lin segera menyiram tumpukan kristal itu hingga bersih, memperlihatkan tampilan cantiknya. Wen Tao yang akhirnya melihatnya dengan jelas sangat kagum. "Oh, jadi begini bentuk inti kristal?"
Chen Lin kemudian membagikan hasilnya:
Total inti kristal yang terkumpul hari ini: 20 inti kristal.
Sesuai kesepakatan 20 % untuk sewa bus, jadi Chen Lin terlebih dulu mengambil 4 inti kristal, sisanya adalah 16 inti kristal.
"Ini hasilnya," kata Chen Lin, membagikan empat kristal bersih ke masing-masing. "Hari ini kalian hanya dapat empat inti kristal per orang. Jangan merasa kecil hati, hari ini hanya untuk latihan. Besok, mungkin lebih banyak dari ini."
Chen Lin menepuk tangan. "Ayo, waktunya kita makannnnnn!" Dan berlari menuju bus.
Akhirnya dia bisa rebahan! Aduh pinggangnya
Jin Rang mengambil satu botol bensin dan menuangnya ke tumpukan zombie, lalu kemudian membakarnya.
Chen Lin berjalan menuju samping pintu Bus. Di sana, terpasang sebuah mesin kecil dengan lubang di bagian atas dan layar digital di bawahnya.
Chen Lin dengan santai memasukkan empat inti kristal ke dalam lubang mesin tersebut.
Begitu kristal masuk, layar digital menyala dan menunjukkan keterangan:
[Sistem Bus Level 0. Status Update: 4/100 Inti Kristal]
Wen Tao membuka mulutnya lebar-lebar. Dia merasa ini persis seperti papan misi dalam game fantasi.
"Misi 4/100? Apa maksudnya, Chen Lin?" tanyanya.
Chen Lin menjelaskan dengan malas. "Agar Bus ini bisa update ke Level 1, dia butuh 100 inti kristal total."
"Wow!" Chen Wei seketika merasa semangat mendengar kata 'Misi'.
Dia membayangkan dirinya menjadi pahlawan seperti Spider-Man yang menyelamatkan dunia. Tapi kalau dia, misinya adalah membantu Kakaknya menjadi ikan asin yang cantik dan kaya raya.
Jin Rang menatap Chen Lin dengan pandangan tertentu.
Wen Tao masih belum percaya. "Wow, sungguh hebat! Masih bisa di-update? Dari mana kamu membeli Bus canggih seperti ini? Ayo, kita pergi merampok tokonya!"
Chen Lin terdiam sejenak. Tidak ada manusia didunia ini yang bisa membuat bus secanggih ini!
"Hum. Ini satu-satunya."
Wen Tao memandangnya dengan iri dan kagum. Sayang sekali, hanya ada satu.
Chen Wei bertanya dengan khawatir "Bagaimana kalau Bus kita dicuri?"
Chen Lin tersenyum gembira. "Tentu saja tidak mungkin! Bus ini telah mengenali tuannya," ia menunjuk dirinya dengan bangga.
"Yey! Kakak yang terhebat!" balas Chen Wei dengan suportif.
Jin Rang berkata dengan tenang, nadanya datar, "Bagaimana jika kamu terbunuh?"
Sontak Chen Wei dan Wen Tao memandangnya dengan waspada. Chen Wei bahkan mengaktifkan percikan petirnya lagi.
Sementara itu, Chen Lin menjawabnya dengan enteng, matanya menyala penuh percaya diri.
"Selama kamu bisa membunuhku, maka Bus ini milikmu."
Jin Rang menundukkan matanya. Tidak ada yang bisa melihat ekspresinya.
Chen Wei merasakan krisis dan segera mengeluarkan petirnya, siap menyerang Jin Rang.
Namun, ia segera ditahan oleh Chen Lin. Chen Lin menggelengkan kepalanya, menenangkan adiknya.
"Aku lupa memberitahu kalian," kata Chen Lin, suaranya kembali dingin. "Kalian bisa duduk aman di sini itu atas izinku. Aku bisa saja tidak memberikanmu akses masuk dan melempar kalian keluar kapan saja."
Jin Rang mengangkat pandangan, matanya menyipit, lalu dia tersenyum. "Baiklah."
Bukannya Chen Lin percaya diri berlebihan dengan kemampuannya. Sebagai mantan agen top, dia bisa merasakan bahwa Jin Rang tidak memiliki pikiran untuk menyerangnya.
Malam itu, mereka hanya makan makanan siap saji yang diambil dari Ruang Kontrol. Berkat waktu yang stagnan di dalam Ruangan, makanan itu masih terasa hangat seolah baru dimasak.
Setelah makan, suasana menjadi hening. Tiga dari empat orang mulai menyerap energi dari inti kristal di tangan mereka.
Jin Rang duduk bersila, mata terpejam, fokus menyerap inti kristal yang ada ditangannya.
Sejak perkataan Jin Rang tadi, Chen Wei kini sering menatapnya dengan waspada takut dia akan benar-benar menyakiti kakaknya.
Ia menyerap inti kristalnya tepat di samping Chen Lin, mata bulatnya terus melirik Jin Rang. Pemandangan kewaspadaan si kecil itu membuat Jin Rang terkekeh geli. Ia telah membuat si kecil waspada.
Sementara itu, Chen Lin menyerap inti kristalnya dengan cara yang sangat khas.
Dia berbaring di sofa, kakinya disilangkan. Inti kristal yang kecil itu diletakkan di telapak tangan kanannya. Di tangan kirinya yang lain, ia memegang setangkai anggur segar.
Ia menyerap energi sambil menikmati buah. Tak lama kemudian, ia sudah tertidur pulas, anggurnya setengah habis, dan inti kristalnya masih berada di telapak tangannya.
Wen Tao: "..."
Wen Tao duduk di seberang, menatap sepupunya dengan ekspresi campuran antara jengkel dan iri. Dia sangat ingin menampar sepupunya dengan keras. Apakah ada orang yang semalas dia di tengah kiamat?
Wen Tao si manusia biasa hanya bisa menghela napas panjang. Dia tidak punya inti kristal untuk diserap. Dia hanya bisa duduk dan menonton SpongeBob.
...****************...
Jin Rang penjahat atau pahlawan?
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN, AGAR OTHOR TIDAK MALAS MENGETIK🥰
makasih udah up untuk hari ini👍👍👍 cerita nya bagus seru sekali cerita nya👍👍