Perjodohan Gadis SMA Dengan Abdi Negara

Perjodohan Gadis SMA Dengan Abdi Negara

Merindukan Al

Gadis berjilbab dengan berpakaian seragam yang terlihat sudah kusut. Dengan senyuman lebar tercetak jelas di bibir nya. Di senyuman nya terlihat gigi gisul nya dan lesu pipi gadis itu, sungguh sangat manis jika gadis tersenyum. Apalagi senyuman lebar nya membuat para laki yang melihat nya akan terpanah dengan senyuman dan kecantikannya.

"Tullah kenak karma kamu kan. Akibat gak shalat" Gadis berjilbab putih tergelak tertawa menampakkan gigi nya tertata rapi dan gigi gisul nya jangan lupa lesu pipi nya. Di jilbab Kurung putih panjang tertulis name tag LUZIANA AFRIANI.

"Ngejek Lo." Sentak nya dengan mata mendelik tajam. Terlihat name tag baju gadis dengan rambut sepanjang sepunggung, tertulis Karina.

Luziana menertawakan temanya bukan tanpa sebab. Luziana sudah berkali-kali mengajak teman karibnya untuk shalat sebelum pulang. Berbagai alasan keluar dari mulut karina. Alasannya karena bajunya kotor lah, Lebih enak shalat di rumah lah. Bilang aja ujung-ujungnya karena malas.

Kenapa Luziana menertawakan sahabat karibnya?. Waktu Luziana shalat, Karina menunggu Luziana siap shalat di luar mushalla. Ada seorang anak laki lari terbirit-birit, seorang anak laki itu lari terbirit-birit karena di kejar teman nya. Sampai mushalla laki-laki itu berdiri di lantai mushalla, dan teman nya yang kejar berdiri tanah. Dari tadi cowok yang berdiri di lantai mushalla, tak henti henti mengejek temanya yang berdiri di tanah. Kesabaran cowok yang berdiri di tanah pun sudah abis. Ia pun mengambil sepatu yang punya laki-laki berdiri di lantai mushalla. Sepatu itu ia lempar, saat di lempar pas banget Karina berdiri. Gadis itu berdiri setelah melihat karibnya keluar dari mushalla. Lemparan pun tempat kenak sasaran muka Karina. Tapi yang kenak muka Karina adalah kaos kaki nya. Kemudian tawa orang di sekitar pun pecah. Karina pun menutup mukanya sebab saking malunya.

"Bau banget pula tu kaos kaki kayak bau terasi. Tu kaos kek nya gak pernah di cuci deh. Sampai seratus tahun" Ucap Karina sambil mengusap hidungnya.

"Gapapa itu. Sebagai pewangi yang di kasih langsung dari malaikat untuk kau." Cibir Luziana dengan diakhiri tertawa terbahak-bahak.

"Wangi wangi matamu. Bau bau terasi gitu di bilang wangi. Cih" Karina memutar bola matanya dengan sinis. Melihat teman karibnya tidak henti-henti menertawakan diri nya.

"Duuh gatal banget ni hidung gue. Gara gara kaos kaki bau terasi setan itu." Gumam Karina sambil mengusap hidungnya.

"Hei kalian berdua di suruh kumpul di lapangan."

"Buat apa?".

"Gak tau tuh. Tadi di bilang sama Vian suruh kumpul di lapangan"

"Ouh oke."

Dua gadis itu pun pergi menuju ke lapangan outdoor. Di lapangan outdoor sudah banyak murid berdiri. Para murid, berdiri di terik matahari panas nya siang matahari dan ada juga duduk di bawahnya pepohonan rindang.

"Ada acara apa sih. Suruh kumpul kumpul di lapangan, mau aja baru sampai rumah. Dah suruh kembali sekolah lagi." Ujar frustasi salah satu murid.

******

"Halo pak Anto." Panggil seorang gadis di sebrang telepon.

"Ya non. Ada apa?." Tanya pak Anto berkerja sebagai sopir di keluarga Hervandez.

