Secawan Anggur di Padang Gersang

"Maaf kalau aku mengganggu kesenangan kalian, aku hanya datang untuk memberikan dokumen ini" Lea melirik Jenny yang sibuk memperbaiki pakaiannya yang berantakan.

Di saat yang sama Dandy pun masuk tanpa melihat dia langsung memberitahukan Mario untuk meeting.

"Bos rapat akan segera di mulai" Ujar Dandy agak keras. Dandy terkejut melihat apa yang terjadi. Saat Lea berbalik akan ke luar.

"Astaga Lea..?" Dandy menatap Mario yang sedang memperbaiki kancing baju nya.

"Urus bos mu itu!" Kata Lea dengan wajah tenang dan dingin. Gadis itu berlalu pergi dari ruangan itu.

Dandy seakan memberku sejenak dia menatap Mario dengan tajam tersirat kemarahan di balik sorot matanya.

"Bos,,! kita ke ruang rapat sekarang?!" Titah Dandy tegas. dia melirik sinis pada Jenny yang menurut nya tidak tau malu.

"Pergilah, Jenn,,,!" aku akan menghubungi mu nanti" kata Mario pelan. Sambil membetulkan kancing bajunya yang berantakan.

Wanita itu pun pergi dengan memasang muka tebal. Terbersit seringai jahat di wajahnya setelah keluar dari ruangan Mario.

Semua pegawai menatap sinis padanya, mereka tau Jenny datang untuk menggoda bos mereka. terlihat dari cara berpakaian nya yang kekurangan bahan.

Jenny tersenyum puas, sebentar lagi Lea pasti akan melayang kan surat cerai nya. Itu berarti dia akan memiliki Mario seutuhnya tanpa ada anak ingusan itu. Dan rencana besar yang telah dia susun rapi untuk mendapatkan harta kekayaan Mario akan miliknya.

Dia hanya perlu mempersembahkan kemolekan tubuhnya untuk Mario dan lelaki bodoh itu akan menuruti semua keinginannya.

Lea tidak ke kampus juga tidak ke kantor, entah mengapa kejadian tadi masih membayangi ingatan nya. Hatinya seakan sakit melihat apa yang di lakukan Mario.

Lea kini duduk di sebuah taman seorang diri, ingin pulang ke rumah orangtuanya itu tidak mungkin.

Pulang ke rumah orangtuanya Mario? rasanya dia tidak ingin bertemu suami brengkseknya itu.

Akan pulang ke kosan My LeGaCy. Gabby dan Cynthia pasti akan tau hatinya tidak sedang baik baik saja.

Lea tidak ingin Gabby dan Cynthia akan tau kekacauan rumah tangga nya.

Biar bagaimanapun Lea menutup aib suaminya. Tapi bagaimana dengan Dandy? dia sempat melihat kejadian itu.

"Huff,,,!" Lea lalu beranjak dari duduknya. Dia akan pulang ke rumah mertuanya. Lea sudah terlanjur berjanji untuk menjaga ibu mertuanya untuk beberapa hari.

Lea terpaksa harus bersikap seakan semua baik baik saja. Demi menyenangkan hati orang tua suaminya.

Sementara di kantornya , Mario tidak fokus dengan Meeting nya. Ada ada saja yang membuat dia marah. Fikiran nya menjadi kalut, antara jenny dan Lea.

Sehingga dia malah marah marah kayak orang salah minum obat.

Selesai meeting Mario kembali ke ruangannya, dia duduk sambil memijit pelipisnya.

Lea pasti akan sangat marah padanya apalagi gadis itu menyaksikan dirinya dengan jenny tadi pagi.

Mario mengirim pesan untuk semua teman temannya mengajak ketemuan sore nanti di sebuah kafe.

"Ngapain Sih Rio ajak kita ketemuan? mimpi apa dia semalam?" ujar Edo yang datang bersama bosnya Tomy.

"Pasti ada peristiwa besar yang telah terjadi" Tebak Tomy.

"Aku bela bela in si Amel tanya Mulu, ngapain ketemuan pasti ada wanita nya, cemburu nya wanita hamil itu" ujar Edo membuat Tommy tertawa.

"Makanya punya istri cemburuan"

"Makanya juga, kawin biar rasa gimana jadi laki yang di cemburui tiap saat, di cintai sama istri,palagi laki tampan kayak kita ini" Edo terus ngomong.

Mario muncul dengan asistennya Dandy, wajah Mario nampak kusut sedangkan Dandy senyam senyum melirik Mario.

Mereka berempat duduk satu meja, Tomy dan Edo menatap serius wajah Mario. Di temani minuman yang sudah di pesan Tomy sejak mereka datang tadi.

"Kamu seperti orang yang kalah judi hari ini" ujar Edo.

Tomy melipat kedua tangannya meletakan di meja. menatap serius wajah Mario.

"Pasti ada peristiwa besar yang telah terjadi" tebak Tomy dengan sikap nya yang selalu tenang.

Mario menarik nafas dalam-dalam lalu menceritakan apa yang terjadi. Tomy menatap tajam dia nampak menahan amarahnya.

"Sudah ku peringati kamu, tapi kamu malah terobsesi sama Jenny, tinggal jenny sebelum kamu menyesal..!" tekan Tomy.

Mario terdiam dia meraih gelas minuman dan meneguk nya.

"Aku sayang sama Jenny, kalau tau itu kan? dia hadir saat aku terpuruk karena Kiki, kakak nya Lea" Mario tetap mepertahankan Jenny.

