NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan

Wanita Pilihan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:603.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hai_Ayyu

Aura Karina mendadak janda di malam pertama pernikahannya. Suami yang baru menikahinya beberapa jam yang lalu, memutuskan untuk menceraikan dirinya tepat di malam itu juga.

"Aku itu janda!" Tegas Aura akan status yang disandangnya saat ini.

"Iya, kamu memang janda. Janda menggemaskan." Ucap seorang pria dengan senyum melebar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 - Mulai Rindu

Bara berjalan memasuki perusahaan diikuti Robi dari belakang. Pria itu berbelok kanan, akan naik lift yang khusus untuk eksekutif di perusahaan itu. Dan Robi berbelok ke kiri, naik ke lift karyawan.

Saat sudah masuk ke dalam lift, Bara tidak melihat Robi. Ke mana asistennya itu tiba-tiba menghilang.

Bara kini sendirian saja di dalam lift menuju lantai tempat ruangannya berada.

Saat lift perlahan mulai naik, Bara meraih ponsel dan melihat pesan yang dikirimnya tadi pagi belum dibalas Aura. Ini sudah jam 1 siang, ke mana wanita itu. Apa begitu sibuk hingga tidak dapat membalas pesannya sejenak?

Bara menatap ponselnya tersebut, tiba-tiba ada panggilan masuk. Ia pun segera menjawabnya.

"Halo, Pa." Jawabnya.

"Bar, nanti malam Papa dan Mama mau makan malam sama kamu."

Bara tampak berpikir sejenak. "Baiklah."

"Jam 7 malam. Nanti Papa akan kirim lokasinya. Kamu jangan terlambat dan jangan sampai tidak datang." Kini Mama yang menyambung. Panggilan itu dispeaker.

"Baik, Ma."

"Jangan nginap di rumah Robi!" Mama mengingatkan. Putranya keseringan ke rumah temannya.

"Baik, Ma..." setelah percakapan itu Bara menyimpan ponselnya. Ia telah sampai ke ruangannya dan tidak melihat Robi.

"Ke mana si Robi?!'' Gumam Bara.

Sementara Robi sendiri sengaja turun di lantai tempat Lili bekerja. Saat berjalan akan melewati area sang kekasih bekerja, Robi sengaja memperlambat langkahnya. Bahkan melihat-lihat sekitar, seolah sedang memantau bagian pemasaran tersebut.

Robi hanya tersenyum samar saat bertatapan dengan Lili. Ia tidak mau menyapa Lili. Kekasihnya masih anak baru, Lili nanti bisa tidak nyaman. Atau jadi canggung dengan rekan kerja lainnya. Biarkan saja Lili beradaptasi dengan lingkungan kerjanya.

"Kenapa pak Robi selalu lewat sini ya?" Tanya rekan kerja Lili setelah Robi sudah berlalu.

"Apa sedang mengawasi kinerja kita?" Sambung yang lain.

"Apa ada masalah dengan pekerjaan kita?" Sambung yang lainnya lagi. Mereka mulai cemas, jika ada masalah sedang menanti.

"Pak Robi siapa?" Tanya Lili ingin tahu. Apa jabatan Robi di perusahaan ini, sampai mereka tidak nyaman begitu.

"Itu pria yang tadi baru lewat!"

"Oh!" Lili mengangguk. "Pak Robi apa jabatannya di sini?"

"Kamu nggak tahu?"

"Aku kan baru masuk. Jadi mana tahu!" Lili menggelengkan kepala.

"Pak Robi itu asistennya direktur. Asistennya pak Bara loh!"

"Oh!" Lili mengangguk seakan mengerti, lalu tak lama matanya terbelalak.

"A-a-asisten direktur?" Lili memastikan. Ia kaget sekali. Kekasihnya asisten direktur di perusahaan ini. Pantaslah ia bisa diterima dengan mudah masuk ke perusahaan ini.

