NovelToon NovelToon
Montir Cantik Milik Aditama

Montir Cantik Milik Aditama

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:62.3k
Nilai: 5
Nama Author: Serra R

Susah payah Rico mengumpulkan kepingan hatinya yang berserakan karena dua kali penolakan dari gadis yang merupakan cinta pertamanya.

Disaat dirinya sudah mulai kembali menata hidup tanpa lagi memikirkan cinta.

Hidupnya yang tenang kembali harus jungkir balik setelah secara terpaksa harus memenuhi permintaan sang mama untuk menikahi seorang gadis yang masih sangat belia.

Tak mampu menolak hingga pada akhirnya Rico memilih untuk mengajukan syarat.

"Aku tak akan mendua apalagi sampai menikah lagi, tapi bukan berarti kau berhak atas diriku. Jangan pernah mencintaiku karena cinta bagiku adalah sebuah kemunafikan belaka. Kau bebas dengan hidupmu dan aku dengan kehidupan ku meski kita terikat pernikahan." .... Rico Aditama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Dee memutar bola matanya malas saat suara Rico malah memanggil namanya. Mau tak mau gadis itu menghentikan langkah dan berbalik menghadapi ke arah lelaki itu dengan menampilkan senyum terpaksa.

"Langsung ke ruangan saya, siapkan berkas." Rico melihat jam tangannya sebentar sebelum melanjutkan kembali ucapannya. "Setengah jam lagi kita pergi."

Dee menyipitkan matanya, Roy bahkan tak memberinya jadwal apapun sebelum pergi. Lelaki itu mengatakan jika dalam waktu satu minggu ini tak ada jadwal berarti yang perlu Rico hadiri kecuali rapat dadakan namun semua itu sangat jarang terjadi mengingat Rico tak pernah suka melakukan pertemuan tanpa perencanaan yang matang.

"Baik. Sekarang apa boleh saya masuk."

"Heum, silakan jangan lupa coklat panasku."

Dee membungkukkan badannya sambil memelototkan matanya. Sementara Rico mengukir senyum tipis nyaris tak terlihat di ujung bibirnya.

"Dan kau Bell, apa yang kau lakukan disini?"

Tatapnya pada Bella yang terlihat salah tingkah.

"Ehm aku.. aku. Huu Ric kita harus bicara." Setelah berusaha mengumpulkan keberanian pada akhirnya Bella bisa berucap meski sedikit bergetar karena degup jantungnya yang sepertinya mulai tak normal saat mendapat tatapan tajam dari Rico.

 "Hemm, bicaralah karena waktu ku hanya sebentar." Rico menjawab setelah menatap jam tangannya.

"Ehm, apa nggak sebaiknya kita cari tempat untuk bicara, Ric. Atau kalau kau memang sibuk sekarang kita bisa bicara nanti sambil makan siang atau kapanpun kau punya waktu." Negonya dengan berharap akan bisa berdua dengan Rico.

Rico menaikkan alisnya sebelah, tersenyum tipis di sudut bibirnya.

"Maaf kalau gitu, aku nggak punya waktu untuk lain kali. Jadi kau bisa bicara sekarang atau nggak sama sekali."

"Baiklah, begini aku ingin bertanya mengapa gadis jelek itu bisa menjadi sekertaris mu. Ehm maksudku, masih banyak orang yang lebih kompeten dan bisa di andalkan juga punya penampilan yang ok kenapa harus dia." Sungutnya.

"Yang berpenampilan ok dan lebih kompeten juga bisa diandalkan??"

"Iya. Bagaimanapun seorang sekertaris haruslah orang yang memiliki penampilan menarik, apa kau tak malu saat menghadiri pertemuan ditemani oleh nya."

Hahaha

Rico tergelak dengan apa yang dikatakan oleh Bella. Gadis itu dengan percaya dirinya menilai penampilan orang lain.

"Jadi maksudmu, Anggia tak cocok dengan jabatan itu??"

Bella tersenyum semakin lebar, dia harus bisa mempengaruhi keputusan Rico. Toh jabatan itu masih beberapa hari lalu ditetapkan dan apa salahnya jika digantikan.

"Iya, aku hanya khawatir. Kehadirannya akan menambah citra buruk dalam usahamu. Apalagi ini adalah dunia pariwisata yang membutuhkan orang-orang dengan kemampuan juga penampilan ok agar bisa menarik minat pengunjung."

