My Arumi

" Mom... Aku akan pergi ke Indonesia. Doakan agar aku berhasil membawa pulang wanita yang ku cintai " ucap Stevan kepada sang ibu.

Sang ibu menatap Stevan dengan tatapan dalam.

" Mommy doakan kamu berhasil, Nak. Maafkan mommy karena telah membuatmu kehilangan wanita itu. Seandainya saja dulu mommy tidak memintamu kembali, kau tidak akan kehilangannya. Dan kau pasti sudah hidup bahagia sekarang " ucap sang ibu lirih. Ada penyesalan dan kesedihan dalam setiap ucapannya.

" Mommy tidak perlu merasa bersalah. Mungkin ini sudah jalan yang harus aku terima. Cukup mommy doakan saja ! " mohon Stevan kembali.

Sang ibu mengangguk lantas memeluk Stevan.

" Doa mommy selalu menyertaimu " ucap Mommy Sahira.

Stevan pun melepaskan pelukan sang mommy. Ia bergegas pergi setelah asistennya datang.

Stevan memberikan instruksi kepada sang asisten untuk menghandle urusan perusahaan selama ia tak ada di tempat.

Alea menapakkan kakinya di depan perusahaan milik Malik. Ia sengaja tak langsung pulang ke rumah dan memilih untuk menemui Malik di kantornya.

Seolah ia ingin menunjukkan kepada semua orang jika dirinya tetaplah istri seorang Malik Al Rasyid.

Dari bandara Alea meminta untuk melewati perusahaan milik Malik. Ia turun disana dan meminta Liam untuk membawa barang-barangnya ke rumah.

Dengan langkah penuh percaya diri, Alea memasuki gedung perusahaan AR Corp. Ia menuju lift khusus lalu menekan tombol menuju lantai paling atas, tempat dimana ruangan Malik berada.

Pintu lift terbuka dan Alea segera keluar. Kaki jenjangnya melangkah menuju ruangan tempat Malik berada.

Klek

Pintu ruangan Malik terbuka, membuat Malik dan Omar yang tengah berdiskusi kompak menatap ke arah pintu.

" Hai, sayang... I'm back " ucap Alea dengan senyum sumringah.

Alea berjalan menuju kursi yang diduduki oleh Malik. Omar langsung berdiri saat Alea mendekati mereka.

" Nanti kita lanjutkan kembali " ucap Malik kepada Omar.

" Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi " sahut Omar lalu menunduk kepada Malik dan Alea sebelum akhirnya keluar dari ruangan tersebut.

" Omar... Siapkan berkas-berkas itu ! " titah Malik saat Omar sudah sampai di depan pintu.

" Baik, Tuan " jawab Omar yang sepertinya sudah tahu arah pembicaraan sang atasan.

" Sayaang... " panggil Alea manja. Ia berjalan mendekati Malik.

Sayangnya, Malik justru tak peduli. Ia justru bangkit dari duduknya, berjalan menuju jendela besar dan memilih berdiri disana memandangi lalu lintas jalanan yang ada di bawah.

" Bukankah kau mengatakan akan pergi selama 1 tahun. Dan ini masih 6 bulan tersisa tapi kau sudah kembali " sebut Malik datar tanpa menatap istri pertamanya itu.

Alea berjalan mendekati Malik. Lalu tanpa aba-aba, ia memeluk punggung kekar Malik.

" Maafkan aku ! Aku tahu aku salah, semua karena ambisiku. Tapi aku sekarang sadar kalau aku tak bisa hidup tanpa kamu. Jadi, Malik sayang... Maafkan aku ya ! Kita mulai lagi semuanya dari awal. Aku janji akan menjadi istri dan ibu yang baik " ucap Alea semakin mengeratkan pelukannya.

Malik membuang nafasnya dengan kasar. Ia tak berniat untuk membalas pelukan Alea. Ia masih bertahan membelakangi Alea sambil terus memandang ke arah luar jendela.

" Aku tahu... Kamu masih marah. Aku bisa ngerti kok. Kita perbaiki semuanya. Demi keluarga kecil kita. Aku yakin pasti Attar seneng banget ! " ucap Alea terus bicara membawa-bawa nama sang anak agar Malik tersentuh.

Malik melepaskan tangan Alea yang melingkari pinggangnya. Ia lantas berbalik dan menghadap Alea.

