Trapped in a forced marriage siapa yang mau? Apalagi dengan ceo dingin!!!!
Tapi, kenyataannya itulah yang harus di terima oleh Violette. Lahir di keluarga yang cukup terpandang dan berpengaruh tidak membuat nya lepas dari plot twist kehidupan. Ya, Violette lahir di lingkungan mafia dan ayahnya adalah mob boss. Tanpa sepengatahuan dia, ayahnya memaksanya menikah dengan seorang CEO tampan namun Dingin bernama kang Junho. Tentu itu semua karena urusan bisnis dan kerjasama.
"Aku? Wanita cantik, seceria dan semanis aku harus menikah dengan kulkas, eww! never!!"
akankah kisah pernikahan mereka berjalan mudah semudah membalikkan telapak tangan? Atau malah ambyar?
We'll never know.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violette_lunlun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Sudah Bilang Aku Tak Mau Menikah
Malam berlalu dan kini sinar matahari sudah mulai menunjukkan sinar nya. sinar matahari itu menyinari kamar seorang wanita cantik yang masih tertidur.
Violette terbangun dari tidur nya saat mendengar alarm di ponselnya berbunyi. dia mengambil ponselnya dan mematikan sebelum akhirnya kembali ke alam mimpi.
Namun, bahkan belum ada lima menit violitte tertidur, pintu kamarnya dibuka oleh seorang pria berusia sekitar 25 tahun. dia adalah Xiao, pengawal pribadi Violette.
dia menatap gadis itu yang masih tertidur. Xiao memutar matanya, "dasar pemalas. Tuhan, andai saja gaji ku tidak besar. Aku gak akan mau menjadi pengawal gadis pemalas ini." batin Xiao.
Xiao mendekati kasur, dia menatap Violette sejenak sebelum menguncang bahunya, "nona...bangun, ini sudah jam 8 pagi."
Hening, Violette bahkan tak bergerak. Xiao menghela nafas kesal.
"Nona bangun!! Ini sudah pagi!!" Xiao mengeraskan suara nya dan bahkan menguncang tubuh violitte.
meskipun Xiao berbicara lebih keras dan mengguncang tubuh violitte, dia tetap tertidur dan hanya bergerak sedikit.
Xiao menjadi frustasi. "ck!! gadis ini merepotkan! Bangun atau ayahmu lah yang akan membangunkan mu!"
tepat setelah mendengar nama ayah nya, Violette langsung terbangun dari tidur nya. dia menatap Xiao dengan kesal, "kau berisik sekali! aku sedang tidur!"
Xiao memutar mata, "ini sudah pagi! kau seharusnya bangun dan mencari kegiatan yang produktif. Bukan malah menjadi putri pemalas."
"apa salahnya? Aku terlalu malas untuk melakukan semua. terlebih lagi semua sudah dikerjakan oleh orang lain." kata Violette dengan tatapan malas.
"oh...kau benar-benar begitu percaya diri. tapi itu bukan urusan ku. Jauhkan dirimu dari kasur dan bergerak lah pemalas!" Xiao menarik dari kasur.
Violette mengerang kesal, "baiklah! Baiklah! Kau benar-benar tidak sabaran!"
______________________________
Di dalam ruang kerja, Haiden sibuk menandatangani berkas yang menumpuk di meja nya. Tak lama ponsel Haiden berdering. Dia segera mengambil ponsel nya dan menatap nama si penelpon. Ternyata itu adalah pemilik perusahaan kang, kang Joseon.
Haiden menarik nafas nya sebelum mengangkat panggilan itu, "selamat pagi, tuan kang."
Di sebrang, Joseon mendengar suara Haiden dari telepon, dia berdehem. "selamat pagi, tuan Haiden. Begini, mengenai pernikahan, aku mengusulkan untuk kita mempertemukan anak kita nanti malam. Aku merasa jika lebih cepat lebih baik."
Haiden terdiam sejenak, "anda yakin? Kita baru saja menyetujui kemarin dan nanti malam kita akan mempertemukan keduanya, apakah tidak terlalu terburu-buru?"
Joseon tertawa, "tentu saja, itu justru akan sangat bagus! apakah kau keberatan, Tuan Haiden?"
Haiden sedikit menegang, "ohh tentu tidak...justru aku juga merasa itu ide yang bagus."
Joseon terkekeh, "itu bagus.. Nanti malam datanglah kerumah. Aku menunggu kedatangan kalian."
Panggilan itu langsung dimatikan begitu saja oleh tuan Joseon. Haiden hanya menghela nafas dan kemudian memangil Xander, tangan kanan nya.
Xander masuk ke dalam ruangan, dia pria tinggi dengan wajah datar. Dia menatap haiden, "ada yang bisa saya bantu, tuan?"
Haiden mengangguk, "ya, ada...bilang pada Violette untuk datang ke kamar ku. Aku ingin membicarakan sesuatu pada nya."
Xander mengangguk dan perlahan keluar dari ruangan, dia menutup pintu.
Haiden kini sendirian di dalam kantor nya. Dia memijat pelipisnya karena kelelahan dan pusing yang dia rasa.
__________________________________
Xander menyusuri lorong, setelah beberapa saat dia sampai ke kamar Violette. Dia mengetuk pintu.
