Karena kesalahpahaman, membuat seorang gadis bernama Ghina harus terseret ke sebuah hubungan yang rumit dengan seorang pria yang berusia 25 tahun lebih tua darinya.
Hanya karena wajah yang mirip, Ghina pun harus menerima dijadikan tersangka dibalik kematian seorang pemuda bernama Erfin Darmawan.
Hal itu membuat Erwin Darmawan, yang tidak lain adalah ayah dari Erfin pun akhirnya kembali ke tanah air untuk membalas dendam pada gadis yang sudah membuat putranya meninggal.
Hingga akhirnya Erwin pun dipertemukan dengan Ghina. Gadis yang di duga sebagai alasan di balik kematian putranya. Lalu, mereka pun akhirnya terlibat sebuah hubungan yang cukup rumit.
Lalu, setelah semuanya terbongkar. Mampukah Ghina bertahan dalam penjara cinta dari si pria tua itu??
Dan apa yang akan Erwin lakukan setelah tahu jika ternyata bukan Ghina yang sudah membuat putranya meninggal??
Akan kah Erwin melepaskan Ghina atau malah semakin mengikat gadis itu dalam jerat cinta nya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.26
Belum lagi, selama di tinggal di sana. Wanita itu jarang pergi kemana mana selain ke tempatnya bekerja. Jadi, sangat tidak mungkin dia memiliki hutang kepada seorang rentenir.
Merasa tidak memiliki hutang dan juga tidak mau rugi. Miya pun menolak untuk membayar hutang itu dan berakhir dengan dipukuli. Bukan hanya itu, Miya bahkan hampir saja kehilangan nyawanya jika saja dia tidak melawan dan melarikan diri dari orang orang yang di kirim oleh si rentenir.
“Sudahlah, lebih baik sekarang kamu tenangkan dirimu dulu. Nanti baru kita bicara,” jawab Dion tanpa menoleh sedikitpun ke arah Miya, yang saat ini duduk di samping nya dengan tubuh yang masih bergetar, ketakutan.
Mobil Dion pun terus melaju membelah keramaian jalanan kota Tokyo dan setelah menghabiskan waktu hampir satu jam diperjalanan. Akhirnya mobil yang di kendarai oleh Dion pun memasuki salah satu gedung apartemen mewah dan juga elit, yang ada di pusat kota Tokyo.
“I_ini dimana, Tuan?” tanya Miya saat Dion memarkirkan mobilnya di basement apartemen.
“Turun saja dulu dan ikut denganku. Hanya tempat ini yang aman untuk kamu tinggali saat ini,” jawab Dion sembari membuka seat belt yang dia pakai.
Mendengar kata ‘aman’, Miya pun bergegas turun dari mobil lalu mengikuti Dion memasuki sebuah lift yang akan membawa mereka ke salah satu unit apartemen yang ada di gedung itu.
Ting
Pintu lift pun terbuka tepat di lantai 25, dimana di sana terdapat salah satu unit yang dimilik oleh Dion. Unit apartemen yang dirahasiakan oleh Dion dari semua orang. Termasuk istrinya, Ayako Yamamoto.
Tempat itu memang sengaja Dion beli untuk menenangkan diri dari semua permasalahan yang ada di dalam hidupnya.
Tit
Tit
Triiinnggg
Kreekkkk
“Masuklah.” titah Dion setelah membuka pintu unit apartemen nya dengan memasukan sebuah password.
Dengan sedikit perasaan ragu, Miya pun memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya, memasuki unit apartemen milik Dion.
Setelah berada di dalam ruangan yang besar dan juga mewah itu. Miya menatap penuh rasa kagum saat melihat setiap sudut ruang apartemen itu.
“Ayo, ikut aku untuk membersihkan tubuhmu.” lanjut Dion yang berjalan semakin ke dalam dan menuju ke salah satu kamar yang ada di sana.
Miya tampak menurut, mengikuti langkah pria yang sudah menolong nya dari maut. Jika tidak ada Dion, mungkin saat ini Miya sudah tidak ada lagi di dunia ini.
Kreekkkk
“Ayo, masuklah dan bersihkan tubuhmu di dalam sana.” titah Dion lagi, menunjuk ke satu pintu yang ada di dalam kamar yang baru saja mereka masuki.
Pintu yang tidak lain adalah pintu kamar mandi yang bisa Miya gunakan untuk membersihkan tubuhnya yang kotor.
“Ta_tapi saya tidak punya pakaian yang bisa saya pakai, Tuan.” jawab Miya dengan kepala menunduk.
Mendengar penuturan dari Miya, Dion hanya bisa menghela nafas panjang saat menyadari jika dia juga tidak memiliki pakaian wanita karena itu adalah ruang pribadi yang hanya dihuni oleh dirinya seorang diri.
“Pakai saja baju yang ada di lemari itu. Nanti aku akan pesankan baju ganti untukmu.” jawab Dion yang langsung keluar dari dalam kamar.
Setelah berada di luar kamar, Dion pun segera merogoh ponsel miliknya yang tersimpan di saku celana, untuk meminta bantuan seseorang untuk membawakan nya baju ganti untuk wanita.
Setelah Dion pergi dari kamar itu, Miya pun mulai memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang dipenuhi oleh tanah dan juga darah yang hampir mengering.
Sementara itu, di luar kamar. Tampak Dion tengah menunggu orang suruhan nya yang akan datang untuk membawakan nya baju perempuan.
