Tiga tahun menikah, Zalea belum kunjung memiliki keturunan. Sang mertua yang kurang bersahabat dengannya semakin memperlihatkan wajah ketidaksukaan terhadap Lea.
"Nikahi saja Karmila, Zain. Kamu punya alasan kuat untuk menikah lagi. Karena istrimu itu tidak bisa memberikan keturunan buat keluarga kita."
Dunia Lea seketika hancur saat mendengar ungkapan sang mertua. Namun, seberkas cahaya langsung muncul. Tapi sayang, takdir seolah sedang mempermainkannya. Saat dia mendapatkan kabar bahagia, kabar buruk malah menyusul dibelakangnya. Kabar buruk datang sebelum ia bisa membagikan kabar bahagia yang dia punya dengan siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
*Episode 27
"Lalu ... di mana mas Zain sekarang, Ma?"
"Di sana, Leah."
Sang mertua berucap sambil mengarahkan telunjuk ke arah kursi yang ada dipojokan taman. Leah melihat ke mana telunjuk itu bergerak. Di sana, dia melihat seorang pria sedang duduk di atas kursi bersama sebuah foto.
Ya. Dialah Zain yang sedang duduk bersama bingkai foto Leah di sampingnya. Tubuhnya kurus. Sangat kurus sekali. Kharismanya hilang. Wajahnya sayu seakan tidak ada kehidupan lagi yang tersisa. Untuknya, dunia sudah berakhir sebelum nyawa meninggalkan tubuh.
Leah pun melangkah pelan untuk mendekat. Namun, langkahnya terhenti sebelum dirinya berhasil mendekati Zain. Mata Leah pun langsung mengembun sekarang. Embun tipis yang perlahan berubah menjadi buliran bening.
Hati Leah tersayat saat tahu sebuah kenyataan. Zain yang ia tinggalkan ternyata sudah tidak ingat dengan apapaun selain dirinya. Dunia Zain sekarang hanya ada dirinya. Singkatnya, Zain bisa disebut sakit mental sekarang.
"Leah." Sang mertua memanggil nama Leah pelan sambil menyentuh pundaknya.
"Zain sakit mental karena tidak bisa menerima kenyataan kamu meninggalkan dirinya. Sejak kamu pergi, dia langsung kehilangan jati dirinya. Dia tidak ingat dengan siapapun selain kamu. Bahkan, aku sebagai mama saja dia tidak ingat. Yang ia ingat hanya kamu sebagai isttrinya."
Leah tidak bisa menjawab apapun yang mama mertuanya katakan. Sungguh, hatinya sangat sedih sekarang. Apalagi saat ia menyaksikan sendiri dengan matanya, ketika Zain ngobrol banyak hal dengan bingkai foto seolah-olah, bingkai foto itu adalah mausia yang hidup yang bisa ia ajak bicara.
"Leah. Makan malam mau makan apa? Aku masakkan semua yang kamu ingin makan."
"Istriku cantik. Jangan pernah pergi dari sisiku. Kau tahu, kau adalah napasku, Leah. Jangan pergi yah. Aku sangat menyayangi dirimu."
Tangan kurus itu membelai bingkai foto setelah berucap. Selanjutnya, Zain mengecup bingkai itu dengan hangat.
"Sayangku, hanya kamu yang aku punya. Oh iya, katakan, mau makan apa? Mm ... donat yang aku belikan untukmu rasa coklat hari ini. Aku sengaja belikan yang berbeda setiap harinya. Karena aku tahu, kamu suka sekali ngemil."Zain langsung tertawa setelah berucap.
"Eh, aku gak takut kamu gendut kok. Yang paling penting itu biar kamu senang. Makan banyak juga gak papa. Yang penting, kamu sehat."
Ya. Begitulah Zain selama tiga tahun menikah. Apapun yang Leah inginkan tidak pernah ia batasi. Dia paling tahu apa yang Leah inginkan. Leah suka ngemil. Zain tahu istrinya suka donat, dia belikan setiap dia punya kesempatan.
"Eh ... tenang saja. Aku gak akan belikan donat dengan toping stoberi kok buat kamu, Yang. Karena aku tahu dan aku selalu ingat, kamu gak suka dengan toping buah-buahan."
Leah langsung menutup mulutnya agar isak tangisnya tidak terdengar dengan keras. Ingatan Leah yang langsung mengembara ke waktu dirinya sedang bersama Zain membuat dirinya bergetar untuk menahan kesedihan yang mengguncang hati.
Zain selalu begitu sejak awal bertemu. Perhatiannya untuk Leah tidak sedikitpun berkurang. Dia bahkan selalu menomor satukan Leah di apapun kondisi.
Menit berikutnya Zain malah menangis. Entah karena apa, Leah juga tidak tahu. Zain menangis sambil mendekatkan wajahnya ke arah bingkai foto Leah yang sedari tadi ia ajak bicara.
"Leah, aku merindukanmu." Zain bergumam pelan.
Leah yang mendengar ucapan yang terucap bersama air mata yang jatuh berderai langsung menoleh ke arah mama mertuanya. Si mertua yang ada di samping Leah hanya bisa memperlihatkan wajah sedihnya meski tidak ada air mata yang jatuh. Karena mungkin, air matanya sudah kering untuk menangisi sikap anaknya selama enam tahun yang lalu.
