NovelToon NovelToon
The Crazy Kultivator

The Crazy Kultivator

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / spiritual
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Ancilarry

Saat umur ku sangat muda, aku dikurung di tempat yang sangat gelap oleh seorang wanita jahat. Setiap hari wanita jahat datang untuk melampiaskan amarahnya padaku. Dia membawa algojo yang siap untuk menghukumku yang bahkan tidak melakukan kesalahan apapun.

Makanan sehari hariku adalah makanan basi dan tikus yang menyelinap masuk. Dan makanan paling mewah bagiku adalah makanan sisa.

Suatu hari wanita jahat itu menawarkan kebebasan untukku. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Itu tidak gratis. Aku tahu itu karena dia juga gila. Dia meminta sesuatu yang tidak masuk akal… tubuhku.

Tapi kau tahu? aku adalah seseorang yang lebih gila darinya.

'The Crazy Kultivator'

Ini hanya perubahan dari novel pertama 'Return to being the mad antagonis'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ancilarry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Serangan Kultus 5

Dalam jumlah banyak ribuan pedang dikendalikan seperti badai. Ya, badai pedang yang di kendalikan oleh Zhang Weiran. Dia mengincar Zhen dengan ribuan pedang yang dikendalikan.

Zhen membentuk pedang dengan atribut kegelapannya. Tidak hanya satu pedang, tapi ribuan pedang. Terlihat senyum percaya diri di wajahnya. Badai pedang hitam yang Zhen kendalikan tampak mirip seperti teknik Zhang Weiran.

Terlihat kernyitan didahinya, "Dasar peniru." ujar Zhang Weiran. Dia membentuk sebuah ular dari ribuan pedang yang ada.

"Ah?" melihat perubahan wujudnya sepertinya ini adalah teknik lain yang mematikan. Tidak tanggung tanggu, Zhen membuat naga dengan pedangnya. Bahkan lebih besar. "He he he!?" ia cengengesan dengan hasil tiruannya yang lebih bagus.

Urat urat Zhang Weiran terlihat menonjol dengan teknik Zhen yang lebih bagus. "Bunuh dia!?" perintahnya.

Ular pedang bergerak menyerang Zhen. Namun berhasil terhalangi oleh naga pedang. Al hasil ular pedang di lahap menjadi serpihan serpihan pedang yang menghitam.

"Ti tidak mungkin!? Siapa kau sebenarnya?!"

"Zhen."

"Tidak, bukan itu!? Siapa identitasmu sebenarnya?" teriak Zhang Weiran.

"Yatim piatu." jawabnya dengan senyum datar.

Tapi itu malah makin menyulut kemarahan Zhang Weiran. "Kalau kau tidak ingin menjawabnya, maka aku akan_" belum selesi bicara sebuah tinju ada di depan wajahnya.

BUK

Duar duar duar

Hasilnya Zhang Weiran terpental ke belakang menumbangkan beberapa pohon tidak bersalah. Satu tanduknya patah, wajahnya bonyok, beberapa gigi depannya copot, dan dia muntah darah.

Zhen mendekat melihat Zhang Weiran. "Ah? Sepertinya pil itu memiliki bayaran yang mahal, ya?" ujarnya. Karena Zhang Weiran terlihat lebih tua dari umur aslinya.

 Rambutnya mulai memutih, bahkan wajahnya jadi keriput. "A apa yang terjadi? Kenapa aku menjadi tua?" teriaknya panik. Suaranya juga terdengar seperti kakek kakek tujuh puluhan. Tidak hanya rubuhnya yang tua, kekuatannya juga melemah. "Ini ini tidak mungkin terjadi!? Aku tidak terima!?"

"Terima atau tidak itu pilihanmu kan, kakek?" ujar Zhen dengan senyum miring mengejek.

"Kau…" Zhang Weiran mengepal erat. Tidak lama kemudian menyerang Zhen dengan tinjunya.

