SPIN OFF PENGANTINKU, LUAR BIASA!
Tiger Sebastian, Ketua Mafia yang kejam, ambisius, pekerja keras dan pantang menyerah. Ia selalu bisa mendapatkan apa pun keinginannya dengan cara apa pun. Satu prinsipnya, nyawa harus dibayar dengan nyawa.
Status Cassanovanya harus berakhir karena dipaksa keluarganya menikahi Jihan, wanita yang hamil karena pernah dilecehkannya.
Tiger marah, kecewa namun tak bisa mengelak. Dia sama sekali tidak percaya bahwa itu adalah darah dagingnya. Jihan sudah kehilangan mahkotanya saat Tiger melakukannya.
Sesal membuncah ketika Tiger mengetahui kebenarannya. Namun terlambat, Jihan sudah pergi meninggalkannya. Yang mana, sudah mulai tumbuh benih-benih cinta di hatinya. Dia terus berusaha keras untuk menemukan istrinya.
Di tengah pencarian, Tiger juga mendapat serangan-serangan dari para musuhnya. Hingga tragedi besar terjadi.
Mungkinkah Tiger dan Jihan bisa bersatu kembali menjadi satu keluarga yang utuh? Yuk intip kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27. PIKIRAN BURUK
Jihan menautkan pandangannya pada manik indah Tiger, kecantikannya menguar dari wajah perempuan itu. Meskipun sedikit berantakan karena baru bangun tidur.
"Di mana?" tanya Jihan pada suaminya.
Tiger hanya mengedikkan bahu, "Entah!" sahutnya singkat.
Decakan keras terdengar dari bibir tipis Jihan. Ia mendorong dada Tiger dengan kedua lengannya dan hendak turun dari ranjang. Namun, pria itu segera kembali mengungkung tubuhnya. "Mau ke mana?" desisnya dengan suara sensual.
"Iih minggir! Aku mau cari foto hasil USG." Bulu mata lentik Jihan saling bertumbukan, manik matanya mengerjap lembut.
"Emang cuma ada satu?" Tiger menaikkan sebelah alisnya. Kedua lengan kekarnya berada di sisi tubuh Jihan. Perempuan itu pun mengurungkan niat untuk bangun agar masih membuat jarak di antara mereka.
"Ya iyalah, Tuan. Saya itu baru periksa pertama kalinya. Tentu saja fotonya cuma satu! Lelaki mana paham yang beginian!" gerutunya menoleh ke sisi lain. Enggan menatap wajah Tiger yang sangat dekat dengannya.
"Kenapa nggak minta yang banyak saja?" ujar Tiger dengan entengnya.
Sontak saja Jihan melebarkan kedua mata juga mulutnya. Ia mendengkus sembari mengacak rambutnya. "Terserah Anda lah. Besok saja aku carinya!" gumamnya lalu memiringkan tubuh dan berusaha memejamkan mata.
Sebenarnya, Jihan ingin segera mengakhiri perdebatannya agar Tiger segera menyingkir dari atasnya. Rasa tak nyaman mulai merambat seluruh tubuhnya. Dan benar saja, tak lama setelah Jihan terdiam, Tiger menyunggingkan senyum tipis lalu menyingkir dari sana.
Pria itu beranjak berdiri, hendak membersihkan diri. Dengan gerakan santai Tiger beralih ke kamar mandi. Mendengar suara pintu yang tertutup, Jihan mulai mengerjapkan mata. Panas dingin dengan detak jantung yang bergelombang mulai menyerangnya. Ia menaikkan selimut hingga menutup seluruh tubuhnya. Campur aduk kini ia rasakan.
"Kalau sikapnya kaya gitu, manis sekali. Tapi ketika berubah jadi devil, mengambil napas aja sampai kesusahan!" gumam Jihan menyentuh pipinya yang memanas.
Di dalam kamar mandi, Tiger meraih kertas yang ia simpan dalam sakunya tadi. "USG? Janin?" gumamnya meraba gambar berwarna hitam bercorak putih itu.
Sama sekali tidak terlihat jelas. Hanya tampak sebuah lingkaran kecil di tengah-tengahnya. Lama ia menatapnya, seolah sedang menembus kertas tersebut.
"Kenapa lama sekali nggak terdengar suara air?" Jihan membuka kembali selimutnya. Manik matanya beralih pada pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Namun ia sama sekali tidak mendengar aktivitas apa pun di sana. Padahal sudah cukup lama.
Tiba-tiba berbagai pikiran buruk mulai bergelayut di benaknya. "Jangan-jangan?" ucapnya lalu segera menyibak selimut tebal dan menjanakkan kedua kaki jenjangnya di lantai.
Ia melangkah cepat menuju kamar mandi. Takut terjadi sesuatu dengan pria itu. Sekejam apa pun Tiger, dia tetap suaminya. Jihan menempelkan telinga pada pintu kamar mandi, kedua tangannya pun menempel pada benda persegi panjang itu. Mencoba mencari suara, namun ia tetap tidak mendengar apapun.
"Kok nggak ada suaranya?" gumamnya membelalakkan mata.
Gedoran dan ketukan pintu dilayangkan Jihan dengan kuat. Ia juga berteriak menyebut nama Tiger berulang-ulang. Wanita itu dilanda rasa panik hingga ke ubun-ubun.
"Tiger! Tiger! Buka pintunya! Kamu kenapa? Tuan! Pak! Abang! Kakak! Hei, kenapa nggak ada suaranya dari tadi?!" pekik Jihan menggedor-gedor dan menempelkan telinga pada pintu itu.
"Ceklek!"
Pintu terbuka lebar dari dalam, seketika tubuh Jihan terhuyung ke depan dan langsung menghambur ke dalam dekapan Tiger. Pijakan kaki pria itu sangat kuat, sehingga mereka tidak sampai terjatuh. Kedua lengannya menangkap tubuh Jihan dan mendekapnya erat.
Manik mata mereka saling beradu, tatapannya saling bertautan erat. Jangan lupakan gemuruh dadanya yang hampir meledak.
Bersambung~
Terima kasih banyak supportnya, Bestie 😘 like dan komen kalian bikin semangat!! 🔥🔥🔥🔥 Lope you sekebon cabe milik tetangga pokoknya 🌶🌶💕💖