NovelToon NovelToon
The Legend Of Zhi Tian

The Legend Of Zhi Tian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Murid Genius / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Zhi Tian hanyalah anak yatim-piatu buta yang sejak kecil hidup menyendiri di pesisir pantai.

Disuatu hari tanpa sengaja Zhi Tian menyelamatkan seorang pria yang terdampar didekat rumahnya. Pria itu bernama Shan Lao, yang ternyata merupakan kultivator paling hebat di benuanya.

Keberadaan Shan Lao mengubah hidup Zhi Tian, berkatnya ia bisa melihat kembali. Tidak hanya sampai di sana, Zhi Tian juga diajarkan banyak ilmu beladiri dari pria tersebut.

Zhi Tian yang sudah dibekali ilmu beladiri kemudian mulai mengejar cita-citanya yang ingin melihat seluruh dunia.

Ini adalah cerita Zhi Tian, seorang anak laki-laki dari pulau terpencil yang menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan konflik dan peperangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 26 — Garis Waktu

Mungkin karena sudah mengenal dan mempercayai Zhi Tian dan Yue Qiao, Shan Lao jadi tidak keberatan menceritakan kisah yang selama ini ia sembunyikan termasuk tentang luka dalamnya yang disebabkan bertarung melawan ratusan kultivator tingkat tinggi sekaligus.

Shan Lao sebenarnya ingin menjelaskan hal ini pada keduanya suatu saat nanti tetapi ia tidak menduga akan menceritakannya sekarang.

"Kenapa kau tidak menceritakan itu lebih awal kepadaku?" Yue Qiao bertanya dengan nada khawatir.

Shan Lao tersenyum tipis. "Pertama, aku tidak ingin membuat kalian khawatir lalu kedua, meski aku memberitahunya sekalipun, aku yakin kalian tidak akan bisa banyak membantuku."

Shan Lao menambahkan bahwa luka dalamnya bukanlah luka biasa yang bisa disembuhkan dengan sihir penyembuh atau tanaman obat-obatan.

"Sisi baiknya luka ini tidak membahayakan nyawaku namun jika aku menggunakan kekuatan penuhku sebagai seorang kultivator, luka ini akan bertambah parah bahkan sampai ke tahap bisa membunuhku."

"Apa tidak ada cara agar luka dalam itu bisa sembuh Paman?" Zhi Tian menyela.

"Ada satu cara yaitu menemui salah satu dari guruku, Raja Tabib. Dia bisa membuat pil yang bisa menyembuhkan lukaku dalam waktu yang singkat."

Keberadaan Raja Tabib yang disebutkan Shan Lao tentu saja berasal dari Benua Daratan Feniks. Masalahnya Shan Lao tidak bisa ke sana saat ini terutama dengan kondisi tubuhnya yang sekarang.

"Kalau begitu bagaimana jika aku menemui Raja Tabib itu Paman dan menceritakan tentang situasi Paman padanya, pasti dia akan membantu."

Shan Lao segera menolaknya. "Kalaupun kau bisa tiba di Benua Daratan Feniks, belum tentu kau bisa menjumpai guruku Tian'er. Terutama karena jaraknya yang sangat jauh."

Shan Lao menambahkan bahwa gurunya mempunyai lima rumah yang setiap tempat tinggalnya berada dilokasi yang sangat jauh dengan rumah lainnya. Biarpun nanti Zhi Tian tiba di salah satu kediaman Raja Tabib, belum tentu guru Shan Lao itu berada di sana

Meski sudah dijelaskan demikian Zhi Tian tetap ingin membantu Shan Lao, Zhi Tian merasa telah banyak merepotkan pemuda tersebut dan ini merupakan kesempatan agar dirinya bisa membalas kebaikan Shan Lao selama ini.

"Selain itu Paman, aku juga ingin melihat Benua Daratan Feniks yang sering paman ceritakan kepadaku..." Zhi Tian menambahkan alasan lainnya yaitu ingin melihat dunia yang lebih luas.

Shan Lao langsung terdiam, ia lupa dulu Zhi Tian pernah menceritakan bahwa cita-citanya ingin seperti ayahnya yang seorang pelaut, pergi ke berbagai belahan dunia dan melihat segala keindahan dibaliknya.

Shan Lao tidak memberikan jawaban tetapi ia mengatakan pada Zhi Tian akan memutuskan perkara ini dengan segera.

***

Shan Lao menyadari bahwa Zhi Tian masih terlalu muda untuk berkelana ke Benua Daratan Feniks, bagaimanapun di depan matanya Zhi Tian tidak lebih dari bocah yang masih berusia 9 tahun.

Selain karena faktor usianya, alasan besar Shan Lao tidak langsung mengizinkan Zhi Tian pergi karena kekuatan anak itu yang dirasa masih kurang.

Shan Lao akhirnya memberi keputusan setelah memikirkannya cukup matang yaitu ia akan mengizinkan Zhi Tian pergi ke Benua Daratan Feniks saat usianya menginjak 17 tahun.

Shan Lao yakin di usia tersebut, dengan bakatnya setidaknya Zhi Tian bisa mencapai tingkatan Kultivator Kelas A.

Sayangnya perkiraan Shan Lao jauh meleset, kenyataannya tepat Zhi Tian baru berusia 17 tahun, bocah yang sudah menjadi remaja itu berhasil membuka gerbang meridian ke 12-nya.

Shan Lao mengusap wajahnya beberapa kali, nafasnya tertahan saat ia menemukan Zhi Tian diselimuti petir kuning di tempat latihan tertutupnya.

"Mencapai puncak Kultivator Kelas S di usia 17 tahun, apa ini mungkin bisa terjadi?!"

Shan Lao mematung sementara jiwanya benar-benar terguncang, ia sendiripun kesulitan mempercayai apa yang terjadi didepannya.