"Nantik pak Anto, tolong jemput saya ntar sore ya." pintanya di seberang telefon.

"Baik non." Balas pak Anto sambil mengangguk paham walaupun tidak terlihat di sebrang telepon.

Gadis dengan rambut nya yang sebahu berwarna hitam kecoklatan. Bernama meysa Fiola Hervandez. Meysa mengakhiri panggilan nya dan berjalan menuju lapangan.

Para murid semua pun sudah berkumpul lapangan outdoor. OSIS yang notabene bukan anggota berdiri di depan menghadap para murid. Orang yang berdiri depan lapangan berjumlah empat orang. Yaitu Vian ber notabene sebagai ketua OSIS, Luziana ber notabene sebagai wakil osis, Meysa notabene sebagai sekretaris, Jihan sebagai bendahara.

Meysa menatap gak suka pada Luziana. Yang berdiri di samping Jihan. Begitu sebaliknya juga Luziana menatap malas pada mesya.

"Ada apa sih. Panggil panggil kita ke lapangan Vian." Tanya Jihan. Soalnya gak kayak biasa nya mereka ngumpul dadakan gini. Sampai para murid yang baru sampai di rumah harus kembali ke sekolah. Bahkan pakaian mereka ada yang gak memakai seragam karena sudah mengganti pakaian dengan baju sehari-hari. Dan gak mau mau para murid yang sudah menganti pakaian seragam dengan baju sehari-hari. Terpaksa kembali sekolah dengan memakai baju sehari-hari itu.

"Kita mulai kembali Ekskul Harini. Jadi kalian menuju ketempat kelas Ekskul kalian masing masing." Pinta Vian pada seluruh murid.

"Gajelas banget sih."

"Apanya yang gajelas."

"Kok dadakan banget mulai Ekskul nya".

"Gak dadakan mulai Ekskul nya. Kan dah di kasih tahu kemarin sudah mulai masuk ekskulnya. Tapi hari nya aja kasihnya tahu nya gajelas ." Ucap Vian. Jihan pun mangut mangut kepalanya. Soal nya mereka sudah beberapa Minggu berlibur sekarang sudah mulai masuk semester genap. Bahkan sudah satu seminggu para murid sekolah. Sekarang sudah Minggu kedua mereka sekolah. Jihan pun melenggang pergi menuju kelas Ekskul.

Luziana berjalan menuju ketempat kelas Ekskul. Tiba-tiba dengan sengaja meysa menyenggol lengan gadis itu. Membuat Luziana menjadi Emosi.

"Ngapain Lo nyenggol nyenggol gue." Sentak Luziana marah, sambil menatap nyalang terhadap meysa yang di depan nya.

"Upss sorry ya rakyat jelata." Cibir meysa dengan wajah sinis.

"Gausah kamu buat buat wajah kayak gitu mirip monyet tau." Ledek Luziana dengan gaya mulai terlihat santai yang tadi nya marah. Kini terlihat santai. Karina yang di samping Luziana sampai ingin tertawa mendengarkan ledekan Luziana. Namun di tahan olehnya, yang ada nantik ada nantik ia juga kenak maki sama meysa.

Tangan meysa mengepal kuat. "Maksud Lo apa hah rakyat jelata. Udah miskin belagu lagi." Balas meysa dengan sikap sombong dan angkuh nya.

"Hei telur busuk. Siapa yang belagu kamu, tu yang belagu. Lo Sebenarnya iri kan sama gue. Karena aku tu lebih pintar daripada kamu." Balas Luziana.

Meysa sudah naik pitam ingin sekali menjambak rambut Luziana yang berbalut jilbab itu. Namun tidak ia lakukan, Karena seorang laki-laki datang menghampiri dan melerai pertikaian antara mereka.

