Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan bagiku,
Tahun pun telah berlalu dan waktu telah menjawab segala perbuatan seseorang.
Cinta itu datang kembali namun tidak sendiri, suamiku yang telah mencampakkan diriku dengan talak tiga yang ku terima secara mendadak. Kini Dia datang kembali di saat sebuah cinta yang lain telah menghampiri diriku yang sebenarnya telah menutup hati untuk siapapun..
Siapa yang harus aku pilih? Sedangkan hati ini masih ragu untuk melangkah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Kondisi Rahma
Pagi hari setelah terbangun dari lelap pendeknya, Iwan merasa dirinya fresh dan bersiap untuk menemui istrinya Rahma yang masih tergolek lemas pasca operasi Caesar.
Dengan langkah sedikit terburu-buru, Iwan melewati lorong rumah sakit dengan membawa buket bunga segar kesukaan Rahma.
"Selamat pagi sayang.... Bagaimana tidurmu semalam, hemm?" Walaupun nyesek di hati Iwan, namun dia tetap memperlakukan Rahma baik dan penuh cinta, sebab Iwan juga menyadari bahwa kesalahan jalan hidupnya bukan mutlak karena ambisi Rahma, namun sebuah kebodohannya yang gila kedudukan dalam jabatannya dan ingin mengantungkan nasibnya seperti yang selalu di harapkan oleh Bu Lestari, ibunya.
"Mas aku baik-baik saja, aku kangen kamu dan aku ingin melihat jagoan kita, mas," nada suara lemah dan rengek manja Rahma yang selalu meruntuhkan hatinya, dan selalu mampu meredam segala amarahnya tatkala suara manja Rahma menggaung di telinganya.
Mata sendu Iwan menatap trenyuh pada Rahma yang selalu memberikan senyum manis untuk dirinya, tangannya mengelus ujung kepala Rahma, lantas mencium lembut.
Namun tidak dengan pengertian Rahma saat ini, Cara diam Iwan tanpa menjawab dan hanya memberikan ciuman lalu senyuman saja, rupanya tidak cukup bagi Rahma membuatnya bertanya-tanya dalam hati, hingga kecurigaan kembali timbul karena rasa takut.
"Mas... Kamu itu kenapa? Menyembunyikan sesuatu dariku ya? Atau kamu mencari dan bertemu Lintang selama aku berada di ruang operasi, ya?" Sambil menahan rasa sakit yang masih tersisa, Rahma berkata sambil melempar kotak tissue, dan tepat mengenai lengan Iwan dan berhasil di tangkapnya.
Rahma yang terlalu egois, cemburu, dan tidak sadar diri akan keadaannya saat ini tetap saja melakukan hal yang konyol dan diluar batas wajarnya.
"Rahma... Buang jauh-jauh pikiranmu yang selalu mencurigai aku dengan Lintang, demi kamu semua sudah aku turuti, aku buang yang seharusnya menjadi milikku?" Walaupun dengan kesabaran dan keadaan yang selalu di rendahkan oleh Rahma. Lama-lama luntur juga kedunguan Iwan.
"Sudah jangan konyol, bagaimanapun juga kita adalah suami istri," Iwan memberikan penjelasan kepada Rahma.
Merekapun berpelukan dan Rahma menangis dalam pelukan Iwan, "Mas... Aku ingin melihat anak kita, bagaimana keadaannya, dia baik-baik saja kan mas!"
swing mood semakin membuat Iwan untuk extra sabar menghadapi Rahma.
Belum sempat Iwan menjawab seorang perawat memasuki ruangan Rahma dan memberikan obat padanya.
"Sus... Bagaimana dengan keadaan anak saya?"
"Saat ini masih didalam inkubator ICU Bu, untuk selanjutnya sebentar lagi dokter akan menjelaskan bagaimana kondisi bayi anda," jelas perawat sambil membetulkan letak infuse. Lalu memohon diri untuk meninggalkan ruangan itu.
Iwan menatap trenyuh Rahma yang kembali berbaring lemah, wanita yang selama ini telah menipunya mentah-mentah kini telah memberikan kesengsaraan batinnya.
Tindakan Rahma tentu saja kembali mengembalikan ingatan Iwan pada diri Lintang yang semenjak hamil hingga melahirkan, bahkan setelah Shasy berusia 3 tahun, sedikitpun tidak pernah ia hiraukan perkembangannya.
Sebenarnya kalau dilihat dari segi kecantikan, wajah Lintang lebih cantik dibanding Rahma.
