akibat di jodoh kan Rania memilih patuh walau dalam hatinya belum bisa menerima pernikahan ini,
siapa sangka ada insiden malam pertama yang tanpa sadar di lakukan, dan firman tak menyadari nya, membuat Rania diam dengan sejuta rasa yang tak bisa di jabarkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keputusan yang menyakitkan
**
Firman baru saja selesai mandi dia pun mandi dengan niatan mandi wajib hadas, karna menjaga kemungkinan atau firman pikir dia telah menuntaskan hasrat nya secara mandiri
rambutnya masih basah dan menggantung. Dia memakai kaos dan celana panjang yang nyaman, lalu segera keluar dari kamar hotel untuk mencari keberadaan istrinya Rania,
Dia yakin Rania pasti ada di sekitar taman hotel, tempat mereka biasa bersantai bersama. Hari ini merupakan hari terakhir mereka di hotel, dan Firman ingin menghabiskan waktu bersama Rania sebelum waktunya check out tiba.
Dengan langkah semangat, Firman berjalan menyusuri lorong hotel dan menemukan pintu keluar menuju taman. Ketika sampai di taman, dia melihat Rania sedang duduk di bangku panjang yang terletak di bawah pohon rindang. Rania tampak asyik memandangi layar ponselnya, tidak menyadari kedatangan Firman.
Firman tersenyum dan menghampiri Rania dengan hati-hati. Ketika dia sudah berada di belakang Rania, dia menutup mata istrinya dengan kedua tangannya. "Tebak siapa?" ucap Firman dengan suara yang dibuat-buat agar tidak dikenali.
Rania tersenyum, dia tahu suara itu adalah suara ustadz firman suaminya"Pasti ini ustadz firman kan,! " jawab Rania dengan gembira. Firman melepaskan tangannya dan duduk di samping Rania, lalu menggenggam tangan istrinya erat-erat.
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan keliling hotel dan menghabiskan waktu bersama sebelum kita check out nanti," ucap Firman dengan wajah penuh harap.
Rania menatap Firman dengan banyak pertanyaan namun pada ahirnya rania mengangguk, "Ayo, saya juga ingin menghabiskan waktu bersama ustadz sebelum kita kembali ke rutinitas kita." jawab rania
Rania pikir mungkin suaminya tidak ingin membalas tentang hal semalam, biarlah dia juga tidak ingin membahas nya jika firman tidak bertanya, rania merasa sangat malu sekali walau sedikit kecewa karna tak dapat permintaan maaf dari suaminya, namun Rania sudah senang dengan perlakuan firman pagi ini.
Mereka berdua berdiri dan berjalan , menikmati suasana taman yang indah dan segar. Setiap sudut taman hotel menjadi saksi kebahagiaan Firman dan Rania, yang menghabiskan waktu bersama dengan penuh cinta dan kehangatan.
"Mm, apa semalam,, firman merasa ragu untuk bertanya, dia takut salah bicara, tapi jika tidak ber tanya, pikiran firman di penuhi rasa penasaran,
"Apa semalam aku,, berbuat hal yang tidak pantas,! Ucap firman sambil menatap ke arah istrinya,,
Rania menatap nya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Apa ustadz sama sekali tidak ingat,
Rania terlihat kecewa, "maaf, aku tidak ingat apapun, aku hanya mengingat saat terahir berada di kamar mandi,
Rania mengerutkan keningnya,
"Apa ustadz firman beneran tidak ingat? apa dia juga tidak ingat telah menyentuhku semalam?
Rania berperang dengan pikirannya sendiri.
"Dek ran, kenapa kamu diam! Firman membuyarkan lamunan istrinya,
"Oh tidak ustad tidak apa-apa jawab Rania.
Rania memilih diam saja karena merasa kecewa jika firman tidak mengingat apapun semalam.
Ya sudah kita harus check out siang ini,
Sebaiknya kita berkemas,
Rania tak menjawab tapi dia langsung berbalik mendahului firman untuk masuk ke dalam kamar hotelnya.
