BO LI, Wanita Mandiri, Tuan

BO LI, Wanita Mandiri, Tuan

Bo Li

"Menikah ?", tanya Bo Li kaget.

Bo Li melihat kearah kakeknya yang sedang duduk didepannya. Bo Li tidak mempercayai apa yang kakek katakan padanya. "Menikah ? Bo Li tidak percaya apa yang barusan ia dengar ? Apa ini hanya candaan ?", tanya Bo Li dalam hatinya.

"Iya menikah, tapi kamu bertunangan dulu dengannya, jadi kalian berdua bisa saling mengenal satu sama lainnya", ucap kakek.

"Bertunangan ??", tanya Bo Li.

"Iya bertunangan, kakek sudah menyiapkan acara pertunangan kamu tiga hari lagi", kata kakek.

"Sebentar kakek, siapa yang akan bertunangan dengan siapa ?", tanya Bo Li.

"Kamu !", jawab kakek datar.

"Apa ini hanya candaan kakek ? Ini tidak mungkin kakek ?", tanya Bo Li kecewa.

"Apanya yang tidak mungkin ? Pertunanganmu sudah kakek rencanakan dari dulu hanya saja baru sekarang kakek berani utarakan padamu !"

"Kakek ? Aku tidak bisa menerima pertunangan ini ?", kata Bo Li.

"Bagaimanapun kamu tidak bisa menolaknya, kakek sudah merundingkan ini semua dengan pihak laki-laki dan mereka setuju !"

"Kakek, aku tidak mau !", jawab Bo Li.

"Tapi, Bo Li ?", kata kakek.

Bo Li berlari kedalam kamarnya dan berbaring diatas tempat tidur sambil menangis. "Ini sangat tidak adil", batin Bo Li kesal.

***

Pintu kamar tidur Bo Li terdengar diketuk dari luar dan suara kakek memanggilnya.

"Bo Li !", panggil kakek. "Buka pintunya, kakek mau bicara sebentar, Bo Li !"

Bo Li tidak menjawab panggilan kakek, hanya menangis sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

"Bo Li !", panggil kakek.

Terdengar suara langkah kaki menjauh dari kamar tidur Bo Li dan meninggalkannya yang menangis, Bo Li tidak mendengar suara panggilan dari kakeknya lagi.

***

Jam 07.00

Bo Li melihat kearah jam dimeja kamarnya lalu duduk diatas ranjangnya sambil termenung memandangi jam tersebut. "Menikah ?", batinnya.

Apa yang sedang direncanakan kakek padanya sehingga memutuskan pertunangannya tiga hari lagi, dan Bo Li sendiri tidak mengenal siapa yang akan bertunangan dengannya.

"Ini konyol !", ucap Bo Li kesal. "Aku tidak mengenalnya bahkan melihat siapa calon tunanganku itu juga tidak pernah ?", sambung Bo Li seraya mencengkeram selimutnya dengan sedih.

"Nona Bo Li !", seseorang memanggil Bo Li dari luar kamar.

"Iya, siapa ?", sahut Bo Li.

"Saya Ana, Nona Bo Li !" kata Ana.

"Masuklah, Ana !", kata Bo Li dari dalam kamar.

"Selamat pagi, nona Bo Li !", sapa Ana seraya membuka pintu kamar.

"Selamat pagi, Ana, ada apa ?", kata Bo Li.

"Saya hendak memberitahukan bahwa hari ini ada rapat pimpinan pemegang saham, dan mereka sudah menunggu nona di kantor pagi ini !", sahut Ana.

"Tolong, panggilkan Anisha kemari secepatnya !", kata Bo Li sambil bergegas mandi.

"Baik, Nona Bo Li !", jawab Ana lalu pergi keluar dari kamar.

Beberapa jam kemudian, Bo Li telah bersiap-siap untuk berangkat menghadiri rapat dikantor, ia berdiri cukup lama didepan cermin.

"Apa semua sudah siap ?", tanya Bo Li pada Anisha sekretaris pribadinya.

"Sudah, Nona Bo Li, saya sudah menyiapkan semuanya, anda bisa memeriksanya sekarang !", jawab Anisha.

"Hmm ?", gumam Bo Li seraya membuka map yang ada ditangannya.

"Semua dokumen sudah disiapkan dan anda bisa berangkat sekarang".

