Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buat aku percaya
Setibanya di kamar Sean perlahan meletakkan tubuh Anaya diatas ranjang mereka.Ya karena mereka sekarang sudah suami istri ranjang itu tak lagi milik Sean lagi tapi milik mereka berdua.Setelah di yakini sang istri tidur dengan nyaman lalu ia menyelimuti sang istri.
Ditatapnya mata sembab Anaya yang tadi menangis akibat omongannya yang tak bermutu dari karyawannya.Ia mengusap lembut pipi chubby Anaya."Kamu sangat menggemaskan Naya,dan aku suka",gumam Sean tersenyum tipis.
Sean lalu meninggalkan Anaya yang tertidur pulas lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia ingin mendinginkan otaknya yang masih panas akibat ulah karyawannya hingga sang istri menangis.
Setelah melakukan ritual mandi dan berpakaian rapi Sean melanjutkan pekerjaannya.Tiba tiba ia teringat dengan Morgan dan segera menghubungi asistennya itu.
Sean:Bagaimana?
Morgan:Seperti yang kamu inginkan Sean.
Sean: Good... pastikan mereka diblacklist
Morgan:Hmmm
Klik
Anaya menggeliat dan membuka matanya perlahan.Dia mengernyit menatap sekeliling kamar.Perlahan gadis itu mendudukkan diri dan menatap sang suami yang sedang fokus pada laptopnya.
"Bukankah tadi aku dimobil?lalu siapa yang memabawaku kesini?",gumam Anaya.
"Sudah bangun?",Sean melangkah menuju sang istri yang duduk di atas tempat tidur yang masih mengumpulkan nyawanya.
"Ya Kak...kenapa aku ada disini?", gumam Anaya.
"Menurut mu,hum?",balas Sean yang duduk di hadapan sang istri.
"Bukankah tadi kita di mobil lalu--
"Lalu kamu tertidur", timpal Sean.
"Jadi...
"Ya...siapa lagi mana rela aku istriku digendong pria lain",jawab Sean enteng.
Blush
Anaya tersipu saat Sean menyebut dirinya istriku.
"Kak...
"Apa,hum?"
"Tidak jadi...aku mau mandi dulu",ujar Naya yang sudah ngacir menurun kamar mandi.Dia salah tingkah saat Sean menatapnya dari dekat.
"Naya....hei?",Sean mengerutkan keningnya melihat tingkah aneh sang istri.
"Dasar gadis aneh,tapi lucu dan menggemaskan saat melihat merah dipipinya",gumam Sean menyunggingkan senyumannya.
Pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Dikamar mandi Anaya memegangi kedua pipinya yang memanas.Jantungnya berdebar kencang.Dia memandangi wajahnya di cermin yang ada dikamar mandi."Ada apa denganku?kenapa aku selalu berdebar saat ia menggodaku",lirih Anaya memegangi dada sebelah kirinya.
"Gak mungkin...",Anaya menggeleng pelan saat ia menepis pikirannya.
Segera ia membersihkan tubuhnya karena tak ingin berlama lama di kamar mandi.
Tak lama ia menyelesaikan ritual mandinya dan keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar.Anaya melihat Sean yang masih memangku laptopnya.Ia berjalan melintasi Sean menuju meja rias untuk mengeringkan rambutnya.
"Naya...besok aku tak bisa mengantarmu ke kampus,tapi sopir yang akan mengantarmu",ucap Sean tanpa melihat kearah Anaya.
"Ya Kak.."
"Kamu gak nanya aku kemana?",ulang Sean.
"Kakak sibuk pastinya",jawab Anaya yang sedang mengeringkan rambutnya.
"Aku ada urusan ke luar kota mungkin malamnya akan pulang",ujar Sean menutup laptopnya lalu melangkah kearah Anaya dan mengambil alih pengering rambut milik Anaya lalu membantu istrinya itu untuk mengeringkan rambutnya.
"Kok Kakak baru kasih tau aku?",Anaya menatap Sean melalui pantulan cermin.
"Tadinya mau kasih tau pas kita pulang dimobil tapi kamu malah tidur",ucap Sean mematikan mesin pengering rambut lalu menyisir rambut cokelat milik Anaya.
"Hmmm... berangkat sama Kak Morgan kan?",tanya Anaya.
"Gak...sama Robi sekretaris aku",jawab Sean.
"Oh..."
"Mau aku bantu siapkan keperluan Kakak?",tanya Anaya.
"Gak usah Naya.Kan aku gak nginap cuma satu hari saja",ujar Sean menatap sang istri dengan perasaan yang tak bisa ia jelaskan.
"Naya..."
"Ya Kak..."
