NovelToon NovelToon
My Genius Twins Baby And CEO

My Genius Twins Baby And CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / patahhati / Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:39.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

Haura, seorang gadis pengantar bunga yang harus kehilangan kesuciannya dalam sebuah pesta dansa bertopeng. Saat terbangun Haura tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, pria itu hanya meninggalkan sebuah kancing bertahtakan berlian, dengan aksen huruf A di dalam kancing itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MGTB And CEO BAB 16 - Terikat Takdir

1 tahun berlalu semenjak Haura memutuskan untuk menjadi seorang petani. Kehidupan Haura dan keluarganya berubah total. Seperti roda kehidupan yang selalu berputar, kini mereka sedang berada di atas.

Menikmati hasil dari jerih payahnya selama ini.

Kini, Haura tak lagi menjadi seorang buruh, kini ia menjelma sebagai Tuan tanah.

Bahkan kini perkebunannya pun tak hanya menanam cabai, segala jenis sayur mayur pun ia tanam.

Masalah pemasarannya, Shakir yang mengambil alih kendali.

"Haura, kenapa kalian tidak pindah ke kota? kalian bisa hidup lebih baik di sana dan perkebunan disini bisa tetap berjalan," ucap Shakir, kini ia dan Haura sedang duduk dibawah pohon rindang.

Memperhatikan warga desa orang yang memanen sayuran di kebun Haura. Layaknya sentra perkebunan, kini seluruh warga desa Parupay bekerja bersama Haura. Memenuhi permintaan Shakir, tentang produk pertanian untuk di ekspor.

Haura tak langsung menjawab, ia nampak berpikir dan menghembuskan napasnya pelan.

Ada memang sekelebat niatan itu terlintas dibenaknya, pindah ke kota. Dimana pendidikan dan kesehatan anak-anaknya lebih terjamin.

Belum lama ini Azzura sakit dan sayangnya Sanja tak memiliki cukup obat. Tengah malam, mereka menembus jalanan desa menuju Krayan. Untunglah di sana Azzura bisa segera ditangani, sakit demam berdarah.

Karena kekebalan tubuh Azzura sangat baik, gadis kecilnya itu bisa pulih lebih cepat.

Tapi, andaikan saja Azzura tak mendapatkan penanganan dokter, entah apa yang terjadi selanjutnya.

"Haura?" panggil Shakir karena Haura hanya terdiam dan sibuk termenung.

"Maaf Bang," jawab Haura tak enak hati.

"Pikirkanlah saran ku Haura, kamu tidak ingin kan kejadian Azzura kembali terulang. Di Kota, kesehatan anak-anakmu akan terjamin, di sana juga pendidikannya bagus-bagus. Azzam pasti senang sekali jika dia bersekolah di sekolah elit. Dia memiliki wawasan yang luas Haura," jelas Shakir seraya tersenyum, ia membayangkan Azzam dalam benaknya.

Seorang anak laki-laki yang kini menginjak usia 6 tahun, bulan ini ia sudah harus mendaftar sekolah untuk masuk ke Sekolah Dasar.

Shakir ingin, Azzam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anak itu. Dengan begitu, makin berkembanglah kecerdasan Azzam.

"Terima kasih Bang sarannya, akan aku pertimbangkan," jawab Haura seraya menoleh pada Shakir yang menatapnya lekat.

Sesaat tatapan keduanya terkunci, namun dengan cepat pula Haura berpaling.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam harinya.

Haura memanggil kedua anaknya untuk berbicara, Aminah pun ikut mendengarkan.

Mereka semua berkumpul di meja makan, meja yang mereka gunakan pula untuk berkumpul bersama-sama.

"Azzam, Azzura, sebentar lagi kan kalian sekolah. Kalian ingin sekolah dimana Nak? apa mau sekolah di Krayan?" tanya Haura memulai pembicaraan.

Azzam dan Azzura tak langsung menjawab, masih nampak berpikir. Terlebih Azzura, ia begitu bingung jika ditanya seperti ini. Azzura akan ikut apapun keputusan sang kakak. Jika Azzam ingin sekolah di desa, ia akan mengikuti, ke Krayan pun Azzura akan menyanggupi. Asalkan ia terus bersama sang kakak.

"Zam?" tanya Haura pada anak sulungnya, Haura cukup paham jika sang adik pasti akan mengikuti keputusan sang kakak.