Istri pertamanya itu terlihat cantik seperti biasa. Hanya saja tak pernah ada rasa kepada istrinya itu, padahal mereka sudah hidup bersama hampir selama 3 tahun.

Jika orang mengatakan cinta datang karena terbiasa, tapi itu tidak berlaku untuk Malik. Kebersamaan mereka sama sekali tak membuatnya merasakan cinta.

" Maaf, sepertinya kita tak bisa lagi bersama " ucap Malik sambil menatap Alea dengan tatapan dingin.

" Tidak... Malik jangan ucapkan itu ! Aku tahu kamu marah, kesal, kecewa sama aku. Aku bisa ngerti perasaan kamu. Kamu hanya sedang emosi saja " sanggah Alea tak terima.

" Coba kamu pikirkan bagaimana perasaan Attar jika kita berdua berpisah. Tentunya kamu tidak mau jika Attar tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tuanya kan ? Kamu pikir ibu tiri itu akan tulus menyayangi Attar ? " tambah Alea mencoba membujuk Malik.

" Attar tidak akan kehilangan atau kekurangan kasih sayang. Selama ini, seperti itu. Ada banyak orang yang menyayangi Attar bahkan lebih menyayanginya dengan tulus. Jauh berbeda dibandingkan ibu kandungnya sendiri yang dengan teganya meninggalkan anak sekecil itu karena ambisinya " jawab Malik sinis.

" Tidak, Malik... Mereka melakukan itu karena kamu. Mereka tidak benar-benar menyayangi Attar " bantah Alea.

Malik menarik satu sudut bibirnya.

" Darimana kamu tahu mereka tidak menyayangi Attar ? Kamu sendiri tidak pernah ada untuknya. Kalaupun kita berpisah, Attar tidak akan kehilangan kasih sayang seorang ibu karena ada ibu yang menyayanginya dengan tulus. Dan itu bukan kamu ! " tegas Malik.

Deg

Jantung Alea serasa berhenti berdetak. Ia tak pernah menyangka jika Malik akan mengatakan hal itu. Padahal selama ini, Malik tak pernah mempersoalkan perlakuannya kepada Attar.

" Assalamu'alaikum, Mas... "

Suara Arumi terdengar saat pintu ruangan Malik terbuka.

" Wa'alaikum salam " jawab Malik lalu bergegas menyambut Arumi.

Arumi menatap ke arah wanita yang berdiri di samping Malik. Begitu juga Alea yang menyorot Arumi dengan pandangan tak bersahabat. Apalagi melihat perlakuan Malik yang begitu lembut menyambut kedatangannya.

" Maaf, kalau aku ganggu Mas. Aku pikir Mas tidak sedang bersama tamu, makanya aku langsung masuk " ucap Arumi tak enak hati.

" Tidak apa, sayang. Sekalian aku mau kenalin kamu " sahut Malik lalu menggandeng tangan Arumi.

" Sayang, kenalin. Dia Alea, ibu kandungnya Attar. Alea baru kembali dari luar negri " jelas Malik.

Tentu saja penjelasan yang diberikan Malik membuat Arumi terkejut. Ia tak menyangka akan bertemu dengan istri pertama Malik itu sekarang.

" Assalamu'alaikum Mba Alea... Saya senang Mba sudah kembali. Attar pasti seneng banget karena Mba sudah pulang " sapa Arumi ramah.

Meskipun ada rasa tak nyaman, tapi ia berusaha untuk bersikap baik kepada istri pertama suaminya itu.

" Jadi ternyata kamu istri yang dinikahi Malik " ucap Alea dengan tatapan sinis.

Alea memindai penampilan Arumi. Harus Alea akui, jika istri kedua suaminya itu muda dan cantik. Pantas saja suaminya itu tertarik kepada gadis itu.

" Karena aku sudah kembali, seharusnya kamu sadar diri. Aku tahu kalau Malik menikahi kamu supaya ada yang merawatnya dan merawat Attar selama aku tidak ada. Tapi sekarang, aku sudah kembali jadi sepertinya kamu sudah tidak dibutuhkan lagi untuk mendampingi Malik " ucap Alea dengan sombongnya.

" Jaga bicaramu, Alea ! Bukan Arumi yang akan pergi. Tapi kamu... "