NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan

Wanita Pilihan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:855.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aylop

Aura Karina mendadak janda di malam pertama pernikahannya. Suami yang baru menikahinya beberapa jam yang lalu, memutuskan untuk menceraikan dirinya tepat di malam itu juga.

"Aku itu janda!" Tegas Aura akan status yang disandangnya saat ini.

"Iya, kamu memang janda. Janda menggemaskan." Ucap seorang pria dengan senyum melebar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylop, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 - Mulai Rindu

Bara berjalan memasuki perusahaan diikuti Robi dari belakang. Pria itu berbelok kanan, akan naik lift yang khusus untuk eksekutif di perusahaan itu. Dan Robi berbelok ke kiri, naik ke lift karyawan.

Saat sudah masuk ke dalam lift, Bara tidak melihat Robi. Ke mana asistennya itu tiba-tiba menghilang.

Bara kini sendirian saja di dalam lift menuju lantai tempat ruangannya berada.

Saat lift perlahan mulai naik, Bara meraih ponsel dan melihat pesan yang dikirimnya tadi pagi belum dibalas Aura. Ini sudah jam 1 siang, ke mana wanita itu. Apa begitu sibuk hingga tidak dapat membalas pesannya sejenak?

Bara menatap ponselnya tersebut, tiba-tiba ada panggilan masuk. Ia pun segera menjawabnya.

"Halo, Pa." Jawabnya.

"Bar, nanti malam Papa dan Mama mau makan malam sama kamu."

Bara tampak berpikir sejenak. "Baiklah."

"Jam 7 malam. Nanti Papa akan kirim lokasinya. Kamu jangan terlambat dan jangan sampai tidak datang." Kini Mama yang menyambung. Panggilan itu dispeaker.

"Baik, Ma."

"Jangan nginap di rumah Robi!" Mama mengingatkan. Putranya keseringan ke rumah temannya.

"Baik, Ma..." setelah percakapan itu Bara menyimpan ponselnya. Ia telah sampai ke ruangannya dan tidak melihat Robi.

"Ke mana si Robi?!'' Gumam Bara.

Sementara Robi sendiri sengaja turun di lantai tempat Lili bekerja. Saat berjalan akan melewati area sang kekasih bekerja, Robi sengaja memperlambat langkahnya. Bahkan melihat-lihat sekitar, seolah sedang memantau bagian pemasaran tersebut.

Robi hanya tersenyum samar saat bertatapan dengan Lili. Ia tidak mau menyapa Lili. Kekasihnya masih anak baru, Lili nanti bisa tidak nyaman. Atau jadi canggung dengan rekan kerja lainnya. Biarkan saja Lili beradaptasi dengan lingkungan kerjanya.

"Kenapa pak Robi selalu lewat sini ya?" Tanya rekan kerja Lili setelah Robi sudah berlalu.

"Apa sedang mengawasi kinerja kita?" Sambung yang lain.

"Apa ada masalah dengan pekerjaan kita?" Sambung yang lainnya lagi. Mereka mulai cemas, jika ada masalah sedang menanti.

"Pak Robi siapa?" Tanya Lili ingin tahu. Apa jabatan Robi di perusahaan ini, sampai mereka tidak nyaman begitu.

"Itu pria yang tadi baru lewat!"

"Oh!" Lili mengangguk. "Pak Robi apa jabatannya di sini?"

"Kamu nggak tahu?"

"Aku kan baru masuk. Jadi mana tahu!" Lili menggelengkan kepala.

"Pak Robi itu asistennya direktur. Asistennya pak Bara loh!"

"Oh!" Lili mengangguk seakan mengerti, lalu tak lama matanya terbelalak.

"A-a-asisten direktur?" Lili memastikan. Ia kaget sekali. Kekasihnya asisten direktur di perusahaan ini. Pantaslah ia bisa diterima dengan mudah masuk ke perusahaan ini.

\=\=\=\=\=\=\=\=

Aura diam menatapi ponselnya. Pesan yang dikirim Bara belum dibalasnya.

Bara: selamat pagi

Bara: jangan lupa sarapan

Wanita itu sedang dilanda kebingungan. Tentang statusnya saat ini. Bagaimana mengatakannya pada Bara?

Bagaimana jika setelah mengatakan itu, Bara terus menghilang dan tidak mau mengenalnya lagi.

Aura jadi sedih sendiri. Ia sudah tertarik dengan pria itu. Dan Bara juga sama sepertinya.

'Bagaimana ini?' ronta Aura kesal.

Statusnya saat ini akan terus melekat erat dalam hidupnya. Pernikahannya kala itu terdaftar, maka saat perceraian status janda tertera dalam dokumennya.

Padahal janda itu hanya statusnya saja. Evan bahkan belum menyentuhnya saat itu. Ia adalah janda perawan.

Tapi... Terlalu banyak pikiran yang bergelut di kepala Aura saat ini.

Ponsel Aura berdering, tertera Bara menelepon. Pria itu sekarang sering menunjukkan perhatiannya. Mengucapkan selamat pagi bahkan mengingatkan untuk makan. Ucapan biasa, tapi membuatnya berdesir.

"Halo, Aura. Kamu lagi sibuk?" tanya Bara begitu panggilannya tersambung.

"La-lagi kerja ini!" jawab Aura. Ia memang sedang berada di meja kerjanya.

"Maaf, aku jadi mengganggu kamu. Kamu sejak dari tadi pagi tidak membalas pesanku." ucap Bara yang mulai kecarian.

"Maaf. Tadi pagi aku bangun kesiangan, jadi tidak sempat membalasnya!" alasan Aura. Padahal ia sedang bingung sendiri.