"Apa-apaan sih kalian. Bukannya masuk kelas Ekskul kalian masing masing. Malah bertengkar kalian disini. Apa kalian mau saya hukum. Kalian tu dah kelas sebelas seharusnya kalian berdua itu. Kasih contoh baik baik untuk adik adik kelas kalian. Bukannya seperti ini. Apalagi kalian berdua itu OSIS. " Vian menatap mereka berdua dengan bergantian dengan sorot mata tajam. Dari dulu sampai sekarang mereka berdua tidak jauh dari kata bertengkar. Pasti ada ada aja mereka ributkan. Sampai guru sekolah disini. Angkat tangan menghadapi dua perempuan itu.

"Lo juga Karina. Seharusnya jadi pencerahan buat mereka. Bukannya malah nonton." Ucap Vian sambil jari telunjuknya kearah Karina. Dia yang tadi diam aja sekarang kaget sekaligus gak terima.

"Eh lu Vian. Gue bukan nya gak melerai pertikaian mereka. Gue tu takut kenak imbasnya tau." Ujar Karina kesal sambil menyibak rambutnya. Vian hanya menghela nafas panjang. Percuma aja dia memberikan nasihat, tetap aja dua gadis itu akan bertengkar.

"Dah kalian bubar sana." Pinta Vian.

Meysa dan Luziana dengan tatapan muka tidak bersahabat. Melenggang pergi dari tempat itu juga menuju ke kelas Ekskul masing masing. Beberapa Jam berlalu. Sekarang jam menunjukkan pukul empat sore.

Tring

Tring

Tring

Bel pulang pun berbunyi. Para murid semua berhamburan keluar menuju ke parkiran dan ada juga menunggu di depan pagar untuk menunggu jemputan oleh orang tua.

Mobil warna hitam berhenti dekat perempuan mengunakan hijab putih. Dan kaca mobil pun terbuka."Luziana gue pulang duluan ya." Pamit Karina. Melihat teman karibnya yang sedang ingin mengeluarkan motor nya dari parkiran.

"Iyahh. hati hati di jalan ya Karina." Balas Luziana Seraya tersenyum ramah.

"Oke. Lu juga jangan bawa Honda nya ngebut ngebut ya." Ucap Karina memperingatkan. Luziana mengangguk kepalanya sebagai jawaban. Kaca mobil pun tertutup mobil. Karina segera melaju mobil nya pergi dari tempat itu juga.

Luziana yang sedang membawa Honda nya menuju keluar pagar . Tiba tiba ia berhenti, Karena banyak kendaraan yang keluar dari pagar sekolah. Mata Luziana dan meysa bertemu. Gadis dengan rambut sebahu menatap sinis kearah Luziana. Ia menjulurkan lidahnya kearah perempuan berjilbab itu. Dan meysa membuka pintu mobil sport nya dan masuk kedalam mobil tersebut.

Luziana memutar bola matanya jengah. Dari dulu sampai sekarang mereka itu tidak ada namanya teman akrab yang ada mereka berdua itu selalu bermusuhan. Jika mereka berdua bertemu selalu bertengkar mulut. Ntah apa yang selalu dua gadis itu mempermasalahkan selalu. Sampai gak pernah sedikitpun mau baikan.

Di depan pagar kendaraan sudah tidak ada lagi. Gadis itu pun segera menarik gas. Honda nya melaju dengan kencang. Apa yang di peringkat kan oleh teman karibnya nya tadi jangan ngebut itu hanya sebagai angan angan belakang bagi Luziana.

*****

"Eh sayang... Kok tumben pulang sekolah nya telat." Tanya mommynya meysa bernama Liona. Kini mereka berada di dapur. Mommynya tadi sedang menghidangkan makanan di atas meja untuk makan nantik malam. Liona berhenti setelah melihat putrinya menuju tempat nya dengan wajah suram.

Meysa mengangkat tangan kanannya untuk menyalami mommynya. "Ada Ekskul mom di sekolah tadi." Jawabnya dengan tidak semangat. Setelah selesai menyalami mommynya.

Mommy nya mengangguk paham."Dah sekarang kamu ganti baju terus mandi. Abis tu balik lagi kesini biar kita makan malam bersama." Titah Liona-mommynya.