\=\=\=\=\=\=\=\=

Aura diam menatapi ponselnya. Pesan yang dikirim Bara belum dibalasnya.

Bara: selamat pagi

Bara: jangan lupa sarapan

Wanita itu sedang dilanda kebingungan. Tentang statusnya saat ini. Bagaimana mengatakannya pada Bara?

Bagaimana jika setelah mengatakan itu, Bara terus menghilang dan tidak mau mengenalnya lagi.

Aura jadi sedih sendiri. Ia sudah tertarik dengan pria itu. Dan Bara juga sama sepertinya.

'Bagaimana ini?' ronta Aura kesal.

Statusnya saat ini akan terus melekat erat dalam hidupnya. Pernikahannya kala itu terdaftar, maka saat perceraian status janda tertera dalam dokumennya.

Padahal janda itu hanya statusnya saja. Evan bahkan belum menyentuhnya saat itu. Ia adalah janda perawan.

Tapi... Terlalu banyak pikiran yang bergelut di kepala Aura saat ini.

Ponsel Aura berdering, tertera Bara menelepon. Pria itu sekarang sering menunjukkan perhatiannya. Mengucapkan selamat pagi bahkan mengingatkan untuk makan. Ucapan biasa, tapi membuatnya berdesir.

"Halo, Aura. Kamu lagi sibuk?" tanya Bara begitu panggilannya tersambung.

"La-lagi kerja ini!" jawab Aura. Ia memang sedang berada di meja kerjanya.

"Maaf, aku jadi mengganggu kamu. Kamu sejak dari tadi pagi tidak membalas pesanku." ucap Bara yang mulai kecarian.

"Maaf. Tadi pagi aku bangun kesiangan, jadi tidak sempat membalasnya!" alasan Aura. Padahal ia sedang bingung sendiri.

"Oh, ya sudah." Bara bernafas lega. "Kamu lanjutlah kerjanya." Ia tidak mau Aura nanti ditegur atasannya.

"Baiklah. Selamat-"

"Tunggu dulu!" sela Bara cepat.

"Ke-kenapa?"

"Nan-nanti malam, apa aku boleh meneleponmu?" Bara meminta izin.

Aura mengangguk. "Boleh."

Bara pun jadi senang. "Ya sudah, kita sambung lagi nanti malam. Selamat siang."

"Selamat siang juga!" ucap Aura lalu mengakhiri panggilan.

Aura membuang nafasnya yang terasa berat. Nanti malam saat Bara menelepon, ia harus memberitahu statusnya saat ini.

Apapun nanti tanggapan pria itu, terserahlah. Aura hanya masih tertarik padanya, bukan sudah mencintai terlalu dalam. Jadi akan lebih mudah untuk melupakan, jika status jandanya masalah.

Malam pun menjelang, Bara sampai di tempat alamat yang dikirim papanya untuk makan malam keluarga.

Ia masuk dan disambut pelayan restauran. Ternyata papa dan mamanya sudah membooking tempat di sana.

Pelayan mengantar sampai meja tersebut. Bara melihat seorang wanita duduk di sana.

"Kamu Bara ya?" tanya wanita itu memastikan.

"Kamu siapa?" tanya Bara dengan nada yang terkesan datar.

"Aku Manda. Tante Jihan menyuruhku kemari." ucapnya memberitahu. Tante Jihan itu mamanya Bara.

Bara pun mengerti. Ternyata orang tuanya mengajak makan malam bersama, karena ada maksud lain.

Tangan Bara pun merogoh ponselnya, ia akan menghubungi papa dan mamanya.

"Halo, Ma. Kalian sudah di mana?" tanya Bara. Pria itu menelepon sambil berdiri.

"Aduh, Bara. Kami tidak jadi pergi. Mama tidak enak badan. Kamu makan malam dengan Manda saja ya." ucap Mama beralasan. Karena memang inilah niat terselubungnya.

