Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dania Menggugat Cerai Alex
Alex tersadar mengingat perkataan sang ayah tentang gugatan cerai oleh Dania. Pria itu baru teringat akan satu hal yang selama ini tidak ia cek keberadaannya. Buku nikah! Dengan segera ia berlari ke dalam kamar dan membuka lemari di mana benda yang sangat penting itu berada. Hingga semua isi lemari telah dikeluarkan,Alex tak juga menemukan benda tersebut.
"Sialan! Berarti benar kata papa,Dania mungkin saat ini sudah melayangkan gugatan cerai. Ternyata wanita itu tak sesederhana yang aku pikirkan. Ia sangat licik." Gumam Alex frustrasi dan hanya bisa duduk termenung. Ia sangat takut sang ayah akan semakin murka jika mengetahui buku nikah tak lagi ditangannya dan dibawa pergi oleh Dania.
"Apa yang harus aku katakan ? Papa pasti akan membunuhku. Arrrgghhh......sebenarnya apa yang begitu penting sehingga papa begitu takut Dania menceraikan ku ?" Selain takut Dania menceraikannya karena perlahan-lahan dirinya telah jatuh cinta,Alex pun merasa penasaran dengan kemarahan sang ayah jika Dania benar-benar menceraikannya. Semakin dipikirkan,Alex semakin merasa frustrasi.
Di tempat lain,dengan bantuan Notaris Norman dan Lukas,Dania berhasil mengumpulkan bukti perselingkuhan Alex. Hal inilah yang digunakan Dania untuk mengajukan gugatan cerai di pengadilan Agama setempat. Setelah menyelesaikan berkas-berkas yang diperlukan,Dania kembali berdiam diri di rumah dan kembali menjalani rutinitasnya sebagai penulis novel online yang semakin dikenal oleh banyak pembaca. Dari sanalah Dania mendapatkan penghasilan yang cukup banyak hingga bisa menunjang kehidupan sehari-harinya.
Demi menjaga keselamatannya,selama menunggu datangnya surat panggilan sidang,Dania tak lagi ke mana-mana. Jika ingin makan ia akan memilih untuk memesan online. Begitu juga jika ingin melakukan perawatan diri. Dania akan menghubungi jasa salon kecantikan untuk mendatangi rumahnya. Semua yang dilakukan oleh Dania adalah karena nasihat Notaris Norman serta Lukas yang mewanti-wanti nya. Kedua pria itu tak ingin terjadi sesuatu pada Dania ketika Prasetyo telah mengetahui bahwa putranya digugat cerai.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Hari berganti hari. Kini sudah seminggu setelah Dania melayangkan surat gugatan cerai di sebuah Pengadilan Agama. Wanita masih tetap santai menikmati hidupnya sambil menunggu jadwal panggilan sidang setelah sang suami mendapatkan informasi gugatan dari Pengadilan Agama.
Dan benar saja,sesuai dengan apa yang telah dinantikan oleh Dania,pada akhirnya terwujud. Sangat kebetulan di rumah suaminya saat ini,Prasetyo ayah mertua Dania sedang bersantai di ruang keluarga sambil membaca koran. Dari arah depan terdengar suara orang mengucapkan salam. Kebetulan saat itu,selain Prasetyo,seluruh penghuni lain sedang berada di dalam kamarnya masing-masing.
"Assalamualaikum....!" Sekali lagi suara salam dari seseorang terdengar. Prasetyo bergegas berjalan ke depan untuk menemui orang tersebut.
"Waalaikumsalam....." Sapa Prasetyo setelah bertemu dengan seorang pria lain berseragam. Tampak ditangan pria tersebut memegang amplop coklat.
"Selamat pagi Pak,maaf mengganggu waktunya sebentar. Saya hanya ingin mengantarkan ini." Ucap pria berpakaian rapi dan langsung menyerahkan map coklat yang ia pegang.
Prasetyo menerima amplop tersebut dan sepintas matanya membaca bahwa pengirimnya adalah Pengadilan Agama terdekat. Hatinya langsung terbakar amarah. Ia telah merasa curiga bahwa itu pasti jadwal panggilan sidang yang telah dilayangkan oleh Dania.
"Terima kasih Pak,saya permisi dulu." Pamit petugas pengantar surat hingga lamunan Prasetyo buyar. Ia tersadar kembali dari amrahnya dan kemudian menganggukkan kepala pada pria yang bertugas mengantar amplop yang ia pegang.
