The Crazy Kultivator

The Crazy Kultivator

Prolog

"Aaahhh Aaahhh Aaahhh!?"

Di luar ruangan

"Hah, dia teriak lagi."

"Aku heran, kenapa orang gila ini dibiarkan hidup?"

"He he he apa yang kau bicarakan? Tentu saja untuk membuat senang nyonya Jiafen?"

"Ha ha ha ha ha ha, ya tentu saja. Tapi kau tahu? dulu dia tidak seperti itu. maksudku, dulu biasanya dia menatap kosong tanpa harapan dan putus asa." pria itu melihat kanan kirinya memastikan tidak ada orang selain mereka berdua. "Apa… kau pikir telah terjadi sesuatu padanya?" tanyanya terlihat serius.

"Sesuatu? Seperti apa?"

"Seperti…"

Tepat setelah akan mengatakan sesuatu ada suara yang memanggil. "Paman…paman…" suara lirih dari dalam membuat kedua orang itu diam.

Mereka saling pandang mendengar suara rintihan anak kecil. "Coba kau periksa kedalam!?" desak salah satu penjaga.

"Apa? Kenapa tidak kau saja?"

Dia mengelus tengkuk kepalanya dengan keringat dingin, "Ehm, aku sedikit takut padanya."

"Hah? kau takut pada bocah bo*oh itu?" ujar temannya yang tampaknya masih baru sebagai penjaga.

"Aku tidak tahu ini benar apa tidak, tapi kudengar dia telah banyak membunuh penjaga sebelumnya. Lebih baik kau harus berhati hati!?" wanti wanti penjaga itu.

Tapi sepertinya wanti wantinya percuma. Karena temannya tampak tidak mempedulikannya, "Ke ke ke, dasar pengecut!?" ujarnya meremehkan.

Klang

Penjaga itu memasuki sebuah ruangan gelap. Dia mencari suara anak yang memanggilnya dengan obor yang dipegangnya. "Dimana dia?" gumannya.

Saat dia melihat agak ke bawah, muncul seorang anak dengan darah yang keluar dari setiap lubang wajahnya.

"Hwaaa!?"

Dia terjatuh dengan obor yang terjatuh pula. Penjaga itu segera mengambil obor dan menerangi depannya. "K kau jangan mengagetkanku!?" sentak penjaga itu. "Apa maumu?" tanyanya sinis.

"Paman…kepalaku sakit… apa kau punya obat?" tanya bocah lima belas tahun, ia tersenyum ramah sembari menadah kedua tangannya.

Dengan tidak sopan, dia meludah di tangan anak itu. "Cuih!? Aku tidak punya obat!? Kalau kau sakit pergilah ke tabib. Tapi sepertinya tabib juga tidak akan mau mengobati anak sepertimu." ujarnya sambil terkekeh.

Tatapan serta senyum anak itu menjadi agak datar melihat pria yang meludahi tangannya.

Penjaga itu berdiri sembari membersihkan pakaiannya. "Sebaiknya kau jangan bertingkah. Jika tidak…"

Krak

Dalam sekejap kepala penjaga itu berputar 180° ke belakang.

Bruk

"Aah~paman kepala ku masih sakit…" ujarnya, tapi malah tersenyum lebar. Ia memiringkan kepalanya dengan senyum yang terkesan dipaksa, "Tapi setelah membunuhmu sepertinya sakit kepalaku mendingan. Terima kasih~" serunya ramah.

"Ap apa yang kau lakukan?"

Anak itu melihat penjaga lain yang datang. Ia terlihat senang karena ada yang datang lagi, "Paman, apa kau punya obat?" tanya anak itu ramah.

Tapi tidak seperti imajinasinya, penjaga itu malah kabur menjauh.

"Paman!? Paman!? Jangan pergi!? Paman!?" ia berlari mengejar penjaga yang kabur, namun dirinya harus tertahan oleh belenggu di leher, tangan dan kakinya. "Jangan pergi…paman…kepalaku sakit…tolong jangan pergi." tapi pria itu terlanjur jauh. Tentu saja dia takut pada seseorang yang baru saja membunuh temannya. Ditambah lagi penjaga itu pengecut.

Anak itu melihat dingin belenggu yang menahannya. Kalau saja tidak ada belenggu ini, ia pasti sudah pergi keluar mengejar pria itu. "Ini semua gara gara kau!? Paman itu jadi bisa kabur." omelnya pada belenggu di tangannya.

"Di disana!?"

Suara itu familiar. Ia melihat ke arah pintu melihat paman itu lagi. "Paman, apa kau kembali membawa obat?" tanyanya semangat. Tapi dia malah kembali dengan beberapa orang yang membawa senjata.

"J jangan mendekat!? Kami hanya ingin mengambil jasad…"

Jrat jrat jrat

Hanya dalam hitungan detik orang orang yang dibawa penjaga tersebut terbelah menjadi dua bagian termasuk dirinya.

