NovelToon NovelToon
Izinkan Aku Menyentuhmu

Izinkan Aku Menyentuhmu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:101.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Karena sebuah wasiat, Raya harus belajar untuk menerima sosok baru dalam hidupnya. Dia sempat diabaikan, ditolak, hingga akhirnya dicintai. Sayangnya, cinta itu hadir bersama dengan sebuah pengkhianatan.

Siapakah orang yang berkhianat itu? dan apakah Raya akan tetap bertahan?

Simak kisah lengkapnya di novel ini ya, selamat membaca :)

Note: SEDANG DALAM TAHAP REVISI ya guys. Jadi mohon maaf nih kalau typo masih bertebaran. Tetap semangat membaca novel ini sampai selesai. Jangan lupa tinggalkan dukungan dan komentar positif kamu biar aku semakin semangat menulis, terima kasih :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Sindy

Sudah dua bulan lamanya Ezra dan Sindy tinggal di villa milik Daddy Ardi. Selama di sana, Sindy benar-benar berusaha menjadi istri yang baik untuk Ezra meskipun perasaan Ezra tidak pernah berubah padanya.

Pagi ini, Sindy sibuk memasak di dapur bersama Bi Asih yang sengaja ditugaskan oleh Daddy Ardi untuk mengurus segala keperluan Sindy dan Ezra selama mereka tinggal di villa itu.

"Mas, ini mahakarya aku lho", Sindy menyajikan spaghetti yang dipenuhi irisan jamur, daging, dan saus buatannya sendiri.

"Terima kasih", jawab Ezra pendek. Meskipun hatinya tidak bisa menerima kehadiran Sindy, tapi Ezra selalu berusaha bersikap baik pada gadis itu.

Ezra mulai menyuapkan makanan yang Sindy sajikan ke mulutnya.

"Bagaimana rasanya, Mas? apa Mas Ezra suka?", tanya Sindy penasaran. Ya, sedari tadi dia menunggu respon dari Sang suami.

Ezra masih mengunyah makanan itu lalu menelannya dengan sempurna, "Well done", ucapnya tulus.

"Wah serius, Mas? berarti gak percuma dong selama ini aku bereksperimen di dapur", ucap Sindy senang.

Memang selama kepergian Ezra ke negara X, Sindy banyak menghabiskan waktunya di dapur bersama Bi Asih. Dia bahkan belajar beberapa resep kue juga.

Ezra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Sindy, setelah sarapan, aku mau pergi dulu ke kota. Ada beberapa barang yang harus aku beli di sana. Apa kamu mau ikut?", tawar Ezra. Ini kali pertama dirinya menawarkan sesuatu pada Sindy.

Sindy sebetulnya ingin sekali ikut ke kota untuk berbelanja, tapi karena hari ini ada sesuatu yang akan dia siapkan, akhirnya Sindy menggelengkan kepala, "Aku mau di sini saja, Mas".

"Ok", jawab Ezra pendek.

Benar saja, setelah selesai sarapan, Ezra segera mengemudikan mobilnya menuju ke kota. Butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke sana.

Setelah mobil yang dikendarai Ezra hilang dari pandangan, Sindy segera bergegas masuk dan mencari Bi Asih.

"Bi, nanti malam aku ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan suamiku. Jadi, aku minta Bibi untuk tetap di paviliun saja, ya", perintah Sindy pada Bi Asih.

"Baik, Non", jawab Bi Asih tanpa protes sedikitpun.

Setelah berbincang dengan Bi Asih, Sindy bergegas naik ke kamar atas yang menjadi kamarnya dan juga Ezra. Dia segera mengambil gawai dan tampak sibuk berbincang dengan seseorang.

"Kamu yakin?", wajah Sindy berubah serius.

"Iya Nona. Aku sudah memastikan informasi ini langsung dari rumah sakit. Istri Tuan Ezra saat ini sedang hamil, usia kandungannya sekitar tiga bulan", terdengar suara berat seorang laki-laki di ujung telepon.

"Sial. Aku harus bergerak cepat. Setelah ini jalankan rencana yang sudah aku sampaikan beberapa waktu yang lalu".

