Papa, Mama Jadi Hantu

Sesampainya di atas istirahat sebentar. Lumayan lelah juga setelah mengeluarkan banyak tenaga hanya untuk mencapai posisi tersebut. Sebab itu bukan jarak yang pendek.esti naik. Hal tersebut sangat menguras tenaga. Tentu saja bagiku yang asupannya tak banyak. Apalagi taka da yang menyuplai juga. Sehingga tak bias di terima semaksimal mungkin untuk bias menjadi tenaga yang sangat kuat dan mencapai sesuatu yang di inginkan tersebut, sangat lah sulit.

Walau jika di lihat dari bawah, nampaknya tak demikian mengerikan serta Nampak masih bias di jangkau dengan sekejap mata saja. Tapi apa kata orang bilang, sesuatu yang jauh akan Nampak indah, rumput tetangga lebih hijau, demikian juga kali ini, apa yang di pandang tadi, nyatanya tak seindah yang kita rasakan. Bahkan sangat jauh dari kata bagus. Mengingat tenaga kita sudah loyo, serta beberapa waktu lamanya, tak ada banyak energy yang bias di jadikan sesuatu yang tepat, guna menghasilkan berbagai tenaga besar yang mesti kita butuhkan pada perjalanan kali ini.

Lalu memandang sekitar tempat tersebut. Sangat indah. Walau cahaya tak maksimal seperti kala siang datang dengan bintang yang sangat dekat tadi. Matahari di sebut bintang. Karena memang punya energy untuk memancarkan diri sendiri.

Namun sebutannya menjadi lain. Karena sangat besar. Dan hanya menjadi satu-satunya. Yang dekat. Dan sangat besar. Serta panas. Walau sama-sama bola. Akan tetapi dengan jarak yang berbeda. Membuat mata yang menangkapnya menjadi beda pula. Seperti bulan yang begitu bercahaya. Karena pantulannya sangat banyak untuk bisa di bias kan ke mata kita. Beda dengan bintang terbesar yang jaraknya sangat jauh. Maka hanya tampak kerlap-kerlip seperti kunang saja serta tak bias menyengat.

Dengan kata lain, matahari tetap satu, dan bintang yang banyak itu, tetaplah bintang yang mesti di bedakan karena pandangan yang Nampak demikian serta fungsi yang kita dapat sungguh berbeda. Demikian juga bulan, yang Nampak indah, tapi tak punya energy, sehingga akan sangat indah saja bias menghiasi langit malam yang begitu cemerlang dengan di damping ribuan bintang yang tak mungkin menjadi matahari.

Di atas sini, Hanya pohonan. Tapi tak tinggi. Hanya beberapa saja yang nampak menjulang. Itu terjadi karena posisi yang tinggi sehingga makanan mudah luruh ke bawah. Atau memang taka da yang dating. Bias juga karena usia yang belum banyak. Sehingga untuk posisi begitu sebenarnya sudah umum terjadi. Sehingga untuk mampu lebih besar lagi, maka butuh waktu yang lebih panjang juga supaya bisa maksimal pertumbuhannya.

Mungkin di tanam lebih dulu. Atau memang pertumbuhan yang cepat. Sehingga mengalahkan yang lain. Memang ada kalanya daya serap dari batang yang di dahului akar bakalan mampu membuat tumbuh kembang sangat cepat. Sehingga yang sebelahnya tak demikian baik. Tapi kalau pemberian makanan yang sama, maka kemungkinan terbesarnya juga bakalan sama. Walau ada juga yang menerimanya sangat pelan, karena tak bias menarik banyak-banyak, sehingga tetap saja tak mampu menyaingi batang di sebelahnya yang mudah tumbuh membesar.

Juga posisi yang di miliki juga mampu membuat batang tadi bias mengambil makanan yang banyak. Semisal di dekat sebuah jalan air, hingga bagian bawahnya mampu menahan air tersebut lumayan banyak, untuk di pergunakan pada suatu waktu, dimana curah air yang di terima sangat sedikit.

Yang lain dan tumbuh di bawahnya meskipun masih membuat rimbun, sehingga menjadi semak belukar. Karena hal itu juga terdiri dari berbagai tumbuhan yang kebanyakan kecil. Atau memang sengaja di buat kecil, akibat perebutan diantara tanaman tadi yang memaksa makanan yang masuk ke dalam batang tumbuhan tadi tak bias sempurna, sehingga bakalan saling himpit dan akhirnya menjadi sesuatu yang kecil saja.