Alvaro Javier Wiguna tumbuh menjadi seorang lelaki tampan, dan juga sukses memimpin perusahaan di usia 29 tahun. Tapi sayang dalam urusan percintaan Alvaro tidak seberuntung. Karena di usianya yang sekarang ia belum juga menemukan tambatan hati.
Banyak wanita diluar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Bahkan ada juga yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan cintanya. Tapi nggak ada yang berhasil. Bagi Alvaro, wanita itu makhluk yang sangat bawel.
Adakah yang mampu menaklukkan hati Alvaro. Yuk kepoin langsung 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon feby_mb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan
Weni dan Tari Bingung melihat sahabatnya. Sejak melayani tamu VVIP tadi, sahabatnya itu jadi murung. Entah apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
" Bin, kamu kenapa?"
" Iya, sejak dari depan tadi kamu murung terus" kata Weni.
" Aku nggak apa-apa Wen, Tar"
" Cerita aja sama kita berdua"
" Apa kau di ganggu sama bapak-bapak perut buncit " tanya Weni.
" Emang tamu VVIP-nya bapak-bapak semua ya Bin?"
" Nggak juga Tar. Banyak yang masih muda juga"
" Benarkah?, tampan nggak orangnya"
" Tampan"
" Wah, aku kok penasaran ya sama tamu VVIP yang masih muda itu"
" Mau begatal kamu di sana "
" Nggak Tar, aku cuma mau tebar pesona aja. Siapa tau ada yang kepincut"
" Nggak mungkin mereka melirik pelayan kayak kita"
" Kamu benar juga. Apa kita harus pakai skincare supaya kulit kita ini glowing, kayak artis di tv-tv itu"
" Itu nggak cukup cuma pake skincare doang. Pola makan sama pola hidup juga harus di jaga. Lha kamu, olahraga aja malas. Gimana mau punya kulit glowing"
" Bagi aku mah, yang penting kulitnya sehat. Nggak usah di macam-macamin"
" Dengerin tuh apa kata Bintang"
" Tapi kemarin-kemarin, aku pernah liat orang luluran pake lumpur. Emang lumpur bisa buat kulit kita mulus"
" Mana aku tau. Coba kamu searching di google"
" Kamu ngejek atau gimana. Ponsel aku kan jadul, mana ada google-nya" kata Weni.
" Oh iya, ponsel kita bertiga kan sama"
" Rasanya pengen ganti ponsel baru. Tapi uang hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari"
" Kita nabung aja, mulai dari lima ribu satu harinya"
" Lima tahun baru terkumpul duitnya. Andai saja aku nemu duit segepok"
" Nggak mungkin ada, lagipula siapa juga yang iseng mau ilangin duit segepok"
" Ya siapa tau aja ada"
Bintang geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua sahabatnya. Tapi apa yang dikatakan sahabatnya ada benarnya, kalau uang mereka hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari.
" Semoga gaji makan ini gede, jadi bisa aku sisihkan "
" Aamiin" ucap Bintang dan Tari.
Saat sedang asik mengobrol, tiba-tiba Bintang di panggil sama bosnya. Gadis cantik itupun segera menemui sang bos.
" Iya Pak"
" Tolong antarkan makanan ini ke meja pak Nugraha"
" Sa..saya Pak"
" Iya kamu"
" Baik Pak"
Sebenarnya Bintang tidak ingin pergi ke sana. Karena itu akan menambah rasa sakit di dalam hatinya. Ia benci dengan ayah dan juga wanita yang sudah merebut ayahnya. Tapi disini dia tidak bisa menolak, karena ini pekerjaannya.
Bintang mendorong trolley makanan itu ke tempat ayahnya. Ayah yang sudah membuangnya demi wanita kaya.
" Permisi, saya mau mengantarkan makanan"
" Oh iya, silakan"
Bintang segera meletakkan semua makanan itu di atas meja. Ia tidak ingin berlama-lama di sana. Itu akan membuat hatinya semakin sakit.
" Pa, bagaimana kado untuk putri kita. Apa sudah papa siapkan?"
" Sudah Ma. Papa yakin putri kita pasti akan suka dengan hadiah yang papa belikan ini. Karena ini barangnya cuma ada sepuluh di dunia"
" Papa memang ayah yang terbaik"
Bintang meremas ujung bajunya saat mendengar obrolan ayahnya dengan istri barunya. Apalagi mendengar kata ' hadiah, hatinya tambah sakit.
