Perjodohan Gadis SMA Dengan Abdi Negara
Gadis berjilbab dengan berpakaian seragam yang terlihat sudah kusut. Dengan senyuman lebar tercetak jelas di bibir nya. Di senyuman nya terlihat gigi gisul nya dan lesu pipi gadis itu, sungguh sangat manis jika gadis tersenyum. Apalagi senyuman lebar nya membuat para laki yang melihat nya akan terpanah dengan senyuman dan kecantikannya.
"Tullah kenak karma kamu kan. Akibat gak shalat" Gadis berjilbab putih tergelak tertawa menampakkan gigi nya tertata rapi dan gigi gisul nya jangan lupa lesu pipi nya. Di jilbab Kurung putih panjang tertulis name tag LUZIANA AFRIANI.
"Ngejek Lo." Sentak nya dengan mata mendelik tajam. Terlihat name tag baju gadis dengan rambut sepanjang sepunggung, tertulis Karina.
Luziana menertawakan temanya bukan tanpa sebab. Luziana sudah berkali-kali mengajak teman karibnya untuk shalat sebelum pulang. Berbagai alasan keluar dari mulut karina. Alasannya karena bajunya kotor lah, Lebih enak shalat di rumah lah. Bilang aja ujung-ujungnya karena malas.
Kenapa Luziana menertawakan sahabat karibnya?. Waktu Luziana shalat, Karina menunggu Luziana siap shalat di luar mushalla. Ada seorang anak laki lari terbirit-birit, seorang anak laki itu lari terbirit-birit karena di kejar teman nya. Sampai mushalla laki-laki itu berdiri di lantai mushalla, dan teman nya yang kejar berdiri tanah. Dari tadi cowok yang berdiri di lantai mushalla, tak henti henti mengejek temanya yang berdiri di tanah. Kesabaran cowok yang berdiri di tanah pun sudah abis. Ia pun mengambil sepatu yang punya laki-laki berdiri di lantai mushalla. Sepatu itu ia lempar, saat di lempar pas banget Karina berdiri. Gadis itu berdiri setelah melihat karibnya keluar dari mushalla. Lemparan pun tempat kenak sasaran muka Karina. Tapi yang kenak muka Karina adalah kaos kaki nya. Kemudian tawa orang di sekitar pun pecah. Karina pun menutup mukanya sebab saking malunya.
"Bau banget pula tu kaos kaki kayak bau terasi. Tu kaos kek nya gak pernah di cuci deh. Sampai seratus tahun" Ucap Karina sambil mengusap hidungnya.
"Gapapa itu. Sebagai pewangi yang di kasih langsung dari malaikat untuk kau." Cibir Luziana dengan diakhiri tertawa terbahak-bahak.
"Wangi wangi matamu. Bau bau terasi gitu di bilang wangi. Cih" Karina memutar bola matanya dengan sinis. Melihat teman karibnya tidak henti-henti menertawakan diri nya.
"Duuh gatal banget ni hidung gue. Gara gara kaos kaki bau terasi setan itu." Gumam Karina sambil mengusap hidungnya.
"Hei kalian berdua di suruh kumpul di lapangan."
"Buat apa?".
"Gak tau tuh. Tadi di bilang sama Vian suruh kumpul di lapangan"
"Ouh oke."
Dua gadis itu pun pergi menuju ke lapangan outdoor. Di lapangan outdoor sudah banyak murid berdiri. Para murid, berdiri di terik matahari panas nya siang matahari dan ada juga duduk di bawahnya pepohonan rindang.
"Ada acara apa sih. Suruh kumpul kumpul di lapangan, mau aja baru sampai rumah. Dah suruh kembali sekolah lagi." Ujar frustasi salah satu murid.
******
"Halo pak Anto." Panggil seorang gadis di sebrang telepon.
"Ya non. Ada apa?." Tanya pak Anto berkerja sebagai sopir di keluarga Hervandez.
"Nantik pak Anto, tolong jemput saya ntar sore ya." pintanya di seberang telefon.
"Baik non." Balas pak Anto sambil mengangguk paham walaupun tidak terlihat di sebrang telepon.
Gadis dengan rambut nya yang sebahu berwarna hitam kecoklatan. Bernama meysa Fiola Hervandez. Meysa mengakhiri panggilan nya dan berjalan menuju lapangan.
