NovelToon NovelToon
Rahasia Di Balik Kematian Kakakku

Rahasia Di Balik Kematian Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Keluarga / Menikah Karena Anak / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Berita kematian Rosa, kakak satu-satunya membuat Olivia sangat terguncang.


Olivia curiga Thomas, suami Rosa punya andil dalam kematian istrinya yang tiba-tiba karena 5 hari sebelum kematiannya, Rosa sempat mendatangi Olivia dan bercerita sedikit soal prahara rumah tangganya.


Kecurigaan Olivia makin bertambah saat Thomas menjual rumah dan mobil pribadi milik Rosa seminggu setelah kematian istrinya.


Tidak ingin harta peninggalan Rosa yang jatuh ke tangan Thomas dipakai untuk wanita lain sekaligus ingin membuktikan rasa curiganya, Olivia nekad menawarkan diri menjadi ibu sambung untuk Gaby, putri tunggal Rosa dan Thomas yang berusia 5.5 tahun.


Akankah Thomas menerima Olivia yang bertekad membuktikan firasatnya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menghilang

“Olivia !”

“Evan ? Samuel !”

“Dasar bocah kurang ajar ! Kita berdua jauh lebih tua dari elo !” omel Evan sambil menyentil kening Olivia.

“Aaawww !”

“Ngapain elo di sini sendirian ? Escape habis patah hati ? Bukannya baru nikah ?” ledek Evan sambil mengernyit.

Samuel masih diam, memperhatikan Olivia dari ujung kepala sampai kaki. Tidak ada yang aneh tapi Samuel yakin gadis yang dianggap adiknya ini sedang tidak baik-baik saja.

“Om Bara mana ? Udah nggak tiga serangkai lagi ?”

“Kamu sudah makan ?” tanya Samuel.

Olivia tampak bingung, ditatapnya Samuel dengan alis menaut.

“Sejak kapan pakai aku kamu ?”

“Ayo, aku traktir makan enak !”

Samuel merangkul bahu Olivia dan mengajaknya pergi. Evan tidak mau kalah, ia berjalan di sisi lainnya dan ikut merangkul Olivia.

“Ckckckckck kayak punya bodyguard,” ujar Olivia sambil terkekeh.

Samuel mengajak Olivia masuk ke salah satu cafe yang ramai dengan turis-turis asing duduk di beranda sambil minum bir.

Ketiganya hanya memesan minuman namun diam-diam Samuel memesan makanan ringan kesukaan Olivia.

“Kalian ngapain di Bali ? Om Bara mana ? Bukannya elo mau nikah sebentar lagi ? Kapan mau kenalin calon istri ke gue ? Masa keduluan sama bocil.”

Dengan gemas Evan mencubit sebelah pipi Olivia.

“Masih belum berubah lo Cil, kalo nanya kayak rel kereta Jakarta Surabaya.”

“Borongan lebih murah dan hemat, Bro,” sahut Olivia sambil tertawa.

Kedua mahluk yang asyik bercanda itu baru sadar kalau Samuel masih belum buka suara padahal dia juga suka bercanda dan meledek Olivia.

“Kemana suami kamu ? Jangan bilang kamu dibiarkan terlantar sendirian sementara dia pergi sama teman-temannya.”

“Abang kayak cenayang aja.” Olivia menoel lengan Samuel dan menaik turunkan alisnya sambil senyum-senyum.

“Elo harus cerita, nggak boleh ada yang dikurang-kurangin atau gue langsung kasih dia pelajaran !” perintah Samuel.

Olivia masih berusaha tertawa dan mengalihkan pembicaraan namun pertahanannya jebol.

Perasaannya yang morat marit butuh tempat curhat dan Olivia yakin kedua cowok ini bisa memberikan nasehat bijak, tidak sekedar membela atau menghakimi Olivia dan yang paling penting bisa menjaga rahasia.

Akhirnya Olivia menceritakan semuanya, mulai dari kepergian Rosa, kecurigaan Olivia sampai ide gilanya menikahi Thomas.

