Perjodohan Gadis SMA Dengan Abdi Negara

Kini dua wanita yang berbeda umur saling berbincang sambil iringan kekehan ringan. Orang berbeda umur tersebut adalah Mommy Liona dan Luziana, mereka sekarang tengah berada di dapur. Luziana yang tadi baru pulang sekolah di ajak oleh mertuanya untuk masak bareng sekalian ingin kasih tahu apa saja makanan yang di sukai oleh Renaldy dan yang tidak. Mommy Liona ingin mengajar menantunya itu karena biar tidak di jelekkin oleh putrinya, Meysa.

Mommy Liona menatap kagum pada Luziana yang begitu telaten dalam memasak. "Nampaknya Mommy gak salah pilih menantu ni," Seloroh Mommy Liona menatap menantunya yang sedang masak. Luziana menanggapi ucapan mertuanya dengan senyuman lebar.

Selang beberapa menit masakan yang di buat Luziana pun jadi. Kini Luziana menuangkan makanan yang ia masak ke dalam mangkuk. Masakan yang di buat oleh Luziana adalah sup daging. Kenapa sup daging sapi? karena suaminya itu suka makan daging sapi apalagi di buat sup. Makanya Luziana belajar cara membuat sup dari mertuanya. Agar nantik suaminya itu bakal suka dengan masakan. Jadi hubungan mereka mungkin nantik bakal lebih dekat.

Mommy Liona memasukkan sendok ke dalam mulutnya yang sudah ada sup daging di sendok tersebut. Ia pun mengunyah daging yang terasa lembut apalagi rasanya enak banget.

"Hmm enak banget masakan kamu sayang" Ucap Mommy Liona sambil mengacungkan jempolnya. Ia pun kembali memasukkan mulutnya dengan makanan masakan Luziana.

Luziana yang di bilang sayang sama mertuanya. Menjadi tersenyum lebar, dan sekaligus senang ternyata masakannya yang dia buat enak. Kemudian di sukai oleh mertuanya.

"Al itu suka makanya daging sapi apalagi di buat sup. Pasti dia suka. Terlebih lagi istri yang cantik ini yang masak langsung dia jatuh cinta dengan kamu" Goda Mommy Liona. Luziana bersemu merah mendengar perkataan mertuanya.

"Bukannya kalau, banyak makan daging kenak penyakit kolesterol" Celetuk Luziana. Setahunya kalau terlalu banyak makan daging tidak baik buat kesehatan. Apalagi daging sapi itu terlalu banyak lemaknya. Jadi mudah terkenak terserang penyakit.

Mommy Liona yang tadi mengunyah daging sapi. Kini berhenti sambil menatap menantunya. "Emang iya. Tapi kan kamu jangan sering-sering kasih makan daging untuk suamimu setiap hari. Sekali-kali boleh. Kalau kamu ingin suami kamu gak kenak penyakit, kalau kamu ingin suami kenak penyakit. Yaudah kasih makan daging sapi setiap hari" Seloroh Mommy Liona di akhir kalimat sambil tertawa.

"Janganlah nantik Luziana gak ada suami lagi" Balas Luziana sambil tersenyum. Mommy Liona yang mendengar perkataan menantunya jadi berhenti tertawa.

"Jadi kamu doain suami mati dong" Ucap Mommy Liona menaikkan alisnya. Luziana yang mendengarnya mengeleng kepalanya.

"Enggak-enggak Luziana gak ada doain begitu kok." Bukan itu dia maksud, tapi maksud perkataannya di dengar begitu. Mulutnya sih asal bicara aja jadikan salah paham.

Mommy Liona pun hanya tersenyum melihat Luziana yang tidak terima jika berkata begitu. Tapi mommy Liona bilang begitu hanya sekedar candaan doang. Tetapi di lihat menantunya cepat kali masuk ke hati.

"Nantik kamu harus kasih bekal untuk suamimu pas pergi kerja. Dan jangan lupa pasakan dasi di lehernya." Ujar Mommy Liona memberitahu apa saja yang harus di lakukan seorang istri. Walaupun di kerja Renaldy ada kantin tetap saja pria itu harus di kasih bekal oleh istrinya. Dan juga Renaldy bukan tipe-tipe memilih makanan tapi dia juga harus merasakan masakan makanan yang ia suka. Dan alangkah baiknya seorang istri harus melayani apa memang dia suka dengan cara yang terbaik. Apalagi Renaldy kerja seorang tentara jadi jarang bisa makanan ia suka.

Luziana hanya mengangguk mengiyakan ucapan mommy Liona, sambil tersenyum manis.

Gak jauh dari dapur, Meysa mengepal tangannya kuat. Yang tidak suka melihat pemandangan tersebut. Terlihat Mommynya akrab dengan Luziana. Ia tidak ingin menantu dan mertua itu akrab. Dia ingin Mommynya membenci Luziana jadi sama hal dengannya. Misalnya begitu perempuan itu bakal cepat pisah dari kakaknya. Jika Mommy Liona membenci Luziana. Kalau sebaliknya, itu bakal susah di pisahkan Renaldy dan Luziana.

Tidak perlu tanggung-tanggung rencana Meysa. Dia ingin Luziana pisah dengan kakaknya dan keluar dari sekolah SMA Harvard. Jadi Rangking satu di dapatin oleh Meysa.

Cewek itu pun berjalan mendekati dapur. Mommy Liona yang melihat kedatangan putrinya yang baru pulang les musik. Menyambut kepulangan putrinya dengan senyum hangat.