Biarpun Shan Lao sudah dikejutkan beberapa kali selama melihat bakat Zhi Tian, ia tetap kesulitan untuk terbiasa karenanya.

Selama tujuh tahun terakhir, Zhi Tian memang menunjukkan bakat yang belum pernah ditemui Shan Lao disepanjang hidupnya, remaja itu bisa dengan cepat menemukan titik meridian yang seharusnya memerlukan waktu belasan bahkan berpuluh-puluh tahun oleh para kultivator.

Ketika Zhi Tian membuka gerbang meridian ke 12, Shan Lao lebih terkejut lagi karena dirinya yang dibilang berbakat sekalipun membutuhkan waktu sampai dua puluh tahun untuk bisa menemukannya.

Zhi Tian tengah duduk bersila, perlahan membuka matanya diikuti hembusan nafas yang mengeluarkan asap putih dari mulutnya.

"Eh, Paman ada disini?"

Zhi Tian terkejut ketika menemukan Shan Lao sudah ada di depannya sambil membawa kotak bekal makanan.

"Tian'er, kau berhasil menemukan meridianmu lagi?" Shan Lao bernafas secara perlahan.

"Ah ini..." Zhi Tian melirik tubuhnya yang kini sedang melepaskan energi hebat. Zhi Tian kemudian mengangguk tanpa berniat menutupinya.

"Menemukan meridian ke 12 ini lebih sulit dibandingkan mencari meridian ke 11, membutuhkan waktu yang lama hingga akhirnya aku bisa menemukannya..." Zhi Tian sedikit mengeluh, pasalnya latihan ini dibutuhkan kesabaran yang luar biasa.

Ketika Zhi Tian mengatakan 'membutuhkan waktu lama.' di saat itu Shan Lao ingin menangis darah.

Seingatnya, Zhi Tian butuh hampir dua tahun untuk menemukan lokasi meridian ke 12, andai remaja itu mengetahui bahwa Shan Lao membutuhkan sepuluh kali lipat dari waktunya, mungkin Zhi Tian tidak akan mengeluh bahkan justru merasa bangga.

Shan Lao berusaha menahan diri untuk tidak menjitak Zhi Tian, di telinganya Zhi Tian berkata demikian hanya untuk mengejek dirinya.

"Karena latihanmu sudah selesai, mari kita pulang ke rumah." Shan Lao mengalihkan pembicaraan.

"Tapi, bukankah aku harus menemukan meridian yang ke 13?"

Shan Lao menggeleng. "Cara mencari meridian ke 13 sangat berbeda, tidak dengan meditasi ataupun bertarung melainkan kau harus mengonsumsi sesuatu."

"Mengonsumsi apa Paman?"

"Aku akan jelaskan nanti, lebih baik kau berisitirahat dulu sekarang."

Zhi Tian mengangguk, ia juga merasa sedikit kelelahan karena menguras lebih dari separuh qi'nya untuk membuka gerbang meridian.

Zhi Tian dan Shan Lao kemudian pergi menuju rumah, Zhi Tian memang tidak melakukan latihan di pantai seperti biasanya melainkan di sebuah gua yang ada di tengah hutan.

Ada banyak alasan seperti qi di hutan jauh lebih padat dibandingkan di pantai sementara alasan lainnya agar Zhi Tian bisa berkonsentrasi di gua tersebut.

"Suamiku, kau sudah kembali?! Aku belum menyelesaikan masakanku jadi maaf kalau-..." Yue Qiao langsung menghentikan ucapannya setelah melihat Shan Lao datang ke rumahnya bersama Zhi Tian. "Eh, Tian'er, kau sudah pulang?"

"Latihannya sudah berakhir, dia sudah tidak perlu ke gua itu lagi." Shan Lao yang menjawab.

"Wah, apakah itu berarti Tiantian sudah menjadi kuat Suamiku?"

"Lebih kuat dari diriku sekalipun..." Shan Lao tersenyum tipis sebelum mengelus pucuk kepala istrinya itu pelan. "Dimana Luan'er?"

"Dia baru saja tidur setelah disusui, biarkan saja dia terlelap." Yue Qiao mengecup pipi Shan Lao. "Jangan mengajaknya bermain dulu..."

Shan Lao batuk pelan, tidak merasa nyaman saat Yue Qiao membaca pikirannya. "Aku mengerti."

Zhi Tian memperhatikan percakapan kedua pasangan di depannya itu dalam diam, bibirnya perlahan sedikit melengkung ke bawah. Entah kenapa Zhi Tian merasa senang ketika dua sosok yang ia hormati selama ini terlihat hidup dengan bahagia.

1
SENJA
murid udah buat pingsan guru weeh 🥱😂
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Luthfi Afifzaidan
up
Luthfi Afifzaidan
update
Aminnullah Amin
👍🏻👍🏻👍🏻
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
SENJA
laaah kan situ bisa dianggap gurunya.. arahin lah supaya jangan salah jalan 😳
SENJA
acieee cieeee sudah kawin saja kelen berdua 😂
SENJA
laaaah jauh amat yak terdamparnya 😳
SENJA
owwe anak kepala desa toh 😳
SENJA
wah apa di pulau masih berter yah? ada bagusnya jadi ga ada yg matre yak
algore
joz
algore
jos apa klo up sehari 2 pasti lebih jos
Made Suarjana
dari semua karyamu, hanya ini yg tidak aku minati thor
Luthfi Afifzaidan
lg
Didi Jaya
bg ngpa kultivasi bayangan GK lanjut
maz tama
ditunggu update terbaru nya thor /Joyful/
maz tama
/Facepalm//Joyful/lah tidak salah disuruh pukul ya pukul lah /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!