Tidak tahan melihat Olivia berusaha menahan air matamya, Samuel pun memeluknya. Gadis bertubuh mungil ini sudah dianggap sebagai adik kandungnya bahkan keluarga Samuel juga menyayanginya.

“Gue akan membantu elo, jangan berjuang sendirian,” ujar Samuel.

“Idem Lip Lip, gue bakal bantuin elo. Biar pun dia nggak cinta tapi mana boleh main sama perempuan lain di depan istri sah !” timpal Evan berapi-api.

Olivia melepaskan pelukan Samuel dan menghapus ait matanya dengan tisu.

“Berasa jadi anak mami,” ujar Olivia sambil tertawa sengau.

“Dia boleh kaya tapi nggak punya otak ! Sebastian aja yang nggak kalah sama laki lo kagak songong begitu dan sangat menghargai perempuan,” ujar Evan penuh emosi.

“Terima kasih kakak-kakakku tersayang.”

“Kita kasih pelajaran karena udah ninggalin elo hari ini,” ujar Samuel.

“Gimana caranya ?” tanya Olivia sambil mengernyit.

**

Sudah hampir satu jam Thomas menghabiskan waktu dengan teman-temannya di salah satu cafe yang sedang viral dan cukup bergengsi di kawasan Kuta.

Namun kelihatan Thomas tidak menikmatinya dan lebih banyak diam. Suara Made yangmengabarkan Olivia menghilang seperti terus berdengung di telinganya.

“Elo kenapa ?” senggol Reza yang duduk di sebelahnya.

Thomas menggelengkan kepala. “Gue keluar dulu.”

Sampai di teras cafe Thomas langsung memeriksa handphonenya dan tidak ada nama Olivia di deretan pesan masuk, hanya ada nama Made di urutan kedua diterima sekitar 30 menit yang lalu.

(Saya sudah balik ke hotel dan memastikan nona Olivia tidak kembali kemari)

(Saya sudah titip pesan untuk mengabarkan pada Pak Tom kalau nona Olivia sudah kembali ke hotel)

Tom menghela nafas dan mengetik ucapan terima kasih.

Mode pelacak keberadaan Olivia tidak berguna, pesan yang Thomas kirim hanya centang satu dan panggilan langsung dijawab mesin.

“Ada masalah apa dengan Olivia ?”

Thomas menoleh dan mendapati Nina sudah berdiri di sampingnya namun ia tidak menjawab pertanyaan perempuan itu.

“Tidak usah terlalu khawatir, mungkin ini salah satu trik Olivia untuk menarik perhatianmu.”

Lagi-lagi Thomas bergeming membuat emosi Nina mulai terusik dan ia pun tersenyum sinis.

Thomas sendiri sedang mengirim pesan pada asistennya, menyuruh Firman menggunakan segala cara untuk mencari Olivia tanpa memberitahu Hendri.

“Tom, mungkin ini jalan yang terbaik dan berharap saja Olivia kenapa-napa,” ujar Nina sambil tertawa pelan.

“Apa maksudmu ?” Tatapan Thomas kelihatan tidak suka mendengar ucapan Nina.

”Aku sudah bisa menebak kalau pernikahan kalian hanya pura-pura Tom. Kamu demi orangtua dan Olivia demi uang jadi akan lebih bagus kalau Olivia menghilang selamanya dan tidak bisa kembali lagi.”

“Kamu mengharapkan Olivia mati ?”

Nina malah tertawa, “Biarpun kamu tidak suka pada Olivia tapi menggunakan kata mati terlalu kasar Tom.”

Thomas menghela nafas dan menjauhi Nina. Mendengar setiap ucapan yang keluar darinya membuat hati Thomas malah tambah gelisah, membayangkan yang tidak-tidak.

Nina berniat mendekati tapi lengannya ditahan dan begitu menoleh, ternyata Reza.

“Ada apa dengan Tom ?”

“Olivia lagi cari perhatian,” sinis Nina.

“Masuklah ke dalam, biar aku yang bicara.”

“Tapi….” Nina tidak meneruskan kalimatnya saat Reza melotot dan memaksanya masuk.