"Maaf paman, itu pasti sakit…tapi aku tidak bisa mendekat." ujarnya yang ternyata penjaga itu masih hidup. "Setidaknya aku ingin melihat bagaimana kau mati." bibirnya yang kering tersenyum senang namun ia membungkamnya dengan tangan. Setidaknya ia tidak ingin terlihat terlalu senang melihat musuhnya mati.

Mata merahnya masih terlihat terang meskipun ruangan itu gelap gulita. Mungkin karena setiap hari didalam kegelapan ia jadi bisa melihat dengan jelas didalam ruangan yang gelap gulita sekalipun.

'Dasar...mon...ster!?'

Anak itu telah lama berada didalam ruangan yang gelap. Sangat lama hingga membuatnya lupa dengan identitasnya sendiri. Asal, keluarga, tempat ini, bahkan ia hampir melupakan namanya. Mereka memanggilnya, Zhen. Bocah yang hampir seluruh hidupnya di habiskan dalam kegelapan. Bahkan tanpa secercah cahaya sedikitpun. Entah siang atau malam, tidak tahu apa itu musim panas, gugur, dingin, ataupun semi.

Apa itu keluarga? Apa itu teman? Apa itu dunia? Sama sekali tidak tahu. Karena hidupnya ia habiskan didalam ruangan gelap gulita. Pengetahuannya juga sedikit dan terbatas. Tidak ada yang peduli atau kasihan padanya.

Tubuhnya sangat kurus, bahkan hampir tidak memiliki lemak. Matanya merah terang vertikal, kulitnya putih pucat serta bibir yang pecah pecah, tubuhnya juga sangat lemah namun penyembuhannya cepat.

Whoss

Zhen menarik semua jasad dengan kekuatan atribut kegelapan. Ia tidak tahu kekuatan apa ini, tapi yang ia dengar dari penjaga setiap orang memiliki setidaknya satu atribut. Ada yang memiliki dua, tapi itu sangat jarang dan sangat langka. Hanya 1% orang yang memiliki dual atribut. Jadi tidak banyak yang memiliki dual atribut. Dan beruntung ia adalah salah satu 1% itu.

Blarr

Zhen membakar semua jasad dengan atribut lain yang ia miliki yaitu api. Api yang ia miliki cukup aneh. Apinya membakar seluruh jasad penjaga namun saat disentuh tidak panas tapi hangat. Berkat api ini ia bisa bertahan dari dingin didalam sel. Sebab dingin didalam sel benar benar sangat dingin. Karena ia pernah merasakannya hingga merasa akan mati kedinginan.

Ia duduk di depan perapian besar. "Kalau diingat ingat, sebenarnya kenapa aku disini, ya? Sakit kepalaku juga sudah lama. Tapi sekarang sudah lebih baik, kalau dulu aku pasti akan seharian memukuli kepalaku. Benar kan, Qiu?" tanya Zhen pada peri kecil melayang di sampingnya.

"Benar benar!? Itu karena ini sudah hampir tiga ratus tahun. Masa pertama pertumbuhan naga hampir selesai. Besok genap menjadi tiga ratus tahun, kau tidak akan sakit kepala lagi!?"

"Benarkah? Ahh~ aku sangat senang Qiu!? Tadinya aku berencana untuk bunuh diri kalau kepalaku masih sakit. Tapi syukurlah, aku tidak perlu mati." ujarnya dengan senyum polos.

Sshhh

Terdengar suara ular berdesis keluar dari tanah. Zhen melirik ular tersebut dengan mata berbinar. Ia lalu melirik Qiu, memberikan kode untuk diam.

Beberapa saat kemudian Zhen menangkap ular tersebut dengan atribut kegelapannya. Ia tersenyum lebar melihat ular putih dihadapannya, "Tidak disangka makanan sudah tiba~ Selamat makan~" serunya senang.

Zhen menggigit kepala ular itu mengunyahnya dan menelannya. Di tempat ini makanan yang ada hanya binatang binatang kecil. Sudah lama wanita itu tidak memberinya makan. Sekalinya diberi makan adalah makan basi atau makanan sisa.

Ular ini jelas beracun namun ia sama sekali tidak takut keracunan. Zhen sudah terbiasa dengan racun karena memakan racun tiap hari. Untuk kali pertama memang seluruh tubuh akan terasa tercabik cabik dengan otak yang akan meledak. Tapi untuk yang kedua ia mulai terbiasa.

Duk duk duk duk

Trang trang trang

Dari kejauhan meskipun berada di bawah tanah, Zhen masih bisa mendengar pergerakan di atas. "Suara di atas terdengar aneh. Orang orang di permukaan pasti sedang melakukan sesuatu yang besar. Qiu, apa kau tahu apa yang terjadi di atas sana?" tanya Zhen.

"Aku tidak tahu, tapi aku bisa menebak kalau di atas sedang terjadi kerusuhan yang besar."

"Kerusuhan? Ehm, yah, itu memang terdengar seperti kerusuhan. Kalau itu benar kerusuhan, artinya di atas sedang saling membunuh, kan~ Itu sangat menarik untuk di tonton. Sayang sekali aku tidak bisa pergi. Aku tidak bisa menghancurkan rantai ini seberapa keras ku coba. Hmm seandainya ada seseorang yang datang dan melepaskan rantaiku_"

Brak

Tiba tiba seorang wanita paruh baya datang.

