Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecantikan Fifian..
Fifian pun pamit pergi dan bermain dengan anak-anak panti..
Fifian belum ingin pulang. Atau mungkin sebaiknya Fifian tidak pulang saja.
"Akhirnya sampai juga..."
Setelah mematikan mesin mobil, dengan terburu-buru Alex keluar dari mobil.
"Pak Alex," sapa Bu Susan yang kebetulan sedang berjalan keliling mengecek anak-anak bersama dengan Lala.
"Aduh aduh ada Mas Ganteng," Lala langsung merapikan rambut dan bajunya. Dia harus terlihat cantik di depan Alex. Tujuannya sudah jelas,Lala berharap siapa tau Alex akan pindah hati padanya dan menceraikan Fifian. Atau mungkin Alex butuh istri kedua, Lala nggak masalah jadi yang kedua yang penting banyak uang.
"Selamat sore Bu Susan, saya ingin mencari Fifian,,apa dia datang kesini Bu..?"
"Oh Fifian, dia-"
"Halo, Mas Alex," Lala memotong kalimat Bu Susan dan meraih tangan tangan Alex,
“ Apa kabar Mas Alex sudah lama ya nggak ketemu," Lala tersenyum manis sambil mengedip-ngedipkan mata untuk menarik perhatian Alex
Bukannya tergoda Alex malah merasa jijik.
Alex menyentak tangan nya, "Siapa kamu..?"
"Saya Lala, Mas. Masa Mas lupa sih. Saya ini-"
"Saya nggak peduli. Saya ke sini ingin mencari Fifian..istri saya.." Lala mendengkus kesal. Lagi dan untuk kesekian kali Lala merasa iri dengan Fifian..
Fifian cantik, karirnya barus, punya suami tampan dan kaya raya. Hidup Fifian pasti sangat bahagia, setidaknya begitu yang Lala lihat. Karena selama ini fifian selalu telihat bahagia.
"Fifian sedang bermain dengan anak-anak panti di halaman samping rumah."
"Oh ternyata fifian ada disini Bu..?terima kasih Bu Susan.."
Tanpa menunggu jawaban Bu Susan, Alex langsung lari ke samping rumah. Begitu sampai di sana, Alex menghembuskan napas lega. Dia senang bisa melihat istrinya sedang bermain dengan anak-anak panti. Alex sudah panik dan berpikir istrinya kabur.
Alex tidak langsung menghampiri Fifian, melainkan memperhatikan Fifian dari balik pilar.
Di sana Fifian sedang menari bersama anak-anak panti diriingi oleh piano. Piano juga dimainkan oleh salah satu anak panti asuhan. Anak-anak di sini memang sangat berbakat.
"Aku baru tau dia bisa menari," gumam Alex tanpa melepas pandangan nya dari Fifian..
Semua anak-anak tiba-tiba menepi.
"Tante, kita mau lihat Tante menari sendiri."
"Aku juga. Ayo Tante menari."
Fifian tersenyum malu-malu, tanpa sadar Alex juga ikut tersenyum. Ah manis sekali, sejak kapan Fifian memiliki senyum semanis itu.
Seorang anak laki-laki mulai menekan nuts-nuts piano. Lantunan musik pianonya begitu indah.
Fifian pun mulai menggerakkan tangannya mengikuti irama piano.
"Beautiful," gumam Alex yang terpesona dengan tarian Fifian
Tarian Fifian begitu indah dan menakjubkan. Gerakannya lembut tanpa tidak lemah, kuat tapi tidak kasar. Benar-benar cantik dan anggun. Alex tidak bisa memalingkan pandangan dari gadis manis itu.
"Fifian," lirih Alex istrinya begitu mempesona..pikir nya
Selama ini kemana saja Alex baru menyadari pesona tersembunyi Fifian ini. Mungkin Fifian masih memiliki banyak pesona lainnya. Alex ingin melihat lebih banyak lagi pesona istrinya.
Fifian begitu menikmati tariannya. Salah satu hal yang paling Fifian suka adalah menari. Menari membuatnya melupakan sejenak masalah nya. Membiarkan tubuhnya mengayun mengikuti irama musik. Rasanya sungguh menyenangkan.
Fifian meloncat, berputar, dengan anggun. Namun tiba-tiba...
