PENGUASA ANGIN BENUA TIMUR
Bab 1.
Dahulu kala di Benua Barat, seorang pangeran yang memiliki nama Gelar Pangeran Pendekar Naga berhasil mengalahkan makhluk dari dunia lain, setelah itu sang pangeran mulai memimpin dunia dan menjadi seorang kaisar dengan nama gelar Kaisar Naga Api.
Untuk pertama kalinya, Kaisar Naga Api mulai menyebarkan teknik-teknik tingkat tinggi serta metode cara menjadi seorang Kultivator, semua itu dia lakukan agar orang-orang di tiga benua bisa menghadapi para pengikut mahkluk dari dunia lain itu yang berhasil melarikan diri, tentu saja semua itu juga demi melindungi dunia dari kekuatan luar.
Setelah itu Kaisar Naga Api pergi entah kemana, namun ketiga benua telah mendapatkan banyak warisan besar sehingga banyak kultivator bermunculan, di samping itu, banyak juga yang mendirikan Faksi di Benua masing-masing, namun seiring berjalannya waktu, semua orang yang berhasil menjadi Kultivator lupa akan misi utama mereka.
Karena keserakahan manusia itu sendiri, akhirnya musuh yang di khawatirkan benar-benar mulai melakukan aksinya, dan setelah lebih dari tujuh ratus tahun sejak Kaisar Naga Api pergi, perubahan pun mulai terlihat, dan banyak orang-orang yang menunjukkan sikap keserakahan dan keangkuhan mereka.
-Benua Barat, Kota Yan.
“Paman aku pergi dulu! Semua makanan sudah aku siapkan di meja makan,” kata seorang pemuda berusia tujuh belas tahun dengan mengenakan pakaian sederhana berwarna merah serta celana berwarna hitam yang sedikit kusam.
“Jangan bikin masalah di luar sana Liu Bai!” kata seorang pria paruh baya dengan kumis tipis berjalan menggunakan tongkat dan kaki kirinya terlihat pincang.
“Baik paman!” jawab pemuda berambut panjang dan berantakan tersebut dan kemudian dia keluar meninggalkan pria paruh baya itu.
“Seharusnya masih belum terlambat bukan?” gumam Liu Bai lalu dia berlari dengan penuh semangat di tengah keramaian orang-orang yang sibuk dengan aktivitas mereka di tengah kota.
“Prank..!”
Banyak barang-barang yang berhamburan karena tertabrak oleh Liu Bai, hal itu membuat banyak orang-orang yang meneriaki Liu Bai dengan penuh kekesalan dan amarah.
“Perhatikan langkah mu Liu Bai..!”
“Iya maaf Paman!” jawab Liu Bai namun dia tidak menghentikan kaki nya yang masih berlari.
“Hei berhenti Liu Bai!”
“Kurang Ajar! Liu Bai awas kamu nanti.”
“Dasar pembuat onar, awas nanti kamu Liu Bai.”
Orang-orang hanya bisa meneriaki Liu Bai yang terus berlari walau sudah beberapa kali menjatuhkan barang-barang orang lain hingga sampai ada orang lain yang terjatuh, dan Liu Bai hanya berseru meminta maaf tanpa berhenti.
Setelah berlari cukup lama dan nafas Liu Bai mulai kelelahan, terlihat tiga muda mudi yang berdiri agak jauh menatap Liu Bai, ketiganya terlihat menunggu Liu Bai yang mulai mendekat ke arah mereka.
“Kenapa kamu lama sekali Liu Bai?” tanya seorang gadis berusia 16 tahun.
Liu Bai yang baru saja tiba dengan nafas tersenggal-senggal hanya mengangkat tangannya sebagai pertanda jika dia masih berusaha mengatur nafasnya, setelah beberapa saat, barulah Liu Bai menjawab.
“Kalian tahu sendiri jika aku masih harus menyiapkan makanan untuk paman ku, setidaknya kita tidak akan terlambat melihat pertandingan itu bukan?” kata Liu Bai.
“Hem! Kalau saja kamu masih belum datang tadi, kami berencana akan pergi meninggalkan mu!!” kata pemuda yang usianya sama dengan Liu Bai.
“Sudah-sudah! Karena Liu Bai sudah datang, ayo kita berangkat sekarang, jika kalian terus berdebat, yang ada kita akan benar-benar terlambat menonton pertandingannya,” kata gadis yang satu lagi yang usianya juga sama dengan gadis yang satunya.