*
*
Tidak lama kemudian, terdengar suara bel pintu yang berbunyi. Menandakan jika orang suruhan Dion pun sudah tiba di sana, untuk membawakan baju ganti untuk Miya.
Ting
Tong
Kreekkkk
“Permisi, Tuan. Saya datang membawakan pesanan anda,” ucap seorang pria muda yang langsung menyodorkan beberapa paper bag yang berisikan barang barang pesanan dari Dion.
“Baik, terima kasih. Kamu boleh pulang sekarang.” jawab Dion, yang di angguki oleh pemuda itu.
Dion pun kembali menutup pintu unit apartemen nya setelah melihat orang suruhan nya itu pergi dari sana.
Setelah mendapatkan barang yang dia pesan. Dion pun segera kembali ke kamar untuk memberikan baju baju itu pada Miya.
Deg
Saat Dion masuk kedalam kamar, saat itu juga Miya baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan handuk yang di lilit di tubuhnya. Yang hanya menutupi bagian dada sampai setengah paha nya.
Penampilan Miya malam itu benar benar terlihat begitu seksi dan menggoda jiwa Dion yang memang tengah di landa rasa kesepian karena hubungannya dengan sang istri yang semakin lama semakin memburuk.
Akan tetapi, dengan sekuat tenaga Dion mencoba menahan diri agar tidak tergoda oleh pesona dari wanita muda itu.
“Ini, pakaian lah.” ucap Dion yang langsung menyimpan paper bag yang dia bawa di atas kasur.
Setelah itu, Dion kembali keluar dan menunggu Miya di luar kamar untuk memberikan wanita itu ruang. Agar bisa berpakaian dengan tenang dan juga nyaman.
*
*
“Kemari lah dan ceritakan apa yang terjadi padamu tadi?” ucap Dion saat melihat Miya, keluar dari dalam kamar dengan menggunakan piyama yang di berikan oleh nya.
Dengan langkah pelan, Miya pun berjalan mendekati Dion. Wanita itu pun mendudukkan dirinya tidak jauh dari Dion untuk menceritakan apa yang dia alami, sebelum bertemu dengan Dion.
*
*
“Lalu, setelah ini apa yang akan kamu lakukan?” tanya Dion pada Miya, setelah mendengarkan semua cerita tentang hidup wanita itu.
“Saya tidak tahu, Tuan. Saya tidak punya tujuan untuk pergi karena saya sudah tidak punya rumah atau pun keluarga,” jawab Miya dengan nada lirih.
“Orang tuamu, bagaimana? Dimana mereka?”
“Saya juga tidak tahu, Tuan. Mereka berdua kabur setelah menyiksa saya sampai saya masuk rumah sakit dan saat saya pulang dari rumah sakit. Rumah itu sudah di tempati oleh orang lain. Mereka bilang, orang tuaku sudah menjual rumah itu dan pergi entah kemana.” jelas Miya semakin lirih.
Sesak rasanya saat harus kembali mengingat nasib dirinya yang malang karena dibuang oleh orang tua angkatnya.
“Baiklah. Kalau begitu, untuk sementara kamu boleh tinggal di sini sampai kamu menemukan tempat tujuanmu. Istirahatlah, aku akan pergi karena aku harus pulang sekarang juga,” lanjut Dion, yang memutuskan untuk membiarkan Miya untuk tinggal di sana untuk sementara waktu.
“Pulang? Bukankah ini rumah milik Tuan?” tanya Miya yang sedikit kaget saat Dion pamit pulang.
“Ini memang tempatku, tapi aku memiliki rumah lain yang harus setiap hari aku datangi, istirahatlah. Besok aku akan kembali lagi,” jawab Dion yang langsung bangun dari duduknya dan bersiap untuk pergi.
“Baiklah, sekali lagi. Terima kasih, Tuan,”
“Hhmm.”
Dion pun segera beranjak pergi meninggalkan unit apartemen itu. Meninggalkan Miya seorang diri yang kini kembali menangis.
Bahkan tangis wanita itu kini semakin pecah saat teringat berbagai kejadian yang menimpa dirinya akhir akhir ini.
Mulai dari ditinggalkan oleh kekasihnya Erfin dalam keadaan hamil, kehilangan kedua calon anaknya, hingga diusir dari rumah yang selama ini dia tempati.
Rumah yang dibeli oleh Erfin atas nama dirinya. Namun, rumah itu malah dijual begitu saja oleh kedua orang tua angkatnya dan mereka membawa kabur uang hasil dari penjualan rumah itu.
"Erfin, kenapa kamu tega ninggalin aku?" lirih Miya di sela isak tangisnya kala mengingat pemuda itu.
Pemuda yang sangat dia cintai sekaligus dia benci secara bersamaan. Karena pria itulah Miya harus kehilangan dua calon anaknya.
Calon anak yang dititipkan oleh Efin di rahimnya, tapi karena pria itu juga lah yang membuat Miya harus kehilangan kedua janin itu.
Setelah lelah menangis, Miya pun akhirnya tertidur di kasur yang selama ini hanya di tempati oleh Dion seorang diri.
Sementara pria itu kembali ke rumah pribadinya. Rumah yang selama 5 tahun ini sudah seperti neraka untuknya.
5 like buatmu kak. semangat
Saran sedikit parents ghiya/ghina siapa mereka di jelasin lbh mwantap lagi..
Terus & tetap berkarya thor..