"Benarkah Azzam boleh meminta Bu?" tanya Azzam memastikan, sebenarnya sudah sejak lama ia menginginkan ini, sekolah ditempat yang ia cita-citakan.

Pelan, Haura mengangguk.

"Sekolah Internasional di Jakarta," jawab Azzam dengan yakin.

Mendengar itu, seketika Haura tersentak. Sesaat nafasnya terasa tercekak, ketika mendengar nama sebuah kota, Jakarta.

Kota yang baginya memiliki banyak luka.

Haura menggeleng pelan, menepis semua ketakutan dan kecemasannya sendiri. Sekarang sudah bukan saatnya lagi memikirkan dirinya. Kini fokus hidupnya hanyalah Azzam dan Azzura.

Lagipula, memang inilah tujuannya sejak dulu. Memberikan kehidupan yang lebih baik untuk kedua anaknya, terlebih tentang pendidikan.

Dan kini, Haura telah mampu memberikan itu semua pada sang anak.

"Jika kamu ingin bersekolah di sana, berarti kita semua akan pindah ke Jakarta," balas Haura dengan senyum tipis. Tak ingin anak-anaknya melihat kegundahan yang sedang ia rasa.

Mendengar itu, Azzam tersenyum lebar. Bahkan ia langsung memeluk adiknya erat.

"Tapi biaya sekolah di sana mahal Bu," jelas Azzam apa adanya, dan Haura menjawab dengan senyumnya yang makin lebar.

"Masalah biaya itu urusan ibu, yang penting kamu dan Azzura belajar dengan giat," ucap Haura.

Makin giranglah kedua kakak beradik ini. Apalagi ketika membayangkan mereka akan pindah ke kota Jakarta, ibu kota Indonesia.

Selesai membuat kesepakatan, Haura meminta kedua anaknya untuk beristirahat lebih dulu. Kini tinggallah ia dan Aminah duduk di sana.

"Kamu yakin Haura? pindah ke Jakarta?" tanya Aminah memastikan. Aminah tahu betul tentang kenangan kota itu bagi Haura.

Di Indonesia masih banyak kota-kota yang lain, kenapa ia malah memilih Jakarta.

Tak langsung menjawab, Haura lebih dulu tersenyum, lantas menggenggam tangan sang nenek yang berada di atas meja.

"Nek, aku dan pria itu sudah diikat oleh takdir. Kami tidak tahu satu sama lain, namun akhirnya ada Azzam dan Azzura. Jadi sekarang aku sudah menyerahkan semuanya kepada Allah. Andaikan kami bertemu, itulah takdir kami," jelas Haura dengan matanya yang sayu.

Aminah tersenyum, merasa lega. Kini ia yakin, Haura sudah mengihklaskan semuanya. Jika sudah seperti ini, maka Haura bisa kembali merasakan kebahagiaan yang hakiki. Tanpa teringat tentang dendam dan kebencian yang sudah bersarang dihatinya selama bertahun-tahun.

"Apa Shakir yang sudah mengobati lukamu?" tanya Aminah ambigu, mendengar itu Haura langsung melepaskan genggaman tangannya pada sang nenek. Lalu mencebik dan duduk bersandar.

"Bang Shakir hanyalah teman Nek, aku tidak berpikir sejauh itu," jawab Haura apa adanya.

Haura bisa merasa, jika Shakir memberinya perhatian lebih. Namun sejal awal, Haura sudah membatasi diri pada pria berkebangsaan Malaysia itu.

Shakir adalah pemuda yang tampan, bahkan ia masih lajang di usianya yang ke 32 tahun.

Haura menggeleng pelan, tidak, baginya Shakir layak mendapatkan yang lebih. Bukan wanita seperti dirinya.

"Coba bukalah hatimu Haura, itu tidak salah, kamu berhak merasakan cinta," jelas Aminah lagi, dan Haura hanya menggeleng dengan senyumnya yang melebar.

"Nenek bicara apasih? cinta cinta cinta. Lebih baik kita istirahat, besok nenek ikut Haura untuk berpamitan dengan pak kades ya?" tanya Haura dan Aminah mengangguk.

Dan selesailah perbincangan mereka di malam itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya.

Haura dan semua keluarganya mendatangi rumah kepala desa, pak Ammar.

