BELUM DI REVISI!!!
Fatimah Az-Zahra, seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati, tapi siapa sangka kedua orang tuanya merencanakan sesuatu yang mau tak mau harus ia ikuti.
Ia harus menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali terlebih laki-laki itu seorang Gus, anak dari seorang kyai.
Mau tahu kelanjutannya ceritanya mari kita kepoin....
Kalau gak suka skip aja....
Selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Hai guys 🤗
Maaf sebelumnya karena novel ini di ganti judul yang semula " CINTA TAK TERSAMPAIKAN" menjadi " Gus Sayhan my husband" jujur sebenernya saya juga bingung 😢 karna di judul yang pertama menurut saya ini itu tidak nyambung dengan ceritanya jadi saya ganti aja hehe 😁 maafin ya guys 🤗
kalau suka komen ya 🤗
beri sport untuk Thor 🙏
...~ happy reading ~...
Sesampainya di pesantren Gus Sayhan bergegas menuju ruang kelasnya. Tapi sebelum menuju ruang kelas langkah kaki Gus Sayhan terhenti ketika namanya dipanggil.
" Gus " teriak wanita dengan pakai tertutup.
" Assalamualaikum Gus "
" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, maaf ada apa ya ustadzah ?"
" Ini saya ada sarapan untuk Gus Sayhan" menyodorkan kota makan itu ke depan Gus Sayhan.
" Hah?, Maaf ustadzah, saya sudah sarapan tadi di rumah" tolaknya secara halus. Jelas saja ia tak mau menerima pemberian wanita lain karena kalau istrinya tahu, bisa menyakiti hati nya.
" Kalau begitu untuk bekel makan siang aja Gus"
" Tapi-"
" Tolong di terimanya Gus, ini saya sudah bela belain untuk masak buat Gus Sayhan"
Huuu Gus Sayhan membuang napas kasar, dia sudah menolak makanan ini tapi sang pemberi malah memaksakan menerimanya.
" Baik lah, saya terima, tapi untuk kedepannya ustadzah tidak perlu repot-repot membuat ini semua. Kalau begitu saya dulu, assalamualaikum" pamit Gus Sayhan dan berjalan cepat menuju kelas.
Wanita itu tersenyum lebar, ia sangat senang makannya di terima oleh Gus Sayhan. Ya walaupun Gus Sayhan bersikap sangat dingin dengannya setidak nya, makan yang telah ia buat bersusah payah di terima.
Selsai mengajar Gus Sayhan pun ke ruang khusus untuk para pengajar.
" Tumben nih, Gus bawa bekel"
" Ana gak bawa bekal ustadz, tadi pagi ustadzah Erna yang ngasih saya"
" Waoo, Gus Sayhan baru beberapa hari disini tapi sudah memiliki fans. tapi emang pada dasarnya udah banyak fans sih"
" Ustadz bisa saja, kalau ustadz mau, buat ustadz aja"
" Beneran nih Gus, kebetulan tadi pagi saya belum sempet sarapan "
" Ya sudah ini buat ustadz Faisal aja "
" Terimakasih Gus, emang rejeki itu gak kemana"
****
" Kamu gak bawa mobil lagi Ra?" Tanya ayu, beberapa hari ini ia melihat Zahra tidak pernah bawa mobil seperti dulu lagi.
" Iya yu, bentar lagi jemput aku dateng kok yu" ujar Zahra yang sibuk dengan hp nya.
" Oo, gitu ya udah aku temenin nunggunya"
" Gak usah yu, kamu pulang aja nanti keburu lho, katanya lagi ada acara keluarga"
" Iya juga sih, ya udah aku bulang duluan, nanti kalau ada apa-apa kabarin akunya"
" Iya, hati hati di jalan. "
Jujur sebenernya aneh melihat sahabatnya tidak membawa mobil lagi untuk pergi kuliah. Tapi Ayu gak mau ambil pusing, mungkin Zahra di larang sama Ayahnya, batin ayu.
Tak berselang lama, akhirnya jemput Zahra pun datang, tapi bukan di jemput sama supir, melainkan Zahra di jemput oleh suaminya sendiri.
" Maaf tadi lama, soalnya macet " Ucap Gus Sayhan.
" Tak apa, aku juga baru keluar" Jawab Zahra melihat Gus Sayhan seperti tak enak telah membuatnya sang istri menunggu.
" Oo iya, tadi bunda mengajak kita untuk makan siang di rumah "
" Ya udah kita ke rumah bunda aja, udah kangen sama masakan bunda "
Mata kuliah Zahra hari ini cuma sampai siang saja. Jadi ia bisa berkunjung ke rumah kedua orang tuanya siang ini.
Gus Sayhan mulai menjalankan mobilnya untuk menuju ke rumah sang mertua. Hening tidak ada pembicara sama sekali.
Zahra menyibukkan diri dengan hp dan Gus sayhan fokus untuk menyetir. tak butuh waktu lama, tiga puluh menit mereka sudah tiba di rumah kedua orang tua Zahra.
" Assalamualaikum bunda" sapa Zahra memasuki rumah.
" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh nak, kalian sudah sampai"
Jawab sang bunda, menyambut ke datangan sang anak dan menantunya ini.
" Gus duduk dulu sini" Suruh Maryam.
" Iya Bun, ayah mana Bun?"
" Ada di kamar, bunda panggil dulunya. nak ambilkan suami minum"
" Kita gak langsung makan aja Bun, Perut Zahra mau di isi nih "
" Ya sudah ajak suami mu ke meja makan, bunda mau manggil ayah dulu. Kebetulan bik Ina sudah selsai menyiapkan makanan tadi. "
" Aa itu baru bener bunda, ayok Gus "
Setalah kepergian bunda, Gus Sayhan mengikuti sang istri dan mencoba untuk menasehati.
" Lain kali, kalau bunda nyuruh di dengerin. "
" Iya Gus"