Eh... Fifian kehilangan keseimbangan badan nya,dan hampir saja fifian terjatuh tapi tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan pinggang nya.
"Ma-mas Alex"
"Hati-hati," Alex tersenyum dan menegakkan badan istrinya.
Namun Alex tak melepas pelukan nya, dia justru mengangkat kedua tangan Fifian agar melingkar di lehernya dan mulai menggerakkan kaki ke kanan kiri secara bersamaan..
"CIEE CIEEEE," terdengar suara riuh anak-anak panti menyoraki.
Fifian malu dan ingin menyudahi saja, tapi Alex tetap menahan pinggang nya dan terus menari mengikuti irama musik.
"Mas udah."
"Kamu tidak ingin menari bersama pangeranmu?"
"Pangeran apaan sih," Fifian memalingkan wajah nya.
"Tatap pangeranmu, Princess."
"Apaan sih, Mas. Udah deh nggak usah aneh-aneh."
Fifian mendorong dada suaminya, lalu berlari menjauh dengan pipi bersemu merah. Alex masih diam di tempat sambil senyum-senyum.
Sementara anak-anak semakin heboh menyorakinya.
Dario menyurat rambutnya dan mengikuti istrinya ke halaman depan.
Hari sudah sore, Fifian berdiri di bawah pohon maple dan mendongak ke atas langit. Semburat jingga sore ini memang sangat indah.
"Hai," Alex tiba tiba memeluknya dari belakang.
"Mas jangan gini, nanti ada yang liat. Kamu nggak malu di teriak in gitu?"
"Nggak. Orang sama istri sendiri, kalau pelukan nya sama istri orang lain ya malu."
"Kalau sama mantan istri nggak malu juga ya?"
Alex mendengkus, " Jangan mulai deh. Kita lagi akur. Aku nggak mau kita bertengkar lagi."
"Memang kenyataan nya begitu..!!"
"Diam Fifian atau aku akan menciummu?"
Fifian langsung merapatkan bibir nya. fifian tidak ingin Alex menciumnya di sini dan semakin mempermalukan dirinya.Hening.
Fifian tidak lagi memberontak dan Alex semakin erat memeluknya dari belakang.
"Kamu cantik sekali tadi,"
gumam Alex sambil meletakkan dagu dipuncak kepala istrinya. Tubuh Fifian terlalu mungil jika.Alex ingin meletakkan dagu di pundaknya. Begini saja lebih nyaman.
"Tadi kapan?"
"Saat kamu menari."
"Jadi hari-hari biasa aku nggak cantik?"
"Cantik juga, tapi tadi lebih cantik. Cantiknya berkali lipat."
Fifian tau gombalan suaminya ini sangat receh, tapi tetap saja Fifian melelah. Inilah yang menakutkan dari cinta yang terlalu dalam. Terus-menerus disakiti, tapi sekali disenyumin langsung luluh seketika.
Namun Fifian tidak mau terbuai lagi.
Biarlah Alex melakukan apa yang dia mau, tapi hati
Savanna tak akan goyah lagi untuk menuntut cerai.
"Ayo kita pulang."
Alex melepas pelukan nya dan menggandeng tangan istrinya.
fifian mengangguk.
Kembali pulang bukan berarti fifian menerima semuanya lagi. fifian sudah terlalu lelah. Dia hanya ingin mengumpulkan bukti perselingkuhan suaminya dan cepat mebuat kotrak lagimenggugat cerai.
***
sampailah sezza.di rumah..
"Mommy."
"Hai, Sayang."
Fifian berjongkok dan doni langsung menghamburkan diri memeluknya. juan dan widya pun berdiri dan menghampiri mereka. Sementara mereka hanya diam, duduk di sofa. Gadis kecil itu sama sekali tak peduli kehadiran fifian..
"Mommy kemana aja?"
"Mommy ke panti asuhan sebentar. Maaf ya tadi nggak izin sama dina.."
Gami melepas pelukan nya dan menatap lama wajah mamanya, mata imut itu seolah ingin membaca ekspresinya.
"Mama baik-baik aja, Sayang," fifian tertawa kecil lalu menarik putranya dalam pelukannya lagi.
Baru ditinggal beberapa jam saja, Gani sudah sekhawatir ini, bagaimana kalau Fifian benar-benar pergi. Gani pasti sangat kehilangan.
Padahal lagi seru-serunya🥺🥺