🏆 Novel Tahun 2022 🏆
Bo Li dibesarkan oleh kakeknya yang sangat kaya raya dan memiliki perusahaan dan bisnis hampir diseluruh belahan dunia ini.
Bo Li tumbuh dewasa nyaris sempurna, cantik, anggun, dan sangat kaya raya bahkan kekayaannya mampu membeli separuh dunia.
Bo Li adalah seorang CEO perusahaan setelah kakeknya mengangkat dirinya untuk menggantikannya sebagai regenerasi pimpinan perusahaan.
Tapi itu semua tidak membuat Bo Li besar kepala dan manja, dia adalah sosok wanita yang sangat mandiri selain itu dia mendapat anugerah kehormatan sebagai salah satu bintang masa depan yang memiliki reputasi yang baik.
Dibalik itu semua Bo Li memiliki sesuatu kisah yang sengaja dia sembunyikan dari kehidupan sosialnya...
Bo Li juga mendapatkan warisan dari seorang pria yang tidak dia ketahui identitas dirinya ketika dia masih kecil...
Lalu siapakah sosok pria tersebut dan mampukah Bo Li menemukannya...
Apa yang disembunyikan oleh Bo Li selama ini dan mengapa dia menyem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji 1001 Zaban
Gadis kecil itu memperhatikan tubuhnya yang terbaring kaku di atas sebuah ranjang besar dengan bunga bertebaran hampir menutupi seluruh ranjang tidurnya. Ia menatap sendu kearah tubuh miliknya.
Sesosok orang berjubah api merah yang sangat pekat muncul didalam ruangan kamar tidur yang luas itu dengan ciri khasnya yang selalu membawa pedang berbentuk sabit panjang serta lentera. Ia memandangi tubuh gadis kecil yang terbaring kaku di atas pembaringan yang penuh bunga bertebaran disekitarnya. Lalu ia menoleh kearah gadis kecil berusia sepuluh tahun yang tengah berdiri di samping ranjang tersebut.
"Apakah engkau bersedih puteri Bo Li Arwa Kuota Sanders ?", tanya orang berjubah api merah.
Kedua matanya yang selalu mengeluarkan api menyala-nyala terlihat sedih saat ia menoleh kearah gadis kecil disampingnya. Meski tidak ada yang tahu bagaimana ekspresi wajah orang berjubah api merah itu sebenarnya tetapi aura yang terpancar dari dirinya dapat terlihat bahwa ia turut merasakan kesedihan gadis kecil itu.
Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu hanya menatap sendu orang berjubah api merah itu kemudian ia menganggukkan kepalanya pelan seraya berurai air mata.
"Oh, puteri kecil yang malang ! Jangan bersedih ! Dan jangan menangis !", ucap orang berjubah api merah itu iba.
"Hiks..., kenapa pamanku begitu kejam..., Hiks..., kenapa ia tega membunuhku..., Hiks..., apakah keluargaku begitu bersalah Zaban ?" Huuu...huuu...!?", ucap gadis kecil itu lalu menangis keras.
"Puteri Bo Li !?", ucap orang berjubah api merah itu terkejut.
"Aku sangat membenci paman !!! Ia sangat jahat sekali padaku !!! Tubuhku sangat sakit, Zaban !!!", pekik gadis kecil itu menangis pilu.
"Oh puteri kecil ! Mana yang sakit nak ?", ucap orang berjubah api merah dengan kedua mata api yang menyala dengan bingung.
Orang berjubah api merah itu lalu meletakkan pedang berbentuk sabit serta lentera miliknya di samping ranjang tidur kemudian memeluk gadis kecil nan malang itu. Ia membelai kepala gadis kecil itu dengan lemah lembut dan berusaha menenangkan hati gadis berusia sepuluh tahun itu.
Gadis kecil itu hanya menangis pedih, ia memegangi jubah api orang tersebut dan terus menangis.
"Tenanglah nak ! Aku akan membantumu puteri kecil ! Percayalah pada Zaban !", ucap orang berjubah api merah yang sangat pekat itu.
"Membantuku ?", tanya gadis kecil itu penuh linangan air mata.
"Yaaahhh...! Aku akan menolong mu puteri kecil !", ucap orang bernama Zaban itu lalu mengusap air mata gadis kecil itu dengan jari-jemarinya yang berkuku panjang dan runcing. "Percayalah padaku !"
"Benarkah ?", tanya gadis kecil itu berkedip-kedip pelan.