Tapi firman menyangka kalau Rania Tengah marah karena firman tidak membahas apapun tentang pertemuannya dengan Robi.
"Baiklah akan aku putuskan gumam firman dan menyusul Rania untuk berkemas.
Karena firman dan Rania memang tidak membawa banyak barang hanya satu koper kecil dengan cepat Rania sudah membereskannya dia memastikan lagi Tidak ada barang satu pun yang tertinggal di hotel itu.
Hati Rania saat ini benar-benar kecewa sebenarnya dia mau mendengar pengakuan dari firman dan ucapan maaf karena telah melakukannya semalam dengan sangat tidak manusiawi, namun hal itu tak juga Rania dengar, ingin rasanya mengatakan terlebih dahulu namun Rania masih menunggu.
Bahkan badannya masih terasa remuk dan ngilu-ngilu cuman Rania menahannya agar tidak terlalu terlihat.
Walau terkadang Rania sedikit meringis saat ada salah satu anggota tubuhnya tak sengaja terbentur dan bertambah ngilu.
Namun firman benar-benar keterlaluan bahkan dia tidak menyadarinya sama sekali,
Kondisi badan Rania yang terasa remuk redam dalam perjalanan akhirnya dia memilih untuk tidur membiarkan firman menyetir seorang diri.
Setelah beberapa jam tak terasa mobil itu sudah sampai di kota di mana mereka tinggal.
Rania mengucek ngucek matanya saat baru saja terbangun dari tidurnya.
"Kenapa ke sini ustad Rania tampak bingung saat mobil suaminya menuju ke arah pesantren.
Kita akan menemui Abah sekarang, aku akan mengantarkan mu, ujar firman membuat Rania terdiam.
Rania hanya mengangguk belum tahu maksud dan tujuan suaminya.
Tak lama mobil firman memasuki pelataran pesantren.
rania tersenyum karena dia memang sudah agak lama tidak ke pesantren dia juga sudah rindu suasana di rumahnya.
Firman yang melihat senyuman itu malah salah mengartikannya Dia mengira istrinya sangat bahagia saat firman ingin mengembalikan nya pada Abah nya.
"Assalamualaikum ucap Rania saat berada di depan teras,
"Waalaikumsalam jawab bu nyai husniah.
"Masya allah Rania, umi memang sangat kangen sama kamu Ternyata kamu mau ke sini toh.
Iya umi ustad firman sengaja mengantarkan ku ke sini untuk bertemu dengan umi dan abah.
Bu nyai husniah tampak melihat ke arah firman yang baru juga masuk dan tersenyum kepada menantunya itu,
Firman dan Rania pun berjalan untuk memasuki rumah mertuanya.
"Loh, loh, Kamu kenapa ran ujar bu nyai husniah pada putrinya,
"Kenapa jalanmu seperti itu Kamu tidak jatuh kan? ujarnya sembari menghampiri putrinya dan melihat anggota tubuhnya,
Tapi mana mungkin kelihatan bahwa kini Rania Tengah memar di lengan dan bagian tubuh yang lain nya, karena cengkraman dari firman yang sangat kuat semalam.
Firman yang mendengarnya juga menjadi heran dan baru sadar, jika istrinya terlihat sedang kesakitan, dia menatap ke arah istrinya juga,
Dan ternyata benar rania terlihat sedang kesakitan dan menahan nya.
Tapi farman tidak tahu apa penyebab nya.
"Nggak papa kok umi semalam hanya terbentur sedikit ujar rania sambil melihat ke arah suaminya yang juga Tengah menatap nya.
Wajah firman semenjak sampai di kediaman kyai Aziz memang terlihat sangat muram terlihat sangat tertekan dan banyak pikiran.
"Kalian ini kenapa ujar Bu yai husniah saat melihat putri dan menantunya Tidak seperti biasanya.
"Sudah sudah ayo duduk kita bicarakan di dalam ujar bu nyai Husniah pada ahirnya. Karna sedari tadi dia mengajak ngobrol sambil berdiri,
"Adik kenapa,?" kalau ada yang sakit kenapa tidak bilang kepadaku ustad firman bertanya saat mertuanya Tengah masuk untuk memanggil kyai aziz.