Mereka bertiga bernama Li Hang, Mei Yin, dan Xiu Lei, ketiganya adalah teman sekaligus sahabat baik Liu Bai, walau demikian, mereka bertiga merupakan murid dari tiga sekte yang berbeda, dan tentunya ketiganya memiliki kemampuan, tidak seperti Liu Bai yang tidak memiliki kemampuan apapun serta tidak di lirik oleh sekte manapun, namun ketiga temannya tetap berteman baik dengan Liu Bai.
“Ayo kita berangkat!” kata Liu Bai kemudian ketiganya segera pergi bersama.
Mereka berempat tiba di sebuah tempat yang sangat ramai, dan mereka segera masuk setelah selesai membeli sebuah token untuk masuk, lalu keempat nya mencari tempat duduk yang pas untuk menyaksikan pertandingan yang akan segera berlangsung.
“Aku dengar Sekte Gunung Pedang Langit dan Sekte Sembilan Pilar Bintang akan mengikuti pertandingan ini!” kata Xiu Lei.
“Jika benar seperti itu ini akan menarik, karena yang aku dengar, Sekte Gunung Pedang Langit memiliki murid hebat, begitu juga dengan Sekte Sembilan Pilar Bintang, ini pasti akan sangat seru!” kata Mei Yin.
“Apa kalian tidak bisa diam?” tanya Li Hang.
“Kenapa? Acaranya saja belum di mulai, jadi untuk apa kami harus diam? Itu akan sangat membosankan,” jawab Mei Yin
“Hah! Sepertinya sifat wanita semuanya hampir sama, mau menang sendiri,” kata Li Hang seraya menghela nafas panjang.
“Hahaha..!” Liu Bai hanya tertawa melihat ekspresi Li Hang yang tidak berdaya menghadapi kedua gadis tersebut.
Setelah menunggu selama beberapa waktu, akhirnya seorang pria paruh baya menaiki panggung batu arena, sosok pria yang mengenakan pakaian biru dengan rambut panjang di ikat serta pedang yang berada di punggung nya, pria tersebut menangkupkan kedua tangannya kepada semua orang yang ada di kursi penonton, walau kebanyakan orang yang hadir itu adalah orang biasa, namun pria itu yang merupakan salah satu anggota sekte di wilayah tersebut tetap menghormati semua orang.
“Selamat datang semua para penonton di Kota Yan, hari ini pertandingan antara para murid jenius ke enam Sekte akan segera di mulai, saya harap semua orang saling menjaga sikap agar pertandingan bisa berlangsung dengan aman hingga usai!” kata pria tersebut dengan ramah.
“Senior Hao Jian memang sangat sopan sekali, padahal dia termasuk salah satu pelindung terkuat di Sekte Lentera Lotus ku!” kata Mei Yin.
“Baiklah, untuk mempersingkat waktu, mari kita minta keenam peserta yang termasuk para murid generasi saat ini untuk naik ke arena, masing-masing akan saya sebutkan namanya!” kata Hao Jian, namun baru saja dia selesai berbicara, salah seorang pria datang dan berbisik kepada Hao Jian sehingga membuat semua orang penasaran setelah melihat ekspresi Hao Jian.
“Di saat seperti ini?” tanya Hao Jian.
“Mau bagaimana lagi saudara Hao, ayah Meng Xuan sudah lama sakit, dan sekarang Meng Xuan harus datang untuk mengkremasi jazad ayahnya, namun para Tetua telah memilih penggantinya, ini namanya,” kata pria tersebut.
Hao Jian mengerutkan kedua alisnya setelah melihat nama di catatan yang di berikan oleh rekannya, dan dengan berat hati, Hao Jian hanya bisa mengangguk.
“Maaf karena sedikit ada masalah, namun acara akan tetap di lanjutkan, baik untuk nama-nama yang akan saya panggil di harapkan untuk segera naik ke atas panggung batu arena,” kata Hao Jian lalu dia mulai menyebut keenam nama murid pilihan yang akan menjadi peserta.
“Feng Hua dari Sekte Sembilan Pilar Bintang, Yang Shu dari Sekte Naga Emas, Luan Qiao dari Sekte Gunung Pedang Langit, Jing Zuan dari Sekte Lembah Pedang, Hai Lao dari Sekte Matahari Perak, dan yang terakhir dari sekte Lentera Lotus yaitu Mei Yin, semua nama-nama yang saya panggil barusan segera naik ke atas panggung!” kata Hao Jian.
“Kenapa aku di panggil juga, bukankah seharusnya Meng Xuan, apa yang sebenarnya terjadi? apakah dia takut dan. melarikan diri dari pertandingan?” kata Mei Yin yang terkejut setelah namanya di sebutkan oleh Hao Jian.