Zaban lalu meraih pedang berbentuk sabit serta lentera miliknya yang tersandar dipinggir ranjang lalu membawa gadis kecil itu pergi dari ruangan rumah megah itu.
Sebelum pergi gadis kecil itu menolehkan kepalanya kearah pembaringan dimana tubuh miliknya terbaring kaku di sana. Ia lalu mengalihkan pandangannya kearah pria setengah baya yang tengah duduk tertunduk menangis dipinggir ranjang tidur itu.
"Kakek...! Jaga diri kakek baik-baik, maafkan kami tidak bisa menjagamu lagi...!", ucap gadis kecil berusia sepuluh tahun itu dengan tatapan sendu. "Bo Li pergi ya..., kakek..."
Sebuah lingkaran besar muncul ditengah-tengah ruangan kamar berukuran luas itu kemudian tampak orang berjubah api merah itu menggandeng tangan mungil gadis kecil itu berjalan menuju kearah lingkaran besar. Mereka berjalan pelan masuk kedalam lingkaran dan berangsur-angsur menghilang bersamaan dengan lenyapnya lingkaran besar itu.
Ruangan kamar kemudian kembali sunyi seperti sediakala dan hanya terdengar isak tangis pria setengah baya dipinggir pembaringan tidur itu.
***
Orang berjubah api merah itu lalu membawa gadis kecil itu pergi dengan mengendarai kereta kencana yang ditarik sebelas kuda sembrani putih.
Kuda sembrani putih yang berasal dari hutan hujan melaju kencang membawa kereta kencana terbang melesat ke udara meninggalkan retakan di hati yang teriris sembilu perih.
Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu hanya memandang kosong kearah sekitar tempat yang sangat gelap, mereka bergerak kearah bawah bumi hingga ke dasar kerak bumi terdalam.
"Tersenyumlah tuan puteri kecil ! Selama langit masih berada di atas sana, engkau masih memiliki sebuah harapan yang besar ! Dan selagi Zaban masih ada maka engkau masih berkesempatan untuk kembali hidup !", ucap orang berjubah api merah itu tertawa.
"Apakah aku dapat kembali hidup, Zaban ?", tanya gadis kecil itu.
"Percayalah pada Zaban ! Aku adalah penyampai berita dari penunggu neraka ketujuh akan membantumu hidup kembali !", ucap orang bernama Zaban.
"Kenapa kamu ingin menolongku, Zaban ? Bukankah kamu yang membawaku kembali ke masa diriku berusia sepuluh tahun dan menyuruhku menulis didalam catatan kematian ?", ucap gadis kecil itu terheran.
"Aku hanya menguji kebenaran ceritamu, tuan puteri Bo Li karena kamu telah menceritakan seluruh kisah mu pada saat kematian pertamamu maka aku akan membantumu untuk mengendalikan kesaktian yang ada didalam tubuhmu !", ucap Zaban lalu tertawa keras.
"Maksudmu ? Mengujiku ?", tanya gadis kecil itu semakin penasaran.
"Rasa sakit itu akan terbalaskan puteri kecil ! Engkau akan kembali hidup dari kematian setelah engkau menyelesaikan menulis di lembaran halaman buku kematian milikmu dan ketika aku mengoleskan keringatku kepada kening mu maka ilmu ajaib pancasona milikmu yang diwariskan ayahmu, baginda raja Kuota sebelum kematiannya akan mulai bekerja dan aktif !", ucap Zaban.
"Pancasona ?", tanya gadis kecil itu bingung.
"Hmm, iya ! Engkau akan mampu menggunakan kekuatan itu serta dapat mengendalikan kekuatan buah Amethyst ungu yang ada di tubuhmu sesuai keinginanmu, puteri Bo Li !", ucap Zaban tersenyum.
"Benarkah ?", tanya gadis kecil itu penuh harapan dengan kedua mata bersinar terang.
"Kedua kekuatan ajaib milikmu itu akan membantumu kembali hidup serta menolong mu untuk mengambil kembali kerajaan milikmu dari tangan iblis Elmar yang telah bereinkarnasi kembali dan kini berkuasa di Kerajaan Kuota saat ini setelah ayahmu baginda raja Kuota mangkat !", ucap Zaban.
"Bereinkarnasi ? Apakah pamanku mati ?", tanya gadis kecil itu kaget.
Bagaimana mungkin pamannya yang kejam itu mati bukankah pamannya itu telah mengalahkannya dan menghabisi nyawanya disaat ia berusia sepuluh tahun. Ia tertegun seorang diri dan menatap Zaban dengan serius.