"Apa Anda yakin, Nona? itu sangat berbahaya sekali".

"Kamu jangan banyak protes. Ingat, aku sudah membayar mahal untuk pekerjaanmu itu, jadi jangan banyak beralasan!", tegas Sindy.

Si lelaki terkekeh, "Aku tidak protes, hanya memastikan saja Anda siap dengan segala resiko yang mungkin saja terjadi, Nona".

Sindy tersenyum sinis di balik telepon, "Aku tahu resikonya, tapi jika kamu bekerja dengan 'bersih' tentu aku akan tetap aman. Lakukan secepatnya dan pastikan rencana kita berhasil!", perintah Sindy lagi.

"Ok, Nona".

Telepon pun berakhir. Sindy mengepalkan tangannya. Dia benar-benar dibuat terkejut dengan berita kehamilan Raya yang akan mengancam keberlangsungan pernikahannya dengan Ezra.

"Malam ini, aku harus berhasil melakukannya. Mas Ezra harus menjadi milikku sepenuhnya", ucap Sindy yakin.

Selama perjalanan ke kota, perasaan Ezra diliputi keresahan yang tidak bisa dia ungkapkan. Pikirannya terpaut jauh pada Raya. Meski setiap hari dia selalu mencuri-curi waktu untuk menghubungi istrinya itu, tapi kali ini Ezra benar-benar mengkhawatirkan keadaan Raya.

Setelah Ezra sampai di sebuah super market, ia segera turun, mengambil troli, dan berjalan memasuki super market itu sambil menelpon seseorang.

"Bro, apa kabar? tumben lo telepon gue. Ada apa?", berondong Dion di ujung sana.

"To the point aja, Bro. Gak tahu kenapa perasaan gue tiba-tiba gak enak. Gue kepikiran terus sama Raya. Kalau lo gak sibuk, please cek kondisi istri gue".

"Keep calm, Bro. Besok gue sama Aura rencananya mau mampir ke toko pastry istri lo. Kita mau tunangan dan order makanan dari sana", ucap Dion santai.

"Wah serius? lo beneran jadian sama sekretaris gue dan sekarang mau tunangan?Aura kok gak kasih kabar sama gue sih kalau dia mau tunangan sama lo. Padahal gue kan bossnya", keluh Ezra.

Dion terkekeh, "Iya dong, gue serius. Gue udah ngerasa cocok banget sama sekretaris lo itu. Mungkin Aura bingung mau kasih kabar kek mana sama bossnya yang sibuk sama istri keduanya di sana", seloroh Dion.

"Ck, sialan lo. Gak usah sebut-sebut istri kedua. Istri gue cuma satu, Raya doang", protes Ezra.

Dion kali ini tertawa, "Ya terima gak terima, Si Sindy itu kan statusnya istri lo juga, Zra. Gue aja baru mau tunangan, lo mainnya udah double", goda Dion yang sudah pasti menyulut kekesalan Ezra.

"Sialan lo. Udah, gue gak mau bahas soal Sindy. Pokoknya pastikan besok lo sama Aura cek kondisi istri gue, ya dan jangan lupa kabari gue segera".

"Siap boss".

"Ok, thank's", telepon itu pun berakhir.

Sementara itu di villa, Sindy sibuk merapikan seisi kamar, lalu membersihkan dirinya.

"Begitu Mas Ezra pulang, harus aku pastikan dia senang melihatku", ujar Sindy sambil bergaya di depan cermin.

Hari ini dia sedikit merias dirinya, lalu mengenakan pakaian yang menurutnya lebih menarik.

Menjelang malam, Ezra baru kembali ke villa. Dia sengaja pergi sedari pagi dan memilih untuk pulang terlambat karena dia merasa sangat jenuh menghabiskan waktu sepanjang hari di villa bersama Sindy.

Ezra pulang terlambat tanpa mengabari Sindy. Tapi Sindy tidak mempermasalahkan hal itu. Gadis itu justru menyambut kedatangan Ezra dengan hangat.