"Oh, ya sudah." Bara bernafas lega. "Kamu lanjutlah kerjanya." Ia tidak mau Aura nanti ditegur atasannya.

"Baiklah. Selamat-"

"Tunggu dulu!" sela Bara cepat.

"Ke-kenapa?"

"Nan-nanti malam, apa aku boleh meneleponmu?" Bara meminta izin.

Aura mengangguk. "Boleh."

Bara pun jadi senang. "Ya sudah, kita sambung lagi nanti malam. Selamat siang."

"Selamat siang juga!" ucap Aura lalu mengakhiri panggilan.

Aura membuang nafasnya yang terasa berat. Nanti malam saat Bara menelepon, ia harus memberitahu statusnya saat ini.

Apapun nanti tanggapan pria itu, terserahlah. Aura hanya masih tertarik padanya, bukan sudah mencintai terlalu dalam. Jadi akan lebih mudah untuk melupakan, jika status jandanya masalah.

Malam pun menjelang, Bara sampai di tempat alamat yang dikirim papanya untuk makan malam keluarga.

Ia masuk dan disambut pelayan restauran. Ternyata papa dan mamanya sudah membooking tempat di sana.

Pelayan mengantar sampai meja tersebut. Bara melihat seorang wanita duduk di sana.

"Kamu Bara ya?" tanya wanita itu memastikan.

"Kamu siapa?" tanya Bara dengan nada yang terkesan datar.

"Aku Manda. Tante Jihan menyuruhku kemari." ucapnya memberitahu. Tante Jihan itu mamanya Bara.

Bara pun mengerti. Ternyata orang tuanya mengajak makan malam bersama, karena ada maksud lain.

Tangan Bara pun merogoh ponselnya, ia akan menghubungi papa dan mamanya.

"Halo, Ma. Kalian sudah di mana?" tanya Bara. Pria itu menelepon sambil berdiri.

"Aduh, Bara. Kami tidak jadi pergi. Mama tidak enak badan. Kamu makan malam dengan Manda saja ya." ucap Mama beralasan. Karena memang inilah niat terselubungnya.

"Ma, aku sudah bilang jangan menjodoh-jodohkanku!" ucap Bara sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia sudah menolak, tapi orang tuanya malah merencanakan seperti ini.

"Sudah kenalan saja dulu. Mama lagi sibuk nih! Dah anak tampan Mama! Sukses ya!" ucap wanita paruh baya itu di seberang sana.

"Ma, aku-"

Tut... Panggilan pun berakhir. Mama sudah memutuskan panggilan tersebut.

Bara menyimpan ponselnya lalu melihat wanita itu.

"Aku harus pergi. Aku ada urusan mendadak!" ucap Bara. Ia tidak mau makan malam berdua dengan wanita itu.

"Ta-tapi... A-"

Belum sempat wanita itu menjawab, Bara sudah berlalu pergi meninggalkannya.

Bara masuk ke dalam mobil, ia meraih ponselnya.

"Halo, Ra. Kamu di mana?" tanya Bara menelepon Aura. Ia mulai merindukan wanita itu.

"Di rumah!"

"Aku lagi jalan ke rumah kamu!" ucap Bara. Ia masih di parkiran, tapi mengatakan sudah di jalan.

"Loh?" Aura jadi bingung. Pria itu mau ke rumahnya. Katanya hari minggu mereka baru bertemu lagi.

"Sebentar lagi aku sampai! Kamu tunggu depan rumah ya."

"Ta-tapi-"

"Sampai ketemu!" ucap Bara lalu mengakhiri panggilan.

Dengan senyum mengambang, Bara memasang sabuk pengamannya. Lalu mengemudikan mobil menuju rumah Aura. Menunggu sampai hari minggu terlalu lama.

Sementara di rumahnya, Aura masih menatap ponselnya. Masih mencerna ucapan pria itu.

'Astaga!!! Dia mau kemari!'

Aura pun berlari ke kamar mandi. Mencuci muka, lalu mengganti pakaian. Ia tadi sudah memakai pakaian tidur. Tidak mungkin bertemu pria itu memakai itu kan? Nanti dikira yang tidak-tidak.

Setelah berpakaian, Aura akan keluar kamar. Tapi ia masuk kembali.

'Jaketnya! Aku harus kembalikan!'

.

.

.

1
Puji Astuti
dunia halu emang menyenangkan ya gaess 🤣🤣di dunia nyata ada gak ya CEO perusahaan yang nikah sama orang biasa yg bahkan rumahny pun punyanya cuma kursi plastik😅
Tri Nindiyah: di dunia nyata tdk ada,orang kaya nikahnya sm orang kaya
total 1 replies
watie nugroho
lanjuttt
Jetty Eva
gimana klo ktm Evan ya..?? mantan istri jd incaran sahabatku😁😁😁
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Eno Pahlevi
ini udahan thor???
beneran ngga ada lanjutannya???/Cry//Sob/
Putusri Martini
Luar biasa
Reni Ajja Dech
PD amat lo
siti fatimah
Luar biasa
like
Kecewa
like
Buruk
Heny
Klau bisa pas hari H evan nya diungsikan biar gk bkn rusuh
Heny
Kalau evan sm mia cck sm gila nya
Heny
Evan benar2 gk tau diri
Heny
Evan dulu km kmn sekarang jng ganggu aura lg biar kan dia bahagia
muhammad alzahran
Luar biasa
Ira Rachmad
nice story
Ira Rachmad
😄😄😄😄
Ira Rachmad
ngelunjak yeee
Olivia Jalin
Luar biasa
Sri
tokoh utama wanita gak jlas
tolak diantar jemput , macam orang yg selingkuh aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!