"Baik mommy." Sahut Mesya dengan lesu.

"Kamu kenapa sih meysa sayang. Kok lesu amat. capek? apa ada masalah di sekolah tadi." Tanya Liona melihat anak nya yang tidak begitu semangat. Menjawab pertanyaan dari nya aja kek orang gak punya semangat hidup.

"Kesal aja tadi di sekolah sama si rakyat jelata tu." Jawabnya. Mommynya mengeryitkan dahinya bingung.

"Mommy tau kan tadi di sekolah. Dia tu dan nyenggol meysa. Tapi meysa yang kenak di marahin. Gimana gak kesal coba." Cerita meysa membalikkan fakta.

"Siapa yang berani marahin. Anak kesayangan mommy." Ucap Liona dengan ekspresi marah di buat buat.

"Si rakyat jelata tu. Luziana namanya." sahut meysa sedikit semangat.

Mommy Liona terkekeh melihat putrinya. Tangan nya terangkat mengusap pucuk kepala meysa. "Nantik ya mommy marahin dia habis habisan. Sekarang kamu ganti baju abistu mandi. Dan balik kesini lagi biar kita makan bareng sama papi." Titahnya dengan senyuman terukir di bibirnya.

Muka meysa langsung berubah menjadi merenggut sekaligus sedih."Ah. mommy bohong. Selalu bilang gitu, nantik datang ke sekolah biar nantik mommy marahin dia habis habisan. Nyatanya apa!. Mommy gak pernah tuh datang sekolah buat marahin dia. Mommy beda dengan kak Al. Kalau ada kak Al disini pasti dia gak bilang omong kosong kek mommy." Ujar meysa panjang lebar dengan suara yang tercekat. Benar apa yang di bilang meysa. Mommy nya hanya bilang omongan kosong. Mommy nya bukan gak mau datang. Itu kan cuman hal sepele biasa anak remaja sekarang. Ada marahan, abis tu musuhan. Lama lama baikan sendiri. Lagipun itu sesama perempuan. Kalau cewek sama lelaki itu beda lagi ceritanya.

Liona menatap kepergian putrinya menuju kelantai dua. Dengan raut wajahnya sedih. Sedih bukan karena atas perkataan pedas putrinya. Melainkan tentang perkataan putrinya tentang Al, Renaldy dirgantara HERVANDEZ , Panggilan keluarga disingkat menjadi Al. Putra sulung keluarga Hervandez. Sudah sepuluh tahun lamanya putranya meninggalkan mereka. Meninggalkan bukan sebab mati, Tepatnya ia pergi menempuh latihan menjadi tentara. Kabar, berita, tentang dirinya gak pernah sampai di telinga orang tua nya. Bagaimana kabar putra sulung nya itu. Apakah baik baik saja atau tidak, gak pernah sampai di telinga kedua orang tuanya. Sebagai orang tua tentu saja merasa khawatir tentang anaknya. Tapi mau gimana lagi, menjadi tentara itu adalah keinginan putranya sejak dulu. Walaupun sudah dah beberapa kali orang tuanya tidak mengizinkan putranya pergi. Apalagi menjadi tentara. Renaldy tetap pada pendiriannya menjadi seorang tentara. Segala bujukan ia berikan kepada orang tuanya, tidak mudah bagi orang tua melepaskan anaknya. Karena ini adalah jalan terbaik dan keinginan putranya. Dengan berat hati mereka berdua mengizinkan nya dan Sampai gak pernah pulang pulang. Sekedar kasih kabar pun tidak ada.

Gak terasa satu bulir air mata jatuh dari matanya."Bagaimana kabar mu sekarang Al. Mommy harap kamu di sana baik baik saja. Dan ingat lah pulang mommy disini sangat merindukanmu."

Meysa dengan pakaian sudah di ganti dengan baju rumahan dan rambutnya sedikit basah. Menatap bingkai foto yang ia pengang. Difoto itu terlihat keluarga bahagia. Ada mommy papi dan kak Renaldy yang badannya berbalut baju tentara. Itu adalah kenangan terakhir sebelum berangkat Renaldy berlatih menjadi tentara. Kakak laki-laki nya itu sungguh sangat tampan.

