kanaya seorang gadis yang baru saja akan merasakan bangku kuliah tiba tiba harus menikah dengan Bumi Mahesa Erlangga teman masa kecilnya yang sudah di anggap seperti kaka sendiri , hari dimana Bumi akan melakukan akad , tiba tiba Nesa menghilang . Pak Arif ayah kandung Bumi meminta Naya untuk menggantikan posisi mempelai perempuan. disinilah cobaan untuk Kanaya di mulai orang yang selama ini ia kagumi , dan selalu melindunginya tiba tiba menjadi orang yang dingin dan tidak berperasaan . luka hati akibat penghiantan Nesa membuat Bumi berubah menjadi orang yang sangat kejam bahkan kepada wanita lembut yang selalu berada di sampingnya. WARNINGGGG!!!!! siapkan tisu dan kanebo setiap membaca karena akan banyak mengandung bawang merah , bawang putih, dan bawang bombay... canda bawang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Entah sudah jam berapa Kanaya tertidur,ia membuka mata saat merasakan perutnya yang sudah berbunyi dan perih.Kanya langsung duduk ditepi ranjang dan langsung mengusap perut ratanya.
" Dedek lapar? maafin Bunda ya sayang, karena mengabaikanmu.ok nak ayo kita keluar untuk mencari makan."Kanaya berusaha berbicara pada bayinya dan setelah itu ia beranjak menuju dapur. Tercium aroma yang sangat menggugah selera, Naya langsung sumringah ia tahu Eyangnya pasti sedang memasak untuknya.
"Eyang..."Panggil Naya, begitu melihat sosok tua renta yang sedang bergelut dengan peralatan dapur.
"Wis tangi to nduk?." Eyang Nur menoleh kearah sang cucu yang sudah lama tak di lihatnya.
"Sampun Eyang."Jawab Kanaya sambil menahan kantuk.
'Kamu datang jam berapa,sendirian? Mana Suamimu?" Eyang Nur langsung mencerca Kanaya dengan banyak pertanyaan Yang kanaya juga bingung harus menjawabnya dari mana.
"Eyang,Naya lapar, boleh makan dulu kan?"
Eyang Nur tersenyum lalu mengangguk.
"ya udah,ni Eyang sudah masakin menu favorit kamu, habiskan ya, Eyang mau ke belakang rumah dulu liat padi yang lagi di jemur."
"Ya Eyang."
Setelah kepergian Eyang Nur ke belakang, Kanaya langsung meng alas nasi beserta lauknya.Eyang Nur adalah adik dari Nenek Kanaya, beliau tidak mempunyai anak, dan sekarang hidupnya sebatang kara di usia yang sudah lanjut. Dulu saat masih ada kedua orang tuanya Kanaya sering kali mengunjungi nenek Nur dan menginap disana.Oleh karenanya Kanaya sangat dekat dengan keluarga satu-satunya ini.
Tak terasa Kanaya telah menghabiskan sepiring nasi dengan tumis daun pepaya dan ikan asin. Perutnya kini sudah sangat kenyang. Setelah membersihkan piring kotornya Kanaya segera menyusul Eyang Nur ke belakang rumah.
Terlihat wanita yang sudah penuh dengan uban itu duduk di atas gasebo yang sudah tua, ia belum bisa membuat yang baru karena keterbatasan biaya.
Ya, kehidupan Nenek Nur hanya mengandalkan hasil kebun yang ia jual di pasar, dan jika tidak ada yang dipanen ia akan pergi ke sawah untuk membantu petani yang sedang panen padi.
"Nduk piye kabare? Kok kamu datang gak bilang-bilang sama Eyang, untung kunci Eyang taruh di pot bunga,kalau enggak ya kamu gak bisa masuk."
"Naya baik Eyang, maaf kemarin Naya belum sempet kirim kabar sama Eyang karena kesibukan Naya, Tapi selama ini Eyang sehat kan?" Tanya Naya balik.
'Sehat nduk, lihat Eyangmu ini, masih bisa berangkat ke pasar sama gendong gabah." ucap Sang Eyang.
"Lalu dimana suamimu kenapa gak ikut? Apa kalian bertengkar?" tanya Eyang Nur lagi.
Naya menggeleng pelan, namun beberapa detik kemudian dia memeluk Eyang Nur dan menangis. Membuat wanita tua itu sedikit panik.
"lho Nay, kamu kenapa menangis? benar kamu berantem sama suamimu?" tanya Eyang makin penasaran.
"Enggak Eyang, Naya gak berantem sama Mas Bumi, dia sangat baik sama Naya." ucap Naya.
"Lalu kenapa?"
Naya tetap menggeleng, rasanya ia belum sanggup menceritakan ini semua pada Eyangnya, ia masih butuh waktu.
"Ya sudah kalau kamu belum mau cerita gak apa-apa, sekarang kamu mandi gih, badanmu bau iler, Eyang saja sama pusing menciumnya, anak gadis kok jorok." Ucap Eyang Nur bercanda membuat Kanya terkekeh pelan.
"He..he maaf Eyang samapi rumah tadi Kanaya memutusakan untuk tidur, cape banget soalnya Eyang. Ya udah Naya masuk lagi kedalam untuk mandi ya Eyang."
Naya meninggalkan Eyang NUr dan kembali ke kamarnya. Ia mengambil perlengkapan mandinya dari dalam rangsel, tak sengaja ia melihat ponsel yang dari semalam ia non aktifkan.
Naya ragu pakah ia akan menghidupkan p[onsel itu atau tidak, ia benar-benar bingung.Karena takut posisinya terlacak oleh sang suami.
BERSAMBUNG