Hidungnya yang mancung, matanya yang bulat dan bening kecoklatan Budengan kulit bersih kuning Langsat, gaya bicaranya yang lembut dengan tinggi badan semampai, adalah laki-laki yang bodoh bila menyianyiakan dirinya.
Harapan para cowok namun pilihan Lintang lebih memilih Iwan untuk menjadi pendampingnya
Tapi tidak dengan Iwan, karena kepandaian dan kelicikan Rahma untuk mendapatkan dirinya dengan melakukan cara apapun agar semua kebusukannya bisa dia sembunyikan dihadapan keluarganya.
Kini hanya penyesalan yang Iwan rasakan, akan menyakitkan dirinya sendiri bila semua itu kembali ia renungi dan ingat ingat.
Rahma rupanya tertidur lagi karena pengaruh obat yang 30 menit lalu telah di berikan perawatan kepadanya, saat dokter Obgyn melakukan kunjungan hanya menemui Iwan.
"Ah... Kebetulan sekali pak Iwan! sebaiknya kita bicara di ruangan saya, menyangkut kondisi anak anda," Dokter Susanti memberikan saran dan berbicara cukup pelan untuk meminimalkan suaranya agar tidak menganggu tidur Rahma.
Belum juga ucapan Dokter Susanti mendapat respons dari Iwan, pintu terbuka dengan tergesa-gesa lalu muncullah sepasang suami-isteri.
"Iwan...apa yang terjadi dengan Rahma, dokter! Bagaimana keadaan putri saya, lalu cucu saya bagaimana kami ingin melihatnya," suara gaduh yang di ciptakan wanita paruh baya dengan intonasi tanpa jeda membuat Iwan terkejut dan diam tanpa sepatah kata, berharap dokter Susanti kiranya bisa membantu memberikan jawaban pada mereka berdua.
"Maaf anda siapa nyonya Rahma kalau boleh saya tau?"
"Kami orang tua Rahma dok, mohon di jelaskan kenapa ini semua terjadi, dan kamu Iwan suami macam apa kamu, huh! Kenapa kejadian seperti ini kamu terlambat mengabari kami!" Sengit nyonya Salma.
"Maaf ibu pasien baru saja melakukan Caesar dan di anjurkan banyak istirahat, sebaiknya kita keruangan saya saja, mari!" Iwan bersama papa Rahma bergegas mengikuti dokter Susanti, sedangkan Nyonya Salma mendekati Rahma yang masih tertidur pulas karena pengaruh obat.
🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️
"Solusio plasenta termasuk kondisi berbahaya yang menyebabkan banyak kematian pada ibu atau bayi. Selain menghambat pasokan nutrisi dan oksigen ke bayi, kondisi ini juga dapat menyebabkan perdarahan hebat pada ibu,"
"Di sisi lain Nyonya Rahma adalah penderita preeklamsia, ini kondisi yang sangat rentan," panjang lebar dokter Susanti memberikan penjelasan kepada Iwan dan papa Rahma
"Kondisi kritis nyonya Rahma telah terlewati, saat ini hanya butuh pemulihan kondisinya, namun...." Dokter Susanti menarik nafas sesaat, lalu menatap kearah Iwan yang sedang serius mendengarkan penjelasannya.
"Namun apa dokter?" Sela Iwan tidak sabar dengan penjelasan dokter Susanti yang dirasa sangat lamban.
"Untuk peluang hamil lagi bagi nyonya Rahma sangat tipis, karena kehamilan mendatang juga tidak menutup kemungkinan sama seperti saat ini,"
"Lalu saat ini bagaimana kondisi cucu saya, dokter?"
"Tuan Sungkono, kita hanya bisa berdoa dan memohon yang terbaik untuk kondisi bayi saat ini, kondisi bayi juga sangat kritis,"
Ruangan sesaat menjadi hening papa Rahma, Tuan Sungkono ikut diam membisu.
Sedangkan Iwan seakan mati rasa dan lupa caranya menghirup udara untuk bernafas, jelas-jelas dia mendengar penjelasan sang dokter.
🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️
Nah loh piye Iki 😱 dalam arti Rahma nggak bisa hamil lagi kan Mak?
rujuk sama Lintang mana mampu🤣
ah embuh 🤣 sing penting lanjut aja yuk ✌️. jangan lupa like, komen membangun and pluss plus's🤭
To be continued 😉 and Salam Sayang, dan Sehat Selalu by RR 😘
awassss lohhh anumu ntar di sambel sama bini sahnya