"Seperti itulah Zain, Leah. Zain yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia telah kamu tinggalkan. Dia tertawa, atau menangis sesuka hatinya. Tidak ada yang bisa kami lakukan karena yang dia butuhkan hanya kamu."
"Dekati dia, Leah. Mungkin dia langsung bisa mengenali kamu jika kamu bertemu dengannya. Karena hanya kamulah yang selalu ia harapkan kehadirannya."
"Demi menginginkan kepulangan mu, dia bahkan pernah menyayat kulitnya dengan belati. Dia bilang, dia ingin membersihkan dirinya supaya kamu tidak lagi merasa jijik padanya. Dengan melakukan cara itu, dia berharap kamu bersedia pulang, Leah."
Leah menoleh kearah sang mertua lagi. Lalu, mertuanya malah berucap. "Lihatlah kedua lengannya, Leah. Bekas sayatan itu masih membekas di sana."
Benar saja, ketika Leah berjalan beberapa langkah mendekat. Dia bisa melihat bekas sayatan di tangan Zain. Semakin perih hati Leah sekarang. Bergetar bibirnya untuk ia gerakkan memanggil nama suaminya itu.
"Mas Zain."
Satu panggilan yang langsung menyentuh kuping Zain. Kemudian, sebuah sentuhan yang Leah berikan di pundak kurus milik Zain langsung membuat pria itu menoleh.
Tatapan lekat nan sayu langsung terlihat. Bekas air mata masih membasahi pelupuk mata Zain. Zain menatap Leah selama beberapa saat hingga akhirnya dia bangun dari duduknya.
"Si-- siapa kamu?"
Deg. Nyatanya, Zain tidak bisa langsung mengenali Leah. Entah kenapa, kesedihan selama enam tahun itu membuatnya terlalu terpuruk dan tidak bisa langsung memahami keadaan sekeliling.
Sementara itu, Leah yang ditanya malah tidak bisa langsung menjawab. Air matanya mengalir dengan cepat melintasi pipi.
"Mas, aku Leah."
"Le ... ah?"
"Kamu ... Leah?"
"Iya, Mas. Aku Leah."
"Leah ku?"
"Iya. Aku Leah mu, Mas."
"Leah."
Mata Zain kini kembali berkaca-kaca. Namun, ketika tangannya ingin menyentuh pipi Leah, sontak, gerakan itu langsung terhenti.
"Tidak. Kamu bukan Leah. Leah ku ada di sampingku sekarang. Leah ku di sini," ucap Zain sambil meraih bingkai foto yang tadinya ada di atas kursi.
"Lihatlah! Dia Leah ku. Dia Leah. Leah tidak akan meninggalkan aku sendirian. Leah ku .... "
Zain malah menangis tersedu-sedu.
Hal itu juga ikut membuat Leah menangis tanpa bisa ia tahan. Sebaliknya, Zain yang terus menangis malah langsung memeluk bingkai foto tersebut.
"Tidak akan ada dua Leah di dunia ini. Aku akan melakukan segala cara untuk mempertahankannya. Aku akan melakukan segala cara untuk Leah."
Leah yang menangis langsung berusaha menghentikan tangisannya. Dia seka air mata yang tumpah. Lalu, dia sentuh wajah Zain dengan kedua tangannya.
"Mas, lihat aku! Lihat aku baik-baik. Aku Leah mu. Lihat aku dan rasakan sentuhan ku. Akulah Leah mu, Mas."
"Leah .... "
"Iya, Mas. Aku Leah. Dan yang ada di dekapan mu itu hanyalah bingkai foto ku saja."
Zain langsung melepaskan bingkai foto yang dia peluk. Dia lihat bingkai foto itu lagi. Lalu, matanya langsung menatap lekat manik mata Leah.
"Leah."
Tangisan itu pecah lagi. Tapi kali ini, Zain tidak menolak mengakui kalau wanita yang ada di depannya adalah Leah istrinya yang sangat ia rindukan. Zain langsung menghambur ke dalam pelukan Leah. Dia peluk erat tubuh istrinya sambil memejamkan mata. Rasa hangat itu menjalar ke seluruh tubuh.
"Leah."
ksian bgt kl trs ky gt,cma raganya yg hdp tp jiwanya mati....tp leah udh kmbli,apalgi ada ank2 jg.....pst zain cpt sdar lg....smngttt....
kn kk'ny udh nkah sm yoga,tnngal dita nih yg blm....spa tau jdoh sm rafa.....
sampek segitu bencinya sama zain y hingga hatinya tidk trketuk untuk menolong orang yg bener2 trauma, frustasi, stres, kurang waras..
menurut dia baik blm tentu baik buat anak2nya
. ayo km harus kuat zain ada anak km yg hebat2
jd pgn ikutn nangis pas tau kndsi zain skrng....tp mau mnyalhkan leah jg ga ada gunanya,scra wjar kl leah dlu smp prgi....
Mga dgn leah kmbli,zain bs smbuh...
Apalgi nnti kl ktmu ank2nya yg lucu....
Ttp smngt kk.....
.jd melow 😭😭😭 semoga stlh bertmu Zayn sembuh dan bs bertmu bersama ank2nya pasti akn bahagia bersama zaka dan zaky