Mila tidak menyangka dengan kehidupan nya setelah kepergian kedua orang tuanya karena kecelakaan. Karena keadaan ia menerima tawaran dari seorang pria untuk menikah dengan perjanjian namun saling menguntungkan.
Setelah menikah, banyak hal yang tidak terduga terjadi.
Apakah Mila dapat bertahan dengan pernikahannya ? jawabannya ada di Novel Married By Agreement..
Selamat membaca semua.. 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
" Selamat siang Bu Mila " ucap seseorang menghampiri Mila.
" Siang " balas Mila ia pun belum mengenali siapa laki-laki muda dihadapannya.
" Perkenalkan saya Arya " ucap laki-laki itu.
" Oh ya, ini Pak Arya ? " tanya Mila.
" Iya betul Bu Mila " jawab Arya.
" Panggil saja saya Mila " ucap Mila karena sejujurnya ia merasa risi jika dipanggil dengan sebutan 'Bu'.
" Wah saya gak enak dong, masa sama pemilik perusahaan ini panggil nama saja "
" Gak apa-apa Pak Arya santai saja " susul Mila.
Kali ini Mila sudah berada di perusahaan milik mendiang Ayah nya dulu. Dulu ia hanya diberitahu jika Ayah nya sedang tidak ada di rumah berarti Ayahnya sedang berada di Singapura tanpa diberitahu jika di Singapura adalah tempat perusahaan Ayahnya, Ayahnya mengembangkan usahanya di negeri para singa ini.
Mila dipersilahkan untuk melihat-lihat perusahaan mendiang Ayah nya yang sekarang sudah berpindah menjadi miliknya.
" Di perusahaan ini terdiri dari beberapa divisi, karena perusahaan ini bergerak di bidang kontruksi, jadi perusahaan ini beroperasi dalam bidang pembangunan, sarana dan prasarana fisik, serta berbagai infrastruktur, mungkin kamu sebelumnya tahu atau pernah di beri tahu oleh almarhum kedua orangtua kamu ? " ucap Arya menjelaskan secara singkat.
" Hmm..." Mila mengangguk.
" Saya tidak pernah tahu sebelumnya, justru saya tahu bahwa Ayah punya perusahaan baru beberapa bulan ini, itu pun saya tidak sengaja bertemu dengan tim pengacara Ayah saya dulu " susul Mila ia tidak menyebutkan jika ketua tim pengacara Ayah nya adalah Papa mertuanya sendiri.
" Ya... Kami sudah cukup lama menunggu kamu "
Mila hanya mengangguk.
" Sekarang karena kamu sudah ada, saya akan menyerahkan semua tanggungjawab perusahaan ini kepada Bu Mila sebagai ahli waris dari Almarhum Pak Danu " ucap Arya lagi.
" Tapi .. Jangan sekarang.. Saya tidak akan lama juga disini, saya kesini dalam rangka liburan semester, kuliah saya belum selesai, lagipula saya sangat awam dalam memimpin perusahaan, caranya bagaimana pun saya belum mengerti" balas Mila.
" Sekarang kan sudah canggih, jaman sudah modern, alat komunikasi sudah banyak " susul Arya.
" Iya sih.. Tapi saya harap Pak Arya masih tetap disini " ucap Mila.
" Tenang saja saya tidak akan kemana-mana, sampai Bu Mila, bisa memimpin perusahaan ini dengan baik " ucap Arya.
" Terima kasih " ucap Mila.
Arya hanya mengangguk tersenyum. Lalu mereka berdua kembali menyusuri beberapa ruangan di perusahaan Karya Wijaya.
" Cukup besar juga ya ? " ucap Mila polos.
" Ya.. Untuk gedung belakang dan samping kanan, itu gedung baru, baru sekitar 2 tahun, karena memang kita membutuhkan gudang dan beberapa ruangan lagi " balas Arya.
" Untuk sekarang proyek apa yang sedang di garap oleh perusahaan ? " tanya Mila.
" Ada beberapa Mall, Hotel dan salah satu gedung pemerintahan yang akan di renovasi ulang, rencana nya sih seperti itu " jawab Arya.
Mila mengangguk, pertanda mengerti.
" Nah ini ruangan Almarhum Pak Danu, setelah hampir 7 tahun tidak ada yang berani masuk kedalam, kecuali OB yang setiap hari membersihkan ruangan ini " susul Arya.
