NovelToon NovelToon
FOREVER HATE YOU

FOREVER HATE YOU

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:486.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chyntia R

Jika ada yang paling dibenci oleh Brianna di dunia ini, itu adalah sosok lelaki bernama Arthur Matthews.

Arthur bukan hanya pria yang membully-nya di Universitas, tapi dia juga yang sudah menghancurkan hidup Brianna.

Lalu, apa jadinya jika mereka kembali dipertemukan dalam keadaan Brianna yang sudah berbeda? Apakah Arthur masih bisa bersikap semena-mena padanya? Atau justru ini adalah saat yang paling tepat untuk Brianna membalaskan dendamnya pada lelaki itu?

"Aku bukan lagi gadis yang dulu bisa kau injak-injak. Aku sudah menjadi wanita yang independen dan mampu melawanmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap membencimu, Arthur! Selamanya!" -Brianna Walton.

"Meski penampilanmu sudah berubah, tapi kau tetaplah Brianna yang dulu. Aku tidak sabar untuk kembali mengusik hidupmu karena kau adalah permainan yang selalu menyenangkan." -Arthur Matthews.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Tak berhak memilih

Brianna sangat terkejut mendengar penuturan Jane hari ini. Jane memintanya untuk terbang ke Canada dan menjadi Asisten Arthur. Tentu saja Brianna menolaknya, dia juga merasa ini tidak masuk akal.

"Maaf, Nyonya. Aku bekerja denganmu di perusahaan ini. Bukan dengan Mr. Mattews di perusahaannya yang ada di Canada," tolak Brianna dengan halus.

"Yah, aku tau ... tapi ini hanya untuk sementara, Bri. Lagipula Cleo sudah kembali bekerja. Sementara, Asisten Arthur yang ada di Canada sedang cuti sebab istrinya mau melahirkan."

"No, no," ujar Brianna menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa, Nyonya."

"Ku mohon, Bri. Arthur akan kerepotan disana. Lagipula, dia sudah menyetujui untuk ku jodohkan, jadi ku pikir tidak ada salahnya jika aku membantunya dengan memberikan pengganti untuk asisten pribadinya disana," tutur Jane dengan wajah memohon.

"Tapi kenapa harus aku?"

"Hanya kau yang ku percaya untuk mengurus segala keperluan Arthur disana, dia mempunyai kebiasaan yang buruk, salah satunya adalah dia tidak disiplin dan teledor, untuk itu dia tidak akan bisa tanpa seorang asisten."

"Ada begitu banyak orang lain, Nyonya. Aku tidak bisa meninggalkan New York," ujar Brianna. Selain berat hati menjadi asisten Arthur, dia tentu berat meninggalkan Chico disini.

"Itu tidak akan lama, Bri. Hanya 2 bulan saja sampai Alister kembali masuk bekerja," ujar Jane enteng.

"2 bulan?" ulang Brianna.

"Ya, jika kau tidak mau ... maaf, dengan terpaksa aku menggantikan posisimu dengan orang lain, selamanya," tukas Jane menohok Brianna.

Jane terpaksa melakukan itu, karena Arthur hanya mau menemui Serena jika dia sudah dikirimkan seorang pengganti untuk Asistennya. Memang Arthur tidak bersikukuh menyebut nama Brianna sebagai pengganti Alister, tapi pria itu sempat mengatakan bahwa Brianna yang berkompeten dalam hal ini dan Jane pun mengakui hal itu. Jadi, Jane pikir tidak ada salahnya jika Brianna berangkat ke Canada, lagipula Cleo sudah kembali bekerja dan tugas Brianna tidak sesibuk saat Cleo masih cuti.

Dalam arti lain, hanya Brianna kandidat yang paling pas mengenyam tugas sebagai Asisten Arthur di Canada. Dan keputusan itu tidak bisa diganggu gugat, maka Jane harus agak tegas dengan Brianna, karena dia tau Arthur memang membutuhkan asisten untuk mengawali hari.