Rico memijat pangkal hidungnya pelan, salah satu tangan yang berada dalam saku celananya terkepal kuat. Sementara itu Nindi dan juga yang lainnya nampak geram dengan apa yang Bella katakan. Terus terang, mereka lebih memilih Anggia dari pada Bella. Bagaimanapun Anggia memiliki attitude yang lebih baik, gadis itu lebih mudah bergaul dan juga ramah. Berbanding terbalik dengan Bella yang hanya suka memerintah dan mencela.

"Maaf Bell. Sepertinya percakapan ini nggak ada untungnya. Apa yang aku putuskan sudah melalui pemikiran yang matang. Aku sendiri yang memilih Anggia sebagai sekertaris ku padahal jabatan tersebut tak pernah ada sejak Cottages ini dibangun. Lagipula aku tak membutuhkan saran ataupun pemikiran orang lain tentang apa yang harus dan tak harus aku putuskan."

Rico menjedah ucapannya, ditatapnya Bella yang melongo di hadapannya.

"Terimakasih karena kau telah peduli tapi aku rasa semua itu tak perlu. Alangkah baiknya jika kamu memikirkan perusahaan ayahmu sendiri daripada memikirkan usaha orang lain."

"Jangan mencampuri urusan orang karena itu bukan hak mu. Jika aku membutuhkan saran, aku rasa aku bisa mendapatkannya dari abang dan juga saudaraku yang lain yang lebih berpengalaman dan juga punya ikatan erat denganku. Tapi terimakasih namun lain waktu lebih baik kau tak lagi banyak ikut campur urusanku. Dan juga, jangan suka membuat keributan disini karena jujur aku nggak suka. Permisi."

Rico melangkah tanpa berminat untuk mendengar jawaban Bella yang hanya akan membuang waktunya. Nindi dan yang lainnya tersenyum dan mengangguk menyetujui apa yang dikatakan oleh pimpinan mereka. Lagipula memangnya Bella siapa hingga merasa punya hak untuk andil membuat keputusan.

Bella mengepalkan tangannya kesal, gadis itu bahkan mengumpat pelan seraya menghentakkan kakinya.

"Oh ya, aku lebih suka wanita dengan penampilan sederhana tapi sopan berada disekeliling ku dari pada wanita yang berpenampilan terbuka. Karena bekerja menggunakan otak, pikiran juga tangan dan kaki bukan menggunakan kemolekan tubuh karena disini bukan ajang pemilihan miss kecantikan." Rico yang telah melangkah siapa sangka akan berbalik dan mengatakan hal demikian dengan sedikit tekanan dalam suaranya hingga menggema di seluruh lobi dan memungkinkan semua orang yang berada disana bisa mendengar nya.

Bella melangkah meninggalkan lobi dengan muka merah padam dan amarah yang ditahan. Gadis itu tak terima dengan apa yang Rico katakan.

"Si@lan, apa istimewanya gadis jelek itu. Semua gara-gara dia, lihat saja aku akan membalas nya suatu hari nanti." Geramnya seraya melajukan mobilnya meninggalkan Cottages.

***********

Di ibukota.

Adit nampak tertawa lepas, bocah yang masih duduk di atas kursi roda tersebut nampak sangat bahagia. Kehadiran Saka dan Sara, si kembar anak Raka dan Denisa menghadirkan kebahagiaan tersendiri baginya.

Tak hanya itu, selama tiga hari ini limpahan kasih sayang dia dapatkan. Kehangatan keluarga yang sempat dirindukannya semenjak kepergian kedua orang tuanya dapat dia rasakan kembali.

Tekatnya untuk sembuh semakin kuat. Adit bahkan tak pernah menolak jadwal terapi yang akan dijalaninya meski sedikit padat dari jadwal yang biasa dia lakukan saat di kota B. Dia yakin, pengobatannya kali ini juga berbeda karena setahunya Raka bahkan mendatangkan dokter ortopedi yang terpercaya untuk memeriksa nya kemarin.

"Aku rindu kakak, tapi aku yakin kakak selalu sehat dan bahagia disana. Ada om ganteng yang akan menjaga kakak." gumamnya dalam hati.

"Kak Adit, ayo temani Sala main boneka." Sara mendekat, bocah cantik dengan rambut dikuncir dua itu menggendong boneka kesayangannya.

"Hii, kak Adit itu cowok, mana mau main boneka bersamamu." Saka datang dengan bersidekap dada menatap sang adik dengan wajah jahilnya.

"Kata siapa?? kak Adit pasti mau belmain sama Sala. Sudah sana pelgi, kakak ganggu saja sukanya." Sara berkacak pinggang dihadapan saudara kembarnya.