"Pamanmu yang bernama Elmar ikut serta tiada dan tubuhnya hangus karena mencoba menghancurkan pelindung cahaya di tubuhmu kemudian ia menjelma dan bereinkarnasi menjadi iblis batu merah yang merupakan kekuatan iblis yang ditinggalkan ibunya yang seorang penyihir ilmu hitam !", ucap Zaban serius. "Ia hidup dengan melewati sebelas reinkarnasi kemudian menjelma menjadi iblis batu merah yang kejam dan bengis, ia meminum sumsum tulang manusia serta memakan otak gadis dan sekarang merebut kekuasan kerajaan Kuota yang ditinggalkan ayahmu", sambung Zaban.
"Aku tidak tahu hal itu terjadi kini didalam Kerajaan Kuota karena kakek selama ini bersembunyi di negara lain dan tinggal di kota B-one dengan menyembunyikan identitas kami di sana, kakek membangun kerajaan bisnisnya dengan maksud menghilangkan seluruh identitas masa lalunya dan mengganti identitas aslinya menjadi CEO utama pemilik perusahaan Grup Sanders !", ucap gadis kecil itu lalu beringsut duduk dibawah lantai kereta sambil mendekap erat kedua kakinya.
"Tapi sayangnya pamanmu, Elmar ! Tidak dapat menjadi raja di sana !", ucap Zaban.
"Bagaimana bisa ia tidak dapat menjadi raja setelah berkuasa di kerajaan Kuota dan merebutnya dari tangan ayahku ?", tanya gadis kecil itu terheran.
"Hmm...!?", gumam Zaban lalu memandangi gadis kecil itu dengan kedua mata yang mengeluarkan api menyala-nyala. "Pamanmu Elmar tidak memiliki segel Kerajaan Kuota yang merupakan kunci utama untuk membuka singgasana Kerajaan Kuota yang dilindungi oleh sebuah perisai khusus dari langit dan hanya pewaris langsung yang terpilih dari langit yang mampu duduk di singgasana Kerajaan Kuota dan yang memiliki segel tersebut !", ucap Zaban.
Orang berjubah api merah itu lalu duduk disebelah gadis kecil berusia sepuluh tahun itu kemudian terdiam sejenak menatap kearah langit-langit didalam dasar bumi.
"Lantas dimanakah segel kerajaan itu kini berada ?", tanya gadis berusia sepuluh tahun itu lalu menoleh kearah Zaban.
"Hmmm...", gumam Zaban tersenyum lembut.
"Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan ku Zaban ?", tanya gadis kecil itu kembali.
"Segel, ya...!? Segel Kerajaan Kuota itu kini berada ditangan pemiliknya, puteri kecil !", sahut Zaban tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang berwarna perak berkilauan cerah.
"Mmm...!?", gumam gadis kecil itu lalu menopangkan kepalanya di atas kedua kakinya. "Apakah kakek Li Sanders yang memegang segel Kerajaan Kuota ?"
Zaban menggelengkan kepalanya cepat kemudian kembali tersenyum seraya menyandarkan tubuhnya yang gagah di badan kereta kencana yang selalu mengeluarkan api di jubah yang ia kenakan.
"Tidak puteri Bo Li, segel itu tidak dimana-mana sekarang ini, baik ditangan kakek mu atau pamanmu atau yang lainnya", sahut Zaban.
"Lalu dimanakah segel kerajaan itu ?", ucap gadis kecil itu sembari menolehkan kepalanya.
Orang berjubah api merah yang sangat pekat itu menghela nafas panjang kemudian memandang gadis kecil disebelahnya dengan iba.
"Segel itu berada didalam kantung matamu, puteri Bo Li !", ucap Zaban.
"Kantung mata ?", tanya gadis kecil itu terkejut. Ia tidak menyangka jika sebuah segel kerajaan tersimpan didalam kantung mata dan hal itu tidaklah mungkin terjadi karena terdengar sangat aneh bagi yang mendengarnya.
"Iya ! Langit sengaja meletakkannya didalam kantung mata sang penerus Kerajaan Kuota dan hanya sang pemilik segel itulah yang mampu membuka pelindung yang ada disekitar kursi singgasana kerajaan !", ucap Zaban.
"Bagaimana caranya aku mengeluarkan segel tersebut dari dalam kantung mataku ?", tanya gadis kecil itu.
Zaban terdiam dan hanya menatap lurus kearah depan kereta dimana kereta kencana miliknya tengah melaju kencang dan membawa mereka ke dasar paling dalam bumi.