Kisah sepasang CEO yang merintis bisnis mereka dari nol dan pernah berkecimpung di dunia bawah, keduanya memiliki masalah dengan keluarga dan hubungan toxic mereka masing masing sehingga mereka sulit untuk mempercayai orang orang di sekitar mereka.
Mereka menggunakan dua nama, nama untuk di dunia bisnis sebagai CEO dan nama untuk kehidupan pribadi mereka. Mereka juga memilih hidup sederhana dan mengerjakan pekerjaan yang menjadi hobi mereka. Namun keduanya ternyata tinggal di sebuah apartemen dan unit mereka persis bersebelahan.
Tanpa mereka sadari, mereka ternyata klik dan saling jatuh cinta, namun mereka memakai identitas kehidupan pribadi mereka, tanpa mengetahui sisi kehidupan bisnis mereka satu sama lain walau perusahaan mereka bekerja sama. Walau saling mencintai, keduanya menyimpan rahasia terhadap satu sama lain sampai terbongkar suatu hari nanti.
Akankah mereka bahagia atau malah sebaliknya ?
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, sedikit action, psikologi
100% dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
Keesokan harinya, pagi pagi sekali, Ethan mengantar Elena ke rumah sakit menggunakan motor, setelah sampai di depan pintu lobi, Elena melompat turun kemudian membuka helm nya dan memberikannya pada Ethan,
“Aku masuk ya,” ujar Elena sambil membuka helm Ethan dan mengecup pipi nya.
“Iya, pulangnya ku jemput lagi ya,” balas Ethan.
“Ok, aku pulang jam 3 sore,” balas Elena.
“Ya, sampai nanti sore,” balas Ethan sambil menutup helm nya.
Ethan langsung menjalankan motornya dan melambai kepada Elena yang membalas lambaiannya, kemudian Elena berjalan masuk ke dalam lobi, namun beberapa saat kemudian dia kembali keluar dari lobi dan berjalan ke samping gedung rumah sakit. Di sana sudah ada mobil mercedes-benz C 200 AMG line berwarna silver yang menunggu dirinya. Pengemudi langsung turun dan membukakan pintu belakangnya,
“Terima kasih Piere,” ujar Elena sambil masuk ke dalam.
“Sama sama bu CEO,” balas Piere.
Piere masuk ke dalam kursi pengemudi, sedangkan Elena mengambil tablet dari tas nya dan mulai menggerakkan jari jarinya di layar tablet.
“Langsung ke kantor ya,” ujar Elena.
“Baik bu,” balas Piere.
Mobil pun berjalan keluar dari rumah sakit untuk menuju ke pusat bisnis. Elena mengambil smartphone nya dan menelpon seseorang,
“Halo,” sapa seorang wanita.
“Jenny, saya ada meeting tentang badan sosial kerjasama kita dengan Reed’s Garage, Power Logistic dan ALC Construction melalui conference video call jam 9, tolong kosongkan ruang meeting ya,” ujar Elena tegas.
“Baik bu, apa perlu ada tim legal kita bersama ibu ?” tanya Jenny.
“Tidak perlu, hari ini tim legal dari Power Logistic akan membuat dan mengirimkan draft nya ke tiga perusahaan lain termasuk kita, meeting hari ini kita mau membahas klausa apa saja yang akan di tulis di dalam kontrak nanti,” balas Elena.
“Baik bu, berarti saya jadi notulen saja ya bu untuk hari ini,” ujar Jenny.
“Yap benar sekali, lalu untuk pembahasan kita kemarin mengenai progress lelang kita sudah selesai di ketik ?” tanya Elena.
“Sudah selesai bu, Sarah dan Jackson sudah menyerahkan laporan mereka sejak semalam,” jawab Jenny.
“Ok, lalu mengenai proyek pawn shop (toko gadai) dan storage kita sudah ada draft nya ?” tanya Elena.
“Sudah siap bu,” jawab Jenny.
“Baiklah, sekarang aku menuju ke kantor,” balas Elena.
“Baik bu, hati hati di jalan,” balas Jenny.
Telepon pun di tutup, Elena melihat keluar jendela dan menikmati pemandangan kota di pagi hari dengan wajah berseri seri.
******
Beberapa jam setelah mengantar Elena ke rumah sakit, “vroooom,” mobil Ethan berhenti di depan lobi gedung miliknya, seorang petugas valet langsung berlari menunggu Ethan membuka pintu, Ethan pun melangkah turun, dia merapihkan jas nya dan memberikan kuncinya pada petugas valet. Kemudian dia melangkah masuk ke dalam lobi dan langsung berjalan menuju lift. Namun ketika dia melewati meja resepsionis,
“Eh lihat, perempuan itu lagi,” ujar seorang resepsionis.
“Iya, sudah beberapa hari ini dia terus kemari, dia selalu datang jam segini,” balas resepsionis di sebelahnya.
Karena penasaran, Ethan menoleh dan berbalik, matanya membulat ketika melihat Katie berdiri di depan lobi dan sedang melihat lihat ke dalam walau di halangi sekuriti. Katie melihat Ethan berdiri di sebelah meja resepsionis dan wajahnya langsung ceria,
“Ethan,” teriak nya.
Sang sekuriti berbalik melihat ke belakang dan di saat itulah Katie menyelinap masuk ke dalam, dia langsung berlari ke arah Ethan. Melihat Katie yang berlari ke arahnya, Ethan mendadak jadi sangat lelah. Akhirnya Katie sampai dengan nafas terengah engah, sekuriti mengikutinya di belakang dan siap menyeret Katie keluar namun Ethan mengangkat tangannya,
“E...Ethan, aku datang ke kota ini,” ujar Katie.
