NovelToon NovelToon
Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

"Menjadi prajurit butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Berjuang untuk bumi tempat berpijak, demi setiap tarikan udara yang kita hirup dan demi orang-orang tercinta beserta kedaulatan. Berkorban, mengorbankan segala yang kita miliki sekalipun sebuah sumpah setia di ujung senapan."

~Teuku Al-Fath Ananta~

"Aku tak akan membuat pilihan antara aku atau bumi pertiwi, karena jelas keduanya memiliki tempat tersendiri di hatimu. Jadilah sang garuda meski sumpah setia kau pertaruhkan diujung senapan."

~Faranisa Danita~

Gimana jadinya kalo si sarjana desain grafis yang urakan dan tak suka pada setiap jengkal tanah yang ia pijaki bertemu dengan seorang prajurit komando pasukan khusus nan patriotisme dalam sebuah insiden tak terduga, apakah mereka akan seirama dan saling memahami satu sama lain, dalam menjejaki setiap jalanan yang akan mereka lalui ke depannya di belahan bumi pertiwi ini? Ikuti kisahnya disini yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAMA-SAMA BERJUANG

Fara berdecak, akibat jawabannya tadi, kini pekerjaannya bertambah. Dengan tak ada akhlaknya ibu ketua membebankan kepadanya sebagai penanggung jawab acara. Ingin rasanya ia menjerit sambil nyemilin ban truk Reo pake bumbu balado, lengkap sudah penderitaannya. Ya, ditinggal bertugas, sekarang ditambah bikin acara pula, tabrak saja dirinya dengan mobil kolbak ayam biar bau sekalian.

Ia bukan modelan wanita pengadu, sejak dulu Fara ditempa dengan penjajahan macam ini. Lagipula harus mengadu pada siapa? 'Nyak, suhu-nya penjajah Romusha? Yang ada semua persit disini disikat abis sama 'nyak, dijadiin bahan isian risoles.

Fara menghempaskan dirinya di kasur, menatap dinding hijau yang kosong melompong belum terhias apapun selain jam dinding, besok mungkin ia akan menyibukkan diri dengan menghias rumah dan berkebun saja sambil mengerjakan tugas kerja rodinya ibu ketua. Fara baru mengingat pesan Al Fath..

"Oh iya, abang bilang dia punya laptop kan?!" Fara langsung bangun dan beranjak, membuka lemari pakaian, dan mencari-cari benda itu berada. Senyumnya terukir manakala menemukan sesuatu yang dicari terbungkus rapi oleh tas hitam.

Ia duduk memangku laptop milik Al Fath dengan lambang apel di atasnya lalu mulai menyalakan.

Terlihat cahaya berpendar memantul dari bola mata Fara, senyumnya terukir saat layar itu menampakkan sebuah wallpaper indah, ia semakin mengeratkan posisi duduknya yang bersila pertanda ia akan asik dengan aktivitasnya saat ini untuk beberapa waktu ke depan.

Bukan wajahnya, ataupun wajah Al Fath, melainkan kep. Raja Ampat yang elok nan eksotis, bak surga dunia mempesona.

"Kayanya liburan kesana asik deh!" Fara melihat satu persatu file yang ada disana, senyum manis tak pernah luntur dari wajahnya, mulai dari pemandangan gunung Bromo yang gagah menjulang, pulau komodo yang sensual di antara kuning senja, kampung adat Bena di Nusa bagian Timur yang rumahnya berderet unik nan cantik, dan senyum ramah kampung baduy luar.

"Bagus banget gilaaa!" gumamnya memuji, dengan pandangan sepenuhnya tertuju pada laptop Al Fath.

Satu persatu file yang berisi foto-foto saat Al Fath tengah bertugas di berbagai belahan bumi tanah air di klik-nya, ia melihat dengan seksama seperti sedang melihat soal ujian, tak ada satu inci pun terlewatkan. Fara sampai lupa dengan tujuan utamanya mencari cara merancang sebuah project. Ia bahkan lupa untuk mengganti pakaiannya.

"Ganteng banget suami orang, ya Allah!!!!" gumamnya saat foto yang menunjukkan tubuh atletis itu hanya terbalut kaos hitam press body dan jeans senada, kacamata bertengger manis di hidungnya, sosok itu tengah menatap lautan yang terhampar luas di depannya.

"Baru sadar Fara, kalo bang Fath tuh cakep, pake banget malah!" kekehnya, untung saja si pemilik nama tak ada, tak akan berani Fara berucap seperti itu di depan Al Fath, yang ada habis ia digarap sampai subuh.

Fara menarik senyum simpul dengan sesekali ia terkekeh, wajah-wajah anak Nusantara yang polos nan lugu namun menyiratkan keceriaan, berbagai suku bangsa berinteraksi dengan para prajurit bapak maleo ini penuh hangat, Fara dapat menyimpulkan jika pekerjaan Al Fath mungkin cukup seru, buktinya ia betah berkeliling daratan, lautan dan udara zamrud khatulistiwa. Berbagai pelosok sudah ia datangi dan ia abadikan di dalam sini.