Para murid semua pun sudah berkumpul lapangan outdoor. OSIS yang notabene bukan anggota berdiri di depan menghadap para murid. Orang yang berdiri depan lapangan berjumlah empat orang. Yaitu Vian ber notabene sebagai ketua OSIS, Luziana ber notabene sebagai wakil osis, Meysa notabene sebagai sekretaris, Jihan sebagai bendahara.
Meysa menatap gak suka pada Luziana. Yang berdiri di samping Jihan. Begitu sebaliknya juga Luziana menatap malas pada mesya.
"Ada apa sih. Panggil panggil kita ke lapangan Vian." Tanya Jihan. Soalnya gak kayak biasa nya mereka ngumpul dadakan gini. Sampai para murid yang baru sampai di rumah harus kembali ke sekolah. Bahkan pakaian mereka ada yang gak memakai seragam karena sudah mengganti pakaian dengan baju sehari-hari. Dan gak mau mau para murid yang sudah menganti pakaian seragam dengan baju sehari-hari. Terpaksa kembali sekolah dengan memakai baju sehari-hari itu.
"Kita mulai kembali Ekskul Harini. Jadi kalian menuju ketempat kelas Ekskul kalian masing masing." Pinta Vian pada seluruh murid.
"Gajelas banget sih."
"Apanya yang gajelas."
"Kok dadakan banget mulai Ekskul nya".
"Gak dadakan mulai Ekskul nya. Kan dah di kasih tahu kemarin sudah mulai masuk ekskulnya. Tapi hari nya aja kasihnya tahu nya gajelas ." Ucap Vian. Jihan pun mangut mangut kepalanya. Soal nya mereka sudah beberapa Minggu berlibur sekarang sudah mulai masuk semester genap. Bahkan sudah satu seminggu para murid sekolah. Sekarang sudah Minggu kedua mereka sekolah. Jihan pun melenggang pergi menuju kelas Ekskul.
Luziana berjalan menuju ketempat kelas Ekskul. Tiba-tiba dengan sengaja meysa menyenggol lengan gadis itu. Membuat Luziana menjadi Emosi.
"Ngapain Lo nyenggol nyenggol gue." Sentak Luziana marah, sambil menatap nyalang terhadap meysa yang di depan nya.
"Upss sorry ya rakyat jelata." Cibir meysa dengan wajah sinis.
"Gausah kamu buat buat wajah kayak gitu mirip monyet tau." Ledek Luziana dengan gaya mulai terlihat santai yang tadi nya marah. Kini terlihat santai. Karina yang di samping Luziana sampai ingin tertawa mendengarkan ledekan Luziana. Namun di tahan olehnya, yang ada nantik ada nantik ia juga kenak maki sama meysa.
Tangan meysa mengepal kuat. "Maksud Lo apa hah rakyat jelata. Udah miskin belagu lagi." Balas meysa dengan sikap sombong dan angkuh nya.
"Hei telur busuk. Siapa yang belagu kamu, tu yang belagu. Lo Sebenarnya iri kan sama gue. Karena aku tu lebih pintar daripada kamu." Balas Luziana.
Meysa sudah naik pitam ingin sekali menjambak rambut Luziana yang berbalut jilbab itu. Namun tidak ia lakukan, Karena seorang laki-laki datang menghampiri dan melerai pertikaian antara mereka.
"Apa-apaan sih kalian. Bukannya masuk kelas Ekskul kalian masing masing. Malah bertengkar kalian disini. Apa kalian mau saya hukum. Kalian tu dah kelas sebelas seharusnya kalian berdua itu. Kasih contoh baik baik untuk adik adik kelas kalian. Bukannya seperti ini. Apalagi kalian berdua itu OSIS. " Vian menatap mereka berdua dengan bergantian dengan sorot mata tajam. Dari dulu sampai sekarang mereka berdua tidak jauh dari kata bertengkar. Pasti ada ada aja mereka ributkan. Sampai guru sekolah disini. Angkat tangan menghadapi dua perempuan itu.
"Lo juga Karina. Seharusnya jadi pencerahan buat mereka. Bukannya malah nonton." Ucap Vian sambil jari telunjuknya kearah Karina. Dia yang tadi diam aja sekarang kaget sekaligus gak terima.