"Jadi kalian semua akan pindah?" tanya Ririn dengan wajah sendu, ia begitu menyayangkan keputusan Haura itu. Di desa, sesama warga mereka memang saling menyayangi layaknya sebuah keluarga.

Tak ada pembeda diantara mereka.

"Iya Bu," jawab Haura apa adanya dan makin murunglah Ririn.

Ririn bahkan langsung melambai pada Azzam dan Azzura untuk mendekat. Kedua anak ini lalu bangkit dari duduknya dan memeluk Ririn erat.

Labih yang menguping pun tak kuasa untuk tak menangis, sumpah demi apapun ia sangat sedih. Benar-benar kehilangan Azzam dan Azzura, dua bocah yang sudah dianggapnya sebagai adik.

Tak sanggup, akhirnya Labih memutuskan untuk segera masuk ke dalam kamarnya. Ia tak ingin menemui Azzam dan yang lainnya.

"Dimana Labih Bu?" tanya Haura pada Ririn.

"Dia ada di kamar, akan aku panggilkan," jawab Ririn seraya bangkit, wanita paruh baya itu pun menghapus air matanya sendiri dan segera berlalu.

Namun sayang, berulang kali Ririn mengetuk pintu itu. Labih tak juga membukanya. Di dalam sana Labih menangis hingga tersedu.

Hingga saat Haura dan semua keluarganya pamit untuk pulang, barulah Labih keluar.

Labih bahkan berlari mengejar Azzam dan yang lainnya yanh sudah sampai di jalan.

"Zam!" teriak Labih.

"Abang," Sahut Azzam, ia lalu berlari pula menemui Labih yang sudah berjongkok dan merentangkan tangannya lebar.

Azzam dan Labih berpelukan erat, seraya bersimpuh di atas tanah. Lalu Azzura menyusul keduanya dan mereka bertiga saling memeluk erat.

"Labih," panggil Haura, dan ketiga anak itu lalu melerai pelukannya.

Haura meminta Azzam dan Azzura untuk kembali bersama Nenek Aminah, meninggalkan ia dan Labih disini.

"Acil," panggil Labih sesenggukan.

"Sudah, berhenti menangis. Acil ingin meminta tolong padamu," jawab Haura seraya mengelus bahu Labih yang bergetar.

"Sekolahmu kan sudah selesai, bagaimana jika kamu dan Nanjan yang mengurus perkebunan Acil disini?" tawar Haura dan Labih hanya mengangguk-anggukan kepalanya patuh.

Apapun perintah Haura akan ia turuti, sebagai penebus rasa bersalah saat dulu membawa Azzam ke Krayan untuk mencari sang ayah.

"Siap Acil," jawab Labih mantap.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa dukungannya ya, berikan semua pada Labih, wkwkwk 😘😘😘

1
ep_mygTHV
klo haura naik 10kilo dh gede , gmn gua yg naek hmpir 38kilo 🤣🤣🤣
Galih Pratama Zhaqi
edgar yg sdh jatuh cinta dg luna , apa ada kisah mrak thor 🥰
Musyarofah Salim
nenek Amina bijak bangetbya bisakah aku jadi orang yg bijak
bunda n3
sabar Adam, jangan grasak grusuk
bunda n3
Luna masih menyangsikan apakah Adam mencintainya atau hanya merasa bersalah
bunda n3
bikin heboh sejagat raya nih adam
bunda n3
waaah, abang Azzam keren banget
Aurora79
Seru ceritanya... Bikin gemesh sendiri...😁👍
bunda n3
anak ibu Haura yg paling gede ga disapa bu? wkwk
bunda n3
Monic masih blm jera sepertinya
@Atikha_Syam96
betul... ayah adam.. jodohkan aja Luna dgn shakir
Nur Syamsi
Yang terakhir jodoh para iblis yg sadar ...
Galih Pratama Zhaqi
Dasar malik yaaa 🤣🤣🤣
Nur Syamsi
Dasar Edgar modus
Nur Syamsi
Ya maklum emak" brisik
Galih Pratama Zhaqi
🤣🤣🤣🤣🤣
Nur Syamsi
Untuk sementara Azam putra tunggal
Polianthes
Luar biasa
Nur Syamsi
Kan Arabella ma Azam kan sepupuan....ap bisa berjodoh ya author
Sunarmi Narmi
Adam selain jago bisnis ternyata jago jg di ranjang...bikin pengen dammmm/Drool//Drool//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!