"Lalu untuk apa kamu menikahi Lea? apakah hanya untuk membalas dendam mu terhadap Kiki yang menolak menikah dengan mu...?" Edo yang bertanya dia tidak habis pikir dengan sahabatnya yang di butakan oleh cinta nya yang buta.

"Hanya kesepakatan,membuat gadis itu tidak lagi nakal dan tidak hidup bebas" jawab Mario enteng.

"Kalau begitu kamu tidak perlu sekacau ini, ceraikan dia" tegas Tomy.

"Apa,,,?" pekik Mario.

"Cerai kan Lea! selesai kan,,,?" Tomy tersenyum sinis. Tomy tau Mario tidak mungkin menceraikan Lea mengingat penyakit ibunya.

"Kamu bukan anak kecil lagi, ulah mu akan berimbas pada kami tau, sebenarnya laki laki setan seperti mu, tidak pantas menjadi suami Lea. Gaby dan Cynthia akan memutuskan hubungan nya dengan kami"

"Apa sebenarnya yang ada di otak mu sampai kamu selaknat ini? hanya karena ************, punya istri coba di nikmati malah di anggurin" omel Edo.

"Punya istri itu lebih nikmat tau!"

Dandy yang datang bersama Mario hanya diam, melipat kedua tangannya sambil bersandar santai di kursi. Membiarkan Tomy dan Edo yang menghujat Mario.

"Kamu akan menyesal, seperti apa yang pernah di rasakan Papa Liton dulu saat ada laki laki lain yang mencintai istri mu nanti" ujar Tomy.

"Kita tidak perlu membahas masalah pribadi mu! aku sarankan tinggal Jenny" Tekan Edo.

Dandy yang sejak tadi diam tapi otaknya sedang berpikir untuk menyelidiki siapa Jenny.

Dia akan memulai setelah melamar Cynthia.

Dandy tidak ingin hanya karena Jenny, Mario dalam masalah, rumah tangganya akan berantakan.

"Ulah mu akan berimbas pada kami, kamu Taukan seperti apa My LeGaCy itu, mereka punya moto yang gila dan Lea adalah ketuanya" Dandy akhirnya buka suara.

Empat sekawan itu kini menyesalkan ulah Mario.

Gabby dan Cynthia yang tidak melihat Lea muncul di kampus menjadi heran.

"Ganjen,coba hubungi si Centil, apa sedang bulan madu dia?" kata Cynthia.

Gabby segera menghubungi Lea, teman mereka itu kalau tidak ada, rasanya dunia mereka terasa sunyi.

Ponsel Lea berdering saat dirinya akan beranjak dari tempat duduknya,Lea terpaksa kembali duduk lalu menerima panggilan dari Gabby.

"Hallo Cen,,! kamu di mana?" Tanya Gabby.

"Maaf Gen! hari ini aku tidak ke kampus dan kantor,aku tidak enak badan" kata Lea.

"Ekhem,Mario pasti belah duren dong?!" Goda Gabby.

Lea hanya tertawa kecil menanggapi nya, "Dia terlalu sibuk untuk itu".

"Kenapa di lewati ya malam indah itu?"

"Belum punya waktu" jawab Lae asal.

"Apa dia tidak takut ya duren nya di belah orang" ujar Cynthia sambung.

Mereka pun tertawa "ntar durennya di ambil orang baru nyaho dia" sela Gabby.

'By, aku makan dulu laper nih" elak Lea. Kalau terus di ladeni bisa bisa mereka pada tau perihal apa yang sedang terjadi. panggilan di tutup Lea.

'Tutup" Gabby menatap Cynthia jenaka.

"Lagi terbui di pelukan si badai nya yang tampan itu kali ya,mana mungkin Lea akan menolak pesona seorang badai" tebak Cynthia.

Mereka tidak tau kalau badai telah membuat Lea sangat terluka. Bahkan gadis itu kini bimbang akan membawa langkah kakinya kemana arah.

Lea menutup mata nya yang terlintas di ingatan nya kini adalah menghubungi pengacaranya. untuk mengurus segera perceraian di pengadilan.

Lea sudah tidak ingin memikirkan apa pun tentang Mario, tentang orang tuanya. nagapain harus pikir mereka,kalau Mario sendiri tidak pernah memikirkan perasaan Lea.

Lea mengendarai mobil nya putar putar berkeliling, menghilangkan perasaan nya yang entah seperti apa saat ini.

Hingga akhirnya dia memutuskan mengambil beberapa stel pakaian nya untuk dibawa ke rumah mertua nya.

Menjelang Malam Lea buru sampai di rumah mertua nya. Lea melihat mobil Mario sudah terparkir di garasi. Saat Lea masuk rumah nampak sunyi.

Papa dan Mama lagi berada di taman belakang bercengkerama dengan santai.

Mario yang baru selesai mandi melihat Lea yang baru masuk.

Lea tidak mempedulikan keberadaan Mario dia hanya diam seakan Mario tidak ada bagi nya.

Lea merasa muak melihat sosok yang membuat hidup nya kini terbelenggu.

Senyum Lea tersungging "Sebentar lagi aku akan bebas!"

Lea sudah memantapkan hatinya untuk meraih kembali kebebasan hidup nya.

Lea tidak mungkin menghabiskan masa mudanya hanya untuk menjadi istri laki laki yang kini di bencinya.

Capek rasanya hidup dengan kepura puraan.