Baim adalah seorang mahasiswa jurusan sastra yang bercita-cita menjadi penulis novel. Dia selalu bermimpi menemukan cinta sejatinya di kampus, tetapi nasib berkata lain. Suatu hari, dia tanpa sengaja menabrak seorang cewek yang ternyata adalah ketua osis dan juga anak dari rektor kampusnya. Cewek itu bernama Nadya, dan dia terkenal sebagai cewek galak yang tidak pernah tersenyum. Baim merasa bersalah dan ingin meminta maaf, tetapi Nadya malah marah-marah dan mengancamnya. Sejak saat itu, Baim menjadi sasaran amukan Nadya yang selalu mencari-cari kesalahan dan memperlakukannya dengan kasar. Namun, di balik sikap galaknya, Nadya sebenarnya menyimpan rahasia yang membuatnya trauma dan kesepian. Apakah Baim bisa menembus tembok dingin yang dibangun Nadya? Apakah Baim bisa membuat Nadya tersenyum dan jatuh cinta padanya? Ikuti kisah lucu dan romantis mereka dalam novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nafaskreatif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 : Di Toko Untari
"Ha...Ha," suara terengah-engah terdengar. "M-Maaf! Adik gw merusak jam alarm gw," ucap Nadya, semua memandang Nadya serempak mengatakan: "Ha, pakaian nenek-nenek. "Apa! Yang kalian bilang barusan?! Tanya Nadya gak ada apa-apa," balas mereka dengan wajah ketakutan.
Toko Untari, toko peralatan serba ada nah itu dia tokoh nya ucap rama. "Tidak boleh!" protes Alya ketika Baim menunjuk ke sebuah kandang ayam.
"Kenapa tidak boleh? Kandang ini sudah jadi! Ini sangat keren," ucap Baim sambil memegang kandang ayam tersebut.
"Peko....peko....peko," suara Mia, ayam yang dibawa Baim. "Tuh, Mia bilang dia mau kandang ini," ucap Baim sambil tersenyum. Alya: "Mana ada ayam bisa berbicara. Uang kasnya juga tidak cukup! Pinjam uang! Ambil hipotek!" jawab Baim dengan nada bercanda.
Alya tampak kesal, "Tidak! Ayam mana bisa cari kerjaan, Baim." Nadya tampak bingung, "Sudahlah, biarin dua bocah ini. Kita tinggalkan saja mereka di sini dan cari bahan-bahannya.
Gw mau milih cat dulu, loh cari yang lain.
eh. Warna emas.....emas...emas..... cokelat.....hitam...."
Tiba-tiba, tanpa sengaja, Nadya menabrak seorang pria dan membuat barang-barang di tangannya berjatuhan. "Eth, sorry, gak sengaja. Baik-baik saja kan, hei kau bukannya itu yang bantuin Baim lo lempar telur waktu itu ke muka gw," ucap Pria itu
Nadya membantu pria tersebut mengumpulkan barang-barangnya. "Oh, kalian lalu ada apa? Tanya Nadya. Pas sekali kita mau bicara doang, Nadya.
Rama: Nadya, ada apa? Apaan, siapa cebol itu? Tanya pria itu Apa yang sedang kalian lakukan!" ucap Rama sambil tertawa. Nadya tampak terkejut. Karena Rama melempar keranjang belanja
"Lari, Nadya, itu tadi menakutkan. Kukira kau akan berkelahi dengan mereka," ucap Nadya dengan santai "Rama: Gw belum pernah ribut seumur hidup gw.
Ayo segera kabur dari sini. Mereka beraninya main keroyokan," ucap Nadya
"Rama: Ha, ada Baim. Kita ke sana.
Nadya: Baim emang bisa apa?.
Rama: Jangan lu kira dia polos terus, culun itu tampak luar saja. Baim di belakang kita, Nadya dalam bahaya. Hey. Braaaaak, semua barang banyak yang jatuh berantakan.
Cupu, kalian beraninya main keroyokan," ucap Baim sambil berdiri di depan Nadya dan Rama. "Eh, Baim, maafin kita ya," ucap salah satu dari mereka dengan tubuh bergemetar lalu kabur.
"Hmm, ternyata para kucing bergaya singa," ucap Baim sambil tersenyum. " cepat, kita pergi dari toko ini sebelum ketahuan pemilik toko," ucap Rama.
"Baim: Nadya, lari loh lambat amat tadi.
Rama: Gw mau telepon dulu, kan Alya masih ada di sana. Kita minta tolong dia aja buat beli barangnya. Nadya: Btw, si Mia mana? Baim, ada ini, di ada di dalam baju gw.
Nadya: Aneh, ada-ada aja.
Rama: Baik-baik, jadi apa bisa belikan barangnya, Alya?" ucap Rama sambil menelpon Alya. "Oke👌," jawab Alya dari seberang sana.
"Rama: Gw mau temuin Alya dulu buat bantuin dia bawa barangnya, sebaiknya kalian di sini dulu.
Baim: Kau baik-baik saja? Apa aku harus bilang pada cowok yang sudah gw tolak dalam hati, Nadya. Lo, bertingkah aneh, Nadya, ha? Biasanya lo menolak buat menjaga ayam ini. Atau mengurus ayam ini, itu sangat aneh, apa terjadi sesuatu.
Dia benar-benar orang yang matanya tajam sekali," dalam hatinya Nadya.
"Nadya: Tidak apa-apa. Jangan berbohong, benaran ini," ucap Baim sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Nadya. "Ya sudah kalau begitu," ucap Baim sambil tersenyum. "Mereka lama sekali," jawab Nadya. "Ah, itu dia, panjang umurnya. Kami bawa barang-barangnya.
Rama: mau kerjain di mana?. di rumah gw aja jawab baim. Oke, kita ke rumah loh, Baim. Ah, memotong kayu dengan gergaji tumpul, menyebalkan," ucap Baim sambil menggaruk kepalanya.
"Nadya: Kan dah gw bilang, minta di toko itu buat memotongnya buat kita. Hmm, apa ada yang bisa cara buatnya?
Alya: Bro, santai, bro, selama ada Emba Google, pasti bisa. Gw dah pilih panduan paling mudah. Sudah gw bilang, harusnya kita beli kandang yang keren tadi," ucap Baim
"Kakak sepupunya Baim: Memotong kayu, pekerjaan yang berat memang. Oh iya, kan ada gergaji mesin, kalau kalian mau pakai? Kenapa tidak bilang dari awal!" jawab Baim sambil tersenyum. "Baim, ya sudah, gw mau ambil dulu mesinnya.
Alya: Gw mau beli es krim dulu, lagi panas ini, kalian mau rasa apa? Rama, coklat, tapi yang bentuk ikan. Nadya, gw mah bebas.
Alya: Baiklah kalau begitu. Kalian, kenapa bisa tau kita ke sini," tanya Rama dengan heran. "Tenang, kita hanya mau berbincang empat mata dengan Baim. Bagaimanapun, kami merasa bersalah. Tapi Baim mengabaikan kita terus.
Rama: Kenapa tidak minta maaf? Benarkan, Nadya? Kalian egois, berharap mendengarkan kalian setelah melukai perasaan Nya. Tapi kalian boleh minta maaf selama kalian tidak mengganggu pekerjaan kita.
Nadya: Selama kalian tidak mengganggu kami, bantu-bantu kita. Oh begitu, terlihat sepertinaya Nadya, kau sudah mulai jatuh ke lubang hantinya Baim." tanya Pria itu benarkah tanya Rama sambil menatap Nadya.
Berlanjut........
lucu lucu ai-nya /Chuckle/