"Pria itu masih mengganggumu?",tanya Sean.
Anaya mengernyitkan keningnya yang tak paham dengan maksud Sean."Maksud Kakak?",tanya Anaya dengan tatapan bingung.
"Riko..."
"Oh...ganggu sih tapi aku gak peduli lagi,tapi tunggu dulu dari mana Kakak tau tentang Riko?",tanya Anaya penuh selidik.
"Tak ada yang tak aku ketahui orang yang masih berkaitan dengan masa lalunya Anaya",jawab Sean.
"Kakak mata matai aku?",tanya Anaya.
"Hehehe...kamu istriku Anaya jadi aku harus tau siapa saja yang orang yang berkaitan denganmu",ucap Sean mengusap pucuk kelapa Anaya dan terkekeh pelan.
"Dia pria yang membuatmu patah hati?",tanya Sean membuat Anaya membola menatap Sean.
"Jawab Naya jangan bengong saja", timpal Sean.
"Ya Kak...",jawab Anaya mengangguk pelan.
"Tapi apakah kamu tau jika dia belum menikah seperti yang kamu katakan?",tanya Sean.
"Hah?maksudnya?"
"Jadi kamu tak tau jika mantan kekasihmu itu belum menikah tapi masih bertunangan",ujar Sean.
"Tidak...",Anaya menggeleng cepat.
"Apa kau masih mencintainya?",tanya Sean pelan.
Anaya terdiam mendengar pertanyaan Sean.Ia masih memikirkan kenapa Riko dan Mela belum menikah setelah kejadian memalukan satu tahun yang lalu.
"Maaf jika pertanyaanku terlampau jauh",ucap Sean.
"Hah...?"
Sean melangkah menuju ruang kerjanya entah kenapa ia merasa kecewa saat Anaya tak menjawab pertanyaannya.
"Aku tak lagi mencintainya,rasa cintaku hilang bersamaan dengan kejadian memalukan itu.Yang tersisa hanyalah rasa benci", lirih Naya menekuk kepalanya.
Sean menghentikan langkahnya dan tersenyum tipis lalu membalikkan badan menatap sang gadis yang tengah menekuk kepalanya
"Apakah kamu ingin pindah kampus?",tanya Sean.
Anaya mengangkat kepalanya dan menatap Sean lalu menggeleng pelan."Gak usah Kak,aku bisa mengatasinya selagi dia tidak menyentuhku aku tak masalah",jawab Anaya.
"Jika sampai dia menyentuhmu seujung kuku saja aku pastikan pria itu akan berakhir dirumah sakit",ucap Sean dengan nada datarnya.
Anaya bergidik saat melihat keseriusan ucapan Sean.Dalam hati ia sungguh merasa beruntung Sean begitu melindunginya.
"Tak akan Kak...",jawab Anaya.
"Kita lihat saja nanti",ucap Sean.
"Naya..."
"Ya..."
"Jika terjadi sesuatu hubungi aku",ucap Sean.
"Ya Kak...terima kasih sudah melindungku",balas Anaya.
"Sudah kewajibanku...kamu istriku Anaya aku harus memastikan keselamatanmu",jawab Sean.
"Naya...apa begitu dalam luka yang dia tinggalkan?",tanya Sean.
"Dulu iya Kak...tapi sekarang aku sudah melupakannya",jawab Anaya.
"Apakah ada cela untukku masuk ke hatimu?",tanya Sean dengan tatapan yang tak terbaca.
"Buat aku percaya lagi Kak dengan cinta.Aku tak bisa menjawabnya itu tergantung kamu membuat aku benar benar yakin padamu jika aku takkan terluka lagi",jawab Anaya.
Sean tersenyum tipis."Akan aku buktikan dan akan aku buat kamu mencintaiku",bisik Sean
tepat ditelinga Anaya.
Anaya menatap bola mata Sean yang menatap nya dalam.Ada sebuah ketulusan yang Anaya lihat dari tatapan Sean.Semoga saja Sean bisa membuktikan kesungguhannya.
"Naya...mungkin kita belum saling mencintai,tapi bisa kah kita saling percaya satu sama lain?",ujar Sean menggenggam tangan Anaya lembut.
Anaya menatap tangannya yang digenggam Sean.Kemudian mengadahkan kepalanya Kembali menatap Sean dan tersenyum tipis lalu mengangguk pelan.
Sean tersenyum lalu mempererat genggamannya pada jemari Anaya."Apapun yang dikatakan orang tentang kita jangan kamu dengarkan lagi,oke",ucap Sean.
"Ya Kak..."
...****************...
jangan lupa like dan komentar seta vote nya ya reader kesayangan ku
Mampir thor🙋🙋🙋