Mahdi mengunjungi Ishwar tua yang tengah sakit. Ishwar mengenali siapa orang itu. Tamu dari masa lalu.
Tapi ada perlu apa Mahdi kembali menemui Ishwar setelah puluhan tahun berlalu?
Perjalanan Mahdi berkeliling waktu demi mewujudkan kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Raja Pocong untuk Selamanya
Fanix adalah sosok jin berwujud burung garuda. Tubuhnya manusia perkasa berkepala burung garuda berparuh kuning.
Sayapnya sangat lebar dan sangat kuat. Kakinya adalah cakar yang siap memangsa.
*
Pada waktu yang sudah ditentukan Mahdi pergi ke hutan pedalaman. Seorang diri.
“Mau kemana mas?”,
Di tengah perjalanan Mahdi bertemu dengan keluarga yang sedang berburu binatang yang bisa dimakan. Seorang bapak yang sedang melatih kedua anak laki-lakinya untuk mencari makan.
Terlihat mereka sudah mendapatkan seekor rusa jantan yang besar.
“Saya mau mencari tanaman untuk obat-obatan pak”, jawab Mahdi.
“Kenapa sore-sore begini mas?”,
“Sebentar lagi langit gelap mas”,
“Mending mas nya pulang saja mas”,
“Saya dan anak-anak saya juga mau pulang”, kata bapak itu yang sudah mau pulang karena sebentar lagi malam.
“Saya tidak apa-apa pak”,
“Saya sudah biasa”, kata Mahdi.
“Hati-hati ya mas”,
“Jangan masuk ke dalam hutan terlalu jauh”,
“Bukannya saya mau menakut-nakuti mas”,
“Kata orang-orang di hutan bambu banyak pocongnya”, bapak itu mencoba memperingatkan Mahdi.
Tapi Mahdi tetap saja pergi. Karena memang ke hutan bambu itu lah tempat tujuan Mahdi.
Keluarga pemburu itu kemudian melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang. Membiarkan Mahdi yang terus berjalan jauh masuk ke pedalaman hutan.
*
Dan apa yang dikatakan oleh bapak tadi memang tidak ada salah. Langit sudah menjadi gelap gulita ketika Mahdi sampai di hutan bambu.
Namun sayangnya di hutan bambu itu sudah tidak ada siapa-siapa. Tidak ada makhluk halus. Mereka sudah pada kabur begitu merasakan kehadiran Mahdi.
Ada jejak-jejak binatang sungguhan seperti harimau dan macan kumbang.
Ada juga jejak-jejak pocong yang dengan begitu cepatnya menghilang.
Hutan bambu ini ibarat sebuah pintu gerbang untuk masuk ke dalam Kerajaan Pocong. Pasti pocong-pocong hutan bambu itu sekarang sudah mengadu kepada pemimpin mereka akan kedatangan Mahdi.
Mahdi tidak sedikit pun gentar dan malah semakin tertantang.
Mahdi berada di bibir jurang. Jauh di bawah sana terlihat jurang yang sangat curam.
Di lubang hitam itulah tempat Kerajaan Pocong bersembunyi.
Tanpa rasa takut sedikit pun, Mahdi terjun ke bawah jurang yang dalam,
Menukik tajam menembus kegelapan.
Sampai lah Mahdi di Kerajaan Pocong, dengan berdiri tegak siap melawan.
Ternyata kedatangan Mahdi sudah ditunggu, ratusan pocong berilmu tinggi sudah bersiap untuk mengalahkan Mahdi.
Tapi Mahdi bukan datang untuk mereka pocong-pocong pion itu. Mahdi mengincar pemimpin mereka, Raja Pocong.
“Aku tidak menyangka akan ada manusia yang berani datang kemari untuk menantang Kerajaan Hitam Terkuat di kepulauan ini”,
“Sadar lah wahai manusia, seberapa pun hebatnya dirimu”,
“Kau hanya mengantarkan nyawa”,
“Serang”,
Perintah suara Raja Pocong yang masih belum mau menampakkan diri.
Ratusan pocong berilmu tinggi yang sudah bersiap, terbang menyerang Mahdi.
Mahdi tidak datang sendiri. Mahdi turun ke wilayah Kerajaan Pocong bersama hujan dengan airnya yang tidak biasa.
Mahdi menghindari kontak serangan dari pasukan pocong yang sebegitu banyaknya. Mahdi tidak berupaya membalas untuk melakukan kontak serangan balasan.