"Baiklah ?", Bo Li memandangi dirinya dicermin dan termenung.

"Nona Bo Li !", kata Anisha.

"Iya ?", Bo Li terkejut ketika Anisha memanggilnya.

"Kita bisa berangkat sekarang, Nona Bo Li, hampir satu jam Tuan Eshaq menunggu anda diluar rumah !", kata Anisha.

"Baiklah, mari kita berangkat sekarang, aku tidak ingin ia menunggu lagi !", ucap Bo Li seraya berputar-putar didepan cermin.

"Siap, Nona Bo Li !", jawab Anisha.

Tak lama kemudian Bo Li berjalan keluar dari kamar dengan langkah cepat, "Apakah Eshaq sudah menghubungi kantor jika akan ada rapat hari ini ?"

"Sudah, Nona Bo Li ! Seketaris anda sudah mengatur semuanya", jawab Anisha

Bo Li berhenti didepan sebuah cermin yang ada diruangan tamu rumahnya dan berdiri cukup lama sambil menatap lurus kearah cermin, ia melihat pantulan dirinya disana. "Bertunangan ?", batinnya seraya menghela nafas panjang.

***

"Mari kita berangkat, Eshaq !", kata Bo Li.

"Baik, Nona Bo Li !", sahut Eshaq.

"Apa pemegang saham sudah berkumpul dikantor ? Apa kamu sudah menanyakan pada sekretaris kantor ?", tanya Bo Li.

"Sekretaris kantor, Nona Bo Li, yang menelpon saya pagi-pagi tadi untuk memberitahukan jika para pemegang saham ingin menemui nona hari ini !", jawab Eshaq.

"Hmm, sepertinya ada yang ingin mereka diskusikan denganku hari ini ?", kata Bo Li penasaran.

"Saya tidak paham betul, Nona Bo Li, hanya saja mereka menginginkan sebuah penjelasan dari Nona Bo Li", kata Eshaq.

"Penjelasan ??", tanya Bo Li heran.

"Benar, Nona Bo Li !", sahut Eshaq.

"Cepatlah ! Mereka pasti sedang menungguku !", kata Bo Li.

Bo Li segera masuk kedalam mobil yang telah lama terpakir didepan teras rumahnya dan tak lama kemudian mobil membawa mereka semua meninggalkan rumah menuju kantor.

***

Bo Li melangkahkan kedua kakinya dengan sangat cepat, seseorang didalam kantor menyambutnya seraya menghampiri Bo Li.

"Selamat datang, Nona Bo Li !", sapa seorang pria.

"Iya, selamat pagi !", sahut Bo Li.

"Selamat pagi, anda sudah ditunggu diruang pertemuan oleh para pemegang saham, Nona Bo Li !", kata pria tersebut.

"Iya, aku akan segera menemui mereka !", kata Bo Li sambil menerima sebuah map hitam.

"Tapi kenapa topik yang ingin mereka bicarakan bukan mengenai saham, Nona Bo Li ?", tanya pria yang tengah berdiri didepan Bo Li.

"Benarkah ?", tanya Bo Li bingung.

"Iya, sedari tadi mereka menanyakan pada saya tentang berita acara pernikahan anda, Nona Bo Li !", jawab pria itu.

"Apa ?", kata Bo Li kaget. "Pernikahan ?"

Pria berkemeja warna putih tersebut hanya menganggukkan kepalanya seraya menundukkan wajahnya, dan ia tidak berani melihat kearah Bo Li.

"Ya, Tuhan !", kata Bo Li sambil memegangi kepalanya. "Ini pasti ulah kakek yang telah menyebarluaskan berita ini !"

Bo Li berjalan mondar-mandir sambil mencari alasan untuk menghindari pertemuan dengan mereka.

"Katakan pada mereka untuk menungguku dua jam lagi disana !", kata Bo Li gusar.

"Maaf, Nona Bo Li, dua jam ?", tanya pria berkemeja warna putih tersebut.

"Iya, aku butuh waktu lama untuk memikirkan jawaban yang harus aku katakan pada mereka semua", sahut Bo Li.

"Apa tidak terlalu lama ? Hal itu dapat membuat mereka tidak senang, nona. Tolong anda pertimbangkan kembali keputusan anda !"

"Tidak ! Tidak ! Tidak ! Aku sudah memikirkannya, katakan pada mereka untuk menunggu ku karena aku masih ada dijalan terjebak macet !", kata Bo Li.