“Maaf, apa anda tidak salah orang ? di sini tidak ada yang bernama Ethan,” balas Ethan.
“Tolong jangan bercanda Ethan, aku ingin bicara dengan mu,” balas Katie sambil menatap Ethan.
“Namaku Eric Reed, aku pemilik gedung ini dan CEO perusahaan ini, apa anda tidak salah orang ?” tanya Ethan sekali lagi.
Katie mengangkat tangannya ingin meraih tangan Ethan, namun Ethan mundur selangkah menghindari tangan Katie,
“Tolong Ethan, ijinkan aku bicara dengan mu, aku hanya butuh waktu lima menit,” ujar Katie.
“Haaaah....harus berapa kali ku bilang kalau anda salah orang, tidak ada Ethan di sini,” ujar Ethan lelah.
“Maaf bu, tolong jangan sembarangan masuk ke dalam gedung ini, seperti kata bapak CEO, tidak ada orang bernama Ethan di sini,” ujar sekuriti yang akhirnya gerah dan menegur Katie.
“Diam kamu, dia suami ku,” teriak Katie sambil menunjuk wajah Ethan.
Seluruh orang di dalam lobi langsung menoleh melihat ke arah Ethan dan Katie yang berdiri di sebelah resepsionis. Ethan mencabut pena dari balik jas nya dan menyingkirkan telunjuk Katie yang sedang menunjuk wajahnya.
“Anda masuk kemari sembarangan dan menuduh saya suami anda ? saya tidak punya istri,” ujar Ethan tenang.
“Benar bu, bapak Eric berstatus single,” ujar seorang resepsionis yang juga sudah gerah.
“Jangan bercanda Ethan, kamu lebih memilih perempuan itu daripada aku hah ? aku sudah bersama mu selama lima tahun, dia baru berapa lama ? satu tahun ? enam bulan ? selama ini kamu selingkuh sama dia kan ? makanya kamu benar benar berniat menceraikan ku, aku tidak terima Ethan....aku mencintai mu, aku hanya berbuat satu kesalahan dan kamu menghancurkan hidup ku, kenapa kamu menghukum ku seperti ini,” teriak Katie sambil kembali menunjuk wajah Ethan yang terlihat sedikit terkesiap dan tidak mengerti apa yang Katie bicarakan.
“Kak Katie,”
“Hei....jangan masuk,”
Terjadi kehebohan di pintu lobi, Ethan melihat Lauren dan Jake berlari masuk ke dalam di kejar oleh dua orang sekuriti. Suasana lobi pun menjadi ramai, semua orang menoleh melihat drama yang sedang berlangsung di depan mereka, wajah mereka semua mengatakan apa yang terjadi atau ada apa ini. Akhirnya Lauren dan Jake berhasil menangkap Katie,
“Hei...lepaskan aku,” teriak Katie.
“Sudah kak, ayo pulang,” teriak Jake.
“Kakak bikin malu,” teriak Lauren.
Lauren menoleh melihat Ethan yang berdiri tenang dan berwajah datar di depannya, matanya mulai berair, kemudian dia menunduk seperti memberi hormat di depan Ethan dan langsung membantu Jake membawa Katie keluar tanpa bicara apa apa. “Haaaah,” Ethan menghela nafas nya dan menoleh melihat dua orang resepsionis wanita yang melihatnya dengan tatapan yang aneh.
“Maaf ya, aku tidak kenal dia kok, mungkin orang bernama Ethan dan suami nya wajahnya mirip dengan ku,” ujar Ethan bercanda kepada dua resepsionis nya.
“Oh gitu ya pak ? o iya, nama bapak Eric ya, maaf ya pak jadi rusuh,” ujar salah satu resepsionis.
“Tidak masalah, tolong tidak usah di pikirkan, aku naik dulu,” balas Ethan.
“Baik pak,” balas kedua resepsionis.
Ethan kembali berjalan masuk dan langsung naik ke dalam lift pribadinya, ketika sudah di dalam, “buk,” dia langsung meninju dinding lift dan wajahnya memerah,
“Mau apa lagi mereka kemari, kurang ajar, apa aku harus lapor polisi karena mereka membuat kekacauan, di lobi lagi, lagipula siapa perempuan yang dia maksud, Elena ? tidak mungkin, dia tidak kenal Elena,” ujarnya dalam hati karena geram. “Ting,” lift pun terbuka, ketika Ethan masuk ke pintu kaca kantornya, Helen sudah menunggu di depannya dan wajahnya nampak resah,
“Ada apa Helen ?” tanya Ethan.
“Um...ada yang mencari bos, seorang wanita, sekarang dia ada di ruang interview,” jawab Helen.
“Oh siapa ?” tanya Ethan.
“Namanya Clara Brown, dia bilang dia kenal bos, dia rada sedikit aneh bos, bawa koper lagi, seperti baru turun dari kereta dan langsung kemari, dia sudah menunggu selama 1 jam,” jawab Helen.
“Clara Brown ? (oh...adiknya Elena yang semalam dia ceritakan ? mau apa dia mencari ku ? aku malas sekali berurusan dengan semua omong kosong ini, pertama Katie, Lauren dan Jake, sekarang adiknya Elena, Clara yang baru ku dengar ceritanya semalam, habis ini apa lagi ?),” tanya Ethan sambil menaikkan sebelah alisnya.