Naila Callista albirru putri dari seorang konglomerat di kota x, naila si badgirl yang selalu berbuat ulah dan suka balapan liar, sang papa sudah lelah menegur sehingga sang papa mengusir nya dari rumah agar anaknya itu bisa berubah. Karena naila memiliki kelebihan hormon dan tubuhnya bisa mengeluarkan ASI sebelum mempunyai anak,Naila terpaksa keluar dari rumah dan memilih tinggal di panti asuhan dengan sesuatu yang ia janjikan yaitu akan menyusui para bayi dipanti tersebut asalkan dia diperbolehkan tinggal dengan gratis disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
curhat ke Tobby
Setelah balapan dan acara kenal-kenalan tadi sekarang Naila dan Tobby berada di taman dekat arena balap, taman khusus buat peserta balap dan penonton balap untuk bersantai.
"Nai bisa cerita? " ujar Tobby.
Naila menatap Tobby dengan mata memerah seperti hendak menangis lagi. Tobby yang melihat itu mengusap punggung Naila agar lebih tenang.
"Kalau belum siap cerita yasudah nanti saja, " ucap Tobby.
"Gue mau cerita sekarang Tob!, lo tau kan gue belum pernah jatuh cinta sebelumnya? " Tobby menganggukkan kepala nya, "sekarang gue sedang jatuh cinta Tob tapi.. Hiksss. " Naila kembali menangis jika mengingat Samar, sungguh Naila begitu mencintai Samar.
"Tapi apa? Dia ngecewain lo? " tanya Tobby agak kesal karena laki-laki itu sudah membuat sahabat nya menangis.
Naila menggeleng, "bukan Tob, tapi... Hikss dia hilang hikss, " isak Naila.
"Hilang? Coba lo ceritain dengan jelas dan tenang agar gue bisa nyimak cerita lo. " pinta Tobby.
Naila pun menghirup udara dan membuang nafas perlahan agar dirinya tetap tenang dan mulai menceritakan apa yang dia dengar dari sang ayah tentang kecelakaan pesawat Samar dan Tobby terus menyimak.
"Lo yang sabar ya Nai," Tobby kembali mengusap punggung Naila setelah mendengar cerita dari sahabat nya itu.
"Gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang untuk kedua kalinya Tob, "
"Iya Nai gue ngerti tapi lo tenang dulu, "
"Gimana mau tenang jika sekarang Samar hilang Tob, hikss. " nangis lagi kan Naila nya.
"Eh eh jangan nangis dong, masa seorang badgirl nangis sih. " jujurly Tobby tidak bisa menenangkan perempuan yang sedang menangis jadi dia bingung bagaimana membujuk sahabatnya yang sedang menangis ini.
Naila menatap Tobby dengan tajam walaupun masih menangis, dikira perempuan nakal tidak boleh nangis gitu? Pikir Naila.
"Lo kira seorang badgirl tidak boleh menangis? Senakal-nakalnya mereka, mereka tetap punya perasaan Tob. "
Tobby hanya nyengir setidak nya dengan ucapan nya tadi bisa membuat Naila kembali mengomel dan sedikit melupakan kesedihan nya.
Naila yang melihat Tobby hanya nyengir memutar bola matanya malas.
"Sshh, " ringis Naila
Tiba-tiba saja Naila merasa dada nya mengencang dan sakit. Naila harus segara pulang dan mengeluarkan ASI pada ***********.
"Lohh Nai kenapa? " tanya Tobby panik saat mendengar Naila meringis dan wajahnya seperti menahan sakit.
Naila berdiri, "gue gak apa-apa,gue mau pulang sekarang, bye. " Naila bergegas meninggalkan Tobby yang kebingungan dengan sikap Naila. Seharusnya dia tidak usah bingung lagi karena dulu saat Naila masih suka balap pasti dijam jam tengah malam atau dini hari Naila seperti menahan sakit tapi Naila tidak pernah bercerita kepada Tobby selagi Tobby tidak melihat dia sedang mengeluarkan ASI sama seperti Samar yang melihat nya dulu Naila tidak akan bercerita.
"Gue heran setiap tengah malam lo seperti menahan sakit, gue harap lo tidak mengidap penyakit mematikan. " gumam Tobby yang terus memerhatikan kepergian Naila sampai menghilang.
Tobby mengira Naila mempunyai penyakit mematikan karena tidak ingin membuat nya khawatir mungkin Naila menyembunyikan penyakit nya dari Tobby, itulah yang ada dipikiran Tobby selama 2 tahun ini.
'Ya Allah kembalikan Samar pada Naila sebelum Naila pergi menghadap-Mu karena penyakit nya itu, Aamiinn.' Do'a Tobby didalam hati. Ck, do'a nya itu lohh seakan Naila benar-benar punya penyakit mematikan.