Mahdi meliuk-liuk seperti pembalap motor super kilat demi menghindari serangan ratusan pocong terbang yang tak kalah cepat.
Yang Mahdi lakukan adalah,
Mahdi mengeluarkan bola api kecil yang sangat bercahaya. Lalu Mahdi membanting bola api itu ke tanah.
Bola api kecil yang bercahaya itu kemudian meletus terurai menjadi percikan-percikan api yang langsung menyasar mengenai tubuh pocong-pocong yang tengah beterbangan.
Semua pocong-pocong itu yang berjumlah ratusan pocong, tidak ada satu pun yang luput dari percikan-percikan api yang ditembakkan oleh Mahdi.
Seketika pocong-pocong itu terbakar hebat. Hangus terbakar dalam balutan kobaran api yang sangat panas. Lebur menjadi abu dan semuanya mati.
Sebelumnya ratusan pocong-pocong itu sudah basah terkena air hujan yang tidak biasa. Air hujan yang turun bersama Mahdi yang sengaja menghujani pasukan pocong.
Air hujan itu adalah hydrogen gaib yang sangat mudah terbakar.
Fanix VI yang berkuasa untuk melakukannya.
Setelah semua prajurit pocong-pocongnya tewas tak bersisa. Kini tinggal giliran Raja Kerajaan Pocong yang tersisa untuk melawan Mahdi.
Raja Pocong menampakkan diri,
“Dasar manusia pengecut”,
“Rupanya kau meminta bantuan penghuni langit”, ungkap Raja Pocong dengan kesal.
Mahdi sudah menduganya. Begitu pemimpin pocong itu memperlihatkan wujudnya Mahdi sudah tahu bahwa raja jin pocong ini sudah ada dari sangat lama.
Sama seperti manusia yang hidup pada zaman terlebih dahulu. Bentuk tubuh mereka besar-besar.
Sama juga dengan pocong yang sekarang berada di hadapan Mahdi.
Pocong ini memiliki tinggi sekitar enam puluh hasta. Atau setidaknya tiga puluh meter.
“Bagaimana kau bisa sampai di negeri ini?”, tanya Mahdi yang tertarik dengan latar belakang jin setan ini.
Tapi Raja Pocong tidak mau menjawab pertanyaan Mahdi.
“Banyak omong”, kata Raja Pocong yang kemudian langsung menyerang Mahdi.
Pocong yang sangat tinggi besar itu membuka mulutnya lebar-lebar. Keluar lah cairan kental berwarna hitam yang sangat beracun dan mematikan.
Serangan itu seperti banjir lahar yang dengan cepatnya longsor mendatangi Mahdi.
Mahdi mengeluarkan sayap dari balik punggungnya. Mahdi terbang tinggi untuk menghindari muntahan air liur Raja Pocong yang sangat berbahaya.
Mahdi terbang sampai di depan wajah Raja Pocong yang begitu hitam penuh dosa-dosa.
Mata Mahdi bersinar putih terang seperti bintang-bintang.
Raja Pocong pun menyadari,
“Siapa kau sebenarnya?”,
“Kau bukan manusia”,
Raja Pocong ketakutan.
“Banyak omong”,
Balas Mahdi sambil memenggal kepala pocong itu sampai putus dari tubuhnya. Menggunakan tangan kanan Mahdi yang berpendar seperti cahaya di kedua matanya.
Raja Pocong mati untuk selamanya.
*
Runtuh lah Kerajaan Pocong di tanah air. Berakhir pula lah dominasi para praktisi ilmu hitam yang memakai pocong sebagai sekutu kuat mereka.
Mahdi sudah menghapus hirarki pocong di negeri kepulauan ini.
Di masa yang akan datang pocong-pocong yang muncul hanyalah pocong-pocong lemah sisa-sisa dari dinasti kerajaan pocong yang telah dihancurkan oleh Mahdi.
Tidak akan ada lagi pocong yang berilmu tinggi dengan kekuatan yang superior. Jika ada pocong yang mengaku tangguh, itu masih bisa dilawan dan dikalahkan oleh orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Sepanjang pengalaman perjalanan dari masa ke masa, Mahdi memang pernah mendengar rumor tentang pocong yang sangat sulit untuk dibunuh.
Tapi sekarang di tangan Mahdi. Pocong yang sudah ada sejak dari zaman nabi pertama itu sudah benar-benar dibuat mati. Untuk selamanya.