Sadar bahwa posisinya memang selalu menjadi bawahan, mau tak mau Brianna hanya bisa pasrah. Tidak ada gunanya melawan karena pada akhirnya dia tetap yang akan kalah.

Jika mengikuti ego, maka Brianna akan dengan senang hati dipecat dari perusahaan ini. Bukankah itu yang sempat ingin dia lakukan? Resign dari kantor tersebut? Tetapi, jika menilik pada kehidupannya lagi, maka Brianna sadar bahwa dia masih membutuhkan pekerjaan dan pemasukan untuk keberlangsungan hidupnya dan Chico. Dia tak mungkin bergantung pada Zach terus-menerus sementara Zach juga sudah memiliki istri.

"Baiklah, Nyonya. Aku memang tidak berhak memilih," lirih Brianna.

"Maafkan aku, Bri. Anggaplah ini sebagai pacuan untuk jenjang karirmu. Mungkin jika Arthur cocok denganmu, maka dia akan menjadikanmu asistennya terus. Bukankah itu bagus? Karirmu meningkat, kan?"

Brianna hanya bisa mematut senyum tipis, mungkin dalam pemikiran Jane adalah akan lebih baik jika itu terjadi, dalam artian lain ialah karir Brianna meningkat dari sekretaris biasa menjadi seorang asisten pribadi, tapi bagi Brianna tidak begitu. Jika itu bukan Arthur mungkin dia akan sependapat dengan Jane, tapi permasalahannya sekarang adalah Arthur. Bukankah ini sama dengan Brianna yang sengaja memasuki kandang singa?

...***...

"Mom ... bolehkah aku ikut? Aku tidak mau mom meninggalkanku disini," ujar Chico dengan wajah sendu yang membuat hati Brianna mencelos.

"Maafkan Momma, Sayang. Mom tidak bisa membawamu. Inilah pekerjaan Mom jadi Chico harus bisa menerimanya, ya." Brianna mengelus pipi gembul Chico yang kini dibasahi oleh airmata.

"Jangan menangis." Brianna mengusap air yang jatuh di pipi Chico. "Jagoan Momma adalah ank yang kuat," katanya menghibur padahal dia juga berat meninggalkan Chico seperti ini.

"I'm so sorry, Mom. Karena aku sakit, Mom harus bekerja dengan keras."

Brianna menggeleng, tangisnya hampir pecah mendengar ucapan sang putra.

"No. No. Tidak begitu, Sayang. Mom bekerja agar kehidupan Chico lebih baik dimasa mendatang. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, hmm?"

Brianna memeluk tubuh Chico, dia merasa putranya sudah tumbuh menjadi lebih besar sekarang.

Chico tidak menjawab ucapan Brianna, dia terus saja menangis melepas kepergian Brianna di Bandara hari ini.

"Look at me, jadilah kuat, Boy! Jangan menangis lagi, oke?" Brianna mengacungkan jari kelingkingnya dihadapan Chico, dia berdiri diatas lututnya sendiri demi mensejajarkan tatapannya dengan bocah itu.

"Oke, Mom." Chico pun menautkann jari kelingkingnya pada acungan sang ibu.

Brianna hendak berdiri namun tangan kecil Chico mencegahnya.

"Mom?"

"Ya, Sayang?" Brianna menoleh lagi pada sang putra, dia menahan airmata yang serasa ingin ikut menetes, namun sekuat hati dia menahannya.

"Apakah jika aku punya Daddy maka Mom tidak perlu sibuk bekerja lagi? Daddy yang akan mencari uang dan memenuhi semua kebutuhan kita?"

Brianna tertegun dengan ujaran Chico yang polos, namun mampu membuatnya tersentuh.

"Kenapa kau mengatakan ini, Sayang?" Brianna memaksakan senyum, meski sebenarnya dia tak paham darimana Chico mengerti mengenai hal ini.