Rania kembali menatap ke arah firman rasanya ingin menangis sekali saat firman sama sekali tidak menyadari dengan perbuatan nya semalam.
"Masa iya sih ustad firman tidak sadar bukankah dia orang yang berilmu kenapa sampai tidak tahu jika dia telah merenggut kesucianku semalam walaupun sepertinya memang benar kalau dia semalam Tengah dipengaruhi obat sampai tidak bisa mengendalikan dirinya rania berbicara dalam hati.
"Dek,Panggil firman lagi karena Rania tidak menyahut dan hanya menatap nya.
"Sudahlah ustadz tidak apa-apa tidak usah diingat kalau ustadz memang tidak bisa mengingatnya tidak ada yang terjadi jawab Rania yang sudah terlanjur kecewa dengan sikap firman.
Walaupun semalam sebenarnya Rania sangat terpaksa dan sudah terlanjur tidak bisa melawan Tapi pada akhirnya Rania pun ikhlas menyerahkan dirinya pada firman yang dianggap akan menjadi imam nya untuk masa depan dan selamanya, Rania pikir ada waktu yang tepat untuk mengatakan nya pada firman.
Dengan perlahan Rania sudah mulai sadar jika dia sudah jatuh cinta pada suaminya ini, dan baru dia sadari setelah rasa debaran itu tidak lagi terasa untuk robi yang dia agung-agungkan dulu.
"Assalamualaikum terdengar kyai Aziz baru datang,
"Waalaikumsalam bah, Rania dan firman bergantian menyalimi kyai Aziz.
"Sudah lama sampainya?" tanya kyai Aziz,
"Tidak bah kami baru sampai jawab firman.
Firman kembali terdiam, kali ini dia benar-benar bingung. Sebagai suami, dia tahu betul betapa ia mencintai Rania, istrinya. Namun, di satu sisi, dia juga ingin mengikhlaskan Rania demi kebahagiaannya. Firman berusaha mencari cara untuk menyampaikan niatnya kepada Kyai Aziz, mertuanya, yang hendak mengembalikan putrinya dengan cara yang baik-baik.
saat Firman memutuskan untuk menemui Kyai Aziz di rumah nya
Setelah duduk di ruang tamu, Firman mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk membahas topik yang ia bawa. " Kyai, ada hal yang ingin saya sampaikan terkait Rania," ujar Firman dengan suara serak.
Kyai Aziz menatap Firman dan rania dengan pandangan tajam, seolah ingin mengetahui apa yang ada di benak Firman. "Apa maksudmu, Firman?" tanya Kyai Aziz.
Dengan hati-hati, Firman mulai menjelaskan niatnya. "Pak Kyai, saya mencintai Rania, tapi saya sadar bahwa mungkin Rania tidak merasa bahagia bersama saya selama ini.
Saya ingin mengikhlaskan Rania untuk mencari kebahagiaannya sendiri, meskipun itu berarti kita harus berpisah," ungkap Firman dengan suara getir.
DEG,,, Rania yang berada di samping firman sungguh merasa terkejut dengan pengakuan firman yang terkesan mendadak.
Kyai Aziz tampak terkejut dengan pengakuan Firman juga, namun ia mencoba untuk tetap tenang. "Firman, apakah kamu serius dengan ucapanmu apa sebenarnya yang telah terjadi kenapa semua ini bisa tiba-tiba begini firman, kyai Aziz masih berusaha tenang.
Apa aku tidak salah dengar kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan ini.
Kyai Aziz beralih menatap putrinya,
Tapi Rania juga tampak terkejut, dengan keputusan yang diambil firman.
Firman mengangguk, "Saya yakin, Kyai. Saya hanya ingin Rania bahagia, meskipun itu tanpa saya.
"Ustadz suaranya Rania tercekat terdengar sangat lirih,
kalimatnya kurang cocok untuk seorang anak kiyai