NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20. ISTRIKU

Saat Thasya akan keluar, dia kembali mendengar pembicaraan kedua wanita yang ada di dalam toilet tadi. Karena obrolan keduanya menarik perhatian Thasya, membuat dia mengurungkan niatnya untuk keluar dari sana.

“Kamu tahu nggak, katanya kepala manajer perusahaan Corp Buzz departemen store mereka dipecat.”

“Iya, saya juga pernah mendengar gosip itu. Katanya pria mesum itu ketahuan sedang melirik dan berniat melakukan tindakan tidak senonoh kepada karyawan perusahaan rekanan mereka juga. Untung saja rencana si pria mesum itu cepat terendus. Kalau tidak,

pasti kejadian yang tidak diharapkan akan dialami wanita itu.”

“Iya, benar. Tapi, backingan karyawan wanita itu juga sepertinya bukan orang sembarangan, ya?”

Mendengar obrolan wanita itu, Thasya jadi teringat dengan pembatalan kontrak kerjasama yang dia lakukan dengan Corp Buzz.

“Apakah yang mereka maksud karyawan wanita dari perusahaan rekanan itu adalah aku?” batin Thasya. Karena dia merasa apa yang dibicarakan kedua wanita di toilet itu sangat familiar dengan apa yang dia alami.

“Kudengar kepala tim manajer itu masih kerabat pemilik Corp Buzz. Kalau seseorang bisa memecatnya, berarti orang yang di belakang karyawan wanita itu jauh di atas

jabatan manajer.”

Mendengar kalimat itu membuat Thasya mengingat kembali apa yang dilakukan Damar saat mereka tanpa sengaja bertemu di restoran dulu saat dia membahas kontrak kerjasama dengan Corp Buzz.

“Jangan-jangan alasan dia membahas uang kompensasi dan menyuruhku untuk berhenti bekerja juga kerena masalah ini.”

“Tapi kan dia sudah punya calon istri dan juga dia tidak pernah menyukaiku. Kenapa dia masih ikut campur dengan masalahku? Apakah dia menjaga harga dirinya?”

Setelah kedua wanita tadi keluar dari toilet, akhirnya Thasya pun keluar dari bilik. Sambil mencuci tangannya, dia memikirkan segala kemungkinan.

Dia pergi ke toilet berencana untuk menenangkan pikirannya, tetapi malah dia mendengar sesuatu yang menjadi bahan pikirannya.

Setelah cukup tenang, Thasya keluar dari toilet. Dia kembali lagi ke mejanya tadi. Dia mendengar beberapa percakapan dari karyawan yang masih ada di sana. dan sebagian sudah ada yang pulang lebih duluan.

“Eh, Pak Damar sudah pulang ya?” tanya salah sorang staf.

“Sudah. Baru saja.”

“Yaaah, sayang sekali. Padahal aku belum sempat menyapanya. Oh, iya. Pak damar dan Ibu Riska itu punya hubungan…”

“Pasti iya. Pak Damar kan tidak mau kalau mantan istrinya terlibat dengan masalah yang tidak menyenangkan. Jadi, sudah pasti…”

Begitu banyak obrolan yang sempat terdengar ke telinganya ketika dia berjalan menuju mejanya tadi.

Karena sepertinya sudah boleh pulang, Thasya pun memutuskan untuk pulang saja. Karena tidak ada juga hal penting yang harus dia kerjakan di sana. Acara makan-makannya juga sepertinya sudah berakhir, karena beberapa orang sudah pulang.

“Maaf, saya pamit pulang lebih dulu ya?” kata Thasya kepada teman satu mejanya tadi.

Tony yang kebetulan masih ada di sana pun menjawab, “Iya, hati-hati di jalan Ibu Thasya.”

Thasya pun tersenyum meresponnya dan dia keluar dari dalam restoran tersebut.

Thasya berdiri di luar dan membuka ponselnya untuk memesan taxi. Saat dia fokus dengan ponselnya, dia dikagetkan oleh seseorang.

“Apa kamu baru selesai?”

Damar. Thasya melihat mantan suaminya itu berdiri di sampingnya. “Kenapa dia masih di sini?” batin Thasya dengan wajah kagetnya.

“Anda belum pulang?”

“Aku pura-pura keluar dari sana karena sepertinya kamu muak melihatku” jawab Damar sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Oooh…”

“Aku pikir dia pergi bersama dengan Riska. Ternyata tidak, ya.” kata Thasya dalam hati.

Tapi, tidak lama kemudian Thasya melihat ada yang aneh dengan Damar yang berdiri seperti akan jatuh.

