NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Gendis

Cinta Terakhir Untuk Gendis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Angst
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: 9irlpower

Sekuel ketiga, dari kisah cinta Gendis yang tragis, dan menyedihkan.

Setelah serentetan kejadian yang menimpa Gendis. Gendis pun sudah berusaha lagi untuk bangkit, dengan bantuan para power rangersnya dan teman-temannya yang lain.

Kali ini, Gendis dipertemukan dengan seorang wanita baik yang mau memberikan cintanya ke Gendis. Wanita itu berniat menjodohkan Gendis dengan putra bungsungnya.

Siapakah dia? yang akan menjadi tambatan hati Gendis. Dan apakah kali ini Gendis bisa mengakhiri serentetan kisah tragisnya? dan berakhir dengan dia—, yang nggak pernah Gendis sangka-sangka, akan ada di dalam kisah percintaannya yang terakhir.

Dan semua kisah pun akan terkuak di seri terakhirnya Gendis, dengan kemunculan orang-orang lama yang pernah ada di kesehariannya Gendis.

Yuk ... kembali ramaikan kisahnya Gendis.

Yang kepo sama kisah sebelumnya, baca dulu yuk [Cinta Pertama Gendis] dan [Mencob Jatuh Cinta Lagi] Karya 9irlpower.

Selamat Membaca 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 9irlpower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

season 3 [Gue Punya Ide]

Di SMA 88 suara bel istirahat pun berkumandang, dan baru kali ini Daniel begitu antusiasnya menantikan jam istirahat.

"Lo tadi pagi nggak sarapan Niel? Buru-buru banget, udah mau ke luar kelas aja." sindir Simon disela senyuman meledek, sambil tangannya sibuk membereskan buku pelajarannya.

"Iya, laper banget tuh dia. Laper, akan informasi." sahut Ade, nggak mau kalah meledek calon tunangan sahabatnya itu.

Simon mengerutkan dahinya, baru aja mau mengajukan pertanyaan kedua orang yang duduk sebangku itu. Taunya, Ade sama Daniel udah bangkit duluan dari tempat duduknya.

Gegas Simon susul keduanya, dan terdengarlah ucapan dari bibir Daniel. "Dua orang itu siapa De?"

Simon kembali dibuat bingung dan cuma celingukan aja, karena tiba-tiba Daniel udah ngajuin pertanyaan ke Ade.

Ade diam sejenak, karena harus mengingat pembahasan tadi pagi yang terjeda karena bel masuk.

Setelah ingat, Ade langsung menjawab pertanyaan Daniel, yang udah penasaran banget.

"Yang pertama, temen satu sekolah sama Gendis ..." penjelasannya Ade padahal belum kelar, tapi udah disela aja sama Daniel.

"Widi maksud lo?" dengan tampang cemas, dan tatapan mata tegas, Daniel udah asal tuduh aja.

"Owh, ngomongin Gendis rupanya." terjawab sudah rasa penasaran Simon, yang dari tadi nggak sempet tanya sama Ade ataupun sepupunya itu.

Simon juga seharusnya lebih peka, karena hanya Gendis yang bisa bikin Daniel seantusias itu. Dan pastinya, setiap kali Daniel bahas mengenai Gendis. Pasti ada aja raut wajah sepupunya itu yang menampakkan kecemburuan dan kemarahan. Dan tau-tau nanti, udah berubah merona lagi.

Perhatian Simon kini udah tertuju ke Ade, yang lagi menjawabi pertanyaan Daniel tadi.

"Bukan, yang satu sekolah sama Gendis bukan cuma Widi aja kali. Lo tuh nggak usah khawatir sama Widi, Bejo, sama temen gue yang namanya Didot atau gue sekalipun. Karena kita emang beneran cuma temenan, kita emang udah kayak saudara dan Gendis juga nggak pernah jatuh cinta sama salah satu dari kita."

"Gendis malah muak sama kita berempat, karena keusilan kita emang keterlaluan banget." sengaja Ade jelasin ke Daniel, supaya Daniel nggak perlu mengkhawatirkan apapun, karena memang bener persahabatan antara perempuan dan laki-laki itu memang ada.

Dan nggak terbersit di benak mereka untuk jatuh cinta ke Gendis, begitu juga Gendis ke yang lainnya. Karena memang perasaan yang terjalin di antara mereka, hanya sebatas hubungan saling melindungi satu sama lain, dan emang murni persahabatan tanpa dibumbui dengan cinta-cintaan.

"Nanti, orang itu gue kenalin deh ke lo. Di waktu yang tepat, soalnya kalau lo muncul sekarang. Kasihan juga buat dia, karena Gendis udah nolak dia, terus tiba-tiba muncul banyak cowok yang deketin Gendis." Ade bermaksud menjelaskan tentang Deka, tapi sengaja juga Ade menyembunyikan Deka dari Daniel, setelah tau kalau Maminya Daniel ternyata punya jasa bodyguard.

Mengingat juga Daniel yang cemburuan. Ade nggak mau nantinya Deka merasa dikuntit, setelah dia jelasin mengenai perasaan Deka di masa lalu.

"Terus, yang kedua?" Daniel penasaran banget sama cowok lainnya, yang pernah deketin Gendis dengan track record buruk, tapi masih bisa diterima sama Gendis.

"Gue pernah cerita soal temennya Bejo kan?"

Daniel anggukkan kepalanya, sementara Simon hanya menyimak aja dan nggak menyela sedikit pun, karena tau kalau sepupunya emang kepo banget sama Gendis. Dan selain itu juga, Simon juga penasaran mau denger cerita tentang Gendis yang begitu ditaksir sama sepupunya itu.