"Ma, aku sudah bilang jangan menjodoh-jodohkanku!" ucap Bara sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia sudah menolak, tapi orang tuanya malah merencanakan seperti ini.

"Sudah kenalan saja dulu. Mama lagi sibuk nih! Dah anak tampan Mama! Sukses ya!" ucap wanita paruh baya itu di seberang sana.

"Ma, aku-"

Tut... Panggilan pun berakhir. Mama sudah memutuskan panggilan tersebut.

Bara menyimpan ponselnya lalu melihat wanita itu.

"Aku harus pergi. Aku ada urusan mendadak!" ucap Bara. Ia tidak mau makan malam berdua dengan wanita itu.

"Ta-tapi... A-"

Belum sempat wanita itu menjawab, Bara sudah berlalu pergi meninggalkannya.

Bara masuk ke dalam mobil, ia meraih ponselnya.

"Halo, Ra. Kamu di mana?" tanya Bara menelepon Aura. Ia mulai merindukan wanita itu.

"Di rumah!"

"Aku lagi jalan ke rumah kamu!" ucap Bara. Ia masih di parkiran, tapi mengatakan sudah di jalan.

"Loh?" Aura jadi bingung. Pria itu mau ke rumahnya. Katanya hari minggu mereka baru bertemu lagi.

"Sebentar lagi aku sampai! Kamu tunggu depan rumah ya."

"Ta-tapi-"

"Sampai ketemu!" ucap Bara lalu mengakhiri panggilan.

Dengan senyum mengambang, Bara memasang sabuk pengamannya. Lalu mengemudikan mobil menuju rumah Aura. Menunggu sampai hari minggu terlalu lama.

Sementara di rumahnya, Aura masih menatap ponselnya. Masih mencerna ucapan pria itu.

'Astaga!!! Dia mau kemari!'

Aura pun berlari ke kamar mandi. Mencuci muka, lalu mengganti pakaian. Ia tadi sudah memakai pakaian tidur. Tidak mungkin bertemu pria itu memakai itu kan? Nanti dikira yang tidak-tidak.

Setelah berpakaian, Aura akan keluar kamar. Tapi ia masuk kembali.

'Jaketnya! Aku harus kembalikan!'

.

.

.

1
Reza Muna
Luar biasa
Royani Arofat
dasar g peka
test terts
itu namanya flying victim, merasa sebagai korban, siapa yg salah siapa tp minta tanggung jawab ke orang lain. orng seperti ini gak akan pernah ngaku salah, selalu merasa jadi korban
test terts
Luar biasa
susanti Tri
lili blum nikah thor...😭😭....lnjut mpe punya anak semuanya..trs anakny besti an gtu....😥
susanti Tri
lili juga blum nikah..kasihn thor...😔😔😥
sherly
boncapnya hanya segitu Thor? buat penasaran inimah judulnya
sherly
makannya nasi goreng plus telur mata sapi terus ya baraaa...
sherly
beneran si barabere nih, ada aja akalnya ... hahahhaha
sherly
masa sih, cinta dr Belanda luuu
sherly
hahaha kena dehlu baraaaa
sherly
rajanya lebay nih bara ..hahahah
sherly
bara bere dah punya rencana eh gagal deh
sherly
si Robi nih bukannya di ajak omong si lilinya kasi tau kondisimu jgn sampai lili kabur
susanti Tri
ko gitu..hrusny mpe aura melahirkn..dan evan juga mngikhlskn....udh move on dan istri evan bgitu baik jd evan bisa mnyayngi istri n benar" move on...
sherly
mia dan Evan sama gilanya.... sama2 tukang haluuuuui
sherly
gelo kamu Evan dah jadi mantan baru lu kejar2
susanti Tri
ko masaknya nasi goreng trus.si aura...gk bisa yg lain apa...
sherly
si Evan nih cocoknya dikirim ke luar angkasa aja bandel kali dikasi tau malah ngeyel...
sherly
hahahaha somplak nih bara, tdnya romantis akhirnya ngakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!