"Bibi Ellie tidak bekerja, dia selalu membuatkan Vito pancake kesukaannya. Saat aku tanya pada Vito kenapa ibunya tidak bekerja, dia bilang sudah ada Ayahnya yang mencari uang dan bisa memenuhi kebutuhannya, maka Bibi Ellie hanya dirumah saja, bermain, belajar bersama dan memasak makanan enak untuk Vito."

Airmata Brianna akhirnya jatuh juga, ternyata Chico menyimpulkan semuanya dari kehidupan salah seorang temannya yang tinggal di gedung Apartmen yang sama dengan mereka.

Sebisa mungkin Brianna menutupi tangisnya, dia mengusap airmatanya dengan kasar, sesekali Brianna juga menatap langit-langit Bandara agar tidak membuat airmatanya kembali jatuh bercucuran.

"Kau kan sudah punya ayah, Chico. Ayah Zach juga bekerja, kan?"

"Kalau begitu, kenapa Momma juga masih bekerja, bahkan sekarang harus pergi jauh?"

"Momma hanya pergi selama 2 bulan, kita masih bisa melakukan video call." Brianna mencoba menenangkan Chico.

"Bolehkah jika nanti aku menyusul Momma kesana?"

Dengan terpaksa Brianna mengangguk. Padahal dia tak mungkin membiarkan Chico ke Canada, bukan apa-apa, Brianna hanya berusaha menetralisir pertemuan tak sengaja antara Chico dengan Arthur. Anggukannya hanya untuk membuat Chico lebih tenang.

Brianna akhirnya berpamitan pada Flo dan Zach yang juga mengantar kepergiannya hari ini.

"Bri, semoga pekerjaanmu menyenangkan," ujar Flo memberi semangat.

"Yah. Thanks, Flo." Brianna sebenarnya tidak bersemangat untuk berangkat, selain karena harus meninggalkan Chico, dia juga tidak jujur pada keluarganya bahwa dia akan menjadi asisten pribadi Arthur disana. Brianna merahasiakan ini, dia hanya mengatakan ini perjalanan bisnis, sama seperti kepergiannya 2 minggu yang lalu ke London.

"Hati-hati dan selalu berdoa. Jangan lupa hubungi kami ketika kau sampai di Canada, Sis!" ujar Zach. Meski Brianna sering kali menutupi banyak hal darinya, tapi dia tidak bisa memungkiri jika dia amat menyayangi kakaknya tersebut, sehingga dia tidak bisa terlalu lama abai pada Brianna.

"Thank, Brother," kata Brianna memeluk Zach beberapa saat, kemudian menarik kopernya untuk menuju pintu keberangkatan.

...To be continue......

Tambahin komentar kalian guys, biar rame disini ❤️

1
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Henny Aprilaz
bagus ceritanya
Henny Aprilaz
keren thor🥰
Henny Aprilaz
nah lho...gaskeun arthur🤣
Henny Aprilaz
wkwkwkw...cing garong🤣🤣🤣🤣
Henny Aprilaz
Haha ketemu c arthur...jodo yaaaa
Henny Aprilaz
loading otak c Arthur...tak menyadari bahwa dia mencintai c Bri....😇😇😇
Henny Aprilaz
semangat Bri🥰
Henny Aprilaz
kampret lo Arthur 😡😡😡
Henny Aprilaz
apakah Brianna mendapat pelecehan dari Arthur...d masa lalu
Henny Aprilaz
kayaknya waktu masa kuliah juga Arthur sudah menyukai Brianna dengan cara membully Brianna...menurut qu yaaaaa🤭
ncapkin
Luar biasa
Sry Handayani
flo bener" perempuan tulus
Lilis Ernawati
ceritanya bagusss... tp yg like kok ga byk yaaa
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
Sry Handayani
bisa tur bisa
Lilis Ernawati
baguuuss bgt ceritanyaaa...
Sry Handayani
Luar biasa
Naruto Kurama
maksdnya 🫣 tiba2 the end,😁
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!