"Kak Al kapan pulang kesini lagi. Biar kita bisa ngumpul bareng lagi." Monolog nya sambil memengang kaca foto itu. "Meysa disini sangat merindukan kakak". Air mata berlinang membasahi pipi mungil nya. Renaldy sosok Kakak yang paling diimpikan seorang adik. Baik, ramah, apa yang selalu ia minta selalu di kasih, dan selalu melindungi adiknya pada orang yang ingin berbuat jahat pada adik perempuan nya itu. Renaldy terlalu memanjakan adik perempuan nya itu. Sehingga kepergian nya membuat hidup nya menjadi terasa hampa.

Terpopuler

Comments

Kasrumi Mimi

Kasrumi Mimi

outhornya orang Jawa Timur atau orang Kendal ya?
sepeda motor apapun merkny selalu di sebut Honda 😀😀🙏

2023-12-01

2

Renjani Soraya

Renjani Soraya

honda... motor ja x thorr g usah merek ny di sebut wkwk

2023-11-30

1

𝕗 𝕚 𝕚

𝕗 𝕚 𝕚

mampir kak

2023-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Merindukan Al
2 Pulang.
3 Jemput meysa.
4 Acara
5 Menerima persyaratan
6 Kerja di company Hervandez
7 Memberi tahu tentang perjodohan
8 Bertemu antar dua belah pihak
9 menjelekkan di hadapan keluarga
10 Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11 Suami kakak orang kaya
12 Penjelasan pangkat jenderal
13 Rias pengantin
14 Sah
15 Ritual malam pertama
16 Visual
17 Restoran hotel bintang lima
18 Pulang kerumah mertua
19 Makan malam sekeluarga
20 Tidur satu ranjang
21 Sarapan pagi
22 Sekolah
23 Tanggung jawab besar
24 Kepikiran
25 Di kasih uang
26 Berubah
27 Belajar bareng mertua
28 Melewati pembatas
29 Olahraga gabungan
30 Pertandingan basket
31 Luka
32 Ajak tanding
33 3 vs 5
34 Adik ipar Vs kakak ipar
35 Satu kelompok
36 Pergi ke sebuah tempat
37 Panti asuhan
38 Tidak di pajang foto pernikahan
39 Gak suka
40 Bukan urusan mommy
41 Kerja kelompok
42 Terkunci di toilet
43 Bayangan hitam
44 Salah peluk orang
45 Black card
46 Kartu tanda pengenal
47 Banyak sekali belanjaan
48 Seolah menyuruhnya
49 Berapa uang
50 Di blokir
51 Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52 Vlog video
53 Tembakan
54 Ada yang lebih jago
55 Tidak mengenal suami sendiri
56 Anak itu anugerah
57 Penyanyi terkenal
58 Nasihat Mama Safira
59 ih kakak muntah
60 Sutra
61 Kiss
62 Malah tidur
63 Naik kora-kora
64 Dengan seenaknya Lo pergi
65 Rencana licik
66 Pesta Ekskul
67 Kasih uang pesta Ekskul
68 Di hina di depan semua orang
69 Keluar dari ballroom
70 Kamu kenapa
71 Kakak Karina?
72 Cewek apa cowok?
73 Munafik
74 Durian
75 Perhatian
76 LES
77 Kalah saing
78 Keluh kesah
79 Ingat umur
80 Gak suka mangga
81 Paket
82 Tetap pergi
83 Tantang makan pedas
84 Teror
85 Nasi goreng
86 Pingsan
87 Sadar
88 Happy birthday
89 Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90 Tambah kerja
91 Motornya mogok
92 Sikap kekanak-kanakan
93 kedatangan menantu
94 Positif hamil
95 Itu bukannya motor Luziana
96 Kebakar api cemburu
97 Diam menyimpan seribu rahasia