Di dalam kamar Xiao dan Violette mereka masih berdebat hanya karena Violette sudah di bangunin. Itu sudah bukan hal mengejutkan karna Violette memang sedikit pemalas, mungkin memang pemalas.
Violette Menatap ke pintu saat pintu di ketuk, dia dengan malas membuka pintu. Xiao pun juga mendekati pintu, berdiri di belakang Violette.
Xander masih dengan tatapan datar nya, dia menatap Violette, "nona, tuan Haiden memangilmu dan menyuruh mu datang ke kantor nya, dia ingin membicarakan sesuatu dengan mu." pandangan xander ke arah Xiao sejenak sebelum Menatap Violette lagi.
Violette memutar matanya, "ck! Apa sih yang di inginkan orang tua itu?"
Xiao mendengar perkataan itu langsung menarik telinga Violette, "hey, bagaimana pun dia ayah mu, nona." katanya dengan tatapan tegas.
"auw! auw!" Violette menjauhkan kepala nya dan menepis tangan Xiao. "ck! bisakah kau pergi dari hidup ku? Kau selalu menganggu ku."
Xiao memutar mataku, "itulah yang akan dikatakan gadis pemalas..."
"aku bukan pemalas!" seru Violette.
"diamlah kalian berdua! tidak bisakah sehari tidak ribut. Xiao jangan terus menganggu Violette, dan kau nak, ayah mu memangil mu."
Xander yang tadi nya tenang terbawa emosi. Dia menatap kedua dengan tajam.
"maaf..." ucap Xiao dan Violette. Mereke Menundukkan kepala mereka.
Xander memijat pelipisnya, "huh...sudah sudah..."
"baiklah kalau begitu, aku akan menemui ayah ku. Bisa bahaya jika dia marah." Violetta tersenyum kecil sebelum melewati Xander dan Xiao.
Saat berjalan Violette dengan sengaja menginjak kaki Xiao. Xiao meringis. Dia ingin mengumpat namun di tahan oleh Xander.
Violette hanya berlari dan tertawa tanpa rasa bersalah.
"kenapa kau menahan ku? Gadis itu sudah keterlaluan..." kata Xiao.
"ayolah, aku mengerti. tapi jika kau tak menahan dirimu, bukan tidak mungkin akan terjadi keributan di rumah ini." jelas Xander.
"salahkan gadis itu...sial, dia akan menjadi penyebab kematian ku." Xiao meletakan tangannya di dada nya berpura-pura terluka.
Xander hanya bisa memutar matanya. Xiao yang melihat itu semakin menjadi, "peluk aku, Xander...aku butuh cinta." Xiao mencoba memeluk Xander.
Xander mendelik dan segera menjauh, "eww!! kau gila!!"
__________________________________________
Violette masuk ke ruangan kerja ayah nya, dia menatap ayahnya yang sedang sibuk dengan berkas. Ruangan itu benar-benar bernuansa hitam tapi tetap elegan.
Violette masuk ke dalam, "Dad..." Violette menutup pintu dan mendekati meja ayah nya.
Haiden mengalihkan perhatian nya dan menatap putri nya itu, tatapan nya selalu tegas dan serius.
"Violette, kau lama. Duduklah." Haiden menunjuk sebuah kursi yang ada di depan nya.
Violette duduk, "ada apa kau memanggilku, ayah?"
Haiden menatap nya, kedua tangannya terkepal. "begini...ayah sudah memutuskan, kau akan menemui pria itu malam ini. Jadi, ku harap kau bersiap."
Violetta mengangkat alisnya, "apa?! Ayah...sudah berapa kali aku katakan padaku, aku gak mau menikah!" Violette menatap ayah nya dengan tatapan tajam. Tangan nya terkepal.
"Violette jaga nada bicara mu!" tatapan haiden tak melembut sama sekali. "aku sudah bilang padamu kau akan menikahi dengan pria itu. suka atau tidak!"
"tapi aku gak mau!" tegas Violette. "itu bukan urusan ku! Kau akan menikah dengan pria itu!"
Violette benar-benar kesal. Dia memutar matanya, "terserah apapun yang kau katakan. aku gak akan pernah mau menikah. bahkan jika kau memaksa, aku gak akan pernah menerima nya sebagai suamiku!"
Haiden berdiri dan memukul meja dengan keras.
Brak!!
"berani kau melawan ku?!"
"tentu saja aku berani! aku gak mau! Sampai kapan pun!"
Haiden mendekati Violette dan menampar wajah putri nya. Violette terdiam. Dia benar-benar sakit. Tangan Haiden gemetar, "dengar....kau akan menikah! suka atau tidak!"
Violette memegangi pipinya, dia mencoba menahan sakit hati dan air matanya. "baik...baik jika itu mau mu! Aku akan menikah!!! Puas kau?! puas?!"
Alih-alih merasa bersalah, Haiden tersenyum puas. "yah...aku puas. Bersiaplah dan dandan lah yang cantik. jangan kecewakan aku."
Violette hanya mengangguk pelan. Namun jelas dia menyimpan dendam dan sakit hati. Violette keluar dari ruangan kerja ayah nya.
__________________________________________
TO BE CONTINUED
_________________________________
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!!