Mata Fara mulai meredup, mungkin inilah yang sedang dilindungi suaminya, mungkin keindahan inilah yang sedang dijaga Al Fath, agar dapat dilihat anak cucunya kelak, dan mungkin senyum-senyum inilah yang memberikannya kekuatan untuk selalu mencintai tanah tempatnya berpijak, daratan tempatnya dilahirkan. Senyum miring tercetak jelas di paras ayu Fara, mengingat pemikirannya yang berbanding terbalik dengan Al Fath, dan perlakuan ibu-ibu persatuan tadi sore adalah salah satu pemicu pandangan piciknya tetap bertahan hingga kini, selain karena alasan terbesarnya kekecewaan atas hukum yang berlaku di negri ini. Betapa seringnya ia di pecun dangi dunia tapi itu tak lebih menyakitkan dari kehilangan sosok ayahnya.

Fara segera menutup laptop milik Al Fath, ia berganti pakaiannya lalu ke kamar mandi untuk bersuci.

Beberapa kali Fara mencoba menghubungi Al Fath, tapi hanya nada saja yang terdengar dari sebrang telfon sana.

Tutt! Tuut!

"Ck, udah ngga bisa dihubungin. Berarti bang Fath lagi misi," bibirnya cemberut.

"Bu!"

Tok--tok--tok!

Fara menoleh, ia sedikit terkejut dengan suara dari luar. Terang saja, ia sedang sendiri di malam hari begini. Tapi mendengar suaranya ia hafal itu adalah ajudannya.

"Iya sebentar!" Fara keluar dari kamar dan menyerbu pintu rumah.

"Ada apa om?" saat Fara mendapati Mardian berada di depan pintu rumahnya.

"Ibu baik-baik saja kah?" tanya nya, sontak Fara mengernyitkan dahinya, "baik. Seperti yang om liat! Kenapa emangnya?" tanya Fara.

"Ah engga bu, saya cuma menjalankan tugas saja. Kata komandan Fath setiap 2 jam sekali saya harus mengecek keadaan ibu, meskipun ibu tidak memanggil saya," Fara hanya bisa menganga mendengarnya, dipikir-pikir ia seperti bayi baru lahir yang mesti diASIhi 2 jam sekali.

"Fara ngga apa-apa om Dian, om Dian mending balik aja ke asrama. Udah malem, waktunya istirahat." Titah Fara.

"Iya bu, kalau begitu saya kembali. Kalau ada apa-apa jangan sungkan telfon saja bu," balas Mardian, Fara mengangguk, ia tak enak juga pada pemuda satu ini, masa mudanya harus di sibukkan dengan menjaga istri orang, siapa tau kan dia lagi mandi sampe bela-belain ngga sabunan cuma karena perintah Al Fath.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Langkah kaki mereka bahkan sampai tak terdengar. Pantas lah julukan hantu rimba diberikan pada komando pasukan ini.

Diantara hutan belantara Borneo yang semakin hari semakin gundul akibat pembalakan liar secara besar-besaran. Paru-paru dunia ini hanya menyisakan kehijauan yang tinggal beberapa persen saja. Miris, keserakahan manusia membuat alam beserta penghuninya yang tak tau apa-apa harus menanggung akibatnya.

Jika dilihat dari udara, hamparan hijau nan menyegarkan mata kini sebagiannya sudah berubah menjadi coklat gersang, kini daratan yang terkenal dengan hijau hutannya ini banyak terjadi longsor dan banjir akibat penggundulan hutan secara sembarang dan tak memiliki aturan.

"Ndan, diduga markas Arai ada di arah jam 3 dari sini, sekitar 15 menit berjalan." Gentra memberikan laporannya pada Al Fath.

"Oke, langkah sesuai instruksi saya. Jangan ada gerakan tanpa aba-aba saya," jawab Al Fath.

Siang tadi grup 1 sudah mengintai pergerakan musuh dengan penyamaran, mereka juga bergetak sesuai instruksi yang diperintah sebelumnya.

Sudah terbiasa untuk mereka berjalan di tengah kegelapan malam tanpa bantuan cahaya apapun, selain dari sinar infra red peralatan yang dipakai, berteman suara binatang malam yang menjadi musik pengiring mereka berjuang.

Al Fath dan unit setengah berlari dengan langkah yang hati-hati, satu gerakan mengejutkan apalagi membuat suara dapat membahayakan nyawa satu detasemen, ketimbang menyerah di tangan musuh mereka lebih memilih melenyapkan diri sendiri, langkah demi langkah mendekatkan mereka pada nasib, berhasil dalam tugas ataukah gugur dalam berperang. Otak mereka di dok trin agar selalu menyiapkan 1 peluru untuk mereka sendiri, itulah resiko pekerjaan yang harus diemban mereka, sebuah sumpah setia terhadap negara, sumpah setia terhadap keluarga, dan sumpah setia pada setiap warga negara yang mereka taruh di ujung senapan.