Akhirnya Nina menurut karena keberadaannya di tempat ini tidak disetujui oleh para pria tapi Jenny, kekasih Aldo memaksa.

“Gimana ? Udah ketemu ?” tanya Reza tanpa basa basi.

Thomas menatapnya dengan alis menaut.

“Nina nggak cerita tapi gue udah bisa menebak. Olivia kabur kan ?”

“Hhhhmmm dan handphonenya mati.”

“Boleh gue bicara jujur, Bro ?”

“Soal apa ?”

“Kalau tahu kedatangan kita-kita tujuannya untuk menyakiti dan menyingkirkan Olivia, gue pasti nggak akan mau ikut kemari.”

Thomas tertawa pelan. “Kita sudah membahasnya waktu di hotel.”

“Waktu itu gue lagi ke toliet jadi nggak dengar pas bagian tujuannya.”

“Hhhhmmm.”

“Gue berpikir semua ini hanya untuk lucu-lucuan, menganggu acara bulan madu lo dan membuat kita semua semakin mengenal istri lo.”

“Kalian tahu kalau dia bukan selera gue tapi nyokap.”

“Yakin ?” tanya Reza sambil tersenyum sinis.

“Kenapa harus nggak yakin ? Dia adiknya Rosa jadi dia pun nggak beda jauh sama kakaknya.”

“Kalau begitu biarkan saja dia menghilang, anggap elo nggak tahu apa-apa. Seperti yang Nina bilang mungkin dia cuma lagi cari perhatian sama elo dan kalau memang terjadi sesuatu sama dia, nggak mungkin kita semua menolak jadi saksi keberadaan lo di sini.”

Thomas tidak langsung merespons, seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu.

“Kenapa masih ragu ? Takut dia ngadu sama nyokap lo ? Tinggal bilang Olivia sendiri yang pingin balik ke hotel padahal elo udah ngajak dia dan kejadian setelah itu bukan tanggungjawab lo karena Olivia bukan anak-anak lagi yang perlu diawasi 24 jam.”

Layar handphone Thomas menyala dan sederetan nomor lokal Bali terpampang di layar. Tanpa berpikir dua kali Thomas langsung menerima panggilan itu sambil berjalan ke parkiran.

Reza tersenyum tipis sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia sudah menebak apa yang akan dilakukan Thomas selanjutnya.

1
Bunda Ochie
ayo semangat livi..kaki tangan tom sptnya yg buat kamu kena pecat..
vj'z tri
semangat livi ...🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
Brian kah 🤔🤔🤔🤔🤔🤔
vj'z tri
iya Livi pelan pelan sajaaaaa aaa bicara dengan mamer ,semoga bisa pisah dari tom cat biar nyeselll terus nagis guling guling dia 😤😤😤😤
Seri ArSyarief
sy rasa Olivia nggak perlu mempertimbangkan kesehatan mami nya Thomas, biar Thomas juga mikir gimana sakitnya tidak di perdulikan dan mgkn di tinggalkan oleh mami
ninik setiorini
bagus, menimbulkan penafsiran yg ambigu untuk tom
ninik setiorini
tomcat sungguh tak melewatkan kesempatan. ayo dilanjut
vj'z tri
dasar tom cat aji mumpung 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
tom cat ,Lo pasti akan nyesel ,😏😏😏😏
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto
menarik
Baretta
Kak, jangan lupa bintang limanya 😘😘
vj'z tri
ayo Livi balas perlakuan tom cat 🥳🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
tunggu pembalasan Livi tom tom 🤣🤣🤣
vj'z tri
tambah penasaran loh ,lanjut Thor 🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
apa yang kamu sembunyikan tom tom 🤔🤔🤔🤔🤔🤔
vj'z tri
dan di saat Livi menyerah kamu sendiri yang akan memohon agar Livi tidak pergi 🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
tom tom keterlaluan lu jadi co live bukan barang yang bisa lu lempar kesana kemari sesuka mu 😏😏😏😏 jangan nyesel kalau nanti Livi pergi 😤😤😤😤
vj'z tri
wooohhhhooo bales livi 😤😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!