Mila pun masuk kedalam ruangan Ayah nya, foto-foto Ayah nya 7 tahun lalu masih terpajang rapi disana, tumpukan file 7 tahun lalu, interior dan suasana seakan ia kembali masa 7 tahun lalu, ia tahu persis kesukaan Ayah nya, ruangan ini hampir mirip dengan ruangan kerja di rumah masa kecil yang sekarang sudah dimiliki oleh Bank.
" Ayah... " Mila sedikit berkaca setelah memandang foto-foto mendiang kedua orangtuanya yang terpajang di meja kerja.
Dan lagi ada foto dirinya yang masih kecil.
Ia lalu duduk di kursi kebesaran Ayah nya dulu, lalu ia membuka laci-laci meja yang ada disana, masih tersimpan rapi beberapa file dan berkas milik perusahaan, seperti nya memang benar tidak ada yang berani mengobrak-abrik isi dari ruangan ini.
" Semua file, berkas bahkan pajangan yang terpajang pun tidak akan ada orang lain yang berani memindahkan, karena itu bukan hak kami " ucap Arya.
" Jadi selama ini Pak Arya tidak mengisi ruang ini ? " tanya Mila.
" Tidak, saya sama seperti karyawan yang lain, saya bekerja di perusahaan ini, hanya saja saya diamanahi untuk ikut bertanggung jawab atas perusahaan ini " jawab Arya.
Mila pun berpikir sejenak, sebenarnya bisa saja perusahaan ini di kendalikan oleh mereka, bahkan bisa saja para karyawan menyabotase keadaan perusahaan ini, namun sepertinya tidak. Sungguh ia masih tidak menyangka ada orang yang benar-benar bertanggungjawab saat ini.
" Perusahaan ini dipantau oleh Tim pengacara Almarhum Pak Danu, jadi satu karyawan pun tidak ada yang berani macam-macam " ucap Arya melanjutkan.
" Hmm.. " Mila hanya manggut-manggut mengerti.
Setelah berkeliling di perusahaan, Arya mengajak Mila untuk makan siang.
" Oya Bu Mila belum makan siang kan ? " tanya Arya.
" Mila saja "
Arya hanya tersenyum tersipu.
" Hmm belum, saya kan dari tadi sama Pak Arya "
" Panggil Arya saja "
Mila tertawa.
" Wah ngebales nih " Mereka berdua pun tertawa bersama.
Akhirnya mereka berdua berjalan keluar lobby.
" Saya ambil mobil dulu Bu " ucap Arya, lalu ia berjalan sedikit menjauh menuju parkiran.
Disaat yang bersamaan seseorang pun turun dari dalam mobil tepat di depan perusahaan Mila.
" Mila.. " panggil pria itu yang tiada lain adalah Dewa.
Dewa bergegas turun dari dalam mobil. Mila yang melihat Dewa sudah ada di hadapannya terhenyak kaget.
" Mas Dewa.. " gumam Mila membelalakkan kedua matanya.
Tanpa menunggu lama Mila langsung melangkahkan kakinya, namun langkahnya terhenti karena tangan nya lebih dulu di raih oleh Dewa.
" Mila tunggu " ucap Dewa.
" Kenapa sih Pak, sampe nyusul saya kesini segala " balas Mila.
" Mil, kamu kesini gak ijin saya dulu " ucap Dewa lagi.
" Harus ya ? "
" Mil, saya masih suami kamu, kamu juga masih istri saya "
" Suami bohongan kan ? "
" Nggak !! Nggak ada yang bohongan kita menikah sah secara agama dan negara apa nya yang bohongan ? " susul Dewa.
Mila melepaskan tangannya dari genggaman Dewa, ia berniat untuk kembali melangkahkan kaki nya meninggalkan Dewa.
" Mil, gak ada yang bohongan, kamu pasti mengerti maksud saya untuk apa saya jauh-jauh kesini nyusul kamu " ucap Dewa menyusul Mila.
Blash
Mila pun kembali menghentikan langkahnya.
" Plis Mil, saya butuh bicara sama kamu "
🌼🌼🌼
Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote like dan komennya ya ❤️
semoga DEWA peka dengan keadaan MILLA
lanjut thor ttp semangat 💪💪💪❤❤❤