***
Sesampainya Naila dimansion nya dia bergegas masuk. Saat masuk Naila melihat sang Ayah berada di luar dengan Lala sang ayah sedang menggendong Lala dan menepuk-nepuk pelan pantat Lala, seperti Lala menangis dan sang ayah sedang menenangkan cucunya itu. Ohh astaga Naila melupakan Lala karena sedang larut dalam kesedihan pantas saja *********** sakit kembali ternyata hari ini dia tidak ada menyusui Lala. Seketika Naila merasa bersalah hilangnya Samar sangat berpengaruh pada Naila.
"Pa, " panggil Naila dan Panraj langsung membalik badan menghadap putrinya itu.
"Kamu kembali balapan? "
Naila menunduk, seharusnya dia tidak balapan karena sudah memiliki anak.
"Maaf Naila hanya sedih dan tidak bisa melupakan kesedihan Naila. " Naila benar-benar merasa bersalah karena sudah mengabaikan sang anak.
Panraj menghel nafas, dia tau bahwa putrinya sangat terpuruk dengan kehilangan Samar.
"Papa mengerti, tapi sekarang kamu punya Lala yang harus kamu rawat dan Jagan mengabaikan nya. " nasihat Panraj.
"Iya pa Naila salah, " Naila mengambil Lala dari gendongan sang ayah. "Maafin mama ya sayang sudah mengabaikan mu. " ucap Naila pada Lala yang sedang melihat kearahnya.
"Sekarang kamu masuk ke kamar seperti Lala sudah sangat lapar karena dia terus menangis. " ujar Panraj.
"Apakah Lala menangis sudah lama pa? " tanya Naila semakin merasa bersalah.
"Tidak terlalu lama, cepatlah Lala perlu mengisi perutnya. " titah Panraj.
"Maafin Naila pa, Naila ke kamar dulu. " Naila langsung menaiki tangga dan berjalan kearah kamar nya.
Setelah sampai didepan pintu Naila langsung membuka nya dan masuk kedalam lalu kembali menutup pintunya. Naila merebahkan Lala dan dia ikut merebahkan dirinya disamping Lala.
Naila memandangi wajah sang anak yang gembul itu seketika perasaan Naila menghangat dan bisa melupakan kesedihan nya walau tidak sepenuhnya lupa.
"Maafkan mama sudah mengabaikan mu sayang, mama kehilangan akal saat mendengar papa mu kecelakaan. " ucap Naila sambil melepaskan pakaian atasnya dan sekarang hanya tersisa bra saja.
Lala yang sudah sangat lapar langsung menghadap payudara Naila dengan lidah yang menjulur didepan dadanya. Lala mencari-cark keberadaan ****** Naila yang masih terbungkus bra itu.
Naila terkekeh melihat putrinya yang begitu menginginkan putingnya itu, Naila membuka bra dan menyodorkan putingnya pada mulut Lala dan langsung disambut oleh Lala dengan rakus.
"Kamu sangat kelaparan sayang mama semakin merasa bersalah karena sudah mengabaikan mu. "
Lala tersenyum disela hisapannya pada payudara Naila. Usia Lala saat ini baru beberapa bulan dan Lala masih belum bisa berbicara, Lala hanya bisa tertawa dan menangis.
Naila terus menyusui Lala hingga dia tertidur dengan posisi Lala yang sedang menyusu.
****
"Apakah kamu yakin ingin kembali sekarang boy? " tanya pria paruh baya kepada putra nya itu.
Sang anak menoleh kearah ayahnya yang bertanya tadi. "Yakin dad, " ucapnya.
"Kita susah payah menyusun rencana untuk mengelabui musuh tapi sekarang kamu ingin kembali ? Padahal baru sehari membuat musuh senang. " ujar pria paruh baya itu.
"Dad, gadisku lebih penting. "
"Daddy tau, tapi sekarang musuh sedang mengincar kamu, jika kamu kembali bukan hanya kamu yang diincar tapi juga gadismu. "
Sang anak diam mendengar kalimat dari sang ayah, benar yang dikatakan oleh ayahnya itu.
"Tapi... Gadisku sangat bersedih dad. " lirihnya.
"Demi kebaikan nya kamu harus bersabar. Setidaknya beberapa bulan baru kembali ke Indonesia. "
"Beberapa bulan? Ahh tidak itu terlalu lama bisa saja dia akan menemukan pengganti ku bagaimana dad?"ucapnya. Dia tidak akan tahan jika menunggu beberapa bulan apalgi dia juga merindukan susu.
"Tidak akan, "
"Tidak kata daddy?berpisah dengan waktu yang lama bisa membuat seseorang berpaling dad apalagi dia larut dalam kesedihan dan seseorang datang untuk menghibur nya dan itu akan membuat gadis ku melupakan ku. "
"Dad paham dengan kegelisahan mu boy, tapi apa boleh buat, musuh didunia bisnis ini sangat kejam. "
"Arghh kenapa harus begini sih, " frustasi nya.