Al Fath mengangkat tangannya ke atas, sebagai aba-aba agar tim menghentikan pergerakan.

Badannya selalu menyatu dengan pepohonan, mereka datang seperti hantu. Di ujung sana, hampir sebesar semut mulai terlihat temaram cahaya bohlam oranye dan pergerakan musuh, menandakan jika mereka telah sampai di titik gerbang para target operasi.

Al Fath berjongkok, ia melihat jam di tangannya lalu mengangguk. Ke 10 orang termasuk Al Fath mulai berpencar tak terlalu jauh.

Al Fath mulai memperlihatkan kemampuannya dalam jarak kurang lebih 1,5 km. Ia menarik pelatuk Barret Xx dengan peluru kaliber 50 ke arah pergerakan musuh.

"Bismillah,"

Bukan lagi dorrr, namun suaranya hampir sehalus bisikan wanita, begitu menggetarkan nan mematikan.

Brukh!

Seorang musuh yang memakai kaos merah lusuh dan gondrong tiba-tiba tumbang.

Seketika kondisi disana menjadi rusuh, "tentara!!!!!" mereka dengan segera mengambil senjata rakitan masing-masing.

"Dorr!"

"Dorrr!" mereka melakukan perlawanan dengan melakukan tembakan secara sembarang, ke arah unit Al Fath, motor-motor yang biasa mereka pakai bolak-balik hutan mulai terdengar dinyalakan.

Al Fath menginteruksikan kedua jarinya ke arah depan pada timnya, untuk maju dan mengejar.

"Macan Kumbang come in, target operasi pecah ke arah utara, dan selatan ganti," bisik Al Fath pada alat komunikasi yang menempel di telinga dan lehernya.

"Oke, eagle eye--dimengerti. Good luck! Macan kumbang come in, dicopy!" balas Kapten Jovian dari sebrang sana.

"Komando come in," ujar kapten Jovian pada timnya. Para personel pasukan cadangan startegis menyerbu dari lain arah untuk mengepung jalan para target sasaran.

"Dor!"

Al Fath seketika terhenyak, tembakan melesat ke arahnya, namun meleset jauh ke arah pohon, bahkan pelurunya sempat masuk dan bersarang disana.

"Rakitan," senyumnya miring.

"Ndan,"

"I'm oke," jawaban Al Fath melalui anggukan.

Al Fath menyipitkan mata, ia mengingat wajah itu, wajah yang ia lihat tadi siang di kertas tugas.

"Denawa," gumamnya tanpa suara. Ketua kelompok pembalakan liar bersenjata. Dengan codet di pipi kanan dan potongan rambut undercut terkesan rapi meski pakaiannya berantakan.

"Dorr!"

"Dorr!"

Serbuan peluru menghujani hutan Born N3o.

.

.

.

.

.

1
laelatul qomar
Luar biasa
laelatul qomar
bacanya sampe tahan napas thor..hohoho
laelatul qomar
aku syuka banget karya othor yg bergenre militer lho..rasa nasionalisme dapet,romantis jg ad kocaknya jg ada..keren bget karya2 nya..entah ini sdh novel othor yg keberapa ak baca..syuka smua mua nya
Anonymous
o
Susilawati
mungkin utk saat ini Fara emang belum cinta tapi kalo bang Fath udah jatuh cinta pada pandangan pertama 🤭🤭🤭
Isra Nariah
mau atuh lihat tentara bawa baskom, aslina ngakak/Grin/
Susilawati
cinta pertama dan idolanya bang Fath itu umi Salwa, jadi ketika ketemu sama cewek yg 11 12 sama umi nya langsung jatuh cinta deh 🤭🤭🤭
Anita Choirun Nisa
seru pol
Yatie Amoya
bagus ceritanya
Yatie Amoya
suka ceritanya
maaaaaciii Thor 🥰
Ani
karya karya keren kok kak aku baru baca 2 cerita Kapt. Rayyan dan lanjut Letkol Al Fath.. bener bener amazing 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Ani
dua duanya sudah saya coba rasanya mantul. menurutku yang paling manis matoa papeda
Nur Halima
Luar biasa
dwigar maja
shangri-la..
inget sama Dj amber kan jadi nya 😁
dwigar maja
ceritanya bagus, udah baca 3x.. hahahha gak bosen
As Ngadah
FARANISA kita bestie😃😃😃😃
As Ngadah
Sagara otewe
As Ngadah
oalah ra fara
Attaya Zahro
Ikut terharu Q kak 🥺🥺🥺
Nana Niez
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!