98 Seperti orang ngambekan
99 Pil KB
100 Kecelakaan
101 Usg
102 Niat memutuskan untuk pergi
103 Meminta maaf
104 Penegasan
105 posesif
106 Pernyataan
107 Alasan Mommy
108 Rencana meysa
109 Minta bantuan
110 Menetap di rumah mertua
111 Berangkat bertugas
112 Di culik
113 Kemarahan Renaldy
114 Meninggalkan rumah mertua
115 Hancur karir Meysa
116 Membunuh mu
117 Koma
118 Diary?
119 Rilis novel baru
120 Sudah memaafkannya
121 Ibu totalitas
122 Murni anak dari hasil pernikahan
123 Menantu yang idaman
124 Mimpi buruk
125 Tidak memikir perasaan mu
126 Luziana dimana?
127 Gak ada beruntung nya
128 IUFD
129 Ketinggalan obat
130 Hanya beban
131 Anak ini harus mati
132 Di hadapkan dua pilihan
133 Bayinya meninggal
134 Memutuskan hubungan ini
135 Ikhlaskan saja
136 Tidak mau ikhlas
137 Kejutan
138 Penasaran isi kado
139 Hasil yang masih meragukan
140 Merahasiakan kehamilan
141 Kedatangan Mommy Liona
142 Vanilla (Love and Dare)
143 Tujuan
144 Hanya cuman ingin minta maaf
145 Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146 Merasa bersalah
147 Dipengaruhi obat
148 Lebih mementingkan pekerjaan
149 Pergi bertugas
150 Kedatangan istri Arya
151 Merasa di bohongi
152 Malu Luziana
153 Marahan antar besan
154 Ngidam
155 Bumil malas
156 Rindu
157 Pipinya bengkak
158 Belum ngerti apa itu cinta
159 Tidak sesuai ekspektasi
160 Berdebat perihal bakso
161 Meminta hak
162 Jumpa kawan lama
163 Introspeksi diri masing-masing
164 Gak ngaruh
165 Check up
166 Gak cuti?
167 Mematahkan semangat
168 Ceraikan putra saya
169 Nyesel menikah dengan mu
170 Koma
171 Bayi mungil
172 Anak Al
173 Menyesal belum sepenuhnya
174 Andai istrinya tidak bohong
175 Melihat bayi twins
176 Interogasi
177 Terungkap
178 Pakai pengaman
179 Cukup sampai disini (End)
180 Ekstra Bab
181 Ekstra Bab
182 Bab ekstra
183 Ekstra Bab
184 Ekstra Bab
185 Ekstra Bab
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Merindukan Al
2
Pulang.
3
Jemput meysa.
4
Acara
5
Menerima persyaratan
6
Kerja di company Hervandez
7
Memberi tahu tentang perjodohan
8
Bertemu antar dua belah pihak
9
menjelekkan di hadapan keluarga
10
Suamimu gak bakal nyentuh kamu
11
Suami kakak orang kaya
12
Penjelasan pangkat jenderal
13
Rias pengantin
14
Sah
15
Ritual malam pertama
16
Visual
17
Restoran hotel bintang lima
18
Pulang kerumah mertua
19
Makan malam sekeluarga
20
Tidur satu ranjang
21
Sarapan pagi
22
Sekolah
23
Tanggung jawab besar
24
Kepikiran
25
Di kasih uang
26
Berubah
27
Belajar bareng mertua
28
Melewati pembatas
29
Olahraga gabungan
30
Pertandingan basket
31
Luka
32
Ajak tanding
33
3 vs 5
34
Adik ipar Vs kakak ipar
35
Satu kelompok
36
Pergi ke sebuah tempat
37
Panti asuhan
38
Tidak di pajang foto pernikahan
39
Gak suka
40
Bukan urusan mommy
41
Kerja kelompok
42
Terkunci di toilet
43
Bayangan hitam
44
Salah peluk orang
45
Black card
46
Kartu tanda pengenal