"Mas, aku sudah siapkan air hangat untuk Mas Ezra mandi dan pakaiannya aku simpan di sini, ya", ucap Sindy sumringah.

"Terima kasih", tanpa banyak bicara, Ezra segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Memang menghabiskan waktu seharian sendiri itu cukup melelahkan meski Ezra menikmatinya.

Selama Ezra mandi, Sindy pun bergegas ke kamar yang lain untuk mempersiapkan dirinya kembali dan menyiapkan hidangan kecil untuk suaminya.

"Maaf ya Mas, aku terpaksa harus menggunakan ini karena jika tidak, sampai kapanpun aku tahu, kamu tidak akan pernah mau menyentuhku", Sindy menuangkan beberapa tetes cairan dari dalam botol ke minuman yang akan ia sajikan untuk suaminya.

Setelah tiga puluh menit di kamar mandi, Ezra keluar. Di dalam kamar itu sudah ada Sindy yang duduk di sofa dengan anggun.

"Aku mau berpakaian, tolong kamu keluar sebentar", pinta Ezra.

Sindy tersenyum tipis, dia beranjak dari tempat duduknya, "Jangan lupa Mas Ezra habiskan kue dan tehnya ya. Aku sengaja menyiapkan itu untuk Mas", ucap Sindy sebelum ia berlalu dari hadapan suaminya.

Ezra tak memberikan jawaban apapun, ia hanya melirik sebentar ke arah meja yang ditunjuk Sindy dan memang benar di sana ada sepotong kue dan secangkir teh yang masih terlihat mengepulkan asap.

Ezra segera berpakaian dan tanpa curiga dia menyeruput teh hangat yang disajikan Sindy.

"Sebentar lagi, dia pasti akan mencariku", batin Sindy yakin.

Ezra duduk di sofa, lalu membuka laptop dan mengecek kembali pekerjaannya hari ini. Ya, meskipun dia sedang berlibur dengan Sindy, tapi Ezra tidak bisa lepas dari pekerjaannya.

"Kenapa rasanya tidak nyaman", gumam Ezra. Dia merasakan ada sesuatu yang salah dengan dirinya.

Semakin lama, rasa tidak nyaman itu semakin meresahkan. Dahi Ezra bahkan sekarang sudah basah dengan keringat dingin.

"Tubuhku panas sekali, rasanya aku ...", tiba-tiba saja Sindy sudah ada di pangkuannya.

"Kenapa Mas Ezra tidak mencariku? padahal sedari tadi aku menunggumu, Mas", ucap Sindy manja. Dia dengan sengaja menyentuh wajah suaminya, lalu menurunkan jari-jemari lentiknya ke dada bidang Sang suami.

Tatapan Ezra mulai berkabut, kali ini dia sama sekali tidak menepis setiap sentuhan Sindy. Justru sentuhan itu lah yang saat ini sangat diinginkan oleh Ezra.

"Mas, aku ...", belum selesai Sindy bicara, Ezra sudah menarik gadis itu dengan erat dalam pelukannya.

Akal sehat Ezra kali ini benar-benar mati, tapi hati kecilnya berteriak ada hal yang tidak beres terjadi pada dirinya. Hal yang mirip seperti dua tahun lalu saat Gita mencoba menjebaknya di club. Tapi kali ini justru Sindy yang melakukan hal itu.

Mata Ezra tampak sayu namun dipenuhi hasrat yang begitu kuat dan Sindy bisa melihatnya dengan jelas.

"Mas, kenapa begini?", ucap Sindy lembut. Ia bersikap seolah-olah tidak tahu apa-apa dan dengan sengaja terus menyentuh tubuh suaminya.

"Aku menginginkanmu", jawab Ezra dengan suara yang mulai berat.

"Mas, aku ...", Ezra menutup mulut Sindy dengan ciuman yang tiba-tiba.

Hasrat yang menyeruak dalam diri Ezra benar-benar sudah tidak bisa dibendung lagi. Dia mulai menyentuh setiap bagian tubuh Sindy, bahkan tanpa segan Ezra menggendong istrinya itu ke tempat tidur.