Apa ini artinya Zhen akan bebas? Atau sebaliknya?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Firman Hidayat

Firman Hidayat

bagus

2024-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Neraka kegelapan
3 Bab 2. Kehidupan kedua
4 Bab 3. Hidup di luar sel
5 Bab 4. Menghukum pengkhianat
6 Bab 5. Bertemu orang lain
7 Bab 6. Cerita anak pertama
8 Bab 7. Pria misterius
9 Bab 8. Pembantaian
10 Bab 9. Perjalanan didalam kereta
11 Bab 10. Seleksi
12 Bab 11. Pulau awan
13 Bab 12. Hari pertama perburuan
14 Bab 13. Aneh
15 Bab 14. Rekan=Teman?
16 Bab 15. Gadis pendiam
17 Bab 16. Menerobos
18 Bab 17. Ada pengkhianat
19 Bab 18. Tiga pertanyaan 1
20 Bab 19. Tiga pertanyaan 2
21 Bab 20. Tangkapan
22 Bab 21. Introgasi
23 Bab 22. Serangan Kultus 1
24 Bab 23. Serangan Kultus 2
25 Bab 24. Serangan Kultus 3
26 Bab 25. Serangan Kultus 4
27 Bab 26. Serangan Kultus 5
28 Bab 27. Wanita ular
29 Bab 28. Bertemu teman kecil
30 Bab 29. Aku ingin mati
31 Bab 30. Rencana gagal
32 Bab 31. Yang diinginkan
33 Bab 32. Kultus
34 Bab 33. Satu pertanyaan satu jawaban
35 Bab 34. Bertemu di satu tempat
36 Bab 35. Negosiasi
37 Bab 36. Panggil aku guru!?
38 Bab 37. Bertemu pemimpin klan
39 Bab 38. Menuju Black Forest
40 Bab 39. Masuk penjara
41 Bab 40. Tahanan 1, 2 dan 3
42 Bab 41. Fatamorgana
43 Bab 42. Fatamorgana 2
44 Bab 43. Rekan baru
45 Bab 44. Flashback
46 Bab 45. Dua pintu
47 Bab 46. Pertolongan Xin Xin
48 Bab 47. Awal neraka
49 Bab 47. Idiot
50 Bab 49. Racun
51 Bab 50. Metode kultivasi
52 Bab 51. Pria Go
53 Bab 52. Akhir neraka
54 Baba 53. Sikap yang menyebalkan
55 Bab 54. Grup aneh
56 Bab 55. Tantangan melindungi
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Neraka kegelapan
3
Bab 2. Kehidupan kedua
4
Bab 3. Hidup di luar sel
5
Bab 4. Menghukum pengkhianat
6
Bab 5. Bertemu orang lain
7
Bab 6. Cerita anak pertama
8
Bab 7. Pria misterius
9
Bab 8. Pembantaian
10
Bab 9. Perjalanan didalam kereta
11
Bab 10. Seleksi
12
Bab 11. Pulau awan
13
Bab 12. Hari pertama perburuan
14
Bab 13. Aneh
15
Bab 14. Rekan=Teman?
16
Bab 15. Gadis pendiam
17
Bab 16. Menerobos
18
Bab 17. Ada pengkhianat
19
Bab 18. Tiga pertanyaan 1
20
Bab 19. Tiga pertanyaan 2
21
Bab 20. Tangkapan
22
Bab 21. Introgasi
23
Bab 22. Serangan Kultus 1
24
Bab 23. Serangan Kultus 2
25
Bab 24. Serangan Kultus 3
26
Bab 25. Serangan Kultus 4
27
Bab 26. Serangan Kultus 5
28
Bab 27. Wanita ular
29
Bab 28. Bertemu teman kecil
30
Bab 29. Aku ingin mati
31
Bab 30. Rencana gagal
32
Bab 31. Yang diinginkan
33
Bab 32. Kultus
34
Bab 33. Satu pertanyaan satu jawaban
35
Bab 34. Bertemu di satu tempat
36
Bab 35. Negosiasi
37
Bab 36. Panggil aku guru!?
38
Bab 37. Bertemu pemimpin klan
39
Bab 38. Menuju Black Forest
40
Bab 39. Masuk penjara
41
Bab 40. Tahanan 1, 2 dan 3
42
Bab 41. Fatamorgana
43
Bab 42. Fatamorgana 2
44
Bab 43. Rekan baru
45
Bab 44. Flashback
46
Bab 45. Dua pintu
47
Bab 46. Pertolongan Xin Xin
48
Bab 47. Awal neraka
49
Bab 47. Idiot
50
Bab 49. Racun
51
Bab 50. Metode kultivasi
52
Bab 51. Pria Go
53
Bab 52. Akhir neraka
54
Baba 53. Sikap yang menyebalkan
55
Bab 54. Grup aneh
56
Bab 55. Tantangan melindungi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!