Tanpa membuang waktu,Prasetyo kembali masuk ke dalam rumah dan membuka amplop yang ia pegang. Dan....apa yang menjadi ketakutannya kini benar-benar terjadi. Di sebuah kertas putih yang ia pegang tertulis jelas bahwa jadwal sidang antara Alex dan Dania akan dilangsungkan dalam beberapa hari ke depan. Kemarahan Prasetyo kembali meledak. Pria paruh baya itu langsung membawa langkahnya menuju kamar sang anak.
"Brak!!!! Dengan keras Prasetyo membuka pintu kamar putranya hingga menghantam tembok. Alex yang sedang berbaring langsung terlonjak kaget.
"Lihat ini!" Ucap Prasetyo sambil melemparkan kertas yang ia pegang dihadapan Alex anaknya hingga jatuh. Wajahnya memerah penuh amarah. Dipandanginya sang anak dengan tatapan membunuh.
Alex menunduk memungut kertas yang baru saja dilemparkan oleh sang ayah. Dan ia pun tak kalah terkejut ketika mengetahui bahwa itu adalah panggilan sidang . Dirinya semakin ketakutan dan tak berani memandang sang ayah.
"Apa saja yang kau lakukan selama ini hah!? Tak ada sedikitpun niat dirimu untuk mencari Dania dan membujuknya ?" Tanya Prasetyo marah. Dadanya terlihat naik turun saking emosinya pada sang anak.
"Dasar pria tak becus! Kau dan ibu mu yang bodoh itu bersiaplah untuk hidup miskin!" Ucap Prasetyo dan setelah berkata seperti itu ia pun melangkah pergi meninggalkan kamar anaknya. Alex hanya bisa memandang ayahnya yang tampak marah dari jauh tanpa berani berkata-kata.
"Sudah ku katakan dari dulu,jangan pernah mengusir Dania dari sini. Apalagi sampai Alex dan dirinya bercerai. Itu sama sekali tak boleh terjadi!" Suara Prasetyo menggelegar di dalam rumah. Sepertinya pria itu kembali memarahi istrinya. Alex yang mendengar suara kemarahan ayahnya segera turun dan mendapati ayah dan ibunya kini sedang bersitegang di depan kamar. Di sana terlihat sangat ayah sudah menggunakan jaket dan memegang kunci mobil. Sepertinya pria itu ingin keluar.
"Aku tak ingin dia menjadi menantuku. Sudah beberapa tahun tak bisa memberikan cucu. Untuk apa dipertahankan. Lebih baik dirinya bercerai dengan anak ku!" Ucap Bu Linda tak mau kalah. Hal ini semakin memantik api kemarahan dalam diri suaminya. Prasetyo semakin terlihat emosi dan kembali berkata,
"Asal kamu tahu,jika Dania dan Alex bercerai,maka semua apapun yang kita miliki akan jatuh ke tangan Dania. Termasuk rumah ini. Semuanya sudah tertulis di dalam surat Wasiat yang ditulis oleh ayah sebelum meninggal. Jadi....apa kau dan anakmu sudah siap menjadi gembel !?" Tanya Prasetyo dengan geram pada istrinya. Akhirnya kata-kata yang menurutnya juga sangat menakutkan bagi dirinya,terpaksa harus ia ucapkan karena sang istri yang tak mau mendengarnya selama ini.
"Tidak mungkin ...." Ucap Bu Linda sambil melangkah mundur. Badanya tiba-tiba teras lemas tak bertulang.Sungguh ia tak ingin hal menakutkan seperti perkataan suaminya terjadi dalam kehidupan mereka.
"Bagaimana ? Kamu takut kan ? Inilah akibatnya jika dirimu suka membangkang pada suami sendiri. Silahkan menunggu kemalangan itu terjadi." Setelah berkata Prasetyo segera melangkah keluar menuju mobilnya. Pria itu tak sedikitpun perhatian pada istrinya yang terlihat syok dan hanya bisa terduduk lemas di sofa. Tanpa mereka sadari,Sania yang berada di dalam kamar bersama anaknya menguping semua pertengkaran mereka di dalam rumah. Kini wanita itu menyadari bahwa sebentar lagi keluarga Alex akan jatuh miskin. Secepatnya ia harus mencari tempat untuk pergi pikirnya.
Alex yang sejak tadi menonton pertengkaran antara ayah dan ibunya pun tak kalah syok. Sekarang ia baru menyadari mengapa sang ayah sangat marah ketika Dania pergi dari rumah dan sampai mengingat cerai dirinya. Selain menyesal,Alex semakin ketakutan menghadapi kemiskinan yang akan terjadi dalam kehidupan keluarganya ketika nanti semua harta yang mereka miliki jatuh ke tangan Dania.