"Sayang kamu baru pulang" Tanyak Mommy Liona dengan hangat. Luziana yang mendengar mertuanya memanggilnya Meysa. Sontak menoleh kebelakang, yang terlihat Meysa berjalan sambil menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat.

"Iya mommy" Balas Meysa yang sudah sampai di dekat mereka. Cewek itu melirik sinis kearah Luziana. Luziana yang di perhatikan begitu merasa biasa saja.

"Mommy makan apa" Tanyak Meysa sambil menatap makanan yang ada di atas meja.

Mommy Liona tersenyum. "Makan sup daging sapi. Yang di masak oleh Kakak ipar kamu. Enak loh masakannya kamu mau coba" Tanyak Mommy Liona menatap putrinya. Luziana yang mendengar pujian mertuanya menjadi malu.

Meysa kembali melirik sekilas ke arah Luziana dan kembali menatap Mommy Liona. "Gausah ah! mungkin makanan yang di masak oleh Rakyat jelata gak ada enaknya. Dan terus di sup daging sapi, yang di masak olehnya di taruk racun lagi." Cibir Meysa sambil mengekspresikan jijik dengan makanan yang di buat oleh Luziana. Luziana mendengar hinaan Mesya, mancam masakannya paling enak. Mommy Liona mendengar perkataan putrinya mengeleng kepalanya pelan.

"Meysa kamu jangan ngomong begi-"

"Apa emang kenyataannya begitu kan makanan di buatnya gak enakan terus di taruk racun lagi. Mommy jangan percaya dengan menantu mommy yang gak benar ini. Ya sok baik di depan pas belakangnya munafik" Ucap Meysa berkacak pinggang menatap Luziana.

Meysa mengacungkan jari telunjuknya kearah Luziana. "Lebih baik lo kasih nampak sifat asli Lo yang kayak biadab itu"

"Cukup! Meysa lebih baik kamu masuk kamar dan pergi mandi-mandi sana" Titah Mommy Liona yang berusaha menahan emosinya. Meysa mencebik kesal dan berjalan menuju lantai dua yang dimana kamarnya berada.

Mommy Liona mengehela nafas panjang. "Jangan di masukan ke hati ya! dengan perkataan Meysa" Tutur Mommy Liona. Dan dapat anggukan kepala dari Luziana.

...***...

Di kasur yang empuk, dan di kamar ber AC. Luziana merebahkan tubuhnya di kasur. Dirinya baru saja selesai makan bersama keluarga suaminya. Tetapi suaminya itu tidak ikut makan bersama. Karena apa suaminya tidak ikut makan? perempuan itu tidak tahu. Dan dirinya masih nggak nyangka bisa nikah secepat ini. Apalagi dengan pria yang keluarga terpandang dan kaya raya. Banyak wanita yang menginginkan menjadi istrinya termasuk teman karibnya. Mereka terlalu memuji seorang Renaldy. Sedangkan perempuan itu yang menjadi istrinya hanya merasa biasa saja.

Gak papa nyangka jika ia bakal nikah secepat ini. Yang gak boleh dia hamil di umur mudah begini. Itu tidak boleh terjadi. Perempuan itu pun cepat-cepat mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. Dan berusaha memejamkan matanya. Seharusnya seorang istri harus menunggu suaminya pulang. Tapi dirinya gak mau menunggu Pria itu pulang. Dia ingin tidur cepat agar tidak di uboxing. Padahal sudah di uboxing tinggal tumbuh aja benihnya.

Di tempat lain seorang pria yang dari tadi sibuk berkutat dengan laptopnya. Pria itu tidak ada jeda berkerja dari pagi sampai jam dua belas malam. Sekertaris Seno sampai capek menunggu CEO nya itu selesai. Biasanya pekerjaan sekretaris itu banyak tapi beda dengan Seno. Pekerjaannya tidak terlalu banyak, karena CEO yang menjadi sekarang terlalu baik baginya yang biasanya sering dapat perkerjaan banyak. Dia tidak terlalu banyak dapat perkerjaan karena Renaldy tidak memupukan perkerjaannya kepada sekretarisnya. Sekretaris Seno cukup senang dapat tuan seperti ini. Tapi dia juga merasa tidak senang jika di kasih sedikit perkerjaan oleh Renaldy yang terlalu baik baginya.

Renaldy hanya fokus dengan perkerjaan hanya untuk melampiaskan pikirannya yang kepikiran misalnya istrinya hamil dan pria itu bakal dilarang pergi bertugas. Makanya dia melakukan pekerjaan berkas dan dokumen yang begitu banyak hanya untuk mencoba menenangkan dirinya dengan melakukan perkerjaan yang begitu banyak. Tanpa jeda, jeda pun karena shalat dan cuman makan siang. Renaldy memeriksa berkas dan dokumen yang begitu banyak karena melakukan itu, dirinya merasa tidak kepikiran soal itu. Padahal di lihat Pria itu mancam orang sedang stress dan. Dan bebannya terlihat tidak berkurang. Tapi menurutnya cara begini akan melupakan masalahnya.

Renaldy mengehela nafas panjang dan menghembuskan nafasnya di udara. Akhirnya pekerjaan yang dilakukan selesai. Ia pun melirik arlojinya yang menunjukkan pukul jam dua belas malam.

...----------------...

Follow Instagram: mymauly_

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA

LIKE

VOTE

KOMENTAR

DAN JANGAN LUPA GIFT HADIAHNYA