47
Banyak sekali belanjaan
48
Seolah menyuruhnya
49
Berapa uang
50
Di blokir
51
Nikmat bukan jadi istri tersiksa
52
Vlog video
53
Tembakan
54
Ada yang lebih jago
55
Tidak mengenal suami sendiri
56
Anak itu anugerah
57
Penyanyi terkenal
58
Nasihat Mama Safira
59
ih kakak muntah
60
Sutra
61
Kiss
62
Malah tidur
63
Naik kora-kora
64
Dengan seenaknya Lo pergi
65
Rencana licik
66
Pesta Ekskul
67
Kasih uang pesta Ekskul
68
Di hina di depan semua orang
69
Keluar dari ballroom
70
Kamu kenapa
71
Kakak Karina?
72
Cewek apa cowok?
73
Munafik
74
Durian
75
Perhatian
76
LES
77
Kalah saing
78
Keluh kesah
79
Ingat umur
80
Gak suka mangga
81
Paket
82
Tetap pergi
83
Tantang makan pedas
84
Teror
85
Nasi goreng
86
Pingsan
87
Sadar
88
Happy birthday
89
Perut Lo kayaknya dah ada isinya
90
Tambah kerja
91
Motornya mogok
92
Sikap kekanak-kanakan
93
kedatangan menantu
94
Positif hamil
95
Itu bukannya motor Luziana
96
Kebakar api cemburu
97
Diam menyimpan seribu rahasia
98
Seperti orang ngambekan
99
Pil KB
100
Kecelakaan
101
Usg
102
Niat memutuskan untuk pergi
103
Meminta maaf
104
Penegasan
105
posesif
106
Pernyataan
107
Alasan Mommy
108
Rencana meysa
109
Minta bantuan
110
Menetap di rumah mertua
111
Berangkat bertugas
112
Di culik
113
Kemarahan Renaldy
114
Meninggalkan rumah mertua
115
Hancur karir Meysa
116
Membunuh mu
117
Koma
118
Diary?
119
Rilis novel baru
120
Sudah memaafkannya
121
Ibu totalitas
122
Murni anak dari hasil pernikahan
123
Menantu yang idaman
124
Mimpi buruk
125
Tidak memikir perasaan mu
126
Luziana dimana?
127
Gak ada beruntung nya
128
IUFD
129
Ketinggalan obat
130
Hanya beban
131
Anak ini harus mati
132
Di hadapkan dua pilihan
133
Bayinya meninggal
134
Memutuskan hubungan ini
135
Ikhlaskan saja
136
Tidak mau ikhlas
137
Kejutan
138
Penasaran isi kado
139
Hasil yang masih meragukan
140
Merahasiakan kehamilan
141
Kedatangan Mommy Liona
142
Vanilla (Love and Dare)
143
Tujuan
144
Hanya cuman ingin minta maaf
145
Pikirkan berkelana ntah kemana-mana
146
Merasa bersalah
147
Dipengaruhi obat
148
Lebih mementingkan pekerjaan
149
Pergi bertugas
150
Kedatangan istri Arya
151
Merasa di bohongi
152
Malu Luziana
153
Marahan antar besan
154
Ngidam
155
Bumil malas
156
Rindu
157
Pipinya bengkak
158
Belum ngerti apa itu cinta
159
Tidak sesuai ekspektasi
160
Berdebat perihal bakso
161
Meminta hak
162
Jumpa kawan lama
163
Introspeksi diri masing-masing
164
Gak ngaruh
165
Check up
166
Gak cuti?
167
Mematahkan semangat
168
Ceraikan putra saya
169
Nyesel menikah dengan mu
170
Koma
171
Bayi mungil
172
Anak Al
173
Menyesal belum sepenuhnya
174
Andai istrinya tidak bohong
175
Melihat bayi twins
176
Interogasi
177
Terungkap
178
Pakai pengaman
179
Cukup sampai disini (End)
180
Ekstra Bab
181
Ekstra Bab
182
Bab ekstra
183
Ekstra Bab
184
Ekstra Bab
185
Ekstra Bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!