“Damar, kenapa kamu berdiri seperti itu? Apa kamu…” Pertama kalinya Thasya memanggil mantan suaminya tanpa embel-embel pak. Thasya juga kaget tiba-tiba Damar ambruk ke

dalam pelukannya.

Damar langsung jatuh di pundak Thasya. Untung saja dia bisa menopang tubuh besar dan berat Damar. Kalau tidak, keduanya sama-sama akan tumbang.

“Damar, jangan-jangan kamu…”

Thasya berusaha mendorong tubuh Damar agar kembali berdiri tegak. “Damar, kamu tida apa-apa?” tanya Thasya setelah Damar kembali berdiri dengan tangan Thasya yang berusaha menopang tubuhnya agar tidak jatuh.

“Iya” jawab Damar sambil tersenyum. Tapi wajahnya seperti orang yang tidak bisa menahan rasa kantuknya.

“Dia sudah mabuk” batin Thasya ketika dia melihat dengan jelas bagaimana wajah mantan suaminya itu dengan jelas.

“Damar, kamu sudah mabuk.”

“Tidak. Saya tidak mabuk” jawab Damar menyangkal sambil menggenggam erat tangan Thasya.

“Jadi, Pak Riko sopirmu di mana?” tanya Thasya yang melihat belum ada tanda-tanda kedatangan sopir mantan suaminya itu.

“Dia sudah aku suruh pulang duluan tadi” jawab Damar. Sepertinya rasa mabuknya sudah semakin berat.

Thasya pun berusaha memapahnya ke halte terdekat agar bisa Damar duduk.

“Kalau begitu, duduk bentar di sini biar aku panggilkan sopir pengganti” kata Thasya karena tidak bisa membiarkan mantan suaminya itu dalam keadaan mabuk seperti itu.

Dia tidak tahu seberapa banyak Damar minum tadi. Yang jelas, sepengetahuannya Damar tidak bisa minum banyak. Jika pun harus, atau saat bersama dengan rekan bisnisnya Damar hanya minum perlunya saja.

“Jangan pergi” ujar Damar menahan tangan Thasya. Dia menarik mantan istrinya itu hingga berada di dalam pelukannya.

“Jangan pergi lagi. Aku sudah lama menunggumu.”

Tidak tahu apa yang dirasakan Thasya saat dia mendengar perkataan suaminya itu. Campur aduk dan tidak jelas.

Akhirnya Thasya pun memutuskan untuk mengantar sendiri Damar ke rumah yang dulu pernah mereka tinggali bersama. Karena dia berpikir jika mantan suaminya itu tinggal di sana.

Saat sudah di depan rumah mereka dulu, Thasya pun mulai membangunkan Damar yang tertidur di kursi samping kemudi.

“Damar…?!” panggil Thasya sambil mengguncang pelan lengan Damar.

“Kenapa dia malah tidur, sih! Padahal tadi dia masih bangun” batin Thasya.

“Damar, kita sudah sampai.”

“Hmmm…” hanya itu respon Damar. Dia malah melipat lengannya seperti mencari kehangatan.

“Kalau dia tidur dan tidak mau bangun begini, trus aku harus apa?” Akhirnya Thasya memutuskan turun dari dalam mobil.

“Di rumah pasti ada orang yang bekerja. Aku lebih baik memanggil mereka saja.”

Thasya pun berjalan dan memasuki pekarangan rumah mereka dulu. “Sudah lama sekali aku tidak melihat rumah ini” ujar Thasya sambil menekan bel di hadapannya.

“Kenapa tidak ada orang” batin Thasya ketika dia menunggu dan tidak ada respon apapun dari dalam rumah itu.

“Kenapa tidak ada orang, ya? Aku juga tidak bisa membiarkan dia di depan rumah saja. Aku juga tidak bisa membawa dia ke hotel.”

Akhirnya Thasya memutuskan mencari ponsel Damar. Dengan hati-hati dia mencari di setiap saku jas mantan suaminya itu. Untuk saja langsung dapat dan membuka kunci layarnya juga menggunakan sidik jari.

“Ah, ternyata.tangannya cukup besar juga” batin Thasya ketika dia akan menarik ibu jari Damar untuk membuka ponsel tersebut.

“Bagaimana bisa aku baru tahu sekarang. Ah, itu kan wajar. Selama dua tahun pernikahan kami, aku tidak pernah benar-benar memegang tangannya. Kami benar-benar suami-istri hanya di atas kertas saja.”

“Tapi, dia menulis napa sopirnya di ponselnya ini siapa ya?” Thasya berusaha melihat nama-nama kontak di dalam list kontak ponsel Damar.

Deg…

Tanpa sengaja Thasya melihat nomor kontaknya di simpan di sana dengan nama istriku. Apakah dia menyimpannya seperti itu sejak dulu?

1
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!