"Eh lu Vian. Gue bukan nya gak melerai pertikaian mereka. Gue tu takut kenak imbasnya tau." Ujar Karina kesal sambil menyibak rambutnya. Vian hanya menghela nafas panjang. Percuma aja dia memberikan nasihat, tetap aja dua gadis itu akan bertengkar.
"Dah kalian bubar sana." Pinta Vian.
Meysa dan Luziana dengan tatapan muka tidak bersahabat. Melenggang pergi dari tempat itu juga menuju ke kelas Ekskul masing masing. Beberapa Jam berlalu. Sekarang jam menunjukkan pukul empat sore.
Tring
Tring
Tring
Bel pulang pun berbunyi. Para murid semua berhamburan keluar menuju ke parkiran dan ada juga menunggu di depan pagar untuk menunggu jemputan oleh orang tua.
Mobil warna hitam berhenti dekat perempuan mengunakan hijab putih. Dan kaca mobil pun terbuka."Luziana gue pulang duluan ya." Pamit Karina. Melihat teman karibnya yang sedang ingin mengeluarkan motor nya dari parkiran.
"Iyahh. hati hati di jalan ya Karina." Balas Luziana Seraya tersenyum ramah.
"Oke. Lu juga jangan bawa Honda nya ngebut ngebut ya." Ucap Karina memperingatkan. Luziana mengangguk kepalanya sebagai jawaban. Kaca mobil pun tertutup mobil. Karina segera melaju mobil nya pergi dari tempat itu juga.
Luziana yang sedang membawa Honda nya menuju keluar pagar . Tiba tiba ia berhenti, Karena banyak kendaraan yang keluar dari pagar sekolah. Mata Luziana dan meysa bertemu. Gadis dengan rambut sebahu menatap sinis kearah Luziana. Ia menjulurkan lidahnya kearah perempuan berjilbab itu. Dan meysa membuka pintu mobil sport nya dan masuk kedalam mobil tersebut.
Luziana memutar bola matanya jengah. Dari dulu sampai sekarang mereka itu tidak ada namanya teman akrab yang ada mereka berdua itu selalu bermusuhan. Jika mereka berdua bertemu selalu bertengkar mulut. Ntah apa yang selalu dua gadis itu mempermasalahkan selalu. Sampai gak pernah sedikitpun mau baikan.
Di depan pagar kendaraan sudah tidak ada lagi. Gadis itu pun segera menarik gas. Honda nya melaju dengan kencang. Apa yang di peringkat kan oleh teman karibnya nya tadi jangan ngebut itu hanya sebagai angan angan belakang bagi Luziana.
*****
"Eh sayang... Kok tumben pulang sekolah nya telat." Tanya mommynya meysa bernama Liona. Kini mereka berada di dapur. Mommynya tadi sedang menghidangkan makanan di atas meja untuk makan nantik malam. Liona berhenti setelah melihat putrinya menuju tempat nya dengan wajah suram.
Meysa mengangkat tangan kanannya untuk menyalami mommynya. "Ada Ekskul mom di sekolah tadi." Jawabnya dengan tidak semangat. Setelah selesai menyalami mommynya.
Mommy nya mengangguk paham."Dah sekarang kamu ganti baju terus mandi. Abis tu balik lagi kesini biar kita makan malam bersama." Titah Liona-mommynya.
"Baik mommy." Sahut Mesya dengan lesu.
"Kamu kenapa sih meysa sayang. Kok lesu amat. capek? apa ada masalah di sekolah tadi." Tanya Liona melihat anak nya yang tidak begitu semangat. Menjawab pertanyaan dari nya aja kek orang gak punya semangat hidup.
"Kesal aja tadi di sekolah sama si rakyat jelata tu." Jawabnya. Mommynya mengeryitkan dahinya bingung.
"Mommy tau kan tadi di sekolah. Dia tu dan nyenggol meysa. Tapi meysa yang kenak di marahin. Gimana gak kesal coba." Cerita meysa membalikkan fakta.
"Siapa yang berani marahin. Anak kesayangan mommy." Ucap Liona dengan ekspresi marah di buat buat.
"Si rakyat jelata tu. Luziana namanya." sahut meysa sedikit semangat.