Ayah terbaik?. Apa dia masih ingat kalau punya putri yang lain.
Aaaaaaaa.
Bintang kaget mendengar teriakkan seseorang. Ia pun tersadar dari lamunannya.
" Apa-apaan kamu!"
" Ma..maaf nyonya, saya tidak sengaja"
" Nggak sengaja?, kamu tau gaun harga gaun saya ini, ini gaun mahal!. Gaji mu selama satu tahun saja tidak cukup untuk membeli gaun saya ini"
" Kamu itu bisa bekerja nggak?"
Deg.
Hati Bintang bertambah sakit mendengar ucapan sang ayah. Ia tidak akan menangis lagi. Karena air matanya sangat berharga untuk menangisi sang ayah.
" Saya tidak sengaja, dan saya pun sudah meminta maaf. Anda benar, gaji saya memang tidak akan cukup untuk membayar gaun anda. Tapi, saya bisa memberikan ayah untuk putri anda"
" Apa maksud kamu?!"
" Ck, masih berpura-pura tidak tau. Bukankah anda merampas laki-laki ini dari seorang wanita kampung"
Wanita itu kaget mendengar ucapan Bintang. Bagaimana gadis kecil itu bisa tau tentang cerita itu. Begitu juga dengan suaminya. Padahal tidak ada yang tau tentang cerita itu.
" A.. apakah kamu putri ku?"
" Ck, putri?. Apa maksud anda tuan, saya ini tidak punya ayah. Ayah saya sudah lama mati"
Deg.
Nugraha merasa ada batu besar yang menghimpit dadanya. Rasanya sangat sakit mendengar ucapan dari putrinya sendiri.
" Di saat Anda pergi dengan wanita ini, maka semenjak itu juga anda sudah mati bagi saya"
" Dasar anak durhaka" kata istri Nugraha.
" Jangan pernah anda berbicara seperti itu pada saya. Apa anda pikir, anda itu orang yang baik. Wanita baik dan terhormat itu tidak akan pernah merebut suami orang"
" Jaga mulut kamu gadis kecil!
" Saya akan menjaga ucapan saya pada orang yang juga bisa menghargai saya"
Bintang tidak ingin berlama-lama lagi di sana. Semua yang ada di dalam hatinya sudah ia keluarkan semuanya.
" Bi.. Bintang"
Bintang menghentikan langkahnya saat mendengar ayahnya menyebut namanya. Dulu mungkin ia akan senang mendengar sang ayah memanggil namanya. Tapi sekarang ia benci namanya di sebut oleh sang ayah.
" Bintang sudah mati"
Setelah mengatakan itu, Bintang segera pergi dari sana. Ia tidak kembali ke tempat kerjanya. Ia ingin menenangkan diri dulu.
Dari kejauhan seorang laki-laki tampan melihat kejadian tadi pun bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Bintang dan juga keluarga Nugraha.
Ingin rasanya ia mengejar Bintang. Tapi ia tau sepertinya gadis cantik itu butuh waktu sendiri. Jadi ia akan membiarkan gadis itu pergi untuk saat ini.
Alvaro mengambil ponsel, dan segera menghubungi nomor anak buahnya. Tidak butuh waktu lama, sambungan pun terhubung.
" Hallo bos"
" Tolong cari tau tentang gadis ini. Semuanya, jangan ada yang terlewatkan. Nanti saya akan kirimkan fotonya"
" Baik bos"
Sambungan telepon pun berakhir. Alvaro menyimpan kembali ponselnya. Tenggorokan Alvaro terasa kering, ia pun segera meminum jus yang ada di hadapannya.
Gelas itu menggantung di depan bibir Alvaro. Lelaki tampan itu tidak jadi meminum minuman itu. Karena ia mencium bau obat perangsang.
Alvaro memang bisa mencium aroma obat seperti itu. Ia mendapatkan ilmu itu dari aunty-nya. Itu makanya ia tidak pernah jatuh ke dalam jebakan murahan seperti ini.
Alvaro tersenyum smirk. Rupanya ada yang ingin bermain-main dengannya. Maka ia akan mengikuti permainan orang itu. Tapi ia akan membuatnya lebih menarik.
Sekarang ia akan mencari pelayan yang sudah memberikan minuman ini padanya. Setelah itu barulah ia akan membuat perhitungan sama orang yang sudah menyuruh pelayan itu.
To be continue.
Happy reading 😚😚