"Terjebak macet ?", tanya pria itu bingung.

"Iya, lalu apa kamu punya ide lainnya ?", tanya Bo Li.

"Nona Bo Li !", sapa seorang pria berdasi.

Bo Li melihat kearah seorang pria bertubuh tambun berjalan menghampirinya dan tersenyum ramah sekali padanya.

"Oh tidak, itu adalah Tuan Jabare salah satu pemegang saham perusahaan !" batin Bo Li panik. "Bagaimana ini ???", Bo Li berusaha menenangkan pikirannya.

"Nona Bo Li ternyata sudah datang, apa baru saja sampai di kantor ?", tanya Tuan Jabare.

"Iya, saya baru datang barusan, maaf terlambat karena tadi dijalan sangat macet", kata Bo Li.

"Bagaimana kalau kita langsung menuju ke ruang pertemuan saja, semua orang sudah menunggu disana", kata Tuan Jabare.

"Baik, Tuan Jabare. Mari kita pergi keruang pertemuan sekarang !", jawab Bo Li.

Tuan Jabare tersenyum padanya dan mereka berjalan menuju kearah ruangan pertemuan bersama-sama.

***

Bo Li melihat kearah sekeliling ruangan pertemuan, terlihat para pemegang saham telah duduk mengitari meja panjang dan menatap kearahnya.

"Hufh !", Bo Li menghela nafasnya.

"Selamat pagi, Nona Bo Li", seorang pria tua menyapanya.

"Selamat pagi, maaf saya datang terlambat dan membuat semua menunggu", jawab Bo Li seraya tersenyum.

"Apakah berita tersebut benar ?", tanya seorang pria tua padanya.

"Maaf, berita apa yang Tuan Saber maksudkan ? Saya tidak mengerti ?", tanya Bo Li sambil duduk.

"Kakek anda memberitahukan pada kami lewat telepon jika anda akan bertunangan tiga hari lagi ", jawab pria tua padanya.

"Ah, iya ?", sahut Bo Li.

Bo Li tertawa kaku ketika mendengarnya. "Apa yang kakek bicarakan pada mereka semua ?", batinnya kesal, sekarang semua orang tertuju padanya dan menantikan jawaban darinya.

"Hal ini termasuk berita bagus sebenarnya dan dapat menaikkan saham perusahaan karena berita pernikahan termasuk berita yang akan dibicarakan oleh banyak orang, Nona Bo Li", kata pria berambut tipis.

"Benar, Tuan Saber !!! Tapi ini juga sangat mendadak dan perlu adanya klarifikasi dari Nona Bo Li selaku pihak yang bersangkutan", jawab pria bertubuh tambun.

"Nona Bo Li sebaiknya menjelaskan kebenaran berita tersebut !", kata pria berambut tipis.

"Benar, Nona Bo Li ! Kita harus menjelaskan kebenaran berita ini !", kata pria berkacamata.

"Karena jika tersebar luas dapat membuat gosip yang simpang siur dan ini tidak baik untuk nama baik perusahan !", kata pria berkumis.

"Nona Bo Li sebagai pimpinan dari perusahaan besar ini seharusnya menjelaskan kebenaran berita ini secepatnya !", kata pria bertubuh kurus.

"Benar, Nona Bo Li !!!", kata mereka serempak.

Bo Li hanya mendengar mereka semua tanpa mampu bersuara sedikitpun dan duduk termangu dikursinya. Apa yang sedang terjadi saat ini dan apa yang harus dia jelaskan pada mereka semua.

Terpopuler

Comments

...sus@nt!

...sus@nt!

Hai Bo Li 😊

2023-09-16

3

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

ikutan kaget nih 😆

2023-03-17

2

...fhjjskqnqhqoq

...fhjjskqnqhqoq

yah gtu deh org tua kadang main jodohin anak padahal blm kenal anaknya minimal temananlah 4 taunan trs baik kan jsdinys tau 😥

btw mampir Thor✌️✨

2022-07-23

2

lihat semua
Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
102 Perbincangan Singkat
103 Mengungkap Cerita
104 Hadiah Kecil Untuk Kakek
105 Waktu Bersama
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders
102
Perbincangan Singkat
103
Mengungkap Cerita
104
Hadiah Kecil Untuk Kakek
105
Waktu Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!