“Kamu hebat Mei Yin, kamu benar-benar terpilih untuk mengikuti pertandingan ini!” kata Xiu Lei.
“Ayo naik Mei Yin, tunjukkan kemampuan mu!” kata Liu Hang.
“Tapi aku datang bukan untuk bertanding!” jawab Mei Yin.
“Sudah naik sana, nanti Senior Hao Jian dan para anggota Lentera Lotus marah padamu jika kamu tidak segera naik!” kata Liu Bai.
Mei Yin yang terlihat ragu dan enggan untuk naik akhirnya tidak memiliki pilihan setelah mendapat desakan dari ke tiga sahabatnya, dan mau tidak mau, Mei Yin pun akhirnya naik ke atas panggung.
Tidak seperti murid lainnya yang memasuki panggung dengan gaya terbaik mereka, Mei Yin justru hanya berjalan biasa dan naik ke panggung dengan cara melompat biasa tanpa gaya apapun, sedangkan yang berteriak memberikan semangat kepada Mei Yin dari arah penonton hanya Liu Bai dan kedua temannya.
“Maaf Senior, kenapa namaku tiba-tiba disebutkan?” tanya Mei Yin kepada Hao Jian.
“Tidak ada pilihan lain Mei Yin, saat ini hanya kamu yang bisa menggantikan Meng Xuan!” jawab Hao Jian.
“Meng Xuan sendiri?” tanya Mei Yin.
“Ayahnya meninggal, jadi dia terpaksa pulang!” jawab Hao Jian.
Mei Yin terkejut dan kemudian dia merasa sangat menyesal karena sebelumnya telah beranggapan yang tidak-tidak terhadap Meng Xuan, dan dia berusaha menguatkan hatinya untuk tetap bertanding walau dia yakin jika peluang kemenangannya sangat kecil, sebab ada dua murid jenius dari Sembilan Pilar Bintang dan Gunung Pedang Langit.
“Semua peserta harap memberikan hormat kepada masing-masing guru dan sekte kalian lalu kepada para penonton, dan setelah itu kalian berenam saling memberikan hormat kepada masing-masing lawan kalian, sebab kita tidak tahu siapa nanti yang akan pertama bertanding dan menjadi lawan pertama kalian!” kata Hao Jian lalu keenam peserta mengikuti arahan Hao Jian.
Yang Shu tiba-tiba saja mengedipkan matanya kepada Mei Yin seraya menjilati bibirnya, hal itu membuat Mei Yin merasa jijik dan secepatnya memalingkan wajahnya setelah selesai memberikan hormat kepada Yang Shu.
“Apakah pemuda dari Naga Emas itu tidak keterlaluan?” kata Liu Bai yang juga memperhatikan sikap Yang Shu.
“Iya, aku harap Mei Yin bisa menendang wajahnya keluar dari arena!” kata Xiu Lei yang juga merasa geram, sebab Yang Shu tidak hanya bersikap seperti itu kepada Mei Yin, bahkan kepada Luan Qiao yang merupakan murid jenius dari Gunung Pedang Langit juga di godanya.
“Andai saja aku memiliki kemampuan seperti kalian dan bergabung dengan Lentera Lotus, aku pasti akan menggantikan Mei Yin dan menendang wajah pemuda itu keluar dari arena!” kata Liu Bai yang sangat geram.
“Sabar, Mei Yin pasti akan bisa melakukannya, sekarang kita lihat saja, aku yakin Mei Yin pasti menang walau dia tidak mungkin bisa naik ke babak final!” kata Liu Hang.
Semua orang sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan pertandingan di mulai, dan setelah itu, Hao Jian mengeluarkan dua gulungan nama yang akan segera bertanding.
“Pertandingan yang pertama adalah pertandingan Hai Lao dari Matahari Perak melawan Feng Hua dari Sembilan Pilar Bintang, kedua peserta silahkan maju, dan yang lainnya silahkan keluar menunggu giliran di sana!” kata Hao Jian.
Hai Lao dengan dua tombak di punggung nya maju saling berhadapan dengan Feng Huang yang memiliki dua pedang di punggung nya, setelah keduanya saling memberikan hormat, suara gong pun mulai di bunyikan.
“Goong…!”
Suara dengungan Gong menggema, dan setelah itu Hao Jian berseru seraya melompat turun, “Mulai!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
𝘿𝙚𝙬𝙖 𝘽𝙤𝙣𝙜𝙠𝙤𝙠
nyimak dulu 🙏😃
2024-10-21
1
kak so
👓
2024-10-09
1
Yurika23
aku mampir ya kak...
sukses buat othor..
oiya support karyaku juga yah ..
2024-09-24
2