Sejak sore, langit mendung dan sekarang suara petir di luar bergemuruh. Hujan lebat mulai turun. Meskipun udara begitu dingin, tapi keadaan di dalam kamar itu justru semakin panas.

Ezra tidak bisa lagi mengendalikan dirinya. Bagi Sindy yang baru pertama kali merasakan sentuhan Ezra yang tak biasa justru merasa sangat bahagia.

"Mas ...", Sindy mencoba menahan pergerakan suaminya agar tidak terburu-buru.

"Kenapa, hm? jangan membuatku menunda lagi, sayang. Ayolah, aku sangat menginginkanmu", suara Ezra terdengar penuh harap.

Sindy tersenyum senang. Kali ini dia benar-benar akan memiliki Ezra sepenuhnya meski harus dengan cara yang kotor seperti ini.

"Tunggu sebentar, Mas", Sindy mencoba melepaskan dirinya dari kungkungan Ezra. Tapi tangan kekar suaminya itu tak bisa lagi dilawan oleh Sindy.

Pergulatan yang diinginkan Ezra dan diharapkan Sindy pun terjadi. Bersama deru suara hujan, sepasang suami istri itu menghabiskan malam panjang bersama.

"Terima kasih, Raya", bisik Ezra di telinga Sindy.

Kedua mata Sindy terbelalak karena nama wanita lain yang justru dibisikkan suaminya saat mereka seintim ini.

"Kamu luar biasa malam ini, sayang", lanjut Ezra lagi dengan nafas yang terus memburu.

Meski ada rasa sakit di hati Sindy mendengar Ezra menyebut nama Raya, tapi Sindy berusaha meredam itu semua. Setidaknya, malam ini keinginannya untuk memiliki Ezra seutuhnya sudah tercapai.

1
Merida Gultom Merida
thor masa tdk ada penolakan ,atau sedih dari raya, entah ngambek gitu
martina melati
ayahmu kawin lagi...
Esi Ana
kok g terima ya, enak banget, lempeng jalannya si laki,,ceweknya nerima aja, aduhhh,gondok sendiri😩😩😩
Lintang Maudy
hadeuhh enak banget jadi lakinya,sudah berhianat dengan mudah di maafkan...Thor nggak asyik loo
Fatma Alvakey
kenapa raya terlalu mudah memaafkan ezra, padahal sudah di bohongi..
Gaby Charo
sweet banget
semoga tidak ada lagi yang menghalangi kebahagiaan kalian
wiwit gwt
heh,,,terlalu mudah maafin kmu
Luluk
lanjuuuut +++++++(
pigeon
ayo lanjut kak ,masih setia menunggu cerita nya 😘
Sandyakala: Terima kasih sudah menjadi pembaca setia novelku dan jangan lupa untuk memberi dukungan dengan me-like karyaku. Ditunggu kelanjutan ceritanya ya, reader 😊
total 1 replies
pigeon
lanjut kak selalu menunggu cerita selanjutnya ❤️
Apriansah Rian
Il4734
Gaby Charo
jujur masih bingung judulnya ini sebenarnya untuk raya atau Sindi sih kak...
setelah aku ikuti...

tapi cerita nya bagus biar diawal emosian 🤣🤣🤣

semoga aja raya bisa Nerima anak kamu dan Sindi ya...

semangat buat jelaskan ke raya
Gaby Charo
thanks kak banyak update...

aku penasaran kek mana reaksi Sindi dan papanya tau ya kebusukan anak nya

semoga tidak terpengaruh ya....

taunya Sindi sakit tapi kalau kejahatan ya harus di pertanggung jawaban
Sandyakala: Terima kasih juga Kakak selalu setia membaca novel saya. Like dan dukungan Kakak sangat berharga untuk saya. Keep support ya Kak biar semangat update terus 😊
total 1 replies
Gaby Charo
makanya pak jangan serakah jadi orang
Gaby Charo
egois sekali kamu papa semoga aja tidak ada penyesalan ya papa
Gaby Charo
egois banget sih ortunya si Sindi dan juga papa nya ezra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!