Zhen menarik tangan Zhang Weiran kemudian mengangkat tubuhnya…

Gedebuk

Tubuh tua itu dibanting dengan keras. Ini sangat mudah karena seperti melawan orang biasa, bahkan lebih lemah seperti bayi. Gerakannya lebih lambat dari sebelumnya. Ini mungkin juga bayaran dari kekuatan besar. Masih belum. Zhen kembali menonjok Zhang Weiran bertubi tubi. Namun ditengah tengah insiden itu…

Ggraaa

Seekor beast besar menerjang Zhang Weiran. Rubah berbulu merah yang sebesar singa. Untuk sesaat Zhen membeku ditempat. Melihat lawannya tercabik oleh rubah besar. Dan dalam sekejap rubah itu menghilang.

'Dimana dia?' pikirnya menjaga sikap waspada.

Tanpa suara tiba tiba saja…

Bruk

Mata Zhen terbelalak ketika melihat seeorang rubah besar berwarna merah menerkam dirinya.

"Zhen!? Ayo bangun!? Jika tidak…"

Gggrrrrr

Geraman rubah itu terdengar marah besar. Itu terlihat jelas di mata merahnya yang melotot seakan ingin keluar. Mulut rubah itu berlumur darah segar. Zhen melihat mulut rubah tersebut, 'Merah…" mengikuti tetesan darah menuju tempat Zhang Weiran, 'Merah…' kemudian mayat Zhang Weiran, 'Merah… semuanya merah.'

Zhen tersenyum tipis menatap santai beast rubah yang menerkamnya, "Apa kau akan membunuhku juga?" tanya Zhen. Menatap mata merah rubah tersebut. "Kurasa mati dimakan beast juga tidak buruk." lanjutnya.

Gggrrrr

Rubah itu berlari meninggalkan Zhen yang masih bengong ditempatnya. Ia bangun sembari menggaruk tengkuknya, "Apa dagingku terlalu alot?"

"Zheeennn~~ aku pikir kau akan benar benar mati!? Itu tadi beast yang tingkatannya sangat tinggi!? Syukurlah~" teriak Qiu sembari memeluk pipi Zhen.

Ia melirik tempat gadis berambut putih tergeletak, 'Beast, ya?' pikirnya termangu sebentar.

"Kenapa?" tanya Qiu keheranan.

"Bukan apa apa. Aku hanya berpikir kalau beast tadi sangat cantik." ujarnya dengan senyum yang manis.

"Haiss, seleramu memang aneh."

Zhen berdiri sembari mengibas ngibaskan bajunya yang kotor. Benar juga, ia harus membeli baju lain. Baju ini sudah robek dan compang camping. Mungkin ia akan membelinya setelah keluar dari pulau ini.

Zhen berjalan menjauhi Zhang Weiran. Jujur saja, ia agak kecewa karena Zhang Weiran tidak sekuat yang ia pikir. "Apa mungkin karena dia mendapatkan kekuatannya dari pil? Dia jadi lebih lemah dari kultivator Heaven and earth yang lain. Mungkin kalau aku melawan atasannya akan lebih seru." ujarnya bicara sendiri. Zhen menengok Zhang Weiran. Ternyata memakan pil dapat semenakutkan itu. "Pfft, lucu." Zhen tersenyum kecil.

tuk

Qiu menggetok kepala Zhen dengan paruhnya.

"Aw, Qiu itu sakit!?" protes Zhen.

"Jangan menertawakan orang lain!?"

Zhen membuang wajahnya ke arah lain, "Mau bagaimana lagi, mereka memang lucu." ujarnya dengan senyum kikuk. Tapi, ia rasa juga menertawakan kemalangan orang lain itu tidak baik. Mereka membuat kemalangan mereka sendiri. Saat merasakan akibatnya malah menyalahkan orang lain atas kemalangannya. Bagi Zhen mereka benar benar lucu.

Qiu jadi lebih banyak memukuli kepala Zhen, "Mau itu lucu atau tidak, kau tidak boleh tertawa!?" omelnya.

"Ngomong ngomong, rubah cantik tadi pergi kemana ya?" ujarnya mengalihkan pembicaraan.

"Jangan mengalihkan topik!?"

...***...