Ketiganya udah sampai di kantin, sambil mengantri makanan. Ade jelasin seperti apa perangainya Teddy, keluarganya Teddy, pertemuan Teddy dengan Gendis, sampai ketergantungannya Teddy sama psikotrpika, dan digantikan sama kehadirannya Gendis.

Makanan ketiganya udah jadi, lalu ketiganya duduk di tempat kosong. Dan ucapannya Ade dianjutkannya lagi, "Nah, tu orang bisa lo jadiin acuan. Kalau lo bisa diterima sama Gendis, setelah lo nyatain perasaan lo."

"Kayaknya, lo pernah ketemu sama tu orang deh Niel." Simon yang dari tadi diem aja, dan cuma dengerin dengan serius. Tau-tau langsung nimpalin, bermaksud mengingatkan ke Daniel.

Ade yang penasaran pun langsung nanya, "ketemu sama Teddy? Di mana?"

Simon udah mau nimpalin, tapi dialihkan sama Daniel. "Ya kalau kita kejebak tauran, pasti tu anak ada di antara kerumunan anak Hercules kan?" ucapan Daniel itu diakhiri lirikan matanya, yang tertuju ke Simon. Dan dengan artian, Daniel nggak mau kalau Ade tau pertemuan itu—.

Untungnya Simon ngeh sama kodenya Daniel, dan nggak nimpalin ucapan apapun lagi, setelah kena tegur sepupunya itu.

Ade yang mau memastikan, sekalian dia mau nanya di mana pertemuan pertama Daniel sama Gendis. Malah dialihkan sama kemunculan Lina, yang minta Ade buat gabung sama Lina. Ya mau nggak mau, Ade milih bareng ceweknya itu yang udah maksa banget kepingin makan berduaan aja.

Sementara itu dengan Daniel dan Simon, setelah obrolan sama Ade udah kelar karena Ade pergi sama Lina.

Simon pun jadi punya kesempatan buat nanya, mengenai alasan Daniel yang sengaja menutupi pertemuannya dengan Gendis.

"Lo kenapa malah terkesan nutup-nutupin pertemuan lo sama Gendis? Ceritain aja ke Ade, emangnya dia bakalan nggak setuju sama pertemuan kalian waktu itu?"

"Gue sengaja rahasiain itu—, karena gue kepingin Gendis duluan yang tau dari gue. Ketimbang dari temen deketnya, supaya gue bisa lihat responnya dia." sahut Daniel, sambil menuang sambal ke dalam kuah baksonya.

Simon pun merespon dengan menganggukkan kepalanya, lalu tertawa melihat sepupunya, karena setiap kali membahas Gendis. Pasti senyuman Daniel merekah, pupil matanya membesar, wajahnya juga berseri-seri. Pokoknya beda banget, sama sikap Daniel yang dingin ke temen-temen cewek satu angkatan.

...****************...

Setelah makan siang di kantin, Daniel dan juga Simon jalan bareng ke kelas mereka dan keduanya sibuk sama ponsel mereka masing-masing.

From : Kak Danish

[Pulang sekolah jam berapa, Niel?]

Sms yang Daniel baca itu, urung dibalasnya dan hanya dilihatnya lalu dioper ke Simon, yang juga lagi sibuk membalas pesan sms.

Setelah selesai membalas pesan, barulah Simon melihat isi sms yang ada di ponsel sepupunya itu.

"Ya jawab lah, gue juga baru dapet sms dari kak Danish. Dan udah gue jawab juga smsnya."

Mendengar jawaban sepupunya itu, Daniel terlihat was-was banget dan disampaikannya perasaan Daniel itu.

"Gue curiga sama kak Danish, karena nggak biasa-biasanya dia sms nanyain jam pulang sekolah gue."

"Kok aneh sih? Bukannya itu udah biasa? Dulu-dulu, emangnya dia nggak pernah ngabarin lo?" sahut Simon, sampai dahinya mengerut karena saking bingungnya sama ucapan yang disampaikan Daniel.

"Ih iya, gue lupa cerita." sambil menatap wajah Simon yang kebingungan, Daniel pun baru sadar kalau dia belum cerita soal pertemuannya sama Mikhaela, dan juga responnya Danish waktu denger mengenai permasalahan yang lagi Gendis alamin.

"Kok bisa, kak Danish nggak setuju? Nggak lo aduin aja ke Mami Denayu, kalau kak Danish mau jodohin lo sama orang lain selain Gendis?" Simon jelas aja nggak setuju, karena ditakutkannya Mikhaela yang udah ngarep banget ke Daniel, nantinya patah hati setelah tau kalau Daniel udah punya tunangan dan nggak keputusan tantenya itu nggak akan bisa diganggu gugat.

"Dia malah udah terang-terangan nggak setuju, waktu ada acara makan malam di rumah, dan sekalian ngenalin Gendis ke yang lainnya." ujar Daniel, menjawabi perkataan Simon.

Obrolan mereka pun terjeda, karena Simon dapet pesan sms dari Danish.

[Tolong bilang ke Daniel, ya Mon. Nanti kak Danish jemput dia di sekolah, ada yang mau kak Danish bicarain ke dia. Kakak minta tolong ke kamu, karena Daniel nggak bales sms dan jawab telfon kakak.]

Pesan sms itu nggak dibalas juga sama Simon, yang langsung berucap ke Daniel. "gue punya ide." sambil diakhiri dengan senyum seringai.

🔜Next Part 🔜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!