"Coba bilang R dulu yang bener baru diajak main." Ledeknya pada sang adik.

"Kakak pelgi sana, nyebelin." Sentak Sara yang sudah berkaca kaca kedua matanya.

Kedua bocah berusia hampir 5 tahun tersebut memang selalu bertengkar jika bersama namun keduanya akan saling merindukan bila saling berjauhan.

Adit tersenyum kecil mendapati perdebatan kedua bocah itu. Pada awalnya dia merasa tak enak namun lambat laun Adit menjadi terbiasa dengan kelakuan keduanya.

"Nggak apa, sini main sama kakak. Kita main bertiga seperti biasa nya ya. Jangan menangis, Sara kan cantik kalau menangis nanti cantiknya bisa berkurang. Saka juga pinter, nggak mau kan kalau adiknya sakit karena keseringan menangis??Jadi kita main bersama ya, sebelum dokter kakak datang." Adit memutar alat yang terdapat dikursi rodanya agar bisa bergerak sendiri, mendekati kedua bocah tersebut dengan mengulurkan kedua tangannya.

Sara tersenyum manis dan langsung menerima uluran tangan Adit sedangkan Saka masih bergeming ditempatnya.

"Saka nggak mau main bareng??"

"Saka mau main mobil kak, bukan boneka kan Saka cowok."

"Kita main mobil dan boneka secara bersamaan, bagaimana?"

Saka menatap Adit tak mengerti.

"Saka jadi sopir yang mengantarkan pasien dan pasiennya adalah boneka Sara sementara kakak akan jadi dokternya, bagaimana?"

"Sopir ambulans, tapi kan Saka mau jadi super hero kak."

"Bukankah sopir ambulans juga merupakan super hero?? dia menyelamatkan korban, coba pikir kalau nggak ada sopir ambulans bagaimana??"

"Sama sepelti polisi ya kak??

"Iya, polisi juga super hero karena membantu masyarakat."

Denisa menatap ketiga anak itu dengan penuh bangga. Tak jauh dari tempatnya nampak Raka yang juga tengah menyaksikan interaksi ketiganya. Sudut bibirnya mengukir senyum, kehadiran Adit juga merupakan anugerah bagi kedua anaknya. Saka dan Sara yang memang kerap berselisih menjadi lebih manis 3 hari ini. Mereka nampak selalu bersama tanpa ada pertengkaran yang berujung tangis.

1
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Adit masih blm paham ttg orang dewasa
Uba Muhammad Al-varo
tinggal menunggu MP antara Dee dan Rico, semoga nggak ada lagi, masalah yang dihadapi oleh keduanya yang akan menghancurkan rumah tangga mereka, berbahagia dan harmonis selalu.
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Adit sabar yah dek, nanti Kaka Dee pasti akan menjelaskan kepadamu ttg om Pram
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Semoga kebahagian selalu menaungi pernikahan kalian
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Go go go nikah aja biar saling melengkapi dalam
Segala hal
Uba Muhammad Al-varo
gini toh jalan ceritanya yang terjadi antara Dee dan Rico, sebelum terjadi nya pernikahan, Rico dibuat roolcoster dan akhir yang membahagiakan.
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Semoga om Pram segera sadar
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Citra gakda malunya yah🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Uba Muhammad Al-varo
so sweet banget Rico sama Dee
varahmavah
masih menunggu penjelasan om Pram ketika sadar nanti pasti semua ini dilakukan istrinya yg gila harta itu..🤬
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Ternyata hartanya mama Dee buat rebutan keluarganya, padahal masih ada anak yg lebih berhak atas semua harta itu🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Semoga om Pram segera pulih ya Dee
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Dee pasti inget dulu om Pram nya orang yang baik
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Waaah pas aku cek ternyata ufh bsb 8 kok sku gk tau ya😂😂😂
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Hmmmm bakalan seruuu nih kayaknya
Uba Muhammad Al-varo
kasihan kamu Dee mau menikah ada kendala yang menghalangi semoga cepat ada jalan penyelesaian dan Dee sama Rico secepatnya menikah.
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Terus aja ajak ngobrol Dee omPram nya
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Semoga permasalahan om Pram segera ada jalan keluarnya dan om Param bisa segera sadar dan pulih
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Aduh mbak Lawe Ian ranjang dan juga barang2 yg sampean lempar kalo bisa ngomong dia bakalan teriak sukurin kau😂😂😂🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Uba Muhammad Al-varo
ada apa sebenarnya yang terjadi di kehidupan keluarga besar orang tua nya Dee,jadi teka teki apa lagi ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!