Moran merasakan beberapa bidaknya didalam pulau beast telah mati. Termasuk kartu andalannya. Dia terlihat serius memandangi pulau beast. 'Sepertinya aku tidak bisa meremehkan beberapa serangga, ya? Kalau begini bukannya aku harus turun tangan? Ck, ini merepotkan.' Moran menekuk wajahnya kesal. Ia pikir akan mudah karena hanya perlu menculik satu anak. Tapi siapa yang menduga kalau akan jadi seperti ini.

Melihat kekasihnya kesal, Sumei bisa langsung menebak apa yang terjadi. "Apa kau ingin aku turun tangan?" tawarnya sembari mengelus wajah Moran.

Moran tersenyum tipis, "Tidak perlu, beberapa bidakku pasti bisa melakukannya sebelum waktunya habis." ujarnya terdengar yakin.

Sumei turun dari gendongan Moran. "Tidak apa apa, aku akan senang telah membantumu. Kau hanya perlu bertahan malam ini." ujarnya sembari mengelus leher kekasihnya.

Dengan lembut Moran menggenggam tangan Sumei dan mengecup punggung tangannya, "Kalau begitu aku mengandalkanmu, sayang~" ujarnya memberikan tatapan menggoda.

...***...

Tampak Zhen berjalan mencari dua orang bawahannya. Mereka adalah Jiang Jimi dan Wei Shin. Kedua orang itu juga pasti sedang mencarinya.

"Hm? Jimi? Apa kau sudah mati?" tanya Zhen melihat Jimi terbaring di tanah penuh luka.

Dengan cepat Jimi membuka mata, "Maafkan aku, tapi aku belum mati!?" serunya tampak kesal.

Zhen hanya tersenyum lebar melihat Jimi masih memiliki banyak semangat. Ia sangat suka menggoda bocah penakut itu. Melihat beberapa beast disekitarnya, sepertinya dia telah berjuang keras melawan ketakutannya. "Kerja bagus, kau membunuh mereka semua."

Jimi tersenyum tipis, ternyata selain kata kata pedas pemuda itu juga bisa memberikan pujian. "Hmph!? Tentu saja, saat waktunya habis kau tidak akan bisa membunuhku!? Dan aku mungkin akan jadi lebih kuat darimu!?" ujarnya besar kepala

"Hmm~ harusnya tadi aku tidak memujimu." ujarnya dengan senyum datar.

"Oh? Kalian disini ternyata!? Aku mencari kalian kemana mana!?" ujar Shin. Mereka bertiga berhasil menemukan satu sama lain. "Apa kalian melawan pengkhianat? Aku tadi melawannya. Kalian tahu dia siapa? Dia…" Shin langsung bercerita bagaimana dia melawan saudaranya sendiri. Dan Jimi bercerita bagaimana dia melawan beast tingkat mistik sendirian.

Melihat suasana ini terasa sangat aneh. Tidak, Zhen pikir tidak ada yang aneh. Yang aneh itu adalah saat kita menemukan sesuatu yang baru dan belum tahu bagaimana bisa terjadi. Zhen yakin mereka berdua juga merasakannya. Perasaan senang saat bicara dengan orang lain. Ia bisa melihatnya dari ekspresi senang tapi heran di wajah mereka. Kalau tidak salah mereka menyebutnya teman. Mungkin itu bukan sesuatu yang buruk.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Firman Hidayat
up 50 bab dong
Yohan_Ge: gak papa kak gak 50 yang penting authornya selasu up
Happy alone: Maaf, author kagak kuat kalau sampe 50 bab 😵 entar yang ada jalan ceritanya jadi berantakan lagi.
total 2 replies
Yohan_Ge
dari semua novel yang ku baca ini yang paling seru
Yohan_Ge
zhen ini lucu banget😂😂

lanjut kak ceritanya seru

semangat
Firman Hidayat
up lagi Thor yang banyak
Firman Hidayat
knp GK diper**sa dulu itu, sayang banget
Firman Hidayat
ceritanya bagus,
mc op
Firman Hidayat
Lanjutkan thor...Thor...Thor....
Firman Hidayat
bagus
Happy alone: Makasih ya, gak nyangka langsung dapet tanggapan padahal baru update 😶😶😶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!