Mommy Liona terkekeh melihat putrinya. Tangan nya terangkat mengusap pucuk kepala meysa. "Nantik ya mommy marahin dia habis habisan. Sekarang kamu ganti baju abistu mandi. Dan balik kesini lagi biar kita makan bareng sama papi." Titahnya dengan senyuman terukir di bibirnya.
Muka meysa langsung berubah menjadi merenggut sekaligus sedih."Ah. mommy bohong. Selalu bilang gitu, nantik datang ke sekolah biar nantik mommy marahin dia habis habisan. Nyatanya apa!. Mommy gak pernah tuh datang sekolah buat marahin dia. Mommy beda dengan kak Al. Kalau ada kak Al disini pasti dia gak bilang omong kosong kek mommy." Ujar meysa panjang lebar dengan suara yang tercekat. Benar apa yang di bilang meysa. Mommy nya hanya bilang omongan kosong. Mommy nya bukan gak mau datang. Itu kan cuman hal sepele biasa anak remaja sekarang. Ada marahan, abis tu musuhan. Lama lama baikan sendiri. Lagipun itu sesama perempuan. Kalau cewek sama lelaki itu beda lagi ceritanya.
Liona menatap kepergian putrinya menuju kelantai dua. Dengan raut wajahnya sedih. Sedih bukan karena atas perkataan pedas putrinya. Melainkan tentang perkataan putrinya tentang Al, Renaldy dirgantara HERVANDEZ , Panggilan keluarga disingkat menjadi Al. Putra sulung keluarga Hervandez. Sudah sepuluh tahun lamanya putranya meninggalkan mereka. Meninggalkan bukan sebab mati, Tepatnya ia pergi menempuh latihan menjadi tentara. Kabar, berita, tentang dirinya gak pernah sampai di telinga orang tua nya. Bagaimana kabar putra sulung nya itu. Apakah baik baik saja atau tidak, gak pernah sampai di telinga kedua orang tuanya. Sebagai orang tua tentu saja merasa khawatir tentang anaknya. Tapi mau gimana lagi, menjadi tentara itu adalah keinginan putranya sejak dulu. Walaupun sudah dah beberapa kali orang tuanya tidak mengizinkan putranya pergi. Apalagi menjadi tentara. Renaldy tetap pada pendiriannya menjadi seorang tentara. Segala bujukan ia berikan kepada orang tuanya, tidak mudah bagi orang tua melepaskan anaknya. Karena ini adalah jalan terbaik dan keinginan putranya. Dengan berat hati mereka berdua mengizinkan nya dan Sampai gak pernah pulang pulang. Sekedar kasih kabar pun tidak ada.
Gak terasa satu bulir air mata jatuh dari matanya."Bagaimana kabar mu sekarang Al. Mommy harap kamu di sana baik baik saja. Dan ingat lah pulang mommy disini sangat merindukanmu."
Meysa dengan pakaian sudah di ganti dengan baju rumahan dan rambutnya sedikit basah. Menatap bingkai foto yang ia pengang. Difoto itu terlihat keluarga bahagia. Ada mommy papi dan kak Renaldy yang badannya berbalut baju tentara. Itu adalah kenangan terakhir sebelum berangkat Renaldy berlatih menjadi tentara. Kakak laki-laki nya itu sungguh sangat tampan.
"Kak Al kapan pulang kesini lagi. Biar kita bisa ngumpul bareng lagi." Monolog nya sambil memengang kaca foto itu. "Meysa disini sangat merindukan kakak". Air mata berlinang membasahi pipi mungil nya. Renaldy sosok Kakak yang paling diimpikan seorang adik. Baik, ramah, apa yang selalu ia minta selalu di kasih, dan selalu melindungi adiknya pada orang yang ingin berbuat jahat pada adik perempuan nya itu. Renaldy terlalu memanjakan adik perempuan nya itu. Sehingga kepergian nya membuat hidup nya menjadi terasa hampa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Kasrumi Mimi
outhornya orang Jawa Timur atau orang Kendal ya?
sepeda motor apapun merkny selalu di sebut Honda 😀😀🙏
2023-12-01
2
Renjani Soraya
honda... motor ja x thorr g usah merek ny di sebut wkwk
2023-11-30
1
𝕗 𝕚 𝕚
mampir kak
2023-11-26
0