Pemuda 18 tahun yang hidup sebatang kara kedua orangtuanya dan adeknya meninggal dunia akibat kecelakaan, hanya dia yang berhasil selamat tapi pemuda itu harus merelakan lengan kanannya yang telah tiada
Di suatu kejadian tiba-tiba dia mempunyai tangan ajaib dari langit, para dewa menyebutnya golden Hands arm sehingga dia mempunyai dua tangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Cklek.
Pintu terbuka perlahan. Han melangkah masuk, dan seketika seluruh ruangan terdiam. Para petinggi Tengkorak Hitam terkejut bukan main, mata mereka membelalak seakan melihat hantu dari neraka yang datang menjemput mereka.
"Si-siapa kamu?! Kenapa kau menyerang markas kami?!" tanya Ketua March dengan suara bergetar, menyimpan rasa takut yang tak mampu ia sembunyikan.
"Kalian sudah mengusik hidupku… dan mengancam masyarakat," jawab Han datar, matanya menatap tajam tanpa emosi.
Richard tertawa meremehkan "Hahaha… Anak muda. Dengar, yang kuatlah yang berkuasa. Kalau kau tak ingin diganggu, maka kau harus bunuh aku lebih dulu!"
Han menundukkan kepala sedikit, lalu menatapnya kembali dengan dingin.
"Kalau itu maumu... akan ku kabulkan."
WUSSS!!
Han menghilang dari tempatnya—hanya bayangan yang tertinggal. Richard, bos besar Tengkorak Hitam, bahkan belum sempat berkedip saat tubuhnya sudah terpental menghantam dinding.
BOOM!!
Pfftt!!
Darah hitam memuncrat dari mulut Richard, memenuhi lantai marmer yang sudah dilumuri kehancuran.
"Tulang... rusukku... hancur semua…" desis Richard lirih sambil menyeka darah dari mulutnya. "Bunuh bocah itu… sekarang!"
Semua ketua saling pandang, wajah mereka pucat. Jika Richard—bos mereka—bisa dikalahkan semudah itu… apa yang bisa mereka lakukan?
Namun mereka tak punya pilihan. Perintah sudah diberikan. Dengan gemetar namun putus asa, mereka mulai mengaktifkan kekuatan penuh.
Aura gelap membungkus tubuh mereka, berubah mengerikan. Sama seperti yang terjadi pada Ketua Pon sebelumnya—mereka berubah menjadi tengkorak hidup yang memancarkan kekuatan kegelapan pekat. Bahkan tubuh Richard sendiri mulai berdenyut kembali, darahnya surut, lukanya mengering, tubuhnya berubah…
“Dia bisa regenerasi total dengan kekuatan gelap…” gumam Han.
Aura kegelapan di tubuh Richard jauh lebih pekat dibanding ketiga ketua lainnya. Udaranya berubah berat, seakan kematian itu sendiri turun bersamanya.
"Hahaha! Sekarang kau akan tahu betapa mengerikannya kami, bocah!" teriak Richard seraya menghunus sebuah pedang hitam yang mengeluarkan getaran mengancam. Aura senjata itu begitu mencekam hingga udara terasa seperti terbakar dingin.
Han menyipitkan mata, terkejut. Ia tak menyangka jika bos mafia sekelas Richard menyimpan senjata langka yang bahkan dianggap mitos di negeri ini. Namun Han dengan cepat menenangkan diri, matanya kembali fokus tajam.
"TEBASAN KEMATIAN!!"
WUSSSHH!!
Energi hitam seperti pedang kegelapan mengoyak udara, melesat ke arah Han dalam kecepatan dan kekuatan di luar nalar.
Han menyilangkan kedua lengannya.
DUAAARRRR!!!
Ledakan maha dahsyat terjadi. Bangunan markas Tengkorak Hitam bergetar hebat. Dinding bagian dalam meledak, batuan dan debu runtuh berserakan. Suara retakan terdengar di mana-mana, membuat tempat itu seakan diserang gempa tingkat tinggi. Tapi ajaibnya, bangunan itu masih tetap berdiri, meski nyaris roboh.
Namun… dari balik kepulan asap dan puing… Han masih berdiri di tempat, Lengannya berkilau keemasan.
Golden Hands Arm miliknya aktif secara naluriah, menahan serangan mematikan itu seolah hanya hembusan angin.
Di seberang, Richard terpaku.
Para ketua lain juga membeku di tempat.
"Ti–tidak mungkin…" gumam Richard. Wajahnya kini tak lagi sombong, melainkan pucat, penuh keraguan dan rasa takut yang sulit ditutupi.
"Sepertinya… waktunya aku serius." suara Han tenang, tapi tajam seperti belati menusuk malam.
Han bersiap menyerang, aura mulai berkumpul di sekelilingnya. Tapi…
BLAAARRR!!
Tiba-tiba tubuhnya terhempas keluar bangunan—menabrak dinding, membuatnya jebol dan melayang sejauh seratus meter dari markas. March, Eri, dan Ardi melancarkan serangan gabungan yang brutal.
“Sial…” gumam Han pelan saat tubuhnya menabrak tanah, menciptakan kawah kecil.
Ia berdiri perlahan. Wajahnya sedikit kusut, bukan karena rasa sakit… tapi karena kesal pada dirinya sendiri.
Terlalu pokus pada Richard, sehingga membuatnya lengah dengan serangan para Ketua Tengkorak Hitam itu.
WUSS!!
WUSS!!
WUSS!!
WUSS!!
tak lama kemudian, mereka berempat muncul tak jauh dari Han. mereka kembali mendapatkan kepercayaan diri setelah berhasil melemparkan serangan pada Han.
"Hmm.. anak muda, ak–"
"Banyak omong!" Ucap Han menyela perkataan Richard.
Pupil mata Richard langsung membesar begitu melihat Han meleset ke arahnya, dia ingin menghindar namun sudah terlambat. pergerakan anak muda itu begitu cepat, sehingga pukulan Han dengan talak menghantam tubuhnya.
DUUAAARRRRRRR!!!!
"Bos!" teriak para Ketua Tengkorak Hitam, begitu melihat tubuh Richard terlempar seperti peluru.
BOOMMM!!!
Tubuh Richard menghantam markas mereka sehingga markas yang di ambang kehancuran itu menjadi ambruk dan menimbun Tubuhnya.
"Beraninya kau! merusak rumah kami!" teriak March, paksaan niat membunuh dari Master pembukaan meledak dari tubuhnya, akibat transformasi menjadi tengkorak hitam membuat kekuatannya dua kali lebih kuat.
Seolah lupa siapa yang dihadapinya, March meleset kearah Han dengan kekuatan penuh.
Eri dan Ardi tak sempat mencegah March yang diliputi oleh kemarahan.
"Mati!" kata March begitu tulang jari-jarinya menajam menjadi senjata, berniat menusuk langsung kearah jantung Han.
Grap!
tapi, saat jarak jari-jarinya beberapa senti saja lagi mengenai dada Han. Tiba-tiba dia merasakan lehernya di cekik oleh kekuatan luar biasa.
Dia mendongkrak menatap anak muda itu yang terseyum kearahnya, perasaan bahaya muncul membuat hatinya bergetar ingin menyelamatkan diri. Namun, tangan itu begitu kokoh mencengkram lehernya.
Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang mengalir dari tangan itu dan memaksa menarik sesuatu yang ada di dalam dirinya.
"Arghhhh!! Apa yang kau lakukan, Bangs*t!" teriak March dengan suara pilu, mencoba berontak walaupun hasilnya tetap sama.
Beberapa saat kemudian tubuhnya yang di selimut aura kegelapan menyusut dengan cepat, merubahnya kembali menjadi manusia seutuhnya sebelum berubah menjadi tulang yang di bungkus kulit dan menjadi abu.
Kejadian itu begitu cepat sehingga Eri dan Ardi tak sempat untuk membantu March.
"Banjingan! mati saja tidak cukup untuk kau bocah," Kata Ardi begitu melihat Salah satu Ketua Tengkorak Hitam tewas.
dia dan Eri saling pandang sebelum mengangguk.
DUAR!!!
suara ledakan dari dalam Puing-puing dari sisa bangunan berterbangan dari segala arah, debu mengepul. menutup jarak pandang didalamnya. sorang pria yang di menjadi tengkorak hitam diliputi aura kegelapan keluar dari debu-debu itu.
"Nak, aku akui kau begitu hebat. tapi kau telah berani memusnahkan Tengkorak Hitam yang sudah kubangun susah payah, bahkan jika alam semesta melindungi mu? kau tidak akan bisa lari dariku kali ini." kata Richard yang sudah berdiri di sisi kedua orang kepercayaannya yang tersisa.
"apakah dia benar-benar bodoh!? bukankah mereka semua mati karena dirinya sendiri yang tidak berani keluar untuk menghentikan ku dan malah bersembunyi dibalik pintu?" batin Han yang tak habis pikir dengan orang itu, apa mungkin karena kepalanya yang berubah menjadi tengkorak membuat Kepalanya benar-benar sudah kehilangan otak didalam sana?
"Kalian berdua, berbanggalah… Karena kalian akan kujadikan pengorbanan untuk kekuatan baruku!" suara Richard berat dan dingin.
WUSSSHHH!!
Dua tembakan kabut hitam pekat menembus langsung ke dahi Eri dan Ardi. Mata mereka membelalak seketika.
"A-apa yang—"
ARGHHHHHHHHHH!!!
"HAAAAAARRGGHHH!!!"
Jeritan mereka menggema ke seluruh pinggiran kota. begitu merasakan kekuatan dan energi mereka di sedot oleh orang yang paling mereka hormati, sepertinya tubuh Richard masih mampu untuk menampung energi sebesar itu sehingga dirinya berani melakukan Hal yang membahayakan.
Han yang menyaksikan itu tidak menyangka, jika bos dari Tengkorak Hitam tega mengorbankan kedua orang kepercayaan untuk menjadikannya bertambah kuat.
Setelah kedua orang itu kehilangan aura kehidupannya, tubuh Richard meledak dengan aura kegelapan yang mengamuk. Aura itu bergulung seperti badai, menyelimuti tubuhnya sepenuhnya.
perubahan tubuh mulai terlihat jelas.
tubuh Richard semakin tinggi menjadi dua meter, fisiknya kembali utuh. otot-otot uratnya terlihat menonjol namun kulitnya berwarna